Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

CASE REPORT I

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Stase Ilmu Kesehatan Anak

PROLONG FEVER DENGAN LEUKOSITOSIS DAN ABDOMINAL PAIN

Penyusun

Muhammad Ilham agung , S.Ked J510215233

Pembimbing

dr. Isna Nurhayati, Sp. A, M.Kes

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023

HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS

CASE REPORT I

Prodi Profesi Doker Fakultas Kedokteran


Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Prolong Fever Dengan Leukositosis Dan Abdominal Pain


Penyusun : Muhammad ilham agung S.Ked J510215233
Pembimbing : dr. Isna Nurhayati , Sp. A, M.Kes

Sukoharjo, februari 2023

Penyusun

Muhammad ilham agung, S.Ked

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Isna Nurhayati, Sp. A, M.Kes


Mengetahui,

Kepala Program Studi Profesi Dokter


Fakultas Kedokteran UMS

dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD


Prolong Fever Dengan Leukositosis Dan Abdominal Pain
Ilham agung*, Isna Nurhayati**
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Kesehatan Anak, RSUD Ir Soekarno Sukoharjo

ABSTRAK
Pendahuluan :
Ilustrasi Kasus : seorang anak perempuan usia 15 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
nyeri perut sudah sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai batuk , sesak nafas, serta mual.
Pemeriksaan Fisik : didapatkan nyeri tekan perut bagian bawah, jari tangan kiri warna kuning
bekas gigitan tikus, serta suara ronkhi di kedua lapang paru
Pemeriksaan Penunjang : pada pemeriksaan darah rutin terdapat leukositosis dan trombositopenia
Penatalaksanaan : Ringer laktat , ondancetrone , ranitidine, Paracetamol , Paracetamol
puyer , ampicillin sulbactam
Diskusi : Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien dapat didiagnosis
febris hari ke 7 ec. Bronkopneumonia dan infeksi saluran kemih
Kata Kunci : abdominal pain, prolong fever

ABSTRACT
Introduction :

Case illustration: A 15-year-old girl came to the hospital with complaints of abdominal pain already
since 1 month ago. Complaints are accompanied by coughing, shortness of breath, as well as nausea

Physical examination: : There is lower abdominal tenderness, yellow left hand fingers from rat bites,
and ronkhi sounds in both lung fields

Supporting Examination: On routine blood tests there is leukocytosis and thrombocytopenia

Management:, Ringer lactate, ondancetrone, ranitidine, Paracetamol , Paracetamol puyer , ampicillin


sulbactam

Discussion: From the results of the anamnesis, physical examination and supporting examination of the
patient can be diagnosed febris day 7 ec. Bronchopneumonia and urinary tract infections

