Laporan Antara Kajian Muara KLU
Laporan Antara Kajian Muara KLU
LAPORAN ANTARA
KAJIAN POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN
EKOSISTEM DI KAWASAN MUARA SUNGAI
KABUPATEN LOMBOK UTARA
TAHUN ANGGARAN 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya, sehingga
kami dari PT. Mitra Cipta Sasana dapat menyelesaikan dan mengajukan Laporan Hasil
Sungai Kabupaten Lombok Utara". Proposal ini terdiri dari beberapa bagian yaitu
program kerja tahunan yang akan dilaksanakan Dinas Lingkungan Hidup dan kebersihan
Kabupaten Lombok Utara. Demikian laporan ini kami sampaikan, semoga laporan ini
dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan potensi sumber daya alam dan kelestarian
Tertanda
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat....................................................................................2
1.3 Sasaran Kegiatan........................................................................................2
1.4 Luaran Kegiatan..........................................................................................3
1.5 Manfaat Kegiatan........................................................................................3
BAB II. DASAR HUKUM.............................................................................................5
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................6
2.1 Potensi Keanekaragaman Hayati................................................................6
2.2 Ekosistem Muara Sungai............................................................................8
BAB IV. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................10
3.1 Waktu dan tempat Kegiatan .......................................................................10
3.2 Objek Kegiatan Kajian ..............................................................................11
3.3 Metodologi Pelaksanaan Kegiatan.............................................................12
3.3.1 Kajian Bioekologi Ekosistem Muara Sungai...........................................13
3.3.2 Kajian Biososial SDA Muara Sungai......................................................17
3.4 Alat dan Bahan Kegiatan............................................................................17
3.4.1 Alat .........................................................................................................17
3.4.2 Bahan.......................................................................................................18
3.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan.....................................................................18
3.6 Tim Pelaksana.............................................................................................19
3.6.1 Lembaga Pelaksana.................................................................................19
3.6.2 Personil Pelaksana...................................................................................19
3.7 Anggaran Biaya Kegiatan ..........................................................................19
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Peta Lokasi Kajian ....................................................................................12
Gambar 5.1. Peta Wilayah Kabupaten Lombok Utara - NTB........................................22
Gambar 5.2. Persentase Luas Wilayah Kecamatan di KLU...........................................23
Gambar 5.3. Kondisi Hilir Sungai Segara......................................................................27
Gambar 5.4. Jumlah Kios atau Warung di Kecamatan Gangga.....................................28
Gambar 5.5. Kondisi Hilir Sungai Sokong.....................................................................32
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Alat yang digunakan selama penelitian.........................................................19
Tabel 4.2. Bahan yang digunakan selama penelitian......................................................20
Tabel 4.3 Jadwal pelaksanaan kegiatan..........................................................................20
Tabel 4.4. Tim Pelaksana Kegiatan................................................................................21
Tabel 4.5. Anggaran Biaya Kegiatan..............................................................................21
Tabel 5.1. Jumlah Sungai Tiap Kematan di KLU...........................................................23
Tabel 5.2. Jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Lombok Utara.........................24
Tabel 5.3. Luas Wilayah Kecamatan Gangga dirinci menurut desa...............................25
Tabel 5.4. Jumlah Hari dan Curah Hujan di Kecamatan Gangga...................................26
Tabel 5.5. Luas wilayah kecamatan gangga menurut penggunaan tanah.......................26
Tabel 5.6. Jumlah penduduk, rumah tangga di Kecamatan Gangga...............................28
Tabel 5.7. Luas Wilayah Kecamatan Tanjung dirinci menurut desa..............................29
Tabel 5.8. Luas wilayah kecamatan Tanjung menurut penggunaan tanah.....................30
Tabel 5.9. Jumlah Hari dan Curah Hujan di Kecamatan Tanjung..................................30
Tabel 5.10. Jumlah Ternak Sapi di Kecamatan Tanjung................................................31
Tabel 5.11. Jumlah penduduk, rumah tangga di Kecamatan Tanjung............................33
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang masih tergolong belia dari sisi usia
(SDA). Sumber daya alam yang bersifat lokal dapat menyokong pertumbuhan
Lombok utara lebih banyak memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di
darat, hal tersebut dapat dilihat dari statistik rerata produksi hasil pertanian dan
perkebunan yang lebih tinggi (145.000 ton) daripada hasil perikanan (5.000 ton)
perairan yang ada di Kabupaten Lombok Utara belum banyak digali dan dikaji.
Salah satu SDA yang memiliki potensi tersebut adalah kawasan muara sungai,
sistem ekologi daratan dengan sistem ekologi lautan (ecotone), sehingga kawasan
tersebut memiliki biodiversitas dan ekosistem yang unik dan spesifik (Odum,
memiliki fungsi dan peranan yang sangat tinggi bagi kehidupan baik di darat
potensi ekonomi yang dapat menjadi salah satu penyokong pembangunan daerah
disekitar muara sungai Kabupaten Lombok Utara belum banyak dilakukan. Kajian
berkelanjutan.
KLU.
Lokasi kegiatan, yaitu muara Sungai Segara dan muara Sungai Sokong.
pemanfaatannya.
daya kawasan muara sungai di Kabupaten Lombok Utara dan pemanfaatan serta
a. Pemerintah pada tingkat dusun sampai tingkat pusat menjadikan hasil kajian
yang ada di bumi (DITR, 2007). Keanekaragaman hayati dapat dibagi menjadi
variasi genetik individu dalam suatu populasi, tetapi juga variasi genetik antara
populasi yang sering dikaitkan dengan adaptasi terhadap kondisi lokal. Kesadaran
kepunahan lokal dari satu spesies dapat memiliki dampak negatif pada spesies lain
secara terus menerus dalam skala global merupakan ancaman langsung terhadap
kesehatan dan kesejahteraan kita. Tanpa lingkungan global yang sehat dan mampu
menunjang keragaman kehidupan, tidak ada populasi manusia yang bisa eksis
beragam jasa ekosistem, baik dalam bentuk barang/produk maupun dalam bentuk
al, 2007). Aliran energi dalam rantai makanan juga turut dipengaruhi oleh
salah satu spesies yang pang aliran energi dalam suatu rantai makanan dapat
yang harmonis. Manusia sebagai salah satu komponen dalam ekosistem yang
energi dan meminimalkan limpasan air hujan, menarik beragam kehidupan burung
dan serangga. Taman kota, jalur median hijau dan penanaman pohon menawarkan
tempat berlindung bagi satwa liar. Kawasan lindung kota, seperti taman, cagar
alam dan greenbelt, seringkali sangat penting dalam pengaturan perkotaan bagi
diperlukan untuk kesehatan fisik, mental, dan spiritual. dan kesejahteraan sosial
ekonomi total (TEV) sumber daya lingkungan terdiri dari nilai penggunaannya
(UV) dan nilai tak termanfaatkan (NUV). Nilai penggunaan sama besarnya
dengan nilai yang timbul dari penggunaan aktual yang dibuat dari sumber daya
tertentu. Nilai penggunaan dibagi lagi menjadi nilai penggunaan langsung (DUV),
yang mengacu pada kegunaan aktual seperti penangkapan ikan, ekstraksi kayu dll;
nilai penggunaan tidak langsung (IUV), yang mengacu pada manfaat yang berasal
dari fungsi ekosistem seperti fungsi hutan dalam melindungi daerah aliran sungai;
dan opsi nilai (OV), yang merupakan nilai yang mendekati kesediaan individu
untuk membayar untuk melindungi aset agar dapat menggunakannya pada tanggal
Istilah muara sungai atau "estuaria" berasal dari bahasa latin "aestus" yang
artinya pasang surut. Namun, istilah yang saat ini digunakan menambahkan
konsep input air tawar untuk menciptakan istilah air payau (Wilson, 1988). Muara
sungai adalah sebagian badan air yang tertutup dan terbentuk oleh percampuran
air sungai dan air laut. Badan air dan tanah di sekitar muara adalah tempat transisi
