Anda di halaman 1dari 12

Pengenalan Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia dan di Universitas Pattimura [ M.

j
Sapteno]

Pada penyampain meteri oleh pak rektor mengacu pada sistem pendidikan tinggi di indonesia dan
di universitas pattimura . Pemaparan materi di buka dgn penjelasan pendidikan tinggi yang
merupakan lanjutan dari pendidikan menengah yang mencakup program diploma , program
sarjana , program magister dan program doktor serta program spesialis yg di selenggarakan oleh
perguruan tinggi beradsarakan kebudayaan bangsa indonesia .

Kemudian bentuk bentuk perguruan tinggi yg terdiri dari

1. Universitas
2. Institut
3. Sekolah tinggi
4. Politeknik
5. Akademi
6. Akademi komunitas

Setelah itu klasifikasi pendidikan tinggi di indonesia terbagi menjadi 3 yaitu .

1. Pendidikan akademik , pendidikan tinggi yang di arahkan untuk penguasan dan


pengembangan teknologi serta seni tertentu yg mencakup sarjan (s1) magister (s2) dan doktor
(s3)

2. Pendidikan vokasi , pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan, keahlian terapan
yang meliputi pendidikan diploma (d1,d2,d3,d4)

3. Pendidikan profesi yaitu pendidikan setelah pendidikan sarjana untuk persiapan peserta
didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan tertentu. Lulusan pendidikan profesi akan
mendapatkan gelar profesi .

Fungsi pendidikan tinggi sendiri yaitu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan tetap memperhatikan nilai humaniora [pasal 4 undang undang dasar nomor 12 tahun 2012
tentang pendidikan tinggi. Tujuan dari pendidikan tinggi adalah
1. Berkembangannya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME

2. Di hasilkan lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa.

3. Di hasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi dari hasil penelitian yg memperhatikan dan
menerapakan nilai humaniora untuk kemajuan bangsa

4. Terwujudnya pengabdian kepada masyarakat yg bermanfaat untuk memajukan


kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa [ pasal 5 undang undang dasar
nomor 12 tentang pendidikan tinggi .

Setelah itu di jelaskan tentang kebebasan mimbar, otonomi keilmuan dan budaya akademik
di perguruan tinggi kemudian asas asas pendidikan tinggi .

Pembinaan Kesadaran Bela Negara dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara

Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan
kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu sedikit diatas masyarakat,
mahasiswa juga belum tercekoki oleh kepentingan kepentingan suatu golongan, organisasi
masyarakat, partai politik dan lain sebagainya

Hakekat pembinaan kesadaran Bela Negara adalah upaya untuk membangun karakter bangsa
Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme dan patriotrisme serta ketahanan nasional demi
terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tangguh.

Pentingnya Bela Negara

1. Keterbatasan TNI
2. Wujud rasa terimakasih warga atas segala kenikmatan yang didapat sebagai penduduk
Negara
3. Menciptakan ketentraman dan Keamanan dari gangguan asing yang ingin merusak dan
mengganggu keberadaan Negara
4. Melestarikan kekayaan Negara dari jarahan asing

Unsur-unsur Bela Negara

1. Cinta Tanah Air


2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
3. Yakin Pancasila sebagai Ideologi Negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5. Memiliki kemampuan Bela Negara

Makna Bela Negara bagi Mahasiswa

Makna bela Negara bagi mahasiswa bela Negara tidak sekedar berupa mempertahankan Negara
dalam bentuk fisik. Dalam penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Nasional ( Hamkamnas),
bela negara adalah bagaimana cara generasi muda/mahasiswa mengisi kemerdekaan dengan
segala sesuatu yang bermanfaat dan memajukan bangsa

Materi dari Kapolda: Pencegahan dan Penanggulangan Intoleransi, Radikalisme, serta


Terorisme

Intoleransi adalah sikap dan tindakan yang bertujuan menghambat atau menantang pemenuhan
hak-hak kewarganegaraan yang dijamin oleh konstitusi berdasarkan sara.
Separatisme adalah paham atau gerakan untuk memisahkan diri (mendirikan negara sendiri)
Radikalisme adalah paham yang memperbolehkan penggunaan kekerasan untuk melakukan
perubahan sosial dan politik.
Singkatnya radikalisme adalah paham/sikap mental, terorisme adalah perilaku dan terorisme
adalah yang mewujudkan dalam perbuatan.

