Anda di halaman 1dari 7

Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006 Sari Pediatri, Vol. 7, No.

4, Maret 2006: 225 - 231

Gawat Darurat Neonatus pada Persalinan Preterm


M. Sholeh Kosim

Persalinan preterm atau kurang bulan akan membawa konsekuensi bayi yang lahir
menjadi bayi preterm atau bayi kurang bulan (BKB) . Bila terjadi kegagalan adaptasi
pada kehidupan ekstra uterin maka akan terjadi gawat neonatus yang dapat berdampak
kematian atau kecacatan. Bayi cukup bulan (BKB) mempunyai banyak risiko atau
masalah akibat kurang matangnya fungsi organ antara lain Penyakit membran hialin,
asfiksia, perdarahan intrakranial, gangguan neurologik, hipotermia, gangguan metabolik
dan kecenderungan untuk terjadinya infeksi neonatal. Sedangkan komplikasi jangka
panjang antara lain akan mengakibatkan terjadinya retardasi mental, gangguan sensori
(gangguan pendengaran dan penglihatan, kelainan retina ROP (retinopathy of
prematurity). Upaya yang paling penting adalah mencegah terjadinya persalinan preterm
semaksimal mungkin dengan pemeriksaan antenatal yang baik, meningkatkan status
gizi ibu, mencegah kawin muda dan mencegah serta mengobati infeksi intra uterin.
Apabila sudah terjadi ancaman persalinan, maka pemberian steroid antenatal ternyata
menunjukkan bukti medis yang bermakna dalam mematangkan fungsi paru. Apabila
bayi terpaksa lahir sebagai BKB, maka manajemen yang cepat tepat dan terpadu harus
sudah mulai dilaksanakan pada saat antepartum, intrapartum dan postpartum atau
pasca natal. Manajemen intrapartum dengan menerapkan pelayananan neonatal esensial,
manajemen pasca natal dengan strategi neuroprotektif, pencegahan sepsis neonatorum,
pemberian nutrisi adekuat dan perawatan pasca natal lain nya untuk bayi baru lahir.

Kata kunci: bayi kurang bulan, persalinan kurang bulan, terapi steroid antenatal, sepsis
neonatorum

N
eonatus atau bayi baru lahir (BBL) beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin. Di dalam
merupakan hasil reproduksi yang rahim kebutuhan nutrisi dan oksigen dipenuhi
berhasil dilahirkan oleh seorang ibu sepenuhnya oleh ibu melalui mekanisme utero-
hamil, sebagai suatu makhluk yang plasental. Begitu lahir seorang bayi harus mampu
“unik“ oleh karena mempunyai kemampuan untuk melakukan adaptasi agar bisa bertahan hidup.
Kemampuan adaptasi ini sangat tergantung pada
maturitas organ , kondisi janin ( berat lahir, masa
Alamat Korespondensi: gestasi ) dan faktor lingkungan ( sebagian adalah
Sholeh Kosim, dr., Sp.A (K) faktor ibu ). Proses adaptasi yang tidak berjalan
Sub Bagian Perinatologi Bagian IKA FK UNDIP/RS. Dr. Kariadi semestinya dapat mengakibatkan keadaan gawat
Semarang.
darurat neonatus yang dapat menjadi pangkal
E-mail: mskosim@indosat.net.id
Makalah ini telah disampaikan pada Kongres Feto Maternal V di bencana, karena dapat mengakibatkan kematian atau
Semarang 25 Maret 2005 kecacatan