dari darat ke laut, dan dari air tawar ke . Meskipun dipengaruhi oleh pasang surut,
muara dilindungi dari kekuatan penuh gelombang laut, angin dan badai oleh
terumbu karang, pulau penghalang atau jari tanah, lumpur, dan pasir yang
Muara sungai atau estuarin merupakan daerah yang kaya akan unsur hara
dan jasad renik makanan alami, oleh karena itu daerah ini merupakan daerah
pengasuhan (nursery ground) dan daerah tempat mencari makan (feeding ground)
bagi berbagai jenis biota laut seperti ikan, kerang dan udang (Supriyantini et al,
2017). Muara menjadi tujuan akhir dari sampah, limbah pabrik, limbah rumah
sakit, limbah pertanian/ perkebunan. Bentuk lahan fluvial ini merupakan zona
akumulasi sedimentasi tanah terbesar kelaut yang terbawa oleh air mulai dari Hulu
Daerah muara sungai penting bagi manusia, baik sebagai tempat navigasi,
atau sebagai lokasi pengumpul air untuk keperluan di kota-kota. Daerah tersebut
saat ini berada di bawah tekanan, baik sebagai gudang untuk limbah proses
industri dan limbah rumah tangga, atau sebagai lokasi utama untuk menciptakan
garis pantai, tanah yang timbul akibat endapan pantai yang dapat mengakibatkan
menyumbat aliran sungai, pencemaran dan instrusi air laut. Adapun permasalahan
yang sering dijumpai di daerah muara sungai kecil adalah pendangkalan akibat
proses sedimentasi. Apabila proses ini terjadi secara terus menerus tanpa adanya
suatu penanganan maka lambat laun muara akan tertutup sedimen sehingga dapat
menghambat aliran sungai dan menaikkan muka air di hulu muara. Adanya
lintas kapal nelayan di saat air surut dan di lain pihak saat air laut mengalami
masalah intrusi air laut. Berkurangnya fungsi muara, baik sebagai saluran debit
bentuk muara yaitu: gelombang, debit sungai dan pasang surut (Eryani, 2015).
jalur transportasi umum bila ditinjau dari aktifitas ekonomi. Di sisi lain, daerah
muara sungai merupakan daerah yang mengalami proses sedimentasi tinggi akibat
bermuaranya berbagai sungai yang membawa sedimen. Jika dilihat dari batimetri,
dibentuk oleh hasil endapan sedimen dari sungai dengan sebaran yang dikontrol
oleh aktifitas aliran arus sungai. Konfigurasi dasar laut mempengaruhi arah dan
kecepatan arus, sebaliknya arus memiliki pengaruh yang besar terhadap pola
Limbah yang berasal dari kegiatan industri secara fisik selain mengeluarkan
bau yang tidak sedap juga menyebabkan air sungai menjadi berubah warna
deterjen, amonia dan logam berat. Limbah kegiatan domestik dapat meningkatkan
organik yang sulit terdegradasi seperti sampah plastik. Menurunnya kualitas air
karena sifat hidupnya yang relatif menetap di dasar perairan. Perubahan terhadap
penentu kriteria kualitas perairan yaitu kesadahan, pH, bahan beracun, oksigen
Utara.
bidang kajian, yaitu: Bidang Bioekologi Kawasan Muara Sungai dan Bidang
Analisis fisik dan kimia perairan muara sungai. Kondisi fisik yang akan
dikaji antara lain: kedalaman, kecerahan dan suhu perairan. Sedang kondisi
kimia yang akan dikaji antara lain: salinitas, pH, Amoniak, logam, partikel
Kajian bidang biososial kawasan muara sungai, terdiri dari 3 kegiatan yaitu:
muara sungai.