Penyebab terjadinya Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme:


1. Konvensional (tatap muka) : melalui pembentukan –pembentukan jaringan dan
perorganisasian
2. Cyber (media sosial) : melalui ujaran kebencian, propaganda, provokatif dan
penyebaran informasi-informasi hoax
Media sosial memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan dengan media konservatif,
karena siapa saja bisa menjadi pemilik media, jurnalis, penulis yang dapat saja men-share apa
saja yang diinginkan. Masyarakat harus waspada dan berhati-hati dalam mendownload, men-
share berita yang tidak bisa dipastikan tingkat kebenarannya

Peran mahasiswa dalam pencegahan dan penanggulangan intoleransi, radikalisme dan terorisme:
1. Sifat kepemimpinan yang baik
2. Wawasan kebangsaan dan nasionalisme
3. Toleransi yang tinggi untuk sesame
4. Semangat bhineka tunggal ika
5. Menjunjung tinggi persatuab dan kesatuan bangsa
6. Kritis tapi konstruktiv

Pdt. S J . SAPULETTE

Membangun kesadaran multikultur dan toleransi di kalangan mahasiswa. Warga kampus


( Mahasiswa, dosen, pegawai, dll ) berasal dari berbagai lingkungan kultural, datang dari
beragam bangsa. Etnik dan sub Etnik, social, budaya, ekonomi, agama. Pandangan politik,
gender, dll. Yang membentuk identitas kultural setiap orang. Lingkungan kultural dimana
seseorang dibesarkan berkontribusi membentuk caranya memandang, mengenal dan memakai
“dunia” dari sudut kultural spesifik yang diwarisi. Termaksud didalam pandangan etis dan
estetika tentang apa yang baik dan yang jahat, indah dan buruk, dihargai dan tidak, dll. Memasuki
interaksi dalam masyarakat prural, termaksud dalam warga kampus unpatti tidak bisa dihindari
adanya potensi benturan kultural, yang jika tidak dikelola dengan baik akan dapat berdampak
buruk bagi kehidupan dikampus.

Pentingnya membangun kesadaran multikulturalisme dan toleransi.


 Kultur bukan sesuatu yang statis, kodrati dan tidak bisa berubah. Kultural itu dinamis,
selalu dapat menjadi pergeseran bahkan mungkin perubahan. Sehingga membutuhkan
kekritisan dalam memandang dan bersikap terhadapnya.
 Dalam masyarakat kita saat ini, multikulturalisme lebih kompleks lagi. Sebab budaya baru
terus bermunculan akibat akses komunikasi dan informasi yang tak terbendung. Terutama
di era digital saat ini. Contoh kpop ( budaya korea yang tereprestasikan melalui drakor,
film, dan penyanyi termaksud life style ).
 Konteks Indonesia, keragaman kultur bisa mengakibatkan terjadinya berbagai konflik.
Penyebab konflik memang banyak sekali. Tetapi cukup banyak disebabkan oleh
perbedaan kondisi ekonomi, politik, suku, agama, ras, etnis, dan budaya.
 Realitas Indonesia disadari oleh founding father sehingga menggagas semboyan, bineka
tunggal ika, yang bisa diterjemakan sebagai kesatuan dalam beragama.

Harapan kampus multicultural :

 Unpatti menjadi rumah nyaman bagi semua warga kampus.


 Mengelola keberagaman.
 Keragaman kultural dapat diterima, diakui dan menjadi martabat manusia.

Peran mahasiswa dalam mewujudkan kampus multicultural :

 Mengembangkan cara pandang yang terbuka ( inklusif ) dan krisis terhadap realitas
perbedaan atau keragamaan di kalangan mahasiswa.
 Membangun konsep diri yang lebih positif dan bangga pada identitas pribadinya, bersaan
dengan itu mengakui secara positif konsep diri mahasiswa lainnya serta warga kampus.
 Menjadikan keragaman kultural yang ada sebagai peluang untuk saling bersinegri secara
positif dan saling belajar hal-hal baik dari keragaman yang ada untuk membangun hidup
bersama.