225
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006

Bayi preterm atau bayi prematur atau BKB adalah Faktor risiko terjadinya persalinan preterm antara
bayi yang dilahirkan ibu pada usia kehamilan kurang lain perawatan antenatal yang tidak baik, status nutrisi
dari 37 minggu dengan variasi berat lahir, dapat di ibu yang buruk, ibu muda ( umur kurang dari 18
golongkan kecil untuk masa kehamilan, sesuai untuk tahun) dan penyalahgunaan obat.4
masa kehamilan atau besar untuk masa kehamilan.
Tetapi pada umumnya BKB lahir sebagai bayi berat
4,5
lahir rendah (BBLR). Sekitar 19% atau kurang lebih Masalah Bayi Kurang Bulan
24 juta pertahun bayi baru lahir sebagai BBLR. Bayi
berat lahir rendah (BBLR) mungkin menjadi faktor Masalah yang ditemukan pada BKB adalah akibat
tunggal yang penting dalam kematian neonatal, di imaturitas sistem organ. Biasanya akibat kegagalan
samping itu BBLR juga menjadi determinan yang adaptasi kehidupan di luar rahim, disebabkan karena
signifikan untuk angka kematian dan kesakitan pada kurang matangnya sistem organ,
masa anak-anak. Kontribusi terbesar kematian pada 1. Pernapasan: bayi kurang bulan kurang dapat
BBLR adalah prematuritas, infeksi, asfiksia pada waktu beradaptasi dengan pergantian gas dan terjadi
lahir, hipotermia dan gangguan pemberian minum. 1 depresi perinatal di ruang bersalin. Respiratory
Sebagian besar dari bayi tersebut lahir dari usia Distress Syndrome (RDS) dapat disebabkan
kehamilan ibu sangat prematur (BKB), yaitu antara karena defisiensi surfaktan dan apne dapat
23 sampai 33 minggu.2 disebabkan karena kurang matangnya me-
Tujuan penulisan ini untuk memaparkan tentang kanisme pengaturan napas. Dilaporkan bahwa
gawat darurat neonatus pada persalinan preterm, agar BKB juga mempunyai risiko terjadi Bronkho-
dapat diantisipasi dengan kewaspadaan yang tinggi pulmonary dysplasia (BPD), Wilson Mikity, dan
sehingga tidak terjadi kematian atau gejala sisa atau chronic pulmonary insufficiency.5
kecacatan. Salah satu penyulit pada BBLR adalah asfiksia
karena faktor paru yang belum matang pada bayi
BBLR yang prematur, atau karena distres respirasi
Faktor yang berhubungan dengan bayi (gangguan napas ) pada BBLR yang kecil untuk
kurang bulan (BKB) dan bati berat lahir masa kehamilannya; sehingga BBLR mempunyai
rendah (BBLR) dua risiko yang mengancam kehidupannya yaitu
berat lahir rendah dan asfiksia.3, 4 Asfiksia adalah
Sangat sulit untuk membedakan faktor yang ber- kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada
hubungan dengan kurang bulan dan IUGR (intra saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang
uterine growth retardation ) atau janin tumbuh lambat. merupakan gangguan pada janin dan atau pada
Hubungan yang kuat dan positip antara BKB dan neonatus yang berhubungan dengan kekurangan
BKMK atau janin tumbuh lambat adalah dengan O2 (hipoksia) dan/atau gangguan perfusi (iskemia)
tingkat sosial ekonomi yang rendah.3 Di samping itu pada berbagai organ 6 Insidens asfiksia pada usia
kehamilan ganda (kembar) juga sering terjadi pada kehamilan kurang dari 36 minggu adalah 9%,
persalinan preterm dengan frekuensi sekitar 15 %, 4 sedang lebih dari 36 minggu sekitar 0,5% dan
Hal hal lain yang sering dihubungkan dengan menyebabkan kematian 20% kasus. Insidens
persalinan preterm yang berkaitan dengan kesehatan asfiksia ini sering dihubungkan dengan palsi
ibu adalah 4 serebral.5
· Riwayat persalinan preterm sebelumnya 2. Neurologik: bayi kurang bulan (BKB) berisiko
· Kadar alfafetoprotein yang tinggi yang tidak mempunyai masalah neurologi akut, seperti
diketahui sebabnya pada trimester ke dua perdarahan intra kranial, dan depresi perinatal.5
· Penyakit atau infeksi yang tidak diobati dengan Penyebab utama kelainan atau gangguan neuro-
baik ( misalnya Infeksi Saluran Kemih infeksi kulit logis pada bayi baru lahir adalah ensefalopati
ketuban / amnionitis ) iskemik hipoksik (EIH), di samping perdarahan
· Abnormalitas uterus dan serviks periventrikular dan intraventrikular yang me-
· Ketuban pecah dini nyebabkan kelainan neurologis terutama pada
· Plasenta previa bayi kurang bulan.1 Jejas pada otak yang terjadi