Keywords: abdominal pain, prolong fever


PENDAHULUAN yang benar mulai dari anamnesis yang teliti
sampai pemeriksaan fisik yang cermat serta
Demam berkepanjangan (prolong
menentukan pemeriksaan penunjang yang
fever) merupakan salah satu kasus yang
diperlukan (Lorin).
sering dijumpai dalam perawatan pasien
anak sehari-hari. Penyebabnya telah banyak
LAPORAN KASUS
dilaporkan. Lima penyebab infeksi
terbanyak adalah pneumonia berat, sepsis, Seorang perempuan berusia 15 tahun 2
demam tifoid, HIV/AIDS, dan meningitis bulan dibawa oleh orangtuanya ke IGD
bakteri. Tiga bakteri penyebab terbanyak RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo dengan
adalah Pseudomonas aeruginosa, disusul keluhan demam . demam dirasakan sejak 1
Staphylococcus epidermidis dan Klebsiella bulan sebelum masuk rumah sakit dengan
pneumoniae. demam kepanjangan adalah pola nyeri yang hilang timbul. Sebelumnnya
kondisi tubuh dengan suhu tubuh lebih dari pasien mengaku tergigit tikus di bagian
380C yang terjadi lebih dari 8 hari dengan tangan kiri.
penyebab yang sudah atau belum diketahui. Pada hari Jumat, 6 januari 2023 pasien
Saat ini lebih sering digunakan istilah fever mulai mengalami batuk berdahak sekitar
of unknown origin, yang definisinya adalah pukul 08:00 WIB. Batuk dirasakan terus-
suatu keadaan yang ditandai demam menerus . Keluhan lain yang dirasakan
intermiten dengan suhu 38,3 0 C yang meliputi : kejang (-), mual (+), muntah (-),
terjadi selama 3 minggu atau lebih dengan lemas (+), batuk (+), nyeri perut bagian
penelusuran yang agresif selama rawat jalan bawah (+), BAB cair (-), dan nyeri saat
atau telah menjalani pemeriksaan intensif BAK (-).
selama perawatan 1 minggu namun belum
Pada 09 januari 2023 , pasien masih
diketahui penyebabnya. Masalah pertama
mengalami demam . ditambah keluhan
yang dihadapi pada kasus demam
sekarang pasien mulai sedikit sesak nafas.
berkepanjangan adalah penentuan etiologi
(+).Keluhan lain yang dirasakan meliputi :
demam secara cepat sehingga tidak
kejang (-), mual (+), muntah (-), lemas (+),
menyebabkan keterlambatan penanganan
batuk (+), nyeri perut bagian bawah (+),
pasien tersebut. Setiap petugas kesehatan
BAB cair (-), dan nyeri saat BAK (-).
yang bertugas di penerimaan pasien pertama
kali harus mampu melakukan pemeriksaan
Pada 10 januari 2023 , Pasien masih Pasien mendapatkan ASI eksklusif,
mengalami demam. Sudah diberi obat tercapainya nutrisi ASI sesuai kebutuhan
paracetamol tapi tidak membaik.lalu dibawa ditambah konsumsi makanan yang sesuai
ke IGD. Keluhan nyeri perut bawah semakin dengan usia dan kuantitas dari makanan
terasa, mual, sesak nafas & batuk juga tidak cukup untuk seusia pasien. Riwayat
berkurang. Pasien mengatakan untuk luka perkembangan motoric kasar, motoric halus,
bekas gigitan tikus ditangan tidak nyeri. Dan bahasa, dan personal social sesuai usia.
dalam 1 bulan terakhir mengalami Riwayat imunisasi lengkap berdasarkan PPI.
penurunan berat badan sebanyak 3 kg.
Riwayat sosial ekonomi, ayah dan ibu
Ibu hamil An. N usia 28 tahun. Mulai pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan
memeriksakan kehamilan sejak awal penghasilan perbulan diakui cukup untuk
kehamilan, ANC rutin di bidan dan dokter memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bayi lahir
kandungan. Ibu rutin mengkonsumsi langsung menangis. Keluarga pasien (ibu,
vitamin, asam folat, dan penambah besi. pasien dan anak kedua) tinggal di rumah
Didapatkan keluhan mual dan muntah pada Yang dekat dengan persawahan. Air minum
awal kehamilan, tidak memiliki riwayat yang digunakan adalah dari PAM . Ventilasi
trauma dan sakit saat kehamilan, Ibu juga udara dan penerangan cukup. Sumber air
sudah mendapat vaksin TT sebelum hamil. yang digunakan untuk mandi, mencuci,
An. I A merupakan anak kedua (P2A0), memasak dan berasal dari air PDAM.Tidak
dilahirkan secara normal dengan usia terdapat genangan air maupun jentik
kehamilan 39 minggu dengan berat lahir nyamuk di rumah.
3000 gram (Sesuai masa Kehamilan dan
Riwayat personal hygiene, Pasien
BBLC) dan Panjang badan 51 cm. Bayi lahir
memperhatikan kebersihan diri. Pasien
langsung menangis dan tidak sianosis serta
mandi sehari 2 kali. Pasien dan keluarganya
kekuningan, bayi mendapatkan injeksi
jarang membersihkan rumah.
vitamin K dan vaksin HBO, BAK dan BAB
kurang dari 24 jam. Warna kulit kemerahan, Status gizi pasien
tidak kebiruan dan kekuningan, tidak di
BB : 35 kg
Rawat di NICU maupun menggunakan alat
TB : 160 cm
bantu napas.
Usia : 14 tahun 2 bulan 2 hari
BMI = BB (kg)/TB (m)2 = 35/ (1,60) 2
= menunjukkan tanda yang mengarah ke syok.
14,06 kg/m2 Pemeriksaan anogenital dalam batas normal.
Interprtetasi status gizi menggunakan Pemeriksaan Neurologis dalam batas
rumus BB/TB didapatkan hasil 47,94 normal.
% yang berarti gizi buruk.
Saat berada di IGD RSUD Ir. Soekarno
Keadaan umum pasien tampak lemas, Sukoharjo, dilakukan pemeriksaan
kesadaran compos mentis, dan demam. laboratorium darah lengkap didapatkan
Penghitungan status gizi menggunakan adanya leukositosis, dan trombositopenia
rumus BB/TB ditarik simpulan status gizi
Tabel 1. Pemeriksaan Darah Rutin 10
kurang. Pada pemeriksaan kulit tidak
januari 2023
ditemukan petekie, kelenjar limfe, otot,
tulang dan sendi dalam batas normal. Pemeriksaan Hasil Nilai
rujukan
Pemeriksaan kepala dalam batas normal,
Leukosit 15,8 4,5 – 13,5
UUB sudah menutup. Pemeriksaan mata
cekung (-/-), pupil isokor, reflek cahaya (-/-) Eritrosit 6,73 3,80 - 5,80

