Anda di halaman 1dari 4

DINKES

PUSKESMAS
KESEHATAN
KEBONARUM
KAB. KLATEN

PANDUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Nomor : 01/ADM-PAND/

Revisi Ke : 00

Berlaku Tgl: - - 2019

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS KEBONARUM

Jln. Nila Pluneng Kebonarum 57486, Telp. (0272) 3356211


A. Definisi
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, yang selanjutnya disebut
Pemberdayaan Masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif
dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses
pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta
memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat.
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat, yang selanjutnya disingkat
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang dibentuk
atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama
masyarakat, dengan pembinaan sektor kesehatan, lintas sektor dan pemangku
kepentingan terkait lainnya.
Tenaga Pendamping Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, yang
selanjutnya disebut Tenaga Pendamping adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk mendampingi serta membantu proses pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengadopsi inovasi di bidang kesehatan.
Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan yang selanjutnya
disebut Kader adalah setiap orang yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk
menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pemberdayaan masyarakat di Puskesmas Kebonarum
meliputi :
1. Sosialisasi program kepada kader/tokoh masyarakat
2. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat oleh kader/masyarakat
dengan pendampingan dari Puskesmas
3. Pemantauan dan pendampingan kegiatan

C. Tata Laksana
Tata laksana dalam melakukan pemberdayaan masyarakat di Puskesmas
Kebonarum adalah :
1. Pengenalan kondisi desa/kelurahan, dilakukan oleh masyarakat dengan
dibantu oleh kader dan pemerintah. Hal-hal yang diakji dalam tahap
pengenalan kondisi desa/kelurahan adalah :
a. data profil desa
b. hasil analisis situasi permasalahan kesehatan
c. data lain yang diperlukan
2. Pelaksanaan survei mawas diri, dilakukan dengan menggunakan
instrumen yang disusun bersama oleh masyarakat, kader, dan pemerintah
desa dengan dibantu oleh tenaga pendamping.

3. Pelaksanaan musyawarah masyarakat desa diikuti oleh pemerintah desa,


badan permusyawaratan desa, dan unsur masyarakat sesuai kondisi
sosial budaya masyarakat. Musyawarah di desa bertujuan untuk :

a. menyosialisasikan program kesehatan dan hasil survey mawas diri

b. menyepakati urutan prioritas masalah kesehatan yang hendak


ditangani

c. menyepakati kegiatan yang akan dilaksanakan melalui


UKM/kegiatan lain yang bersifat memberdayakan masyarakat.

d. memetakan data/informasi potensi dan sumber daya desa.

e. menggalang partisipasi warga desa untuk mendukung


pemberdayaan masyarakat.

4. Perencanaan partisipatif , dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah


desa dan kader. Perencanaan partisipatif mencakup :

a. UKBM yang akan dibentuk atau diaktifkan kembali, atau kegiatan


lain yang memberdayakan masyarakat yang akan dilaksanakan.

b. sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pemberdayan


masyarakat

c. rencana anggaran, jadwal pelaksanaan, sasaran kegiatan, dan


penanggung jawab.
5. Pelaksanaan kegiatan, dilakukan melalui kegiatan UKBM atau kegiatan
lain yang memberdayakan masyarakat secara swa kelola.

6. Pembinaan kelestarian, diarahkan untuk menjamin pelaksanaan


pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung secara berkesinambungan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tahap pembinaan kelestarian
dapat dilakukan melalui :

a. pertemuan berkala

b. orientasi bagi kader

c. sosialisasi

d. penerbitan peraturan lokal

e. pemantauan serta evaluasi

D. Dokumentasi
1. Data profil desa

2. Instrumen Survei Mawas Diri

3. form laporan kegiatan

4. Foto-foto kegiatan

5. Form monitoring dan evaluasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai