Anda di halaman 1dari 17

Laboratorium Mekanika Tanah

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik


Universsitas Indonesia

NAMA PRAKTIKAN :Anggi Pranata 1162004012


Eunike Trifosa Woriassy 1162004042
Jaka Purnama 1162004022
Priambodo 1162004005
KELOMPOK : BA-1

TANGGAL PRAKTIKUM : 10 November 2017

JUDUL PRAKTIKUM : Sieve Analysis

ASISTEN : Nurannisa Shaleha

PARAF DAN NILAI :

I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan

ASTM D 421"Standard Practice for Dry Preparation of Soil Samples


forParticle-Size Analysis and Determination of Soil Constants"

ASTM D 422 "Standard Test Method for Particle-Size Analysis of Soils"

AASHTO T 88 "Standard method of test for particle size analysis of soils"

SNI 3423:2008 “Cara uji analisis ukuran butir tanah"

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

Mengetahui distribusi ukuran butiran tanah yang berdiameter 4.76 mm


sampai 0.074 mm (lolos saringan No. 4 ASTM dan tertahan saringan No.
200) dengan cara mekanis.

SIEVE ANALYISIS 1
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

C. Alat-alat dan Bahan


a. Alat

 Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram


 Saringan standar ASTM No. 10, 18, 40,100, 200, serta Pan
 Piringan kaleng
 Can
 Motorized Dynamic Sieve Shaker
 Sikat gigi
 Oven
b. Bahan
 Tanah dari percobaan hydrometer yang tertahan saringan No. 200
ASTM

Gambar 1.1 Peralatan praktikum sieve analyisis: a) Satu set saringan standar ASTM dan
pan; b) Motorized dynamic sieve shaker

D. Teori dan Rumus yang Digunakan

Tanah terdiri atas tiga unsur yaitu butiran, air, dan udara. Sifat-sifat suatu
tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran butirannya. Ukuran butiran

SIEVE ANALYISIS 2
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

menentukan klasifikasi macam tanah tersebut. Untuk butiran yang kasar


dipakai metode sieving dalam penentuan distribusi ukurannya.

Tanah dikeringkan dan disaring pada serangkaian saringan dengan ukuran


diameter kisi saringan tertentu mulai dari yang kasar hingga yang halus.
Dengan demikian butiran tanah terpisah menjadi beberapa bagian dengan
batas ukuran yang diketahui. Rumus yang digunakan untuk percobaan
sieveanalysis ini adalah:

𝑊𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
Persentase tanah tertahan × 100% (4.1)
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Persentase tanah lolos = 100% - % Tertahan (4.2)

Wtertahan = W tanah – W tanah total sesudah penyaringan

Kesalahan relatif penimbangan sampel tanah sebelum dan sesudah


penyaringan adalah:

𝑊𝑑−𝑊𝑡
KR = × 100% *tidak boleh melebihi 2%
𝑊𝑑

dengan :

wd = berat butiran tanah sebelum proses sieving

wt = berat butran tanah total setelah proses sieving

Teori tambahan

Analisis ayakan bertujuan dalam proses pemisahan ukuran. Analisis ayakan


pada material terdapat dua tempat pengamatan yaitu yang terdapat atau
tertahan diatas ayakan (screen) dan material yang lolos dari ayakan. Ayakan
atau screen standar yang digunakan untuk mengukur besarnya partikel
dalam jangkauan ukuran antara 3 sampai 0,0015 inci. Ayakan biasanya
terbuat dari anyaman kawat sedang rapat anyaman (mesh) dan ukuran
kawatnya dibakukan dengan teliti.(Anonim, 2015)

SIEVE ANALYISIS 3
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

Dalam melakukan analisis, seperangkat alat ayak standar disusun secara


deret dalam suatu tumpukan, dimana ayak yang anyaman paling rapat
ditempatkan paling bawah dan anyaman paling besar ditempatkan paling
atas. Contoh yang dianalisis lalu dimasukkan kedalam ayakan paling atas
dan pengayak diguncang secara mekanis selama beberapa waktu tertentu.
Partikel yang tertahan pada setiap ayakan dikonversikan menjadi fraksi
massa atau persentase massa dari contoh keseluruhannya (persentase
kumulatif).

