Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN PELAYANAN

VCT RS CITRA HUSADA


JEMBER
KATAPENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-
Nya sehingga kami Tim Akreditasi yang membidangi Program Nasional
(PROGNAS) RS. Citra Husada dapat menyelesaikan penyusunan Panduan
Pelayanan Penunjang HIV/AIDS di RS. Citra Husada.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada semua


pihak yang terlibat dalam penyusunan panduan ini baik dukungan berupa
idepemikiran serta perumusan masalah sehingga terselesaikan dengan baik.
Akhirnya semoga panduan ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi
dalam pelayanan Pasien di RS. Citra Husada Jember.

Jember, 20 Juli 2023

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
PERATURAN DIREKTUR RS. CITRA HUSADA NOMOR
02.15/RSCH/Per.Dir/II/2022 TENTANG PANDUAN PELAYANAN
PENUNJANG HIV/AIDS DI RS. CITRA HUSADA............................... iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 2
C. Pengertian ........................................................................................ 2
BAB II TATALAKSANA............................................................................ 3
A. Pelayanan Laboratorium ................................................................... 3
B. Metode dan pengerjaan ..................................................................... 4
C. Interprestasi Hasil.............................................................................. 4
D. Pemeriksaan Radiologi...................................................................... 6
BAB III DOKUMENTASI ......................................................................... 7
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 8
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :
rs_citrahusada@yahoo.co.id

PERATURAN DIREKTUR RS. CITRA HUSADA KABUPATEN JEMBER


Nomor :02.15/RSCH/Per.Dir/II/2022

TENTANG PANDUAN PELAYANAN


VCT RUMAH SAKIT CITRA HUSADA

DIREKTUR RS. CITRA HUSADA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya peningkatan pelayanan


HIV/AIDS di Kabupaten Jember, guna
mencegah dan mengurangi terjadinya penularan
HIV/AIDS, ditetapkan panduan pelayanan VCT
(Voluntary Counselling And Testing) di RS
Citra Husada Jember;.
b. Bahwa agar pelaksanaanpenanggulangan HIV
dan AIDS di RS Citra Husada Jember berjalan
efektif, terpadu dan akuntabel, perlu
membentuk dan menetapkan panduan
pelayanan VCT (Voluntary Counselling And
Testing) RS Citra Husada Jember;
c. Bahwa sebagai dasar pelaksanaan pada huruf
a dan b, pada konsideran menimbang ini
perlu ditetapkan Keputusan Direktur RS Citra
Husada Jember.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 29


tahun 2004 tentang praktek kedokteran
2. Undang – undang Republik Indonesia nomor 24

i
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :
rs_citrahusada@yahoo.co.id

tahun 2007 tentang penanggulangan bencana;


3. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36
tahun 2009 tentang kesehatan;
4. Undang-undang Republik Indonesia nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36
tahun 2014 tentang tenaga kesehatan;
6. Undang-undang Republik Indonesia nomor 38
tahun 2014 tentang keperawatan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
47 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Perumahsakitan;
8. Peraturan menteri kesehatan Republik
Indonesia nomor 269/ Menkes/ PER/ III/ 2008
tentang Rekam Medis;
9. Peraturan menteri kesehatan Republik
Indonesia nomor 2052/ Menkes/ Per/X/ 2011
tentang Ijin Praktek dan pelaksanaan praktek
Kedokteran;
10. Peraturan menteri kesehatan Republik
Indonesia nomor 001 tahun 2012 tentang sistem
rujukan pelayanan kesehatanperorangan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun
2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 28 tahun 2014 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan nasional;

i
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :
rs_citrahusada@yahoo.co.id

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun


2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun
2014 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan
Kewajiban Pasien;
16. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
15707/MENKES/SK?XI/2005 tentang
pedoman Pelayanan Konseling dan Testing
HIV/AIDS Secara Sukarela;
17. Surat Keputusan Bupati Jember Nomor
188.45/366/012/2012 tentang Kelompok Kerja
Teknis Komisi Penanggulangan AIDS
Kabupaten Jember;
18. Keputusan Bupati Jember Nomor
188.45/131.1/012/2014 tentang Tim
Penanggulangan HIV dan AIDS Tingkat
Kecamatan, Tingkat Kelurahan dan Tingkat
Desa di Kabupaten Jember;
19. Peraturan Bupati nomor 34 tahun 2009 tentang
penyelenggaraan sarana kesehatan kabupaten
Jember;