normal, mata cowong (-/-), edem palpebral Hemoglobin 12,6 10,8 – 15,6

(-/-). Mukosa mulut dan bibir sedikit kering Hematokrit 45,3 33 – 45


(-), Mata cekung (-/-), lidah kotor (-). MCV 71 69 – 93
Pemeriksaan hidung terdapat secret cair MCH 19,8 22 – 34
bening, telinga, dan tenggorokan dalam
MCHC 27,8 32 – 36
batas normal. Pemeriksaan fisik thoraks dan
Trombosit 73 181–521
jantung dalam batas normal. Pemeriksaan
RDW-CV 9,2 11,5 – 14,5
Paru didapatkan suara tambahan berupa
ronkhi. Pemeriksaan fisik abdomen PDW 8,4

Pemeriksaan abdomen didapatkan distensi MPV 8,4

(-), pekak beralih (-), nyeri tekan suprapubic P-LCR 14,7


(+), hipertimpan (-) anogenital dbn. Tidak
didapatkan hepatomegali, splenomegali,
maupun ascites. Turgor kulit normal.
Pemeriksaan ekstremitas didaptkan akral
hangat, CRT < 2dtk yang tidak
Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan
hasil eritrosit, bilirubin, protein,
epiel,bakteri,jamur positif

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien
didiagnosis dengan febris hari ke 7 e.c
bronkopneumonia dan infeksi saluran kemih
dan suspect TB. Pasien mendapatkan terapi
infus RL 75 cc/jam, injeksi ondancetrone 1
amp/8 jam, injeksi ranitidine 35 mg/12 jam,
injeksi paracetamol 350 mg/ 4 jam, injeksi
ampicillin sulbactam 4x500 mg, ijeksi
gentamicin 45 mg/12 jam. Hari ke lima

Pemeriksaan radiologi didapatkan kesan setelah perawatan dan didapatkan kondisi

gambaran bronkopneumonia bilateral. pasien membaik, pasien diperbolehkan


pulang dengan diagnosis febris hari ke 9 e.c
bronkopneumonia dan infeksi saluran
kemih. dan diberikan obat pulang yaitu
NAC, cefixime, paracetamol serta curcuma.
melakukan komunikasi, informasi dan
edukasi kepada orang tua pasien mengenai
asupan nutrisi yang baik sesuai gizi pasien,
edukasi mengenai tentang apa yang harus
serta control rutin untuk mengevaluasi
kondidi dan tumbuh kembang anak.