Kajian ini merupakan kajian bersifat eksploratif analitik, yaitu kajian yang
a. Komunitas Flora
dengan pengambilan gambar baik berupa sketsa gambar, foto maupun video serta
yang berbeda berdasarkan arah mata angin. Pengambilan data ini akan
tegak lurus garis kontur. Pengukuran pada tingkat pohon dengan diameter 10 cm
subplot yang diukur. Semua jenis yang ditemukan dalam tiap subplot dicatat jenis
dan jumlahnya. Parameter yang diukur di lapangan meliputi nama jenis, jumlah
individu tiap jenis, diameter, tinggi, dan tinggi bebas cabang. Parameter ini diukur
untuk menghitung nilai frekuensi relatif (FR), kerapatan relatif (KR), dan
dominansi relatif (DR) sehingga diperoleh indeks nilai penting (INP). Pada tingkat
KR.
b. Komunitas Plankton
air sungai menggunakan ember sebanyak 100 liter kemudian disaring dengan
plankton nett dengan ukuran mesh (pori) 80 μm. Setelah melakukan pengambilan
difiksasi atau diawetkan dalam larutan formalin 4% dan diberi label. Sampel
Guide To Their Ecology And Monitoring For Water Quality) dan Fresh-Water
c. Komunitas Fauna
1. Komunitas Kupu-kupu
dilakukan sepanjang hari, mulai pagi hari pukul 09.00 sampai pukul 17.00.
2. Komunitas Makrocrustacea
dilakukan menggunakan metode transek kuadrat plot. Plot kuadrat yang akan
dengan jarak antar plot 10 meter. Pengambilan data dilakukan pada 4 arah
3. Komunitas Moluska
dilakukan menggunakan metode transek kuadrat plot. Plot kuadrat yang akan
dengan jarak antar plot 10 meter. Pengambilan data dilakukan pada 4 arah
Jenis moluska yang ditemukan didalam plot atau diluar plot diindentifikasi
for Fishery Purposes Volume 1 (FAO, 1999) dan Siput dan Kerang Indonesia
4. Komunitas Ikan
5. Komunitas Herpetofauna
menggunakan buku Amfibi Jawa dan Bali (Iskandar, 1998) dan 107+ Ular
6. Komunitas Burung
dikawasan Muara sungai adalah metode jelajah (Bibby et al., 2000). Alat
yang diperlukan adalah teropong, kamera, lensa tele, alat tulis. Identifikasi
Bishop, 2000). Pengambilan data akan dilakukan pada pagi hari (jam 06.00 –
menggunakan termometer.
Pengukuran kondisi kimia perairan akan dilakukan secara insitu dan eksitu.
pengukuran kandungan logam, amoniak, TSS dan E.coli dilakukan secara eksitu
air dan sedimen Muara sungai yang akan diambil sebanyak 250 ml sebanyak 3
kali ulangan dan ditempatkan pada wadah botol sampel dan dikemas sedemikian
standar baku mutu lingkungan yang dikeluarkan oleh Kep.Men. LH No. 51 tahun
2004 tetang Standar Baku Mutu Perairan untuk Wisata dan Kehidupan Biota.
inventarisasi SDA ekonomis, Analisis Nilai Eksisting SDA dan Analisis Nilai
Porposive Sampling, antara lain: Masyarakat pemanfaat SDA muara sungai, tokoh
IV.4.1.Alat
IV.4.2.Bahan
1. Koordinasi Tim
2. Survei lokasi
3. Penyusunan laporan
pendahuluan
4. Presentasi laporan
pendahuluan
5. Pengambilan data
6. Analisis lab dan data
7. Penyusunan laporan akhir
8. Presentasi laporan akhir
9. Publikasi hasil kajian
IV.6.1.Lembaga Pelaksana
Lembaga pelaksana kegiatan kajian ini adalah PT. Mitra Cipta Sasana.