Pengenalan Nilai Budaya Tata Krama Dan Etika Keilmuan, Dilingkungan Unpatti

1. Nilai : Konsep abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik, benar,
indah.
2. Budaya : Adat istiadat atau perilaku sehari-hari manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungannya
3. Etika : Tata Krama atau pengaturan perilaku terkait dengan ahlak, hak dan kewajiban
4. Nilai Budaya Kampus bersumber dari empat nilai yaitu agama, masy,komunitas iptek, dan
Negara

Perilaku dalam berinteraksi dengan lingkungan kampus

1. Budaya akademik
2. Budaya Intelek
3. Budaya Kritis
4. Budaya Inovatif
5. Budaya Teknologi
6. Budaya Bersih

Etika Kampus adalah suatu pandangan tentang nilai-nilai dan norma-norma moral yang
melahirkan tata krama, sopan santun, susila atau etiket

Bentuk dan Jenis Kehidupan Kampus

1. Perkuliahan
2. Absen dosen dan Mahasiswa
3. Menyontek dan kerjasama dalam rangka evaluasi terhadap kegiatan proses belajar
mengajar
4. Busana Kampus untuk warga kampus
5. Alas Kaki/Sepatu
6. Rambut dan Tata Rias Rambut
7. Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

PENGENALAN SISTEM PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA DAN KEBIJAKAN


MERDEKA BELAJAR-KAMPUS MERDEKA(MBKM)

Arahan Presiden untuk menciptakan SDM Unggul


1. Pendidikan Karakter
2. Deregulasi dan Debirokratisasi
3. Meningkatkan Investasi dan Inovasi
4. Penciptaan Lapangan Kerja
5. Pemberdayaan Teknologi

Interpretasi Kemendikbud terhadap Visi Presiden “SDM Unggul” Merdeka dalam BELAJAR

Pembelajaran di kelas bersifat diskusi, problem solving dan higher order thinking. Dosen sebagai
PENGGERAK dimana dosen memfasilitasi pembelajaran mahasiswanya secara independen .
Sehingga SDM yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki global dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila yaitu Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis,
Kreatif, Gotong Royong , Kebinekaan Global

Kebijakan Kemendikbud

1. Merdeka Dalam Belajar


2. Pengembangan Kepemimpinan
3. Pendampingan Dosen
4. General Education
5. Entrepreneurial Mindset
6. Pembelajaran Sepanjang hayat

Peran kerja sama terhadap peningkatan kualitas bagi mahasiswa UNPATTI oleh Dr. Muspida ,
M.si

- peran kerja sama bagi perguruan tinggi.

Pasal 2 peratuan mentri pendidikan kebudayaa nomor 14 tahun 2014 menyatakan bahwa kerja
sama perguruan tinggi bertujuan meningkatkan efektivitas , efisiensi , produktivitas, kretivitas,
inovasi , mutu, dan relevansi pelaksanaan tridharma perguruan tinggi untuk meningkatkan daya
saing bangsa .

1. Era globalisasi /era digitalisasi


2. Industry 4.0
3. Peningkatan kualitas pendidikan
4. Simbiosis mutualisme

-kerja sama universitas pattimura terdiri atas di mualai dari

1. Kerja sama antar perguruan tinggi , pemerintah , dan swasta.


 UNPATTI bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi ternama di
Indonesia , diantaranya seperti univ.esa unggul , univ brawijaya , IPB, UGM,
dan beberapa lainnya.
 Kerjasama dengan pemerintahan terdiri dari kejaksaan tinggi lainya , kapolda
Maluku, edinas pariwisatan provinsi Maluku dan yang lainya.
 Kerjasama dengan dunia usaha [SWASTA] seperti PT. Telekomunikasi
Indonesia, PT Asta Internasional , PT.Nutrifood Indonesia , PT. Pegadaian
dan yang lainya .
2. Kerjasama magang .
 Program Magang Mahasiswa Bersertifikat [PMMB]
 Program Magang Studi Independent Bersertifikat [MSIB]
3. Kerja sama program pertukaran mahasiswa

Universitas Pattimura juga melakukan kerjasama dengan berbagai benua di dunia . kerjasama luar
negeri dan peluangnya bagi mahasiswa

Terdapat beberapa program beasiswa luar negeri seperti program pertukaran mahasiswa society
of petroleum [SPE] Balikpapan section , program pertukaran Mahasiswa SEA Teacher , Program
Beasiswa Van Deventer Maas Indonesia.

Perguruan tinggi di era tevolusi industry dan kehidupan kampus pada masa pemdemi
covid-19 [Dr. Dr Bertha Jean QUE . Sp.S..M.Kes.]

