Anda di halaman 1dari 10

GOLONGAN ANTI PLATELET dan ANTI

KOAGULAN

dr. Safridawati
PPDS Neurologi FK Unsyiah
Pembimbing Dr. dr. Syahrul Sp. S (K)

Gambar 1. Fungsi platelet


Dikutip dari :

Obat anti platelet secara singkat adalah obat-obatan yang menghambat


adanya agregasi platelet dan pembentukan thrombus dalam tubuh.Platelet
merupakan hal yang biasa yang terdapat dalam tubuh manusia.Platelet berasal dari
megakaryocyte, yang merupakan bagian dari sel sumsum tulang.Agregasi platelet
adalah salah satu bagian dari sistem koagulasi, dengan melakukan perbaikan pada
sistem yang rusak. Sebagai contoh yang lebih spesifik ketika endotelium di
pembuluh darah mengalami kerusakan, akan tejadinya aktivasi platelet sebagai
bentuk tubuh dalam melakukan homeostatisnya.
Platelet diproduksi oleh megakariosit sumsum tulang belakang (Liesner,
R.J and Machin, S.J 2003). Fungsi platelet diregulasi oleh substansi-substansi
yang dibagi menjadi tiga kategori. Kelompok yang pertama zat-zat yang berada
diluar platelet yang berinteraksi dengan reseptor membran platelet seperti
katekolamin, kolagen, thrombin dan prostasiklin. Sedangkan kategori yang kedua
terdiri dari zat-zat yang berada di dalam platelet yang berinteraksi dengan reseptor
membran seperti adenosine diphosphate (ADP), prostaglandin D2, prostaglandin
E2 dan serotonin. Dan kelompok ketiga yaitu zat-zat yang berada di dalam
platelet dan berinteraksi dengan platelet yaitu prostaglandin endoperoksida
dan tromboxane A2 (TXA2 ) , ion kalsium (Katzung, 2003).

Gambar 2. Fungsi platelet


Dikutip dari : Liesner, R.J and Machin, S.J. 2003. Platelet Disorders. In : Provan, D. ABC of
Clinical Haematology second edition. BMJ Books, Spain. P.35-39

Dalam keadaan normal, endotel dapat menghambat terjadinya aktivasi


platelet salah satunya dengan memproduksi endotel-ADPase yang mencegah
terbentuknya ADP (Adenosine diphosphate).Selain itu endotel juga memproduksi
semacam protein yang disebut faktor von Willebrand (vWF), yang dapat
diketegorikan sebagai salah satu agen platelet.vWF disekresi ke dalam plasma dan
disimpan dalam sel endotel dalam keadaan normal.Ketika tejadi kerusakan,
contohnya adanya luka pada lapisan endotel, maka agen platelet seperti vWF akan
diaktifkan utnuk berkumpul dan menutup luka tersebut.

Gambar 3. Fungsi platelet


Dikutip dari : American Journal cardiology

Platelet dalam jumlah yang kecil dapat menyebabkan pendarahan yang


berlebihan, akan tetapi jika platelet dalam jumlah yang besar, dapat menyebabkan
pembentukan blood clot yang dapat menutup aliran pembuluh darah. Terutama
pada penyakit jantung koroner, dimana sebelumnya telah terjadi penyempitan
pembuluh darah, kemudian terjadi luka atau kerusakan sehingga adanya aktivasi
platelet yang dapat menyebabkan kematian karena jantung mengalami kekurangan
oksigen.

Aktivasi platelet memulai jalur asam arakidonat untuk menghasilkan


TXA2. TXA2 terlibat dalam mengaktifkan trombosit lain dan pembentukannya
dihambat oleh inhibitor COX, seperti aspirin. Agregasi platelet merupakan bentuk
hubungan dari fibrinogen dan faktor von Willebrand (vWF).Reseptor agregasi
platelet yang paling banyak adalah glikoprotein IIb / IIIa (gpIIb / IIIa),
fibronektin, vitronektin, thrombospondin, dan (vWF).Adapula beberapa reseptor
lainnya termasuk GPIB-V-IX kompleks (vWF) dan GPVI (kolagen).Platelet
diaktifkan melalui glikoprotein (GP) Ia, dengan kolagen yang terpapar hasil dari
kerusakan endotel. Platelet manusia memiliki tiga jenis reseptor P2: P2X (1), P2Y
(1) dan P2Y (12).

Agregasi platelet dirangsang oleh ADP, tromboksan, dan α2 reseptor-


aktivasi, tetapi dihambat oleh produk-produk inflamasi lainnya seperti PGI2 dan
PGD2.
Bekuan darah hanya solusi sementara untuk menghentikan pendarahan, perbaikan
jaringan itu sendiri sebenarnya yang dibutuhkan. Agregat dari platelet membantu
proses ini dengan mensekresi bahan kimia yang mencetuskan invasi fibroblas dari
jaringan ikat di sekitar daerah yang terluka sehingga dapat menyembuhkan
luka.Beberapa agen anti platelet bekerja dengan melakukan gangguan pada
reseptor yang dapat memacu terjadi agregasi platelet.