226
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006

pada masa perinatal ini dikenal sebagai penyebab Komplikasi jangka panjang bayi kurang
utama gangguan neurologis berat dan terjadi bulan
dampaknya dalam jangka panjang yang dikenal
sebagai palsiserebral (cerebral palsy = CP) pada Bayi kurang bulan sangat rentan untuk terjadi beberapa
bayi dan anak. 7 Palsi serebral ini akibat dari jenis kesakitan. Meskipun beberapa gangguan pada
ensefalopati iskemik hipoksik (EIH). Insidens suatu populasi terhitung kecil, akan tetapi preva-
EIH ini sekitar 1-2 setiap kelahiran bayi cukup lensinya belum jelas. Beberapa penelitian multisenter
bulan. Pada BKB insidens EIH, kematian dan yang komprehensip menyajikan beberapa data sebagai
cacat (palsi serebral) secara signifikan lebih tinggi berikut,5,6
dibanding bayi cukup bulan. 8,9,10 Manifestasi
predominan yang dikaitkan dengan palsiserebral • Gangguan perkembangan
adalah gangguan gerak yang dapat berupa - cacat mayor: palsi serebral, retardasi mental
karakter spastik, ataksik atau atetoid. Disfungsi - gangguan sensori: gangguan pendengaran dan
motorik ini biasanya disertai gangguan neurologik gangguan penglihatan
lainnya seperti retardasi mental, gangguan visual - disfungsi otak minimal: gangguan bahasa,
kortikal dan kejang.7 gangguan kemampuan belajar, hiperaktivitas,
3. Kardiovaskular: gangguan yang sering mengalami kurangnya perhatian, gangguan perilaku.
adalah hipotensi akibat hipovolemia, misalnya • Retinopathy of prematurity
kehilangan volume karena memang volumenya • Penyakit paru kronik
yang relatip kecil atau gangguan fungsi jantung • Gangguan pertumbuhan
dan vasodilatasi akibat sepsis. Kejadian PDA ( • Frekuensi hospitalisasi dan kesakitan pascanatal
patent ductus arteriosus) sering terjadi dan dapat meningkat
mengakibatkan terjadi nya gagal jantung • Frekuensi anomali kongenital meningkat
kongestif 4,5 • Risiko anak terlantar dan ruda paksa pada anak
4. Hematologik: khususnya anemia akibat berbagai meningkat
macam penyebab dan hiperbilirubinemia 5
5. Metabolik: sering terjadi gangguan metabolisme
glukosa dan kalsium, terutama pada BKB dengan Manajemen bayi kurang bulan
gangguan nutrisi, sakit berat atau gangguan
intrauterin.4,5 Hal yang paling penting adalah mencegah persalinan
6. Nutrisi: bayi kurang bulan memerlukan perhatian preterm dengan upaya semaksimal atau optimal
khusus tentang jenis, jumlah dan cara pem- mungkin dengan cara,4
beriannya 1,4,5 • Melaksanakan pengawasan antenatal yang baik dan
7. Gastrointestinal: prematuritas merupakan risiko teratur
terbesar untuk enterokolitis nekrotikans 1,4,5 • Meningkatkan status gizi ibu
8. Ginjal: imaturitas ginjal ditandai dengan • Menganjurkan menikah pada usia matang (tidak
kecepatan filtrasi glomerulus yang rendah dan terlalu muda)
ketidak mampuan untuk mengatasi beban air, • Mencegah dan mengobati secara tuntas infeksi
kepekatan dan keasaman. Dapat terjadi kesulitan intrauterin
dalam manajemen cairan dan elektrolit 5
9. Pengaturan suhu: BKB cenderung untuk terjadi Bila oleh karena satu dan lain hal, persalinan
hipotermi dan hipertermi 1,5 tetap harus berlangsung atau terpaksa harus
10. Imunologik: akibat defisiensi respons imun dilakukan terminasi kehamilan dengan lebih
seluler dan humoral, BKB mempunyai risiko memperhatikan keselamatan ibu, maka pada
terjadi nya infeksi lebih besar dibanding bayi persalinan preterm dengan kemungkinan bayi lahir
cukup bulan 4,5 sebagai BKB, maka har us dilakukan upaya
11. Oftalmologik: ROP = retinopathy of prematurity preventif dan promotif yaitu, pemberian obat
(retinopati akibat prematuritas ) dapat terjadi tokolitik pada ibu dan pemberian terapi antenatal
akibat retina imatur 5 kortikosteroid

