Dosen Pengampu :
Prof. H. Tedi Priatna, M.Ag
Dr. Nana Nurdiansyah, S.Pd, M.Pd
PEMBAHASAN
Penelitian adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
secara seksama dan kritis memahami suatu hal atau fenomena dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu. Motivasi untuk menjalankan penelitian ini sering muncul
karena adanya suatu permasalahan yang memerlukan jawaban yang tepat dan benar.
Secara umum, tidak ada suatu pola yang baku, standar, atau yang telah disetujui oleh
para ahli sebagai "pola umum" yang harus diikuti dalam pelaksanaan penelitian.
Sementara itu, dalam konteks penelitian kuantitatif, kita mengacu pada pendekatan
penelitian tertentu yang menggunakan metode-metode kuantitatif untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data. Penelitian kuantitatif
bertujuan untuk melakukan pengukuran atau mengidentifikasi hubungan antara
variabel-variabel dalam suatu fenomena atau populasi tertentu. Metode ini sering
melibatkan penggunaan instrumen seperti kuesioner, survei, atau pengamatan
berbasis angka dan statistik untuk menyajikan hasil-hasil penelitian.
Pola umum dalam penelitian merujuk pada pola atau rangkaian langkah-langkah dan
pendekatan yang sering digunakan oleh peneliti saat mereka merancang,
melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian mereka. Meskipun tidak ada resep
yang kaku atau satu ukuran untuk semua dalam penelitian, beberapa unsur pokok
sering diikuti dalam proses penelitian. Berikut adalah beberapa elemen umum yang
termasuk dalam pola umum penelitian:
1. Identifikasi Masalah Penelitian: Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi
masalah atau pertanyaan penelitian yang ingin dijawab. Ini melibatkan merumuskan
masalah secara jelas dan menguraikan tujuan penelitian.
2. Tinjauan Pustaka: Peneliti melakukan tinjauan literatur untuk memahami konteks
penelitian dan mengevaluasi penelitian terdahulu yang relevan dengan topik
penelitian. Tinjauan literatur membantu dalam merumuskan hipotesis atau kerangka
teoritis penelitian.
3. Perancangan Penelitian: Peneliti merancang metodologi penelitian, termasuk
pemilihan sampel, pengumpulan data, dan pemilihan alat pengukuran yang sesuai. Ini
juga mencakup pemilihan pendekatan penelitian, baik itu kuantitatif, kualitatif, atau
campuran.
4. Pengumpulan Data: Data dikumpulkan oleh peneliti sesuai dengan metodologi
yang telah dirancang. Proses ini bisa mencakup wawancara, observasi, kuesioner,
eksperimen, atau sumber data lainnya, tergantung pada jenis penelitian.
5. Analisis Data: Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan metode
statistik atau teknik analisis yang sesuai. Hasil analisis digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis.
6. Interpretasi Hasil: Peneliti menginterpretasikan hasil analisis data untuk membuat
kesimpulan dan mengaitkannya dengan teori atau kerangka teoritis yang relevan.
7. Penyusunan Laporan Penelitian: Peneliti menyusun laporan penelitian yang
mencakup semua aspek penelitian, mulai dari latar belakang hingga temuan dan
rekomendasi.
Kriteria untuk penelitian sosial yang efektif dapat bervariasi tergantung pada
berbagai faktor seperti tujuan, konteks, dan pendekatan penelitian yang digunakan.
Tetapi, ada beberapa kriteria umum yang dapat digunakan untuk menilai penelitian
sosial yang berkualitas:
a. Relevansi Terhadap Isu Sosial: Penelitian harus relevan dengan masalah
sosial yang penting atau pertanyaan yang memerlukan solusi dalam
masyarakat.
b. Dasar Teoritis yang Kokoh: Penelitian harus didasarkan pada kerangka kerja
teoritis yang kuat, yang mendukung hipotesis atau pertanyaan penelitian.
c. Metodologi yang Sesuai: Pemilihan metode penelitian harus tepat dan sesuai
dengan jenis pertanyaan penelitian yang diajukan. Ini dapat mencakup
metode survei, wawancara, analisis konten, atau pendekatan kualitatif
lainnya.
d. Kredibilitas dan Keandalan Data: Data yang dikumpulkan harus kredibel
(mengukur apa yang seharusnya diukur) dan andal (konsisten dan dapat
diandalkan).
e. Analisis Statistik yang Tepat: Jika menggunakan metode kuantitatif, analisis
statistik harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan jenis data yang
dikumpulkan.
f. Etika dalam Partisipasi: Penelitian harus mematuhi prinsip-prinsip etika
penelitian sosial, termasuk mendapatkan persetujuan dari peserta, menjaga
privasi, dan melindungi hak individu.
g. Transparansi dan Reproduksibilitas: Penelitian harus dilakukan dengan
transparansi agar orang lain dapat mengulangi penelitian tersebut dan
mendapatkan hasil yang serupa.
h. Kontribusi Ilmiah: Penelitian harus memberikan kontribusi baru atau
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu sosial yang ada.
i. Relevansi terhadap Tujuan Penelitian: Hasil penelitian harus relevan dengan
tujuan awal penelitian dan pertanyaan penelitian yang diajukan.