Ada beberapa kelas dari obat antiplatelet yaitu :

1. ADP antagonis, contoh : Ticlopidine, Clopidogrel, Prasugrel.


2. Inhibitor COX, contoh : Aspiri
3. Inhibitor pospodiesterase, contoh : Dipyridamole
4. GP IIb / inhibitor IIa, contoh :Tirofiban, Eptifibatide, Abciximad.

Obat antiplatelet telah direkomendasikan untuk pengobatan stroke


dan transient ischemic attack untuk mengurangi resiko stroke berulang dan
kejadian vaskular lainnya. Berdasarkan prosedur penatalaksanaan pemberian obat
antiplatelet sebagai pilihan dapat digunakan aspirin, clopidogrel, dipyridamole
dengan aspirin (Hills dkk, 2007). Aspirin merupakan obat antiplatelet yang
pertama digunakan untuk mencegah stroke. Akan tetapi dua dekade terakhir
beberapa jenis obat antiplatelet lainnya dan kombinasi antara obat antiplatelet
telah dievaluasi untuk digunakan dalam memperbaiki keefektifan dan keamanan
dari penggunaan aspirin (O’Donnel dkk, 2008).

Beberapa percobaan penelitian telah dilakukan untuk menilai efikasi


dari pengobatan dengan antiplatelet, terutama penggunaan aspirin untuk
mencegah kejadian vaskular. The Antiplatelet Trialists Collaboration (APTC)
termasuk dalam meta-analisis untuk menentukan efek dari obat antiplatelet
dengan berbagai jenis obat antiplatelet pada populasi dengan resiko vaskular.
Berdasarkan 17 percobaan penelitian ditemukan pengobatan dengan antiplatelet
mengurangi kejadian stroke, infark miokard dan kematian akibat gangguan
vaskular (Sacco dkk, 2000).

ASPIRIN

lndikasi digunakannya aspirin yaitu untuk menurunkan resiko TIA atau stroke
berulang pada penderita yang pernah menderita iskemi otak yang diakibatkan
embolus. Menurunkan resiko menderita stroke pada penderita resiko tinggi
seperti pada penderita tibrilasi atrium non valvular yang tidak bisa diberikan anti
koagulan.

Mekanisme kerja aspirin yaitu sebagai anti platelet dengan menghambat


secara irreversibel siklooksigenase sehingga mencegah konversi asam
arakhidonat menjadi tromboxan A2 yang merupakan vasokonstriktor kuat dan
stimulator agregasi platelet, maka aspirin dapat menurunkan agregasi platelet
sehingga dapat mencegah terjadinya penyumbatan aliran darah ke otak
yang merupakan penyebab penyakit stroke (Rambe, 2004; Koda-Kimble, 2009).
Awal terapi aspirin juga telah terbukti mengurangi kematian dan kecatatan tetapi
tidak boleh diberikan dalam waktu 24 jam administrasi tPA karena dapat
meningkatkan risiko pendarahan pada pasien. Jelas bahwa terapi antiplatelet
merupakan hal terpenting dalam pencegahan sekunder stroke iskemik dan
harus digunakan dalam noncardioembolic stroke.

Penggunaan aspirin dini untuk mengurangi kematian jangka panjang dan


cacat stroke iskemik karena didukung oleh dua uji klinis acak. Pada
International Stroke Trial (IST), aspirin 300 mg/hari secara signifikan dapat
mengurangi kekambuhan stroke dalam 2 minggu pertama tanpa berpengaruh
terhadap kematian dini, menghasilkan penurunan kematian signifikan dan
ketergantungan pada 6 bulan. Dalam Chinese Acute Stroke Trial (Cast), aspirin
160 mg/hari dapat mengurangi risiko kekambuhan dan kematian dalam 28 hari
pertama, namun jangka panjang kematian dan cacat tidak berbeda dibandingkan
dengan plasebo. Dalam kedua percobaan, kecil tapi signifikan menunjukkan
peningkatan transformasi hemoragik dari infark itu. Secara keseluruhan, efek
menguntungkan aspirin awal telah diadopsi ke dalam pedoman klinis (Dipiro,
2005).

Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic


endoperoxides, menghambat sintesa tromboksan A-2 (TXA-2) di dalarn
trombosit, sehingga akhirnya menghambat agregasi trombosit.Menginaktivasi
enzim-enzim pada trombosit tersebut secara permanen.Penghambatan inilah yang
mempakan cara kerja aspirin dalam pencegahan stroke dan TIA (Transient
Ischemic Attack).Pada endotel pembuluh darah, menghambat pembentukan
prostasiklin.Hal ini membantu mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh
darah yang rusak.