227
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006

Pemberian Terapi Kortikosteroid ante- kepada ibu agar dapat berpengaruh terhadap
natal 5,11 kematangan paru bayi. Betametason diberikan dalam
dua kali suntikan yang berbeda dalam 24 jam,
Kortikosteroid antenatal digunakan untuk membantu sedangkan deksametason diberikan setiap 12 jam
perkembangan paru janin. Pada masa postnatal, untuk 2 dosis.12 Bila persalinan tidak terjadi dalam
kortikosteroid telah digunakan terutama untuk kurun waktu 7 hari, maka suntikan dapat diulang.
mencegah dan mengobati displasia bronkopulmoner Beberapa data penelitian menyebutkan bahwa tidak
pada bayi baru lahir. Keuntungan dan risiko terapi ini ada manfaat pemberian secara serial, bahkan dijumpai
harus mempertimbangkan kepentingan pasien. adanya bahaya.5,12
Terdapat bukti yang meyakinkan bahwa pem- Kematangan paru juga dapat diketahui dengan
berian kortikosteroid antenatal dapat menurunkan melakukan tes kocok dengan aspirasi air ketuban
risiko sindrom distres respirasi, mortalitas dan untuk kemudian dilakukan pemeriksaan untuk
perdarahan intraventrikular pada bayi kurang bulan. menentukan apakah seorang bayi memerlukan
Percepatan perkembangan paru dengan pemberian kortikosteroid antenatal. Banyak bayi yang lahir pada
kortikosteroid berakibat penambahan surfaktan usia 33–34 minggu kehamilan tetapi sudah memiliki
alveolar dan jaringan dan perubahan struktural yang kematangan paru yang cukup sehingga dapat bernapas
membantu respon terhadap pemberian surfaktan secara spontan.5,12
postnatal.
Tahun 1994, National Institutes of Health (NIH)
Consensus Development Conference merekomendasikan Manfaat terapi kortikosteroid antenatal
pemberian kortikosteroid antenatal pada wanita hamil
yang berisiko mengalami persalinan prematur dalam Terdapat banyak bukti berbasis medik yang me-
7 hari ke depan. Hal ini berdasarkan pada pengamatan nyatakan bahwa pemberian antenatal kortikosteroid
bahwa penurunan RDS terjadi paling banyak pada bayi dapat meningkatkan outcome pada bayi yang
yang lahir antara 24 jam dan 7 hari pemberian. dilahirkan pada usia 24 – 34 minggu . Juga akan lebih
Rekomendasi ini mengarah pada pelaksanaan bermanfaat bila persalinan terjadi paling tidak dalam
pemberian rangkaian terapi kortikosteroid jika waktu 24 jam sesudah pemberian dosis pertama dan
kehamilan berlanjut lebih dari 1 minggu, walau tidak kurang dari tujuh hari sesudah pemberian obat dosis
ada bukti yang mendukung hal ini dari penelitian terakhir.4,5,11,12
manusia. 11 Obat yang sering digunakan adalah
betametason dan deksametason, sering disebut
glukokortikoid yang diberikan antenatal untuk Manajemen intrapartum dan postpartum
memacu pertumbuhan paru janin. 4,5,11 Digunakan
pada saat ibu yang dalam keadaan persalinan preterm Bila bayi sudah lahir atau hampir lahir, maka dilakukan
yang mungkin akan terjadi dalam waktu 24 - 48 jam manajemen sebagai berikut:
kemudian. Hal ini sangat membantu untuk mencegah
terjadinya RDS dan komplikasi lain akibat persalinan 1. Manajemen intrapartum, dengan menerapkan
preterm.4,12 prinsip Pelayanan Neonatal Esensial yaitu,
Betametason dan deksametason memacu paru a. Pertolongan persalinan yang bersih dan aman,
bayi untuk memproduksi senyawa yang disebut kemudian sesuai dengan berat badan bayi
surfaktan yang berfungsi untuk mengembangkan dirawat di bangsal bayi risiko tinggi (BBRT)
alveoli paru. Surfaktan akan membasahi lapisan atau special care = Level 2 1,5
mukosa paru membuat tegangan negatif agar alveoli b. Tindakan resusitasi dan stabilisasi : dilakukan
berkembang. Pada BKB, jaringan paru baru mem- resusitasi segera dengan baik dan benar.
produksi sedikit surfaktan dengan pemberian obat Tindakan resusitasi sebaiknya dilakukan oleh
ini akan meningkatkan kemampuan untuk bernapas. tenaga yang mempunyai kualifikasi, di tempat
Bila BKB dengan masa gestasi antara 24 dan 34 fasilitas yang memadai. Oksigen yang adekuat
minggu diharapkan dalam waktu 7 hari bayi akan dan suhu yang stabil merupakan salah satu
lahir, maka betametason atau deksametason diberikan tujuan perawatan pasca natal.1,5,6