MEMUTUSKAN

PERATURAN DIREKTUR RS. CITRA HUSADA TENTANG PANDUAN

PELAYANAN PENUNJANG RS. CITRA HUSADA JEMBER

Pasal 1
Panduan Pelayanan Penunjang HIV/AIDS RS. Citra Husada Jember bertujuan

i
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :
rs_citrahusada@yahoo.co.id

memberikan panduan rinci mengenai metode pemeriksaan HIV/AIDS yang


tersedia di RS. Citra Husada Jember.
Pasal 2
Panduan Pelayanan Penunjang HIV/AIDS RS. Citra Husada Jember sebagaimana
dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.
Pasal 3
Panduan ini harus dibahas sekurang – kurangnya 1 (satu) tahun sekali dan apabila
diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada

Pasal 4

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam peraturan ini, maka akan diadakan perbaikan dan
perubahan seperlunya.

DITETAPKANDI :Jember
PADATANGGAL :1 Februari 2022
Direktur Rumah Sakit Citra Husada Jember

(dr. Susilo Wardhani S,MM)

v
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan
psikologis, informasi dan pengetahuan HIV/AIDS, mencegah penularan
HIV/AIDS, mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggung jawab,
pengobatan ARV dan memastikan pemecahan berbagai masalah terkait
dengan HIV/AIDS ( Depkes, 2008 ). Penyakit Aqciured Immunodeficiency
Syndrome (AIDS) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian peringkat
atas dengan angka kematian (mortalitas) dan angka kejadian penyakit
(morbiditas) yang tinggi serta membutuhkan diagnosis dan terapi yang cukup
lama (WHO, 2006). HIV merupakan virus yang menyerang sel darah putih
(limfosit) di dalam tubuh yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh
manusia sehingga menyebabkan Aqciured Immunodeficiency Syndrome
(AIDS).( Komisi penanggulangan AIDS Nasional, 2014).
Sejak dilaporkan pertama kali pada tahun 1981 di Amerika Serikat,
penyebaran HIV di seluruh dunia termasuk Indonesia berkembang sangat
pesat. Kasus ini telah mengakibatkan kematian 25 juta orang serta
menginfeksi lebih dari 40 juta orang lainnya. Berdasarkan laporan global,
pada tahun 2012 jumlah penderita HIV mencapai 35,3 juta orang (Global
Report UNAIDS, 2013). Data dari Kementerian Kesehatan melaporkan
jumlah komulatif kasus HIV yang telah dilaporkan hingga September 2013
sebanyak 118.787 kasus yang tersebar di 33 provinsi dengan 348 kab/kota di
Indonesia (Komisi AIDS di Asia, 2008).
Indonesia persentase kumulatif HIV paling banyak ditemukan kasus
pada kelompok umur 25-49 tahun (73,4%). Berdasarkan data tersebut terlihat
bahwa kelompok umur yang paling berisiko terhadap penularan HIV
adalah kelompok umur produktif yaitu antara umur 20-39 tahun (Kemenkes,
2013).
Penderita HIV/AIDS diperkirakan pada tahun 2020 jumlahnya
mencapai 2.000.000, untuk mengubah jalannya epidemik HIV di seluruh