PEMBAHASAN
Kasus ini menggambarkan presentasi
klinis pasien dengan klinis febris hari ke 7 et
Kesan causa bronkopneumonia dan infeksi saluran
kemih.
Pneumonia merupakan peradangan pada Pada bronkopneumonia saat auskultasi
parenkim paru mulai dari bagian alveoli ditemukan ronkhi basah halus nyaring dan
sampai ke bronkus atau bronkiolus yang adanya retraksi epigastrik, interkostal, dan
dapat menular dan ditandai dengan suprasternal. Infeksisaluran kemih adalah
konsolidasi (proses patologis). keadaan yang dapat disebabkan karena
Bronkopneumonia merupakan salah satu adanya mikroorganisme yang menyerang
pneumonia dengan pola penyebaran jaringan saluran kemih sehingga urin
berbercak secara teratur pada satu atau lebih mengandung kontaminan . Etiologi Penyakit
area dalam bronki dan menyebar ke ISK dapat disebabkan oleh bakteri, virus,
parenkim paru yang berada di sekitarnya. dan jamur (Rahman 2016). Penyebab utama
(Smeltzer et al. 2002). • Pneumonia umunya ISK disebabkan karena adanya bakteri di
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus saluran kemih. Bakteri penyebab ISK adalah
pneumoniae dan Haemophillus influenzae. bakteri Gram positif dan bakteri Gram
Namun pada bayi dan anak-anak bakteri negatif. Bakteri Gram positif adalah
Staphylococcus aureus ditemukan sebagai Staphylococcus haemolyticus dan
penyebab penumonia berat dan progresif Enterococcus faecalis, sedangkan bakteri
dengan mortalitas yang tinggi (Mansjoer et Gram negatif adalah Escherichia coli,
al. 2000). Bakteri, virus, pnemonia Proteus mirabilis, Klebsiella sp.,
mikoplasma, jamur, aspirasi, pneumonia Acinetobacter baumanni, Pseudomonas
hipostatik, dan sindrom loeffer 6 merupakan aeruginosa, Strenotrophomonas Bakteri
penyebab pneumonia. Gram negatif menjadi penyebab tertinggi
Pemeriksaan fisis dada tergantung dari ISK dengan persentase 80% .Escherichia
luas lesi pada paru. Pada inspeksi dapat coli penyebab ISK tertinggi dengan
terlihat bagian yang tertinggal pada saat persentase 50-90%
bernapas lalu pasa palpasi fremitus KESIMPULAN
mengeras, dan pada perkusi redup . Tanda-
Kasus ini menggambarkan anak
tanda yang juga mungkin ditemukan adalah
perempuan usia 14 tahun dengan diagnosis
demam, takipnea, takikardia, batuk yang
Febris Hari 7 et causa bronkopneumonia dan
produktif, serta perubahan sputum baik
infeksi saluran kemih. Pemeriksaan
jumlah maupun karakteristiknya. Biasanya
penunjang berupa rontghen thorax dan urine
pasien juga mengalami rasa nyeri pada dada.
rutin sangat membantu dalam penegakan
diagnosis pada pasien ini. Edukasi tentang 73.
menjaga kebersihan diri maupun lingkungan
sangat diperlukan agar tidak terjadi
penularan infeksi seperti pada kondisi pasien 3. Teach SJ. Approach to the child with
sekarang. prolonged fever in the pediatric
emergency department. Clin Ped
REFERENSI
Emerg Med. 2000;1:157-63.
1. Chouchane S, Chouchane CH, Ben
4. Lorin MI, Feigin RD. Fever without
Meriem CH, Seket B, Hammami S,
source and fever of unknown origin.
Nouri S, dkk. Prolonged fever in
Dalam: Feigin RD, Cherry JD,
children. Retrospective study of 67
Demmler GJ, Kaplan SL, penyunting.
cases. Arch Pediatr.
Text book of pediatric, infectious
2004;11(11):1319-25.
diseases
2. Pizzo PA, Lovejoy FH, Smith DH.
Prolonged fever in children: review of
100 cases. Pediatrics. 1975;55:468-

Anda mungkin juga menyukai