Dalam analisis ayak diperlukan peralatan yang menunjang, antara lain :

a. Ayakan (screen), berfungsi untuk menyeragamkan ukuran butir


b. Timbangan, berfungsi untuk menghitung berat material
c. Sampler, bahan yang diujikan

Ada tiga tahapan dalam sieving (pengayakan), sebagai berikut :


 Tahap meloloskan material dengan cepat karena material
berukuran lebih kecil dari ukuran lubang ayakan.
 Tahap meloloskan material dengan lambat karena ukuran
material hampir sama atau mendekati ukuran lubang ayakan.
Tahap tidak meloloskan material karena ukuran material lebih
besar dari lubang ayakan.

Mengayak bisa dengan tangan atau mesin. Mutu hasilnya tidak ada
perbedaan. Penting untuk diketahui, bahwa fraksi dari material (pasir) yang
diayak akan dipengaruhi oleh:

a. Jangka waktu ayakan, makin lama diayak makin banyak pasir


halus yang akan melewati ayakan itu.
b. Beban dari ayakan, makin berat beban ayakan (banyak pasir
sekaligus pada ayakan) makin banyak pasir halus yang akan
tertinggal pada ayakan, jadi tidak terayak dengan baik.

SIEVE ANALYISIS 4
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

c. Hasil ayakan terbaik akan terjadi kalau jangka waktu mengayak


cukup lama dan beban ayakan yang agak ringan.
Analisis sieve dinyatakan oleh ukuran bukaan nominal (nominal aperture
size), yang merupakan jarak pusat nominal sisi yang berlawanan bukaan
bujur sangkar atau diameter nominal bukaan lengkung. Ukuran partikel
rata-rata pada setiap ayakan kemudian menjadi analisis untuk mendapatkan
kisaran ukuran tertentu. yang ditangkap di saringan. Hasil tes ini digunakan
untuk menggambarkan sifat kumpulan (agregat). Hasil tes ini diberikan
dalam bentuk grafik untuk mengidentifikasi jenis gradasi agregat. Prosedur
lengkap untuk tes ini diuraikan dalam American Society for Testing and
Materials (ASTM) dan American Association and State Highway and
Transportation Officials (AASHTO)

Dalam menetapkan distribusi dari ukuran butir material (granular) biasanya


menggunakan suatu metode. Metode ini disebut dengan analisis saringan.
Analisis saringansangat penting dan sering digunakan karena metodenya
sangat paling umum digunakan. Biasanyakegiatan dilakukan untuk
material organik maupun anorganik termasuk pasir, lempung,
granit,batubara, tanah dan lain-lain.

Standar ukuran ayakan dalam sieve, yaitu :

a. Ukuran yang digunakan dalam screen dapat dinyatakan dalam


mesh maupun metrik (mm).
b. Untuk ukuran dalam mesh maka makin besar angkanya berarti
makin halus material tersebut, tapi sebaliknya untuk metrik
(mm) makin besar angkanya maka semakin besar ukuran
materialnya.
c. Ukuran mesh yang dimaksud adalah dalam 1 inch2screen
terdapat lubang sebanyak sekian lubang tergantung numeriknya
misalnya 20 mesh artinya dalam 1inch2 terdapat 20 lubang.