i
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

Indonesia, diupayakan mencegah penularan sebanyak 1.000.000 orang pada


tahun 2020 dengan merencanakan aksi nasional. Ada 8 sasaran kunci yang
akan di capai hingga 2020 diantaranya adalah 80% populasi yang paling
berisiko, terjangkau oleh program pencegahan yang komprehensif, perubahan
perilaku pada 60% populasi yang beresiko (Metro Lacak, 2007 : 6).
Indonesia telah memasuki populasi umum dimana pasien HIV umum
mulai terjangkit. Hal ini terlihat dari peningkatan kasus HIV di Indonesia
tidak hanya terjadi pada kelompok beresiko tinggi, namun kini kasus HIV
meningkat setiap tahunnya pada kelompok populasi rendah seperti ibu rumah
tangga (Dame, 2011). HIV telah mengurangi harapan hidup selama lebih dari
20 tahun yang menyebabkan terhambatnya perkembangan ekonomi dan
memperburuk kemiskinan rumah tangga. Selain itu, HIV menyebabkan
kehilangan produktivitas yang lebih besar dibandingkan penyakit lainnya, dan
mendorong 6 juta keluarga lagi ke jurang kemiskinan sampai tahun 2015
(Komisi AIDS di Asia, 2008).
Resiko penularan HIV dapat diturunkan menjadi 1-2% dengan
tindakan intervensi pencegahan, yaitu melalui layanan konseling VCT dan tes
HIV sukarela, pemberian obat antiretroviral, oleh karena itu, untuk
meminimalisir resiko penularan HIV, WHO mengembangkan program
penanggulangan HIV berupa Guideline on HIV infection and AIDS in Prison
Geneva dan juga HIV testing and Counseling in Prison and other closed
setting yang dilaksanakan sejak tahun 2007. Indonesia telah mengembangkan
upaya pencegahan HIV melalui pelayanan Voluntary Counselling and testing
atau yang dikenal dengan singkatan VCT (WHO, 2007).
Konseling dan tes sukarela atau Voluntary Counseling and Testing
(VCT) merupakan pintu masuk (entry point) untuk membantu pasien HIV
mendapatkan akses ke semua pelayanan, baik informasi, edukasi, terapi dan
dukungan psikososial (Depkes, 2008). Terbukanya akses, maka kebutuhan
akan informasi yang tepat dan akurat akan tercapai, sehingga proses berpikir
dan perilaku dapat diarahkan menjadi lebih sehat. Pelayanan VCT dapat
digunakan

i
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

untuk mengubah perilaku berisiko, memberikan informasi yang benar tentang


pencegahan dan penularan HIV, seperti penggunaan kondom, tidak berbagi
alat suntik, pengetahuan tentang IMS (infeksi menular seksual) dan lain-lain
(Kemenkes, 2006). Menurut Kementerian Kesehatan, di tahun 2010 sebanyak
6 persen penduduk usia di atas 15 tahun yang mengetahui tentang layanan
VCT. Kelompok dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi memiliki
informasi yang lebih baik tentang pelayanan VCT maupun penanggulangan
HIV dibandingkan dengan kelompok ekonomi rendah.

B. Tujuan

Tujuan utama pelayanan VCT adalah perubahan perilaku pasien


ke arah perilaku yang lebih sehat dan aman.

C. Pengertian Panduan Pelayanan VCT


Panduan Pelayanan VCT adalah Panduan diskusi
pembelajaran antara konselor dan pasien secara sukarela untuk
memahami HIV/AIDS beserta risiko dan konsekuensi terhadap diri,
pasangan dan keluarga serta orang di sekitarnya dan untuk
mendapatkan bantuan dan akses ke semua layanan kesehatan baik
informasi, edukasi, pemecahan masalah, testing, terapi, perawatan
dan dukungan psikososial yang berhubungan dengan HIV/AIDS.