228
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006

2. Manajemen bayi baru lahir 1,5,6,7 indikasi untuk melanjutkan antibiotik.


a. Stabilisasi suhu b. Bayi kurang bulan, dengan gejala klinis tetapi
b. Terapi oksigen dan bantuan ventilasi mekanik ibu tidak mendapat terapi antibiotik pada
c. Bila terjadi patent ductus arteriosus,: antepartum
diperlukan terapi konservatif yaitu, • Periksa kultur
• Oksigenasi yang cukup, restriksi cairan, • Beri pengobatan
diuresis intermitten. • Nilai ulang setelah 72 jam
• Pada kasus yang bergejala, pemberian • Berikan pengobatan penuh selama 10
obat antagonis prostaglandin seperti hari bila kultur darah positif dan 14–21
indometasin mungkin diperlukan hari bila kultur cairan serebrospinal
• Pada beberapa kasus memerlukan terapi positif
pembedahan berupa ligasi.5 c. Bayi kurang bulan, tanpa gejala klinis dan
3. Terapi cairan dan elektrolit: harus diperhatikan ibu mendapat terapi antibiotika antepartum:
kemungkinan terjadinya kehilangan insensible • Periksa biakan
water loss yang tinggi dan harus memperhatikan • Beri pengobatan
dengan benar hidrasi, kadar glukosa darah, kadar • Nilai ulang setelah 72 jam
elektrolit plasma.5,6 • Hentikan antibiotik bila bayi tanpa gejala
4. Asupan gizi: pada BKB kemampuan menghisap klinik sepsis dan hasil biakan negatif
dan menelan sangat terbatas, di samping adanya d. Bayi kurang bulan, tanpa gejala klinis dan
intoleransi beberapa minuman, mungkin diper- ibu tidak mendapat terapi antibiotik
lukan pemberian minum melalui pipa lambung antepartum
atau bahkan pemberian nutrisi parenteral.5 • Tidak dilakukan septic work up atau
5. Hiperbilirubinemia: sangat sering terjadi pada bayi pengobatan bila bayi dengan berat lahir
yang sangat kecil. Biasanya dapat dikelola dengan > 1250 gram dan umur gestasi 30 minggu
efektip dengan cara memantau kadar bilirubin dan • Untuk bayi berat lahir < 1250 gram dan
terapi sinar /fototerapi. Pada beberapa kasus gestasi 30 minggu
mungkin diperlukan transfusi tukar.5,6 - Periksa kultur
6. Infeksi dan sepsis: BKB sangat rentan untuk - Berikan pengobatan
terjadinya infeksi dan sepsis. Pada BKB dengan - Nilai ulang setelah 72 jam
BBLR yang dicurigai mengalami sepsis perlu - Hentikan antibiotik bila bayi tanpa
diberikan antibiotik dengan spektrum yang luas. gejala klinik sepsis dan hasil biakan
Bagi bayi yang sering mengalami beberapa negatif.13
prosedur klinik, cara asepsis perlu ditingkatkan. 7. Manajemen mencegah gejala sisa
A. Pengelolaan yang utama adalah pencegahan.
Panduan manajemen sepsis pada bayi kurang Tujuan utama adalah mengidentifikasi janin
bulan 13 yang mudah atau cenderung mengalami
a. Bayi kurang bulan dengan gejala klinis dan iskemik-hipoksik oleh karena proses per-
ibu mendapat terapi antibiotik antepartum, salinan dan kelahiran.7,13,14
• Periksa biakan darah B. Resusitasi segera. Semua bayi baru lahir yang
• Beri pengobatan mengalami apne saat lahir harus diresusitasi
• Nilai ulang setelah 72 jam segera karena tidak dapat ditentukan apakah
• Secara umum lanjutkan antibiotik bayi mengalami apne primer atau sekun-
sampai dengan 10 hari pengobatan. der.13,14 Langkah-langkah resusitasineonatal
Dapat dipertimbangkan untuk meng- sebagai berikut,
hentikan antibiotik bila biakan negatif 1. Mempertahankan ventilasi adekuat.
atau tidak terdapat gejala sepsis secara 2. Mempertahankan oksigenasi adekuat
klinis (pO2 >40 pada bayi prematur dan pO2
• Bila gejala dan tanda berlanjut dan atau > 50 pada bayi cukup bulan)
muncul tanda infeksi baru, ini merupakan 3. Mempertahankan perfusi adekuat.

