Anda di halaman 1dari 4

Makassar, 02 September 2022

ROLE PLAY

PROMOSI KESEHATAN

HIPERTENSI

Di suatu pagi bapak Y pergi ke puskesmas untuk melakukan cek tensi. Disana ada petugas
kesehatan yang menanganinya.

Ners : “Selamat siang pak, apa keluhan ta’ pak?”

Pasien : “Siang Ners, iya ners, dari siang kemarin saya sakit kepala, kepala saya juga pusing,
dan mata saya agak kabur.”

Ners : “Kalau boleh tau, biasa tekanan darahnya berapa pak?”

Pasien : “130/80 mmhg.”

Ners : “Kapan terakhir kali tensi dan berapa tensinya pak?”

Pasien : “Oh yah, tadi di rumah sudah di cek sama adik saya yang kebetulan bisa ngukur
ners dan hasilnya tidak seperti biasa ners, tensi saya naik 165/100 mmhg”

Ners : “Sebelumnya sempat makan apa pak?”

Pasien : “Seperti biasa ners, cuman kemarin ada hajatan di sebelah rumah jadi ikut disana
makan”

Ners : “Kalau boleh tau, bapak makan apa saja disana?”

Pasien : “Kebetulan karena jarang ada acara di sekitar komplek, saya makan cukup banyak
ners, mulai dari Semur jengkol, Rendang, Sama Coto, semua saya makan.”

Ners : “Oh baik pak, Bapak suka makanan asin atau tidak?”

Pasien : “Tidak terlalu ners, tapi kalau ada saya makan.”

Ners : “Apa bapak juga perokok?”

Pasien : “Iya ners.”

Ners : “Sebelumnya apa bapak memiliki riwayat Hipertensi atau penyakit lainnya?”

Pasien : “Kalau untuk penyakit lain sepertinya ngga ada ners, eeeeee….apa itu hipertensi
ners?”

Ners : “Baik pak, Hipertensi itu pak, yang biasa kita dengar banyak orang bilang tekanan
darah tinggi diatas 140//90 mmhg”

Pasien : “loh saya termasuk hipertensi ya ners?,Biasanya hipertensi itu apa penyebabnya
ners?”
Ners : “Berdasarkan penjelasan bapak, bapak sudah mengalami hipertensi, Penyebab
hipertensi yang paling sering terjadi pak. Sebagai contoh, kebiasaan merokok, lalu
juga kesehatan dan pola makan yang salah seperti terlalu banyak mengkonsumsi
makanan asin, terlalu banyak konsumsi makanan kaya kolestrol seperti daging,
selain itu juga bisa dari faktor keturunan.”

Pasien : “Bagaimana cara nyembuhinnya itu ners?”

Ners : “Baik pak, mungkin bapak bisa mulai dari mengurangi kebiasaan merokok dan
menghindari makanan seperti daging dan makanan asin, dan kalau bisa juga rajin-
rajin ki olahraga”

Pasien : “Baik ners, terimakasih penjelasannya”.

PRINSIP-PRINSIP EDUKASI KESEHATAN KE PASIEN DEWASA YANG MINIM LITERASI

1. Apa yang menjadi permasalahan pada kelompok dewasa itu. Kita lebih memfokuskan ke masalah
itu.

2. Sebagai tenaga keshatan. Kita mampu memberikan edukasi kepada pasien dewasa yang minim
literasi. Seperti saat membaca dan mengikuti panduan aktivitas fisik saat berolahraga, membaca
label dan kadar gizi yang ada di produk makanan, melaksanakan diet sesuai petunjuk konsultan,
mengisi formulir untuk pengajuan asuransi kesehatan, melakukan konsultasi kepada dokter,
memahami resep obat, dan membaca poster penerapan gerakan masyarakat hidup sehat. Semua
aktivitas di atas membutuhkan keahlian literasi yang baik.

3. Selain itu, tenaga kesehatan juga mampu untuk memberikan edukasi terhadap pemakaian sosial
media. Agar mereka tidak menelan mentah mentah informasi

4. Melihat dari banyaknya pasien dewasa yang minim literasi. Kita mampu memberikan promosi
kesehatan lewat sosial media yang menarik dan jelas dan mampu di pahami oleh masyarakat dewasa

5. Prinsip lain dari pendidikan orang dewasa adalah lebih banyak

menekankan pada kebutuhan belajar peserta didik dan pada sisi lain lebih banyak

menekankan pada pengembangan ranah afektif dan psikomotor, seperti motivasi,

sikap modern, keterampilan (vokasional), dan keahlian yang berkaitan dengan

pekerjaan-pekerjaan tertentu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Silala-hi et al menunjukkan bahwa pendidikan
kesehatan melalui audiovisual efektif dalam meningkatkan perilaku wanita dalam melakukan
pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).12Menurut Notoatmodjo, pengetahuan
tercipta dari hasil penginderaan, yaitu indera penglihatan, pen-dengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran.
Penyampaian informasi melalui gambar edukatif, penerima pesan akan meningkatkan respon
emosional dan peningkatan minat belajar dengan topik pembelajaran yang spesifik.
Perumusan gambar edukatif yang baik akan berimplikasi positif terhadap penerima pesan pada
segmentasi usia.13 Begitu juga dengan hasil penelitian Herawati bahwa promosi kesehatan
dengan video efektif meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara dan keterampilan
Deteksi Dini Kanker Payudara (Sadari) pada remaja putri. Media video merupakan cara pemberian
informa-si yang sangat baik karena membuat mahasiswa fokus dengan materi promosi akibat
adanya gera- kan yang membuat mata fokus kearah tersebut.

Sejalan dengan itu, hasil penelitian Alessandro et al, menyimpulkan bahwa promosi
kesehatan dengan topik “ASI dan Menyusui” melalui media sosial instagram mampu mengubah
persepsi dan membangun dukungan kelompok untuk ibu menyusui di Kanada.

HAMBATAN-HAMBATAN DALAM PROSES EDUKASI

Hambatan selanjutnya masyarakat Indonesia masih banyak percaya pada mitos. Contohnya
jika ada orang yang sakit lebih baik di bawa ke dukun dari pada di periksakan ke ahli kesehatan atau
jika ada yang sakit maka akan dikaitkan dengan hal yang berbau mistis seperti santet, gangguan
mahluk halus dan lain sebagainya. Menurut Yani, ini merupakan masalah terbesar dalam
melaksanakan promosi kesehatan. Pola pikir masyarakat yang dekat dengan mitos, sering membuat
masyarakat sulit penerima pendidikan kesehatan yang diberikan oleh para ahli kesehatan. Menurut
Yani, ini adalah budaya dan untuk merubah budaya juga tidak bisa secara revolusioner namun harus
perlahan.

REFERENSI : https://kantorbahasababel.kemdikbud.go.id/2020/05/18/literasi-kesehatan-di-tengah-
pandemi/

Anda mungkin juga menyukai