1
Neurontervensionis, Bagian/KSM Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Sulawesi Utara, Indonesia;
2
Residen, Bagian/KSM Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Sulawesi Utara, Indonesia
ABSTRAK
Prosedur neurointervensi vaskular mempunyai risiko terjadinya komplikasi baik intraprosedural maupun
setelah prosedur. Komplikasi yang paling sering terjadi yaitu tromboemboli. Pemberian agen antiplatelet
dapat mencegah risiko terjadinya kejadian tersebut. Beberapa antiplatelet telah dipelajari dan diuji pada
prosedur neurointervensi vaskular. Penting untuk mengetahui waktu dan dosis yang tepat agar dapat
mengurangi efek samping yang terjadi saat pemberian antiplatelet sehingga dapat memberikan luaran
yang baik setelah prosedur.
ABSTRACT
Vascular neurointervention procedures have a risk of complications, both intraprocedural and post-
procedure. The most common complication is thromboembolic. Administration of antiplatelet agents
can prevent the risk of these occurrences. Several antiplatelet agents have been studied and tested in
neurointerventional vascular procedures. Knowing the right time and doses of antiplatelet can reduce
the side effects that can occur during its administration so it can provide a good outcome after the
procedures.
PENDAHULUAN
menggunakan coil diperkirakan mencapai
Prosedur neurointervensi vaskular 7,3%-15,8%.1–7 Sedangkan risiko
merupakan salah satu intervensi dalam tromboemboli dengan stent-assisted
bidang neurologi untuk tatalaksana coilling lebih rendah yaitu 4%. Walaupun
beberapa kelainan seperti aneurisma demikian, pada prosedur yang dilakukan
intrakranial. Namun demikian, prosedur dengan mengalihkan aliran darah dari
tersebut membawa tantangan karena dapat aneurisma (diverting blood flow) risiko
menimbulkan risiko tromboemboli setelah tromboemboli mencapai 8-12% meskipun
prosedur. Insidens tromboemboli pada sudah dengan pemberian antiplatelet ganda
Tindakan neurointervensi vaskular (dual anti-platelet therapy/DAPT).8
1
Jurnal Sinaps, Vol 4, No 3 (2021)
2
Jurnal Sinaps, Vol 4, No 3 (2021)
3
Jurnal Sinaps, Vol 4, No 3 (2021)
4
Jurnal Sinaps, Vol 4, No 3 (2021)
Tabel 1. Farmakodinamik dan farmakokinetik antiplatelet yang umum digunakan dalam prosedur
neurointervensi vaskular16
5
Jurnal Sinaps, Vol 4, No 3 (2021)
6
Jurnal Sinaps, Vol 4, No 3 (2021)
7
Jurnal Sinaps, Vol 4, No 3 (2021)
8
Jurnal Sinaps, Vol 4, No 3 (2021)
Elektif Aspirin Tidak 100 mg setiap hari 7 hari sebelumnya, kemudian dilanjutkan
tanpa batas waktu
Clopidogrel Tidak 75 mg setiap hari 7 hari sebelumnya kemudian dilanjutkan
selama 3-6 bulan
Prasugrel* 30 mg 5 mg setiap hari 3–6 bulan
Ticagrelor 180 mg 90 mg 2x sehari 6 bulan
Darurat Aspirin 600 mg 100 mg setiap hari Berkelanjutan
(termasuk aneurisma Clopidogrel 300–600 mg 75 mg setiap hari 3–6 bulan
intrakranial yang Prasugrel* 30 mg 5 mg setiap hari 3–6 bulan
pecah) Ticagrelor 180 mg 90 mg 2x sehari 3–6 bulan
Terapi penyelamatan Eptifibatide 90 μg/kg bolus IA 1–2 μg/kg/menit IV Diberikan di ruang perawatan intensif
Tirofiban* 2,5 mg bolus IA 0,15 μg/kg/ menit IV Diberikan di ruang perawatan intensif
Keterangan: DAPT: dual anti-platelet therapy; IA: intra-arterial; IV: intravena; * belum tersedia di Indonesia
9
Jurnal Sinaps, Vol 4, No 3 (2021)
antiplatelet. Selain itu, durasi pemberian belum ada ketentuan pasti dalam
sebelum hingga setelah tindakan belum pemberian antiplatelet pada prosedur
terlalu jelas. Penggunaan antiplatelet pada neurointervensi vaskular.
prosedur ini masih kontroversial sehingga
10
Jurnal Sinaps, Vol 4, No 3 (2021)
11