IV.6.2.Personil Pelaksana
Tim pelaksana kegiatan kajian ini terdiri dari 3 orang dengan bidang
keahlian yang sesuai dengan obyek kajian, seperti yang tertera ditabel dibawah
ini.
Total 50.000.000
Kabupaten Lombok Utara (KLU) merupakan salah satu kabupaten yang ada
di NTB yang umurnya masih belia atau 9 tahun. Seacara administratif Kabupaten
Lombok utara berbatasan langsung dengan laut jawa disebelah uatara, di sebelah
Lombok tengah, dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok (Gambar
5.1).
Pemenang, Tanjung, Gangge, Kayangan dan Bayan. Luas total wilayah KLU
kecamatan Pemenang dengan luas wilayah 81,09 hektar, Tanjung dengan luas
dengan luas wilayah 126, 35 hektar dan Bayan dengan luas wilayah 329,1 hektar
(Gambar 5.2).
Gambar 5.2. Persentase luasan wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok Utara tahun 2015
(sumber: Kabupaten Lombok Utara dalam angka 2016).
Kabupaten Lombok Utara dialiri oleh 29 sungai yang sebagian besar dapat
oleh masyarakat yang berda pada aliran sungai dan dijadikan sebagai salah satu
Tabel 5.1 Jumlah sungai yang terdapat pada masing-masing kecamatan di KLU
Sungai di Kabupaten Lombok Utara
Kecamatan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pemenang 2 2 2 2 2 2
Tanjung 3 3 3 3 3 3
Gangga 3 3 3 3 3 3
Kayangan 8 8 8 8 8 8
Bayan 13 13 13 13 13 13
(Sumber: Kabupaten Lombok Utara dalam angka 2016).
dengan kekayaan alam baik destinasi daratan maupun bahari. Hal ini terlihat dari
data jumlah wisatawan yang berkunjung ke KLU dari tahun ke tahun mengalami
di tiga kecamatan, diantaranya Kecamatan Gangga yaitu pada hulu dan hilir
sungai Sokong, Kecamatan Tanjung yaitu pada hulu dan hilir sungai Segara, dan
Kecamatan Pemenang yaitu air sumur masyarakat yang berada di tepi dan tengah
Terdiri dari 5 Desa, Desa Bentek, Desa Gondang, Desa Genggelang, Desa
Rempek, Desa Sambik Bangkol, Gangga Berbatasan langsung dengan Laut Jawa
di sebelah Utaranya. Kondisi alam di Kecamatan ini masih didominasi oleh tanah
kering dan hanya sebagian kecil saja yang menjadi areal persawahan.
Tabel 5.3 Luas Wilayah kecamatan Gangga dirinci menurut Desa tahun 2016
perubahan. Dimana rata-rata jumlah hari hujan dan curah hujan sekitar 13 hari
hujan dan 208 mm pada saat musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau
berkisar 3 hari hujan dengan curah hujan 8 mm. Data curah hujan yang terjadi di
kecamatan Gangga dapat dilihat pada tabel 5.4. dari data curah hujan dapat dilihat
rata-rata hari hujan pertahun pada kecamatan ini adalah 7 hari hujan dengan curah
hujan sekitar 109 mm. curah hujan di kecamatan Gangga termasuk rendah jika
dibandingkan dengan kecamatan yang lain yang berada di KLU. Hal ini
Gangga, dimana hulu sungai ini berada pada desa Bentek dan alirannya sampai
bermuara di desa Gondang. Desa bentek desa yang berada didataran tinggi dan
memiliki luasan wilayah sekitar 37,27 km2 dengan sebagian besar tanahnya adalah
Tabel 5.4 Jumlah Hari hujan dan curah hujan di Kecamatan Gangga tahun 2016
Tabel 5.5 Luas wilayah kecamatan Gangga dirinci menurut jenis penggunaan tanah
dan Desa tahun 2016
Aliran sungai Segara ini mengalir sampai dengan desa Gondang dan dimana
sebagian besar jenis tanah desa Gondang merupakan areal persawahan yaitu
berkisar 400 Ha dan tanah kering berkisar 405 tanah kering. Pemanfaatan aliran
sungai dalam bidang pertanian pada desa bentek sebagan besar memanfaatkan
pemanfaatan aliran sungai secara optimal terlihat dari banyak dibukanya anak
angka 2017).
