Anda di halaman 1dari 5

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

LOMBA BACA PUISI BAGI PESERTA DIDIK JENJANG SD NEGERI/SWASTA


SE-KECAMATAN BONDOWOSO
DALAM RANGKA HUT KEMERDEKAAN RI KE-78 TAHUN 2023

A. PETUNJUK PELAKSANAAN

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari, Tanggal : Rabu, 2 Agustus 2023
Waktu : 07.00 WIB - Selesai
Tempat : UPTD SPF SDN Blindungan 1

b. Ketentuan Umum
1. Lomba bersifat perorangan / individu.
2. Peserta sebanyak 1 orang (putra/putri) dari peserta didik yang masih aktif di SD
Negeri/Swasta se- wilayah kecamatan Bondowoso.
3. Peserta didampingi satu guru pendamping dari sekolah yang sama.
4. Peserta memilih satu puisi dari tiga puisi yang disediakan oleh panitia dan
mengambil nomor urut tampil pada saat technical meeting.
5. Peserta dianggap sah apabila persyaratan lomba terpenuhi.
6. Waktu yang disediakan untuk tiap peserta maksimal 5 menit, meliputi persiapan
dan penampilan.
7. Waktu bagi tiap peserta terhitung mulai ketika peserta memulai hingga berakhir
penampilan peserta.
8. Hal-hal yang belum tertera menjadi kebijakan panitia.

c. Ketentuan Khusus
1. Pembacaan puisi hanya dilakukan dalam satu babak.
2. Peserta tidak diperkenankan menggunakan alat pengiring, baik dimainkan sendiri
atau dimainkan orang lain saat pembacaan puisi.
3. Setiap peserta membacakan 1 (satu) puisi dari 3 (tiga) puisi yang ditentukan panitia,
sebagai berikut.

No. Judul Puisi Penyair

1 AKU Chairil Anwar

2 MERDEKA Chairil Anwar

3 KARAWANG BEKASI Chairil Anwar

1
d. Aspek Penilaian
1. Penghayatan : Ketepatan/takaran rasa, totalitas emosi, dan ekspresi fisik.
2. Vokal : Penyajian secara lisan, meliputi kenyaringan, ketepatan artikulasi, dan
intonasi.
3. Penampilan : Keharmonisan keseluruhan ekspresi lisan dan ekspresi fisik (wajah
dan anggota tubuh), kesesuaian kostum, sikap (cara membawakan diri di depan
pemirsa), teknik muncul.
4. Pemenang diambil tiga terbaik dari seluruh peserta sebagai peringkat 1, 2 dan 3.
5. Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

B. PETUNJUK TEKNIS

1. Peserta hadir pukul 07.00 WIB di UPTD SPF SDN Blindungan 1 untuk daftar ulang dan
persiapan lomba dengan menunjukan data identitas diri.
2. Peserta wajib mengisi daftar hadir yang telah disediakan oleh panitia.
3. Peserta wajib mengenakan nomor urut peserta yang telah diundi pada temu teknik.
4. Peserta yang dipanggil tiga kali, tetapi tidak menampilkan diri tanpa keterangan yang
jelas dianggap gugur.
5. Peserta yang sudah maju atau belum maju diizinkan melihat atau menonton jalannya
perlombaan dengan ketentuan:
a. HP harap dimatikan atau di-silent
b. Dilarang membuat kebisingan atau kegaduhan.

2
Lampiran: Puisi 1
AKU ( Chairil Anwar, Maret 1943 )

Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli


Aku mau hidup seribu tahun lagi

Chairil Anwar, Maret 1943

Lampiran: Puisi 2
MERDEKA ( Chairil Anwar , Juli 1943 )
3
Merdeka

Aku mau bebas dari segala


Merdeka
Juga dari Ida
Pernah
Aku percaya pada sumpah dan cinta
Menjadi sumsum dan darah
Seharian kukunyah kumamah
Sedang meradang
Segala kurenggut
Ikut bayang
Tapi kini
Hidupku terlalu tenang
Selama tidak antara badai
Kalah menang
Ah, Jiwa yang menggapai-gapai
Mengapa kalau beranjak dari sini
Kucoba dalam mati

Chairil Anwar, Juli 1943

Lampiran: Puisi 3
KARAWANG - BEKASI ( Chairil Anwar , 1948 )

4
Karawang-Bekasi
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa


Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan


Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan


atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami


Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat


Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami


yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Chairil Anwar, 1948

Anda mungkin juga menyukai