4. Tahapan Penelitian
Dalam konteks metodologi penelitian kuantitatif, digunakan suatu pola yang
sangat terstruktur. Pola ini menunjukkan bahwa seorang peneliti yang akan
menjalankan penelitian kuantitatif harus mengikuti urutan tahap yang terdapat dalam
keseluruhan proses penelitian. Tahap kedua hanya dapat dimulai setelah tahap
pertama diselesaikan, dan begitu seterusnya hingga mencapai tahap akhir. Pentingnya
pola ini adalah untuk mencegah pengulangan tahap sebelumnya atau melompati
tahap-tahap tertentu. Oleh karena itu, penelitian kuantitatif memiliki karakteristik
pola yang sangat terstruktur dan berurutan. Berguna untuk memahami tahapan-
tahapan yang harus dijalankan dalam penelitian kuantitatif dan alasan mengapa setiap
tahap harus diselesaikan secara berurutan.
Pada langkah ini, terdapat elemen yang perlu diperhatikan sebagaimana berikut:
a. Permasalahan
Mengandung penjelasan mengapa suatu peristiwa menjadi subjek penelitian yang
menarik atau memiliki signifikansi untuk diteliti atau dijadikan sebagai fokus
permasalahan. Dalam konteks asumsi dasar aksiologi, pendekatan kuantitatif
berupaya untuk menemukan penjelasan-penjelasan atau hukum universal yang
relevan.
c. Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan suatu respons awal terhadap permasalahan yang akan
diselidiki dalam penelitian. Hipotesis ini timbul setelah melakukan analisis
terhadap teori yang diterapkan. Oleh karena itu, suatu hipotesis tidak akan dapat
dibuat oleh peneliti jika proses pemeriksaan dan pemahaman terhadap teori belum
tuntas.
3. Mengumpulkan Data
Setelah menyelesaikan proses pengembangan instrumen, maka langkah
selanjutnya bagi peneliti adalah memasuki tahap pengumpulan data di lapangan.
Data ini diperoleh dengan mendistribusikan kuesioner kepada sejumlah individu
responden. Data penelitian diperoleh melalui jawaban yang diberikan oleh
responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tercantum dalam kuesioner
tersebut.
4. Mengolah data
Setelah proses pengumpulan data selesai, data dapat diproses dan dianalisis.
Tahap analisis data ini tidak dapat dimulai sebelum tahap pengumpulan data
selesai sepenuhnya. Sebagai contoh, bayangkan jika Anda berencana untuk
mengumpulkan pandangan 500 orang tentang kinerja DPR. Namun, pada awalnya
Anda hanya memiliki 100 data yang telah dikumpulkan. Jika Anda langsung
melakukan analisis pada saat itu, mungkin Anda akan menemukan bahwa
mayoritas responden memiliki pandangan negatif. Kemudian, ketika data
tambahan dari 400 orang lainnya tiba, sebagian besar menunjukkan pandangan
positif. Hal ini akan mengharuskan Anda untuk mengulang proses analisis. Oleh
karena itu, analisis data tidak dapat dimulai jika tahap pengumpulan data belum
selesai sepenuhnya.
1. Penelitian Eksploratif
Penelitian eksploratif adalah suatu tipe penelitian yang dilakukan dengan
tujuan untuk menemukan pengetahuan baru dalam bidang tertentu.
Pengetahuan yang dihasilkan dari penelitian ini benar-benar inovatif dan
belum pernah diketahui sebelumnya. Penelitian eksploratif berfungsi
sebagai salah satu jenis penelitian yang bertujuan memberikan klarifikasi
terhadap konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini
berusaha memberikan jawaban awal terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
telah dirumuskan terkait dengan isu yang akan diutamakan dalam
penelitian berikutnya. Oleh karena itu, penelitian eksploratif dapat
dianggap sebagai tahap awal dari sebuah penelitian.
3. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional, juga dikenal sebagai penelitian korelasi, adalah
suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengukur hubungan serta tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih
tanpa melakukan upaya untuk mengubah variabel-variabel tersebut.