air sungai untuk kebutuhan Mandi dan MCK, serta untuk aliran irigasi pertanian.
hal ini yang menyebabkan menurunnya kualitas air sungai dan jika tidak ada
aliran sungai ini bisa saja menjadi vector untuk beberapa jenis penyakit menular.
Hal ini juga didukung dengan banyaknya sarana perekonomian yang ada di
Gambar 5.4. Jumlah kios atau warung yang berada di Kecamatan Gangga
Aliran sungai Segara ini melewati dua desa antaranya desa bentek dan dan
desa Gondang. Jumlah penduduk dan rumah tangga pada kedua desa ini yaitu
sekitar 8.480 jiwa dan 2.418 KK di desa bentek dan 8.895 jiwa dengan 2.472 KK
di desa Gondang. Jumlah penduduk dan rumah tangga ini sangat berpengaruh
terhadap volume sampah atau limbah yang mereka hasilkan. Kabupaten Lombok
Utara belum memiliki TPA (tempat pembuangan akhir) sehingga limbah domestic
ini kebanyakan langsung dibuang di badan sungai. hal ini akan mempengaruhi
kualitas sungai.
Tabel 5.6 Jumlah penduduk, rumah tangga, dan rata-rata anggota rumahtangga
perairan. Volume limbah baik padat maupun cair akan terus bertambah seiring
Tabel 5.7 Luas wilayah kecamatan Tanjung dirinci menurut desa tahun 2015
dan desa terdiri dari areal persawahan, tanah kering, pekarangan dan lain-lain
Tabel 5.8 Luas wilayah Kecamatan Tanjung dirinci menurut jenis penggunaan tanah dan
desa tahun 2015
Tabel 5.9 Jumlah hari hujan dan curah hujan di kecamatan Tanjung tahun 2015
Data data jumlah hari hujan dan curah hujan di kecamatan Tanjung dapat
dilihat jumlah hari hujan rata-rata yaitu 9 hari hujan dengan curah hujan rata-rata
475 mm, jumlah ini lebih tinggi daripada curah hujan di Kecamatan Gangga.
Curah hujan yang tinggi ini mengakibatkan perairan disungai selalu ada. Salah
satu sungai yang berada di kecamatan Tanjung adalah Sungai Sokong. Sungai
Sokong berhulu di desa Tegal Maja dan mengalir melewati desa Tanjung dan desa
Sokong karena sungai ini merupakan perbatasan antara desa Tanjung dan Sokong.
Tabel 5.10 Jumlah ternak sapi di kecamatan Tanjung menurut jenis dan desa, tahun 2015
Dari gambar terlihat hulu sungai Sokong yang debit airnya sedikit dan terlihat
arus air yang tenang. Pengambilan sampel air pada hulu sungai Sokong ini
dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan September. Disekitar aliran sungai ini
terlihat banyak ternak sapi yang dan limbah organik serta beberapa limbah
domestik. Sampai pada hilir sungai ini terlihat banyak sekali sampah organic dan
anorganik yang sebagian besar berasal dari rumah tangga. Limbah dari peternakan
ini dapat menyebabkan pengkayaan kandungan organic pada air yang akan
hilir melalui alirannya sehingga volume sampah di hilir lebih banyak daripada di
hulu. Jumlah ternak sapi di kecamatan Tanjung dapat dilihat pada Tabel 5.10.