SIEVE ANALYISIS 5
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

Jadi dalam mesh ini bukan menunjukkan besarnya diameter partikel yang
saat ini paling popular digunakan:

a. German Standard, DIN 4188


b. ASTM standard, E11
c. American Tyler Series
d. British Standard, BSS 410

II. PRAKTIKUM

A. Persiapan

1. Menyaring tanah yang digunakan dalam percobaan hydrometer dengan


saringan No. 200 ASTM agar bersih dari butiran clay, silt, dan koloid-
koloid.
2. Memasukkan tanah yang sudah bersih ke dalam can, lalu masukkan ke
dalam oven selama ± 18 jam.

B. Jalannya Praktikum

1. Mengeluarkan tanah dari oven dan diamkan sejenak, lalu ditimbang


beratnya.
2. menyusun saringan menurut urutan nomor yaitu: 10, 18, 40, 100, 200
(dari yang terbesar di atas hingga yang terkecil), dan terbawah adalah
pan.
3. Memasukkan tanah yang telah ditimbang ke atas saringan No. 4 ASTM.
4. Meletakkan susunan saringan pada mesin pengguncang listrik
(Motorized Dynamic Sieve Shaker) dan ditutup, kemudian menyalakan
selama 15 menit.
5. Mengumpulkan sampel tanah yang tertahan pada masing-masing
saringan dan selanjutnya menimbang dan mencatat beratnya.

SIEVE ANALYISIS 6
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

6. Membersihkan saringan dari butiran-butiran tanah yang tertinggal pada


setiap saringan dengan bantuan sikat gigi.

III. PENGOLAHAN DATA


A. Data Hasil Praktikum
Wtotal = 50 gram
Wt. of dry sample + container = 12.39 gram
Wt. of container = 10.07 gram
Wt. of dry sample = 2.3 gram
B. Perhitungan
Sampel No.1
Berat sampel tanah pada percobaan hydrometer = 50 gram
Berat sampel tanah kering + can = 12.39
Berat sampel setelah percobaan hydrometer kering oven ( W1 ) = 2.3 gram
Berat sampel yang tertahan pada saringan :

Tabel 1.1 Berat tanah yang tertahan


No. 10 ASTM 0.24 gram
No. 18 ASTM 0.45 gram
No. 40 ASTM 0.44 gram
No. 100 ASTM 0.69 gram
No. 200 ASTM 0.47 gram
Pan 0.01 gram
Total ( W2 ) 2.3 gram

𝑊1−𝑊2
Persentase kesalahan = × 100%
𝑊1
2.3−2.3
= × 100%
2.3

=0%

SIEVE ANALYISIS 7
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

Hasil pengolahan data dapat dirangkum seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2 Hasil Pengolahan data
Sieve Diameter W Komulatif %W Komulatif % % passing
no. (mm) tertahan W tertahan tertahan W tertahan
4 4.75 0 0 0 0 100
10 2 0.24 0.24 0.48 0.48 99.52
18 0.84 0.45 0.69 0.9 1.38 98.62
40 0.42 0.44 1.13 0.88 2.26 97.74
100 0.15 0.69 1.82 1.38 3.64 96.36
200 0.75 0.47 2.29 0.94 4.58 95.42
Pan 0.01 2.3 0.02 4.6 95.4

𝑊𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
% Wtertahan = × 100%
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0.24
= × 100%
50

= 0.48 %
% Passing = 100% - % Wtertahan
= 100% - 0.48%
= 99.52%

SIEVE ANALYISIS 8
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

Setelah menghitung % finer dari percobaan hydrometer dan % passing pada


percobaan sieve analysis, praktikan mendapatkan data sebagai berikut:
Tabel 1.3 Hubungan Diameter dengan % Passing
Diameter % passing
4.75 100
2 99.52
0.84 98.62
0.42 97.74
0.15 96.36
0.075 95.42
0.045 31.16
0.032 31.16
0.022 31.16
0.016 29.18
0.012 27.21
0.008 27.21
0.006 25.24
0.004 23.27
0.003 21.30
0.001 20.31

Dari data tersebut, praktikan membuat grafik partikel sebagai berikut :