i
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

BAB II
TATALAKSANA

A. Konseling Pra Test


a. Penerimaan pasien
- Menginformasikan kepada klien tentang pelayanan tanpa nama untuk
pemeriksaan darah
- Menginformasikan kepada pasien tentang pelayanan VCT
- Memastikan bahwa klien datang tepat waktu
- Memberi penjelasan terperinci tentang prosedur VCT
- Membuat catatan rekam medis klien dan memastikan setiap klien
mempunyai nomor kodenya sendiri
b. Konseling Pra Test HIV
- Konselor memeriksa ulang kode klien dalam formulir
- Mengenalkan diri dan memberi arahan
- Membangun kepercayaan klien
- Memberi alasan tentang pentingnya kunjungan ke VCT dan
mengklarifikasi tentang fakta dan mitos seputar HIV/AIDS
- Penilaian risiko untuk membantu klien mengetahui faktor risiko dan
menyiapkan diri untuk pemeriksaan darah
- Di dalam konseling pra tes seorang konselor VCT harus dapat membuat
keseimbangan antara pemberian informasi, penilaian risiko dan merespon
kebutuhan emosi klien
- Konselor VCT melakukan penilaian sistem dukungan
- Klien memberikan persetujuan tertulisnya (informed consent) sebelum
melakukan testing HIV/AIDS
c. Konseling Pra Test HIV Kondisi Khusus
- Dalam keadaan klien terbaring maka konseling dapat dilakukan di
samping tempat tidur atau dengan memindahkan tempat tidur klien ke
ruang yang nyaman dan terjaga kerahasiaannya
- Dalam keadaan klien tidak stabil maka VCT tidak dapat dilakukan
langsung kepada klien dan menunggu hingga kondisi klien stabil
- Dalam keadaan pasien kritis tetapi stabil dapat dilakukan konseling

5
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

B. Penandatanganan Informed Consent


a. Setiap pasien sebelum menjalani testing HIV harus memberikan persetujuan tertulisnya,
dengan ketentuan :
- Pasien telah mendapat penjelasan yang cukup tentang resiko dan dampak keputusan
yang diambil
- Pasien memahami dengan benar setiap penjelasan konselor.
- Pasien tidak dalam paksaan
- Bagi pasien yang memiliki keterbatasan dalam memahami informasi yang
disampaikan maka konselor harus berlaku jujur dan obyektif dalam menyampaikan
informasi sehingga pasien memahami dengan benar dan dapat menyatakan
persetujuannya.
b. Informed consent pada anak
- Pemberian informasi tentang HIV tetap dapat diberikan kepada anak dibawah umur
dengan penyampaian yang sederhana dan dapat diterima dan dipahami oleh anak.
- Setiap konselor harus melakukan pendekatan lebih dulu kepada anak untuk
mengetahui kemampuan intelektual dan emosional dalam menerima dan memahami
informasi tentang HIV.
- Anak dapat menyertakan orangtua dalam konseling atau tidak.
- Jika anak tidak menyertakan orangtua/wali dalam konseling, maka konselor dapat
melakukan konseling dengan orangtua secara terpisah.
- Dalam melakukan testing HIV harus disetujui oleh orangtua/wali
c. Batasan umur untuk dapat menyatakan persetujuan testing HIV
- Anak dibawah 12 tahun, orangtua atau wali yang menandatangani surat persetujuan
tes HIV/AIDS. Jika tidak memiliki orangtua/wali maka surat persetujuan
ditandatngani oleh kepala institusi, kepala puskesmas, kepala rumah sakit, kepala
klinik atau siapa saja yang bertanggungjawab terhadapnya.
- Anak umur 12 tahun sampai usia dewasa, surat persetujuan ditandatngani oleh
orangtua.
d. Persetujuan yang dilakukan oleh orangtua untuk anak
- Sebelum meminta persetujuan konseling dan testing untuk anak kepada
orangtua/wali-nya, konselor harus menilai situasi anak, apakah testing
yang dilakukan membawa kebaikan untuk anak atau tidak. Jika tidak,
maka testing ditunda, atau konselor dapat meminta bantuan tenaga ahli
- Jika orangtua/wali memaksa ingin mengetahui status HIV anak, maka
konselor harus melakukan konseling lebih dulu kepada orangtua/wali
untuk menentukan apakah pengetahuan status HIV anak tersebut akan
6
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

digunakan untuk kebaikan anak atau tidak. Jika tidak maka testing
sebaiknya ditunda atau konselor meminta bantuan tenaga ahli.
C. TEST HIV
Prinsip testing HIV adalah sukarela dan terjaga kerahasiaannya. Testing dimaksud
untuk menegakkan diagnosis. Testing yang digunakan adalah testing serologis
untuk mendeteksi antibody HIV dalam serum/plasma.Spesimen adalah darah
klien yang diambil secara intravena, plasma atau serumnya.
Tujuan testing HIV ada empat yaitu :

a. Membantu menegakkan diagnosis.