sungai masih banyak dilakukan untuk beberapa kepentingan, seperti untuk mandi,
MCK, dan irigasi pertanian Jumlah penduduk dan KK tahun 2016 dapat dilihat di
Tabel 5.11. Desa Tegal maja yang merupakan Hulu dari Sungai Sokong ini yaitu
8.030 jiwa dan 1.666 KK dengan kepadatan 338 jiwa/Km2, sedangkan pada desa
Tanjung dan desa Sokong yang merupakan daerah aliran sungai Segara ini
memiliki jumlah penduduk dan keluarga sebesar 2.312 jiwa dan 2.719 kk dengan
kepadatan 273 jiwa/Km2 dan 5.371 jiwa dan 2.332 KK dengan kepadatan 1.258
merupakan pusat pemerintahan dan luasannya yang lebih kecil Sebagian besar
Tabel 5.11 Jumlah penduduk, rumah tangga dan rata-rata anggota rumah tangga di
kecamatan Tanjung tahun 2015
adalah industry rumah tangga dimana pada desa Tegal maja 49 toko dan warung,
desa Sokong 80 toko/ warung, 1 perhotelan, dan 1 pasar umum, sedangkan di desa
Tanjung 157 toko/warung. Jumlah ini akan terus bertambah dari tahun ke tahun
dan volume sampah atau limbah akan meningkat pula, selain itu jumlah
wisatawan yang menginap terus meningkat di desa Singgar Penjalin baik yang
lokal maupun asing. Hal ini akan membuat kebutuhan akan semakin meningkat,
bahayanya pengelolaan atau sarana seperti TPA di KLU belum ada dan sebagian
dimanfaatkan juga oleh masyarakat untuk menanam beberapa jenis tanaman untuk
perairan khususnya sungai Segara ini sangat penting dilakukan secara berkala
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan Tanjung dalam Angka Tahun 2016, Kerjasama
dengan Bapedda dan Kantor Statistik Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016.
Mataram.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Tanjung dalam Angka Tahun 2017, Kerjasama
dengan Bapedda dan Kantor Statistik Kabupaten Lombok Utara Tahun 2017.
Mataram.
Bibby C., Jones, M. dan Marsden, S. 2000. Teknik-Teknik Lapangan Survei Burung.
Birdlife Indonesia Programme. Bogor.
Buttke Danielle, Diana Allen, and Chuck Higgins. 2014. Benefits of biodiversity to
human health and well-being. Park Science, Volume 31 Number 1.
Chan, T.Y. (1998). Shrimp and prawn. FAO species identification guide for fishery
purposes, Volume 2. Cephalopods, crustaceans, holoturians and sharks. Roma :
FAO
Coates, B.J. dan Bishop, K.D. 2000. Panduan Lapangan Burung-Burung di Kawasan
Wallacea. Bird Life International Indonesia Programe dan Dove Publications.
Covich, Alan P., Melanie C. Austen, Felix Bärlocher, Eric Chauvet, Bradley J.
Cardinale, Catherinel Biles, Pablo Inchausti, Olivier Dangles, Martin Solan,
Mark O. Gessner, Bernhard Statzner, Brian Moss. 2004. The Role of
Biodiversity in the Functioning of Freshwater and MarineBenthic
Ecosystems. BioScience Vol.54 No.8.
Dharma, B. 1992. Siput dan Kerang Indonesia. Pt. Sarana Graha. Jakarta
Duffy, J dan J Cardinale, Bradley dan E France, Kristin dan B McIntyre, Peter dan
Thébault, Elisa dan Loreau, Michel. 2007. The functional role of biodiversity
in ecosystems: Incorporating trophic complexity. Ecology letters. 10. 522-38.
10.1111/j.1461-0248.2007.01037.x.
Eryani, I Gusti Agung Putu. 2015. Upaya Pengelolaan Lingkungan Pantai Kedungu Dan
Muara Sungai Di Kabupaten Tabanan. Paduraksa: Jurnal Teknik Sipil.
Universitas Warmadewa.