Grafik Hubungan antara Diameter


dengan % Passing
101
100
99
% passing

98 y = 1.1382ln(x) + 98.565

97
96
95
10 1 0.1 0.01
Diameter (mm)

Grafik 1.1 Hubungan antara Diemater dengan % Passing


SIEVE ANALYISIS 9
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

Grafik Hubungan antara Diameter dengan


% Finer pada Hydrometer dan Sieve Analysis
140

120

100
y = 13.046ln(x) + 94.506

% Finer
80

60

40

20

0
10 1 0.1 0.01 0.001
Diameter (mm)

Grafik 1.2 Hubungan anatara Diameter dengan % Finer pada H-SA

Diperoleh persamaan y = 13.091 ln (x) + 94.51 sehingga:


Keterangan :
Diameter clay : D < 0.002 mm
Diameter silt : 0.002 mm < D < 0.05 mm
Diameter sand : 0.05 mm < D < 2 mm
Diameter gravel : 2 mm < D < 75 mm
 Clay:
y = 13.091 ln (x) + 94.51
= 13.091 ln ( 0.002) + 94.51
% Clay = 13.15 %

 Silt
y = 13.091 ln ( 0.002) + 94.51
= 13.15 %
y = 13.091 ln ( 0.05) + 94.51
= 55.29 %

SIEVE ANALYISIS 10
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

% Silt = 55.29 % - 13.15 %


= 42.14 %
 Gravel
% Gravel = 0 %
 Sand
% Sand = 100% - 42.14 % - 13.15 %
= 44.71 %

Dari persamaan jenis tanah dan gradasi butiran tanah dari sampel
yang diuji akan didapatkan apakah gradasi yang ada termasuk gradasi baik
atau tidak baik. Hal ini penentuan Cu dan Cc pada D10 , D30 , dan D60 sesuai
ketentuan sebgai berikut:
Cu > 15 = Tanah bergradasi baik
1 < Cc < 3 = Rentang tanah yang bergradasi baik

Pengecekan mutu gradasi


y = 13.091 ln (x) + 94.51

D10; 10 = 13.091 ln (x) + 94.51


X = 0.00156
D30 ; 30 = 13.091 ln (x) + 94.51
X = 0.00722
D60 ; 60 = 13.091 ln (x) + 94.51
X = 0.0716
D60
Cu = = 45.89
D10
(D30 )2
Cc = D60×D10 = 0.467

SIEVE ANALYISIS 11
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Praktikum sieve analysis ini bertujuan untuk mengetahui distribusi
ukuran tanah yang mempunyai diameter antara 4,76 mm sampai 0.074 mm
yaitu yang lolos dari saringan No. 4 ASTM dan tertahan disaringan No. 200
ASTM. Praktikum sieve analysis digunakan untuk mengetahui distribusi
tanah yang berukuran kasar. Peralatan yang digunakan pada praktikum ini
terdiri atas motorized dynamic sieve shaker yaitu alat penggoyang saringan.
Pelaksaan praktikum ini bahan yang digunakan sebagai bahan uji
adalah tanah dari percobaan hydrometer yaitu butiran tanah yang tertahan
disaringan No. 200 ASTM. Praktikan menggunakan tanah ini kembali agar
praktikan dapat menggabungkan gradasi dari kedua praktikum karena
sampel berasal dari tanah yang sama.
Tanah yang tertahan di saringan No. 200 ASTM dimasukkan
kedalam can yang telah ditimbang beratnya lalu dimasukkan ke oven agar
kadar airnya hilang dan tanah tersebut dapat digunakan untyk praktikum
Sieve Analysis ini . Keesokan harinya can yang berisi sampel tanah pun
dikeluarkan lalu ditimbang kembali. Tujuannya agar dapat mencari
kesalahan relative antara berat tanah sebelum dimasukkan ke motorized
dynamic sieve shaker dan setelah dimasukkan ke motorized dynamic sieve
shaker dan sudah tertahan di tiap – tiap susunan saringan karena adanya
butiran yang kecil sehingga dapat bertebangan dengan mudah sehingga
mengurangi berat sampel. Setelah didapatkan berat butiran tanah kering
tanah dimasukkan kedalam susunan saringan. Susunan saringan ini disusun
dari diameter paling besar hingga yang diameter yang terkecil sehingga
susunan saringan terdiri dari No. 10, 18, 40, 100, 200, dan pan. Seharusnya
pada susunan saringan menggunakan saringan No. 4 ASTM dan No. 60
ASTM tetapi saringan tersebut tidak tersedia di laboratorium mekanika
tanah. Setelah dimasukkan ke dalam susunan saringan. Sampel tanah dan
susunan saringan pun dipasang ke motorized dynamic sieve shakerlalu