b. Pengamanan darah donor (skrining)

c. Untuk surveilans.
d. Untuk penelitian
Tahapan testing HIV/AIDS
a. Sebelum mengambil darah klien, petugas laboratorium harus memastikan
bahwa klien telah menandatangani informed consent.
b. Specimen yang sudah diambil dibawa ke laboratorium dengan diberi kode
khusus dari Poli Penyakit Infeksi untuk menghindari kesalahan dalam
identifikasi.
c. Hasil testing HIV harus diverifikasi oleh dokter patologi klinis atau dokter
penanggungjawab laboratorium.
d. Hasil diberikan kepada konselor dalam amplop tertutup.

e. Dalam laporan pemeriksaan hanya ditulis nomor atau kode pengenal.

f. Jangan memberi tanda berbeda yang mencolok terhadap hasil yang positif
dan negatif.
g. Meskipun specimen berasal dari sarana kesehatan seperti puskesmas atau
rumah sakit lain, tetap dipastikan bahwa klien telah menerima konseling
dan menandatangani informed consent.
D. Konseling Pasca Test
Konseling pasca testing membantu klien memahami dan menyesuaikan diri
dengan hasil testing. Konselor mempersiapkan klien untuk menerima hasil
testing, memberikan hasil testing dan menyediakan informasi selanjutnya.
Konselor mengajak klien mendiskusikan strategi untuk menurunkan penularan
HIV
Tahapan penyampaian hasil testing HIV/AIDS :

7
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

a. Sebelum bertemu klien, konselor memeriksa ulang seluruh hasil klien


dalam catatan medik untuk memastikan kebenarannya.
b. Menyampaikan hasil testing HIV hanya kepada klien melalui tatap muka
di ruang konseling.
c. Berhati-hati ketika memanggil klien dari ruang tunggu. Panggil klien
secara wajar.
d. Konselor tidak diperkenankan menyampaikan hasil testing kepada klien
secara verbal atau non verbal di luar ruang konseling, termasuk dengan
bahasa isyarat atau gerakan tubuh.
e. Hasil testing yang disampaikan harus tertulis.

f. Jika hasil test negatif

- Konselor harus memeriksa kemungkinan terpapar dalam periode jendela.

- Konselor membuat ikhtisar dan menggali lebih lanjut berbagai


hambatan dalam melakukan hubungan seksual yang aman, pemberian
makanan pada bayi dan penggunaan jarum suntik yang aman.
- Memeriksa kembali reaksi emosi klien yang ada.

- Membuat rencana tindak lanjut.

g. Jika hasil test positif

- Konselor memperhatikan komunikasi non verbal saat memanggil klien


memasuki ruang konseling.
- Konselor memastikan klien siap menerima hasil testing HIV

- Konselor memberi pemahaman kepada klien bahwa konseling pasca


testing HIV sangat rahasia, hal ini untuk menumbuhkan kepercayaan
klien kepada konselor.
- Dalam menyampaikan hasil testing, konselor harus jelas dan langsung.

- Konselor menyediakan waktu yang cukup bagi klien untuk menyerap


informasi tentang hasil testing.
- Konselor memastikan pemahaman dan pengetahuan klien tentang
hasiltesting.
- Konselor menyampaikan dengan tenang arti dari hasil pemeriksaan
sambil menggali ekspresi dan emosi klien.
h. Informasi lanjutan yang diberikan terdiri dari :

- Ketersediaan fasilitas untuk tindak lanjut dan dukungan


8
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

- Fasilitas 24 jam pendampingan

- Pemberian dukungan informasi verbal dengan informasi tertulis

- Rencana masa depan yang realistis

- Adanya dukungan dari orang dekat

- Mencari tahu rencana klien dalam 48 jam

- Menyiapkan strategi mekanisme penyesuaian diri

9
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

- Menanyakan kepada klien jika masih ada hal yang


tidak dimengerti atauinformasi tambahan yang
dibutuhkan
- Merencanakan tindak lanjut atau rujukan jika diperlukan.