CLOPIDOGREL

Klopidogrel merupakan agen antiplatelet struktural dan farmakologis mirip


dengan Tiklopidine, digunakan untuk menurunkan kejadian aterosklerosis seperti
stroke. Mekanisme kerjanya dengan mencegah pengikatan adenosin difosfat
(ADP) pada reseptor platelet nya, mempengaruhi aktivasi ADP-mediated dari
glikoprotein GPIIb / IIIa kompleks. Sebagai glikoprotein, komplek GPIIb / IIIa
adalah reseptor utama untuk fibrinogen, gangguan aktivasi fibrinogen mencegah
pengikatan trombosit dan menghambat agregasi trombosit. Dengan menghalangi
amplifikasi aktivasi platelet oleh ADP dirilis, agregasi platelet diinduksi oleh
agonis selain ADP juga dihambat oleh metabolit aktif klopidogrel.

Klopidogrel merupakan golongan tienopiridin seperti tiklopidin dengan efek


samping yang lebih rendah. Dosis lazim 75 mg/hari memiliki efikasi yang sama
dengan aspirin 325 mg dengan efek pendarahan GIT yang lebih sedikit.
Klopidogrel memerlukan biotransformasi oleh hati menjadi metabolit aktif
menggunakan enzim sitokrom P450 3A4 (CYP3A4). Efek samping
klopidogrel adalah diare dan rash, dan tidak menyebabkan neutropenia (Dipiro,
2005).Penggunaan clopidogrel dalam klinis adalah untuk mencegah agregasi
trombosit yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah arteri pada otak
(serebrovaskuler) dan jantung (kardiovaskuler). Clopidogrel merupakan prodrug
yang bila masuk ke dalam darah akan bekerja dengan berikatan pada reseptor
ADP di membrane trombosit. Mekanisme kerja obat ini dapat disederhanakan
sebagai berikut: menghambat protein P2Y12, salah satu subtipe dari reseptor ADP
membrane trombosit. Subtipe tersebut sangat penting untuk agregasi trombosit
dan ikatan silang dengan fibrin (mekanisme penggumpalan darah). Blokade
reseptor ini akan menghambat agregasi trombosit dengan cara menghambat
aktivasi jalur glikoprotein IIB/IIIA.

DIPIRIDAMOL
Dipiridamol digunakan sebagai terapi tambahan atau kombinasi dengan aspirin
dalam bentuk extended release. Mekanisme kerjanya dengan menghambat
pengeluaran asam arakhidonat dari membrane fosfolipid dan mengurangi aktivitas
tromboksan A2 sehingga menurunkan terjadinya agregasi platelet yang dapat
menyumbat aliran darah ke otak yang merupakan penyebab penyakit stroke.
Efek samping yang kadang menyebabkan obat harus dihentikan adalah efek pada
gastrointestinal dan sakit kepala (AHFS, 2004).

Pada Eropa Stroke Prevention Study 2 (ESPS-2), aspirin 25 mg dan dipiridamol


extended release (ERDP) 200 mg dua kali sehari dibandingkan sendirian dan
dalam kombinasi dengan plasebo untuk melihat kemampuannya dalam
mengurangi kekambuhan stroke lebih dari 2 tahun. Dalam total lebih dari 6.600
pasien, ketiga kelompok perlakuan yang akan ditampilkan secara unggul
plasebo-aspirin sendiri, 18% RRR (relative risk reduction); ERDP sendirian, 16
RRR
%; dan kombinasi, 37% RRR. Yang penting dalam penelitian ini adalah
yang pertama menunjukkan manfaat yang signifikan dari terapi kombinasi
antiplatelet dalam pencegahan stroke, dengan kombinasi menunjukkan
keuntungan yang signifikan atas kelompok aspirin sendiri (23 RRR%; p =
0,006) dan kelompok ERDP sendiri (24 RRR
%; p = 0,002). Sakit kepala yang mengakibatkan penghentian terjadi pada sekitar
15% dari kelompok ERDP (empat kali lebih umum daripada pada kelompok
plasebo), dan pasien yang diobati aspirin, bahkan pada dosis rendah 50 mg /
hari, jauh lebih beresiko pendarahan daripada kelompok lain. Kombinasi aspirin
25 mg dan ERDP 200 mg dua kali sehari adalah perawatan yang sangat efektif
untuk mencegah kekambuhan pada pasien dengan stroke atau TIA (Dipiro, 2005).
Dipyridamole menghambat RBC penyerapan adenosine, mencegah degradasi
cAMP, penghambat fungsi tromboksan A2. Elevasi ini di blok cAMP pelepasan
asam arakidonat dari membran fosfolipid dan mengurangi aktivitas tromboksan
A2. Dipyridamole juga langsung merangsang pelepasan prostasiklin, yang
menginduksi aktivitas adenilat siklase, sehingga meningkatkan konsentrasi cAMP
intraplatelet dan selanjutnya menghambat agregasi platelet.
(http://www.drugbank.ca/drugs/DB00975)
TIKLOPIDIN