SIEVE ANALYISIS 12
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

diaktifkan selama 10 menit. Tujuan mengoyangkan saringan dengan alat


motorized dynamic sieve shaker agar susunan saringan digoyangkan secara
sempurna sehingga tanah lebih mudah lolos kesaringan bawahnya jika
ukuran diameter tanah tersebut lebih kecil daripada diameter lolos saringan
tersebut. Setelah 10 menit susunan saringan pun diangkat dari alat motorized
dynamic sieve shakerlalu tanah yang tertahan pada setiap saringan
dipindahkan kedalam can , dengan cara membuka saringan satu persatu dan
meletakan nya di atas kertas dengan posisi terbalik agar tanah yang tertahan
bisa lepas dan juga menggunakan sikat gigi agar tanah – tanah yang
tersangkut disela-sela saringan bisa terlepas dan masuk kedalam can. Ketika
membuka susunan saringan praktikan harus berhati – hati agar tidak ada
butiran tanah yang tumpah atau terbang. Lalu mencatat berat butiran tanah
yang tertahan dari tiap – tiap saringan.

B. Analisis Hasil

Setelah melakukan praktikum sieve analysis, praktikan


mendapatkan hasil pengukuran dari berat butiran tanah yang tertahan pada
tiap – tiap saringan. Berat butiran tanah yang tertahan pada tiap – tiap
saringan terdiri:

1. Berat butiran tanah yang tertahan pada saringan No. 4 ASTM


sebanyak 0 gram, lolos sebanyak 100%, dan tertahan sebanyak
0%
2. Berat butiran tanah yang tertahan pada saringan No. 10 ASTM
sebanyak 0,24 gram, lolos sebanyak 99,52%, dan tertahan
sebanyak 0,48%
3. Berat butiran tanah yang tertahan pada saringan No. 18 ASTM
sebanyak 0,45 gram, lolos sebanyak 98.62%, dan tertahan
sebanyak 0.9%
4. Berat butiran tanah yang tertahan pada saringan No. 40 ASTM

SIEVE ANALYISIS 13
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

sebanyak 0.44 gram, lolos sebanyak 97,74%, dan tertahan


sebanyak 0.88%
5. Berat butiran tanah yang tertahan pada saringan No. 100 ASTM
sebanyak 0.69 gram, lolos sebanyak 96,36%, dan tertahan
sebanyak 1.38,%
6. Berat butiran tanah yang tertahan pada saringan No. 200 ASTM
sebanyak 0.47 gram, lolos sebanyak 95,42%, dan tertahan
sebanyak 0.94%

Total dari berat butiran tanah yang tertahan pada tiap saringan
adalah 2,3 gram . dan pada percobaan kali ini jumlah tanah sebelum dan
sesudah dimasukan ke dalam mixer masih sama yang menyebabkan tidak
ada nya kesalahan relative pada percobaan ini , atau kesalahan relative =
0%