229
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006

4.Mengkoreksi asidosis metabolik dengan • Menekan metabolisme serebral secara keseluruhan


penggunaan ekspansi volume secara hati- dan penekanan agen neurotoksik spesifik yang
hati dengan tujuan utama menyokong ditargetkan8,14
perfusi jaringan
5. Mempertahankan kadar serum glukosa
normal (~ 75-100 mg/dl) Ringkasan
6. Mengendalikan kejang
a. Fenobarbital adalah obat pilihan. • Bayi kurang bulan mempunyai risiko tinggi
Pemberian fenobarbital dilanjutkan terhadap kematian dan kecacatan akibatan
sampai pemeriksaan EEG normal kegagalan dalam adaptasi ke kehidupan ekstra
dan tidak ada kejadian kejang selama uterin.
> 2 bulan. Keuntungan terapi • Proses adaptasi yang tidak berjalan semestinya
profilaktik masih kontroversial. dapat mengakibatkan keadaan gawat darurat
Fenobarbital dosis tinggi (40 mg/kg) neonatus yang menjadi pangkal bencana, karena
menurunkan insidens kejang dan dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan.
memperbaiki keluaran neurologik • Faktor –faktor yang mempengaruhi persalinan
saat 3 tahun pada bayi cukup bulan preterm atau BKB baik yang berasal dari faktor ibu,
yang pernah mengalami asfiksia. 8,14 janin, maupun lingkungan.
b. Jika kejang terus berlanjut melewati • Masalah yang sering dijumpai oleh BKB dapat
kadar terapeutik fenobarbital, dapat terjadi pada berbagai sistem organ vital, antara lain
digunakan lorazepam dan fenitoin . asfiksia neonatorum, RDS, infeksi, perdarahan
7. Mencegah edem otak. Dasar pencegahan intrakranial, PDA, enterokolitis nekrotikans,
pembengkakan otak yang serius adalah hipotermia, gangguan nutrisi, gangguan metabolik
menghindari kelebihan cairan. Dilaku- dan gangguan optalmologik berupa retinopati
kan restriksi cairan moderat (60 ml/kg). akibat prematuritas.
Jika terjadi edem otak berat, dilakukan • Komplikasi jangka panjang BKB berupa gangguan
restriksi cairan 50 ml/kg. Awasi tanda perkembangan baik cacat mayor maupun gang-
SIADH (sindrom inappropriate anti guan perilaku antara lain, retinopati akibat
diuretic hormone). Tidak direkomen- prematutrity, penyakit paru kronik, gangguan
dasikan penggunaan glukokortikoid dan pertumbuhan, perawatan dan kesakitan pasca natal
obat osmotik.8 meningkat, kelainan anomali kongenital mening-
C. Terapi terbaru dimaksudkan untuk mencegah kat, risiko peningkatan anak terlantar dan ruda
kematian neuron saat asfiksia terjadi dikenal paksa pada anak.
sebagai strategi neuroproteksi 8,14 • Manajemen yang paling penting dan utama adalah
pencegahan terjadinya persalinan preterm.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada strategi untuk • Terapi antenatal steroid dianggap memberi
neuroproteksi adalah, manfaat dalam pematangan fungsi paru.
• Data dari penelitian pada model bayi hewan • Tindakan resusitasi, pemberian cairan dan
menunjukkan bahwa kerusakan otak dapat elektrolit dan asupan gizi yang cukup serta
diredakan, jika terapi segera dilakukan setelah pengobatan infeksi dan sepsis harus dilakukan
kejadian hipoksik/iskemik15 segera dengan cara yang benar.
• Durasi dari jendela terapi ini bervariasi di antara • Pencegahan gejala sisa neurologis harus segera
spesies; derajat kerusakan otak dapat ringan bila diantisipasi dengan strategi neuroproteksi.
terapi dimulai dalam 6 jam setelah kejadian
hipoksik/iskemik. Diperkirakan terdapat waktu 6-
12 jam setelah kejadian asfiksia dimana pemberian Daftar Pustaka
agen neuroprotektif dapat menurunkan atau
mencegah kerusakan otak. Mencegah kerusakan 1. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir
otak tergantung dari status awal otak janin.8,15 Untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan

