Anda di halaman 1dari 4

Untuk perkembangan karirnya, baik itu untuk syarat kenaikan pangkat maupun kenaikan jabatan, maka

pejabat Pengantar Kerja harus melaksanakan butir uraian tugas jabatan fungsional Pengantar Kerja Ahli
Pertama sesuai unsur dan sub unsur kegiatan yang telah diatur dalam Peraturan Perundangan

1. Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional Pengantar Kerja yang dapat dinilai Angka Kredit yaitu
pelaksanaan Antar Kerja

2. Sub-unsur dari unsur kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:

a. perencanaan pelaksanaan Antar Kerja,


b. penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja,
c. pengendalian penggunaan TKA,
d. pembinaan kelembagaan dan sumber daya manusia penempatan,
e. evaluasi dan laporan pelaksanaan Antar Kerja, dan
f. pengembangan Antar Kerja.

Uraian Tugas Jabatan Fungsional Pengantar Kerja Ahli Pertama merupakan suatu paparan atas
semua tugas jabatan yang dilakukan oleh pejabat Pengantar Kerja yang ditetapkan kedalam butir
kegiatan pekerjaan dalam melakukan kegiatan pelayanan antar kerja.

Berikut 21 Butir kegiatan / uraian tugas jabatan Pengantar Kerja Ahli Pertama, meliputi:
1. melakukan layanan analisis jabatan dasar;
2. mengidentifikasi ketersediaan informasi lowongan pekerjaan untuk penempatan tenaga kerja;
3. menyusun statistik informasi pasar kerja;
4. melakukan penyuluhan jabatan kepada siswa, mahasiswa, atau pencari kerja yang baru masuk ke
pasar kerja;
5. mensosialisasikan program/kegiatan Antar Kerja pada masyarakat umum;
6. melakukan pelayanan pemberian informasi penempatan tenaga kerja kepada pencari kerja;
7. melakukan layanan pendaftaran pencari kerja;
8. melakukan bimbingan jabatan kepada pencari kerja yang baru masuk ke pasar kerja;
9. menganalisis permohonan surat izin perekrutan Pekerja Migran Indonesia;
10. menganalisis hasil pembekalan tenaga kerja untuk penempatan tenaga kerja;
11. menganalisis kelayakan dokumen pengajuan paspor calon Pekerja Migran Indonesia;
12. melakukan pengurusan visa kerja calon Pekerja Migran Indonesia;
13. membentuk kelompok usaha kegiatan perluasan kesempatan kerja;
14. menyusun data penempatan tenaga kerja;
15. menganalisis dokumen pengajuan pencairan deposito P3MI;
16. memverifikasi dokumen permohonan pengajuan penggunaan TKA;
17. melakukan penilaian kelayakan permohonan Pengesahan RPTKA untuk 1 sampai dengan 5 orang
TKA secara daring;
18. melakukan penyesuaian data isian pada rancangan hasil penilaian kelayakan;
19. melakukan kompilasi data yang akan diserahkan kepada stakeholder/pemangku kepentingan untuk
tindak lanjut hasil pemantauan penggunaan TKA;
20. memverifikasi permohonan pemenuhan standar perizinan berusaha/tanda daftar lembaga
penempatan tenaga kerja atau P3MI; dan
21. mengidentifikasi data lembaga penempatan tenaga kerja atau P3MI;
TUGAS DAN FUNGSI PENGANTAR KERJA
Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan di daerah memiliki nomenklatur atau penamaan yang berbeda-
beda. Perbedaan ini disebabkan oleh kebijakan masing-masing daerah dalam menggabungkan beberapa
tugas dan fungsi kedinasan ke dalam satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau dinas. Sebagai
contoh : Dinas Tenaga Kerja; Dinas Sosial dan Tenaga Kerja; Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu, dan lain-lain.

Meskipun berbeda-beda nomenklatur, terdapat salah satu tugas pokok yang sama dan utama yaitu :
memberikan pelayanan kepada pencari kerja (pencaker) dan pelayanan kepada pemberi kerja
(perusahaan). Lebih spesifiknya pelayanan yang dimaksud di sini adalah pelayanan yang sifatnya
memfasilitasi antara sumber daya manusia yang tersedia dengan permintaan sumber daya manusia
dengan kualifikasi tertentu terkait lowongan kerja yang ada. Alur pelayanan ini dimulai dari penyebaran
informasi lowongan kerja perusahaan sampai kepada pengisian lowongan kerja oleh pencari kerja. Di
dunia ketenagakerjaan, alur pelayanan ini disebut dengan istilah alur 'antar kerja'.
Pegawai negeri yang memiliki tugas utama dalam alur pelayanan antar kerja ini adalah fungsional
pengantar kerja. Bagi dinas yang belum memiliki fungsional pengantar kerja maka tugas ini dijalankan
oleh PNS yang disebut sebagai Petugas Antar Kerja.