Tabel 1.3 Hubungan Diameter dengan % Passing


Diameter % passing
4.75 100
2 99.52
0.84 98.62
0.42 97.74
0.15 96.36
0.075 95.42
0.045 31.16
0.032 31.16
0.022 31.16
0.016 29.18
0.012 27.21
0.008 27.21
0.006 25.24
0.004 23.27
0.003 21.3
0.001 20.31

SIEVE ANALYISIS 14
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

Dari grafik ditemukan persamaan garis yaitu y = 13.091 ln (x) + 94.51

Nilai koefisien keseragaman (Cu) didapat sebesar 45.89yang artinya


tanah bergradasi baik sementara koefisen kelengkungan (Cc) didapatkan
nilai 0.467 menandakan bahwa range tanah tidak bergradasi baik

Dan berdasar percobaan diatas didapat juga clay adalah 13.15 % ,


silt adalah 42.14 % , gravel adalah 0% dan sand sebesar 44.71% ternyata
sand ( pasir ) adalah jenis yang paling dominan pada sampel tanah ini
dengan persentase sebesar 44.71% , yang berarti dapat mengikat sedikit aiar
dkarenakan pori-pori dari pasir besar sehingga banyak air yang keluar dari
tanah akibat gaya gravitasi.

Dalam mencari nilai tadi juga bisa dilakukan dengan cara interpolasi
dan hasil dari perhitungannya juga lebih akurat, namun untuk mempercepat
proses perhitungan persamaan garis y bisa digunakan meskipun tingkat
keakuratannya lebih rendah dibanding menggunakan interpolasi.

C. Analisi Kesalahan

Kesalahan kesalahan yang terjadi pada saat percobaan sieve analysis


terdiri dari :

 Ketidakhati-hatian praktikan dalam memindahkan tanah yang


tertahan pada saringan ke wadah untuk diukur sehingga
menyebabkan adanya tanah yang terbang karena ukurannya
yang kecil atau tumpah sehingga mengurangi berat sampel tanah
yang duji.
 Motorized dynamic sieve shaker mati saat dilakukan pengayakan
yang menyebabkan hasil ayakan tidak maksimal
 Saringan nomor 60 tidak digunakan dikarenakan tidak adanya
alat tersebut di lab yang menyebabkan berkurangnya ketelitian
hasil dari praktikum.

SIEVE ANALYISIS 15
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

V. KESIMPULAN

1. Praktikum sieve analysis dapat digunakan untuk menentukan persen


komposisi tanah clay, silt, sand dan gravel.
2. Persamaan regresi dari kurva distribusi butiran tanah berupa y = 13.091 ln
(x) + 94.51, dimana variabel y sebagai % finer dan variabel x sebagai
diameter.
3. Nilai CU diperoleh sebesar 45.89 dan CC sebesar 0,467.
4. Menurut kurva distribusi butiran tanah diperoleh jumlahclay sebanyak
13.15 %, silt sebanyak 42.14 %, sand 44.71% dan gravel 0%, sehingga
tanah termasuk dalam golongan LOAM berdasarkan segitiga USDA

VI. APLIKASI SIEVE ANALYSIS

 Untuk mengetahui ukuran butiran tanah sehingga kita dapat mengetahui


jenis butiran dengan ukuran tertentu cocoknya digunakan untuk apa
sehingga tidak menimbulkan adanya kesalahan atau kecelakaan pada saat
konstruksi

VII. REFERENSI
Punmia, B.C. 1981. Soil Mechanic and Foundation. Delhie. Standard Book
House.

Wesley, LD. 1977. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

Gabriel R., Lunde, D. 2011. Estimete the soils size distribution from a sieve
analysis.www.sciencedirect.com. Diakses pada Rabu, 15 November 2017
pukul 21:17 WIB

SIEVE ANALYISIS 16
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universsitas Indonesia

VIII. LAMPIRAN

Gambar 1.2 proses sieve menggunakan Motorized dynamic sieve shaker

Tabel 1.4 Segitiga USDA

SIEVE ANALYISIS 17

Anda mungkin juga menyukai