230
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006

Dasar. Adaptasi Draft WHO.Kerjasama UKK Perinatologi 8. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE.
IDAI – Departemen Kesehatan RI – MNH-JHPIEGO, Perinatal Asphyxia. Dalam: Neonatology, Edisi keempat.
Eds . Kosim MS, Surjono A, Setyowireni D, Jakarta , 2004. Lange Medical Book, New York: 1999. h. 480 - 9
2. Campbell N.Low Birth Weight Babies. Didapat dari: 9. Yu VYH, Monintja HE, Amir I. Asfiksia Perinatal .
http:// hnb.dhs.vic.gov.au/commcare/yafs , diunduh tanggal Dalam: Beberapa Masalah Perawatan Intensif Neonatus,
2003 Balai Penerbit FK UI, Jakarta,1977. h. 129 – 45
3. Stoll BJ, Kliegman RM. The fetus and the neonatal in- 10. Paclac Manual guideline. Post asphyxia management.
fant. Dalam : Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM, Didapat dari: http://www.paclac.org/Manuals_Guidelines/
penyunting. Nelson’s Text Book of Pediatrica. Edisi Post-Asphyxia Management of the Neonatea/pdf
keenambelas. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 11. Stark AR.Use of antenatal dan postnatal steroids. Dalam:
2000. h. 474 – 95 Rao MN, Sagar DV and Fernandez A, penyunting. Re-
4. Smith JF. Prematurity. Available in: http://www. cent advances in neonatology. Edisi pertama. New Delhi:
chclibrary.org/ .prematurity\htm. Diunduh tanggal 15 Jaypee Brothers; 2004. h. 1- 6
Maret 2005. 12. Kathe Gallagher, MSW . Antenatal corticosteroids for fe-
5. Pursley DW, Cloherty JP. Identifying the high risk new- tal lung development. Didapat dari: http://www.sentara. com
born and evaluating gestational age, premaruruty, post 13. Moses S. Neonatal sepsis in family practice notebook.
maturity. Dalam Cloherty JP, Stark AR, penyunting. Didapat dari: http://www.fpnotebook.com/NC45.htm
Manual of neonatal care, Edisi keempat. Boston: 14. Sutomenggolo TS, Ismael S. Asfiksia dan trauma peri-
Lippincott Raven; 1998. h. 38 -51 natal. Dalam: Buku Ajar Neurologi Anak. Penyunting:
6. Snyder EY, Cloherty JP. Perinatal Asphyxia. Dalam: Sutomenggolo TS, Ismael S. Edisi I, BP IDAI, Jakarta,
Cloherty JP, Stark AR, penyunting. Manual of Neona- 1999. h. 307 – 33
tal Care, Edisi keempat. Boston: Lippincott Raven; 1998. 15. Papile LA. Recent concepts in management of hypoxic
h. 515 -21 ischemic encephalopathy. Dalam: Rao MN, Sagar DV
7. Perlman JM. Intrapartum Hypoxic Ischemic Cerebral and Fernandez, penyunting. A Recent advances in neo-
Injury and Subsequent Cerebral palsy : Medico legal is- natology. Edisi pertama. New Delhi: Jaypee Brothers;
sues. Pediatrics, 1999; 99:851-9. 2004. h. 72-7

231

Anda mungkin juga menyukai