Gao, K. 1998. Chinese studies on the edible blue-green alga Nostoc flagelliforme: a
review. J. Appl. Phycol., 10 (1998), pp. 37-39
Gherardi, F. and S. Russo. 2001. Burrowing Activity in the Sand-Bubbler Crab, Dotilla
fenestrata (Crustacea, Ocypodidae), Inhabiting a Mangrove Swamp in Kenya.
Cambridge Journal of Zoology 253(2):211-223.
Iskandar DT. 1998. Amfibi Jawa dan Bali – Seri Panduan Lapangan. Bogor. Puslitbang –
LIPI
Krebs, J. Charles. 1999. Ecological Methology Second Edition. Menlo Park: Benjamin
Cummings.
Kusrini, M.D. 2013. Perilaku Menjaga Anak pada Amfibi. Warta Herpetofauna. Vol. 4
No. 3 hlm. 10-14.
Kusumadewi, Rima. 2004. Penapisan Awal Senywa Bioaktif Antibakteri Dari Melati Laut
(Clerodendrum inerme). Undergraduate Theses. Faculty of Fisheries and Marine
Science. IPB. Bogor.
Lalli, CM dan Parsons TR. 1993. Biological Oceanography and Introduction. Pergamon
Press, New York.
Little, L.; Fowler, H.W.; Coulson, J.; Onions, C.T., eds. 1964. "Malacology". Shorter
Oxford English Dictionary. Oxford University press.
McLusky, Donald S., Michael Elliott. 2004. The Estuarine Ecosystem Ecology, Threats,
and Management. Third Edition. Oxford. UK.
Munadi, Khairul. 2012. Muara Sungai Sokong Kehidupan. Wahana Berita Mangrove
Indonesia. Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II. Sumatera Utara.
Pearce David, Dominic Moran. 1994. The economic value of biodiversity. Biodiversity
Programme of IUCN--the World Conservation Union. London. UK.
Peggie, D dan Amir, M. (2006). Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic
Garden. Cibinong : Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI.
Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L. 1., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson, R.,
dan Campbell, N. A. 2014. Campbell biology (Nineth edition.). Boston: Pearson.
Roger O. McLean , John Corrigan dan Joan Webster. 1981. Heterotrophic nutrition in
Melosira nummuloides, a possible role in affecting distribution in the Clyde
Estuary. British Phycological Journal, 16:1, 95-106
Rudie H. Kuiter, Helmut Debelius. 2007. World atlas of marine fishes: 4,200 marine
fishes from around the world with more than 6,000 photographs. IKAN-
Unterwasserarchiv Frankfurt.
Singer D. 2005. Field Guide to The Birds of Britain and Northern Europe. Ramsbury,
Marlborough: The Crowood Press Ltd.
Supriyantini, Endang, Ria Azizah Tri Nuraini, Anindya Putri Fadmawati. 2017. Studi
Kandungan Bahan Organik Pada Beberapa Muara Sungai Di Kawasan
Ekosistem Mangrove, Di Wilayah Pesisir Pantai Utara Kota Semarang, Jawa
Tengah. Buletin Oseanografi Marina. Vol 6, No 1.
Tyas, Ari A. Winadi Prastyaning, Katryn Trie Wicak Ikhsani. 2015. Sumberdaya Alam
Dan Sumberdaya Manusia Untuk Pembangunan Ekonomi Indonesia, Forum
Ilmiah Volume 12 No.1
UNEP dan UN-HABITAT. 2005. Ecosystems and Biodiversity The Role of Cities,
Involvement influence implementation. UNEP dan UN-HABITAT. Kenya
Usman, Kurnia Oktavia. 2014. Analisis Sedimentasi Pada Muara Sungai Komering Kota
Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. Vol. 2 No. 2
Vaishampayan A, Sinha RP, Hader DP, Dey T, Gupta AK, Bhan U, Rao A L. 2001.
Cyanobacterial biofertilizers in rice agriculture. Bot. Rev., 67: 453-516.
Wilson, James G. 1988. The Biology of Estuarine Management 1st Edition. Springer.