Pengantar kerja adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan antar kerja. Pejabat berwenang yang dimaksud di
sini adalah menteri, gubernur, bupati, atau walikota. Untuk mengisi jabatan fungsional pengantar kerja
bisa melalui pengisian formasi dalam tes CPNS atau melalui pengangkatan PNS yang telah
berpengalaman dalam kegiatan antar kerja.

Sebelum menduduki jabatan sebagai pengantar kerja, PNS yang bersangkutan wajib terlebih dahulu
mengikuti diklat fungsional pengantar kerja selama kurang lebih dua bulan di Pusdiklat Kementerian
Ketenagakerjaan dan diwajibkan menguasai 17 Kompetensi diantaranya : perencanaan tenaga kerja
mikro, perencanaan tenaga kerja makro, informasi pasar kerja, indeks Ketenagakerjaan, Analisa Jabatan,
Penyuluhan Jabatan, Bimbingan Jabatan, Pelayanan Pencari kerja, pemasaran tenaga kerja (Job
Canvasing).

Berdasarkan Keputusan Presiden No.4 Tahun 1980 tentang wajib lapor lowongan pekerjaan yang
ditandatangani oleh Presiden Soeharto dan masih berlaku sampai saat ini, perusahaan wajib melaporkan
setiap lowongan pekerjaan yang ada di perusahaannya ke pejabat yang ditunjuk dalam hal ini kepala
dinas yang membidangi ketenagakerjaan Kabupaten/Kota setempat dimana perusahaan atau kantor
cabangnya beroperasi. Sebagai salah satu bentuk perluasan keterbukaan informasi, lowongan kerja ada
baiknya juga dilaporkan ke Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di tingkat Provinsi.

Laporan lowongan kerja dari perusahaan ini merupakan titik awal dalam alur pelayanan kepada pemberi
kerja (perusahaan). Laporan lowongan ini akan direkapitulasi oleh pengantar kerja untuk kemudian
diumumkan melalui papan pengumuman atau melalui website lowongan kerja resmi milik Kementerian
Ketenagakerjaan di http://infokerja.kemnaker.go.id/ atau di Dinas Tenaga Kerja. Penyebarluasan
informasi ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pencari kerja yang memenuhi kualifikasi agar
dapat melamar ke perusahaan. Jika dalam database pencari kerja ada yang memenuhi kualifikasi
sebagaimana dibutuhkan oleh perusahaan maka Pengantar Kerja menawarkan pencari kerja tersebut
secara langsung pada perusahaan.

Sementara itu, pelayanan kepada pencari kerja dimulai dengan pengurusan Kartu AK/ I (Kartu Antar
Kerja/ I) atau biasa dikenal luas dengan istilah Kartu Kuning di Dinas Kabupaten/Kota setempat. Kartu ini
diterbitkan sebagai bukti bahwa pencari kerja telah melapor sebagai pencari kerja. Berdasarkan data isian
AK/II sebelum cetak kartu AK/I ini, rekapitulasi profil dan kualifikasi lengkap pencari kerja diperoleh dan
sewaktu-waktu dapat ditawarkan kepada perusahaan atau jika dalam aplikasi website Kementerian
Ketanagakerjaan dapat di matchingkan secara langsung sesuai dengan kualifikasi sebagaimana yang
ditentukan oleh perusahaan dalam lowongan kerja. Selain itu, pengantar kerja juga telah dibekali
kemampuan teknis untuk memberikan bimbingan kepada pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan
sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya. Dalam cakupan audiens yang lebih luas, pengantar
Kerja juga dapat memberikan Penyuluhan tentang dunia kerja dan jabatan kerja kepada siswa, pencari
kerja dan masyarakat umum.

Pada kenyataannya, keberadaan pengantar kerja di dinas yang membidangi ketenagakerjaan belum
diketahui secara luas oleh masyarakat terutama pencari kerja. Hal ini terjadi karena masih minimnya
personil pengantar kerja bahkan masih ada Dinas Ketenagakerjaan yang belum memiliki fungsional
pengantar kerja. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat luas tentang jabatan ini beserta tugas pokok
fungsinya juga masih minim.

Setiap PNS pengantar kerja telah dibekali keahlian dalam melukan kegiatan pelayanan perantaraan kerja.
Masyarakat pencari kerja dan perusahaan dapat menggunakan peran para pengantar kerja selaku
fasilitator dalam pemenuhuan lowongan pekerjaan.

Kedepan, diharapkan peran pelayanan pengantar kerja di dinas yang membidangi ketenagakerjaan
semakin diperlukan oleh masyarakat khususnya di Sumatera Baratr dan yang paling penting adalah
keberadaan pengantar kerja dapat memberikan kemanfaatan agar pengangguran sebagai masalah kita
bersama dapat teratasi dengan baik. (*)

Anda mungkin juga menyukai