Tiklopidin adalah produk tienopiridin. Cara kerjanya dengan menghambat


jalan adenosine difosfat (ADP) pada agregasi platelet dan menghambat
factor-faktor yang diketahui merupakan stimuli agregasi platelet. Dosis 250mg
2x sehari dapat digunakan sebagai alternative antiplatelet pada pasien yang
mengalami intoleransi aspirin. Efek sampingnya lebih besar daripada
klopidogrel yaitu menekan sumsum tulang yang menyebabkan neutropenia,
rash, diare dan kenaikan serum kolesterol. Ticlopidine merupakan pertahanan
ketiga dalam pencegahan stroke efek sampingnya yang merugikan (Dipiro,
2005).

CILOSTAZOL

Cilostazol merupakan 6-[4-(1-cyclohexyl-1H-tetrazol-5-yl)butoxy]-3, 4- dihydro-


2-(1H)-quinolinone dapat meningkatkan siklik AMP intraselular dengan
menghambat hidrolisis phospodiesterase tipe IIII (Lee dkk, 2003).
Cilostazol secara cepat diabsorbsi dan mencapai puncak konsentrasi plasma dalam
waktu 2,4 jam setelah pemberian secara oral. Dan kebanyakan cilostazol berikatan
dengan protein 95-98%, yang paling utama adalah albumin. Berdasarkan studi in
vitro ada sitokrom P450, cilostazol di metabolisme di hati melalui sitokrom P450.
(Yoo dkk, 2010).
Cilostazol menghambat phospodiesterase 3, meningkatkan konsentrasi cAMP
dan akibatnya adalah menghambat agregasi platelet. Obat ini juga memiliki
efek vasodilator yang menghambat proliferasi otot polos vaskular dan melindungi
dinding vaskular serta endothelium (Shinohara dkk, 2010). Dan yang terbaru
cilostazol juga menghambat lipopolisakarida yang dapat menginduksi apoptosis
pada sel endothelium. Berdasarkan hasil observasi cilostazol memiliki efek
neuroproteksi ( Lee dkk, 2003
Pemberian cilostazol yang direkomendasikan adalah 100 mg sebanyak dua kali
sehari atau 50 mg sebanyak dua kali sehari. Pasien biasanya respon selama dua
atau empat minggu setelah pemberian terapi (Lee dkk, 2003) (Katzung, 2003).

KESIMPULAN

Obat anti platelet adalah obat-obatan yang menghambat adanya agregasi


platelet dan pembentukan thrombus dalam tubuh.Platelet merupakan hal yang
biasa yang terdapat dalam tubuh manusia.Platelet beras gal dari megakaryocyte,
yang merupakan bagian dari sel sumsum tulang.Agregasi platelet adalah salah
satu bagian dari sistem koagulasi, dengan melakukan perbaikan pada sistem yang
rusak. Sebagai contoh yang lebih spesifik ketika endotelium di pembuluh darah
mengalami kerusakan, akan tejadinya aktivasi platelet sebagai bentuk tubuh dalam
melakukan homeostatisnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://www.drugs.com/sfx/clopidogrel-side-effects.html.

Anonim. http://www.drugs.com/sfx/dipyridamole-side-effects.html.

Anonim. http://reference.medscape.com/drug/persantine-dipyridamole-342147#3.

Anonim. http://reference.medscape.com/drug/plavix-clopidogrel-342141#3.

Anonim. http://reference.medscape.com/drug/zorprin-bayer-buffered-
aspirin343279#3.

Buyer. Aspirin. http://www.bayer.co.id/ina/hc_cc_products.php?g_id=2.

Khumairotulloan, Putri dkk. 2012. Referat Obat Clopidogrel.


http://www.scribd.com/doc/110276429/Referat-Obat-Clopidogrel.

Savi, P; Zachayus JL, Delesque-Touchard N et al. (July 2006)."The active


metabolite of Clopidogrel disrupts P2Y12 receptor oligomers and
partitions them out of lipidrafts". Proceedings of the National Academy of
Sciences of the USA103 (29): 11069– 11074.

Setianigtiyas, Arum. 2012. Aspirin.


http://arumsetia.wordpress.com/2012/12/19/78/. 18 April 2014 (12:49).

Anda mungkin juga menyukai