Tantangn Indonesia ke depan

1. Ekonomi global [Revolusi Industri 4.0]


2. Tantangan keamanan
3. Sumberdaya terbatas
4. MEA, AFTA
5. Mobilisasi manusia
6. Perdagangan bebas
7. Ledakan penduduku/demografi

Kesuskesesan sebuah Negara dalam menghadapi tantangan kedepan erat kedepanya dengan
inovasi yang di ciptakan oleh sumber daya yang berkualitas , sehingga perguruan tinggi wajib
menjawab tantangan untuk menghadapu kemajuan teknologi dan persaingan dunia kerja di era
globalisasi

Materi dari Kepala Pusat Studi Bencana, Mitigas Adaptasi Perubahan Iklim UNPATTI:
Kesadaran lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana di Perguruan Tinggi

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (UU no.32 Thn 2009)
Kesadaran: Dorongan setiap individu untuk memperoleh kepekaan terhadap lingkungan dan
masalahnya

Beberapa Komponen Sikap Dasar Lingkungan Hidup Hidup


Kesadaran lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu
tentang sampah, pencemaran, penghijauan dan perlindungan, tetapi juga sadar terhadap
perlindungan kampus, pengawetan lingkungan kampus, dan pemanfaatan lingkungan secara
lestari.
1. Sikap dasar lingkungan
 Penanaman pohon
 Bersepeda atau jalan kaki saat berangkat kuliah
 Pembuatan biopori
 Merawat tanaman di kampus
2. Pengawetan lingkungan
 Membuang sampah berdasarkan jenisnya
 Menggunakan sistim informasi guna menekan konsumsi kertas
 Mematikan lampu yang menyala dan sudah tidak digunakan
 Pengumpulan tugas melalui e-learning
 Mematikan komputer setelah selesai menggunakannya
 Menggunakan air sepenuhnya
 Menggunting masker yang telah dipakai
3. Sikap sadar lingkungan terhadap pemanfaatan lingkungan secara lestari
 Memanfaatkan barang bekas
 Pembuatan bubuk kompos
 Pembuatan alat peraga pembelajaran dari kertas bekas
 Memanfaatkan daun kering
 Memanfaatkan botol bekas dan plastik bekas
 Mengikuti pelatihan pembuatan alat peraga pembelajaran dengan barang bekas

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam, non alam dan faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis.
Contoh bencana di Maluku:
1. Banjir
2. Longsor
3. Gempa bumi
4. Konflik social
5. Gunung api
6. Tsunami
7. Karhutla
8. Kekeringan
9. Angin putting beliung
10. Epidemi
11. Abrasi dan gel pasang

Kesiapsiagaan (Bencana): Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menganisipasi bencana


melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna
( Wakil rector bid kemahasiswaan dan alumni ) “Kegiatan kemahasiswaan dan organisasi
kemahasiswaan.”

Kedudukan dan peran manusia.


1. Intelektual muda : yang berarti mahasiswa adalah pemuda yang berpengetahuan
dengan intelektualitas yang dapat diandalkan.
2. Kelompok penekan : yang berarti mahasiswa memiliki kekuatan untuk menekan suatu
hal untuk mengeluarkan kebijakan yang bermanfaat bagi keluarga.
Dll.
Ada dua tipe mahasiswa.
1. Aktif
 Aktif dalam berbagai aktifitas kemahasiswaan di kampus, yang sering disebut
dengan “aktivis kampus”
2. Pasif
 Aktif terhadap perkuliahan saja, segala sesuatu diukur dari pencapayan kredit
semester dan ips/ ipk yang tinggi dan meraih sarjana secepatnya.
Contoh bentuk kegiatan pembelajaran.
1. Pertukaran pelajar
2. Magang atau praktik kerja.
3. Asistensi mengajar di satuan pendidikan.
4. Penelitian/riset.
5. Proyek kemanusiaan.
6. Kegiatan kewirausahaan.
7. Studi/proyek independen.
8. Membangun desa/ kuliah kerja nyata tematik.
Arah pembinaan.
1. Pengembangan kemampuan intelektual, keseimbangan emosi, dan penghayatan
spiritual.
2. Pengembangan mahasiswa sebagai kekuatan moral.
3. Pengembangan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana.
Pola pengembangan.
1. Penalaran dan keilmuan.
2. Minat dan bakat.
3. Kesejahteraan.
4. Kepedulian social.
Kegiatan penunjang.
1. PP-OPPEK
2. PP-LKMM
3. PPPM
4. TOT BSS dan pelatihan SCL.
Jenis organisasi mahasiswa.
1. Intra kampus dan Ekstra kampus.

Anda mungkin juga menyukai