i. Konfidensialitas

Persetujuan untuk mengungkapkan status HIV seseorang


kepada pihak ketiga seperti institusi rujukan, petugas
kesehatan yang secara tidaklangsung melakukan perawatan
kepada klien yang terinfeksi dan pasangannya, harus
senantiasa diperhatikan.Persetujuan ini dituliskan dan
dicantumkan dalam catatan medik.
Konselor bertanggungjawab membicarakan hal ini dengan jelas
sehinggaklien benar-benar memahami tujuan dari
pengungkapan status HIV- nya.Pembagian status ini bukan
kepada sembarang orang, melainkanhanya kepada anggota
keluarga, orang yang dicintai, orang yang merawat, teman yang
dipercaya, atau rujukan pelayanan kesehatan lainnya untuk
kepentingan perawatan dan pengobatan serta untuk
keselamatan pasien.

E. Pelayanan Dukungan Berkelanjutan

1. Konseling Lanjutan

Setelah menjalani konseling pasca testing, yaitu ketika


klien menerima hasil testing HIV-nya, maka klien perlu
mendapatkan pelayanan dukungan berkelanjutan.Salah
satu layanan yang ditawarkan adalah dukungan
konseling lanjutan sebagai bagian dari VCT, apapun
hasil testing yang diterima klien.
2. Kelompok Dukungan VCT

1
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

Dapat dikembangkan oleh ODHA, OHIDHA, masyarakat


yang peduli HIV/AIDS, dan penyelenggara
layanan.Kelompok dukungan VCT dapat diikuti oleh
pasangan dan keluarga.
3. Pelayanan Penanganan Manajemen Kasus

Tujuannya membantu klien untuk mendapatkan pelayanan


berkelanjutan yang dibutuhkan.Tahapan dalam manajemen
kasus, identifikasi, penilaian kebutuhan pengembangan
rencana tindak individu, rujukan sesuai kebutuhan.
4. Perawatan dan Dukungan

Begitu diagnosis klien ditegakkan dengan HIV positif,


maka ia perlu dirujuk dengan pertimbangan akan
kebutuhan rawatan dan dukungan. Kesempatan ini
digunakan klien dan klinisi untuk menyusun rencana dan
jadwal pertemuan konseling lanjutan, terutama klien
dengan penyakit yang menuntut tindakan medik lebih
lanjut, seperti pemberian terapi profilaksis dan akses ke
ART
5. Konseling Kepatuhan Berobat
Sangat diperlukan untuk memberi pemahaman kepada klien
bahwa pengobatan ARV berlangsung seumur hidup.
Pemahaman ini sangat penting karena proses pengobatan
yang seumur hidup dan efek samping yang tidak
mengenakkan yang mungkin dirasakan oleh klien. Dengan
pemahaman yang menyeluruh diharapkan klien tetap patuh
minum obat meski dilanda rasa tidak nyaman di tubuhnya
dan kebosanan.
F. Sistem Rujukan
Sistem rujukan yang digunakan sesuai dengan sistem rujukan

2
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

rumah sakit regional Provinsi Jawa Timur.

BAB III
DOKUMENTAS
I

a. Pencatatan pasien yang dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk


diagnosis HIV dicatat dalam buku.

b. Pelaporan hasil sudah terlapor dalam progaram atau aplikasi SIHA.

c. Penyimpanan File Foto rontgen dan Backup foto foto rontgen

3
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
Jl. Teratai No. 22 Jember
Telp. (0331) 486200 Fax. (0331) 427088
Website : www.rscitrahusada.comEmail :

BAB IV
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan pelayanan
kesehatan di RS. Citra Husada Jember. Tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam pembuatan panduan ini, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan dan referensi.
Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan
Pelayanan VCT RS Citra Husada pada khususnya juga untuk para pembaca pada
umumnya.

Direktur RS Citra Husada Jember

dr.SusiloWardhaniS.,MM

Anda mungkin juga menyukai