Dalam penelitian ini, tidak ada manipulasi variabel yang dilakukan
(Faenkel dan Wallen, 2008:328). Dengan mengungkap tingkat keterkaitan
antara variabel-varibel tersebut, peneliti dapat mengembangkan penelitian
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Penelitian korelasional
menggunakan alat atau instrumen untuk menentukan apakah terdapat
hubungan antara dua variabel atau lebih, dan jika ada, sejauh mana
hubungan tersebut dapat diukur secara kuantitatif.
5. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan dimulai dengan merencanakan, melaksanakan
tindakan, mengamati hasilnya, dan melakukan refleksi. Penelitian ini
mengambil langkah aksi langsung dengan tujuan mengatasi masalah atau
meningkatkan kualitas dalam konteks tertentu. Fokus utama penelitian
tindakan adalah menerapkan tindakan dalam upaya memperbaiki atau
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kelompok subjek yang
diteliti. Hasil dari tindakan tersebut diamati, dan langkah-langkah
perbaikan atau penyesuaian berdasarkan kondisi dan situasi dilakukan
untuk mencapai hasil yang lebih baik.
6. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan dimulai dengan proses perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi terhadap hasilnya, dan refleksi. Penelitian ini
melibatkan tindakan yang dilakukan secara langsung dengan tujuan
mengatasi masalah atau meningkatkan kualitas dalam suatu konteks
tertentu. Fokus utama dari penelitian tindakan adalah menerapkan
tindakan untuk memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan yang ada
dalam kelompok subjek yang sedang diselidiki. Hasil dari tindakan
tersebut diamati, dan langkah-langkah perbaikan atau penyesuaian yang
sesuai dengan kondisi dan situasi kemudian dilakukan dengan tujuan
mencapai hasil yang lebih baik.
7. Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan, yang dikenal sebagai development research,
tidak hanya bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara situasi saat ini,
tetapi juga untuk menginvestigasi evolusi dan perubahan yang terjadi
seiring berjalannya waktu.
Penentuan desain penelitian bergantung pada permasalahan atau topik yang ingin
diselidiki, pengalaman pribadi peneliti, serta audiens atau tujuan pembaca yang
diharapkan.
Dalam pembuatan desain penelitian, kita mengenal beberapa model desain, yaitu:
a) Desain historis (sejarah): Desain ini digunakan ketika peneliti ingin menjawab
pertanyaan- pertanyaan yang terkait dengan peristiwa atau perkembangan
yang terjadi di masa lalu.
b) Desain deskriptif: Desain ini digunakan jika peneliti ingin menggambarkan
fenomena yang ada dengan menggunakan pola survei, studi kasus,
perbandingan sebab-akibat, korelasi, dan pengembangan.
c) Desain eksperimental: Desain ini digunakan untuk memeriksa sebab-akibat
dari suatu peristiwa, dan seringkali melibatkan penggunaan kelompok
eksperimental dan kelompok kontrol. Oleh karena itu, jenis desain penelitian
yang dipilih akan dipengaruhi oleh ontologi, paradigma, logika, dan strategi
penelitian yang digunakan oleh peneliti.
Dalam menyusun desain penelitian, sangat penting untuk tetap berlandaskan pada
rumusan masalah serta hipotesis yang akan diuji. Karena rumusan masalah adalah
titik awal dari penelitian, maka rancangan penelitian harus mencakup beberapa
elemen kunci, antara lain:
1. Tujuan Penelitian: Menjelaskan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai
melalui penelitian tersebut.
2. Pembatasan Masalah: Mengidentifikasi batasan-batasan atau lingkup khusus
yang akan menjadi fokus penelitian, sehingga tidak mencakup aspek yang
terlalu luas.
3. Obyek Penelitian: Menentukan objek atau subjek yang akan menjadi fokus
penelitian, apakah itu individu, kelompok, organisasi, atau fenomena tertentu.
4. Penentuan Jumlah Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel: Menggambarkan
bagaimana kita akan memilih partisipan atau elemen yang akan dijadikan
sampel penelitian, serta teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel
tersebut.
5. Analisis Data: Menjelaskan rencana untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterpretasikan data yang diperoleh, termasuk alat analisis yang akan
digunakan.
6. Laporan dan Evaluasi Keseluruhan: Merinci bagaimana hasil penelitian akan
disajikan dalam laporan akhir dan bagaimana keseluruhan penelitian akan
dievaluasi.
Dengan memasukkan elemen-elemen ini dalam rancangan penelitian, kita
akan memiliki panduan yang jelas untuk menjalankan penelitian secara
keseluruhan dan memastikan bahwa penelitian kita relevan, terarah, dan dapat
memberikan jawaban yang bermakna terhadap rumusan masalah dan hipotesis
yang telah ditetapkan.
penelitian kuantitatif.
C. Pola Usulan rencana penelitian proposal skripsi
Penelitian adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
secara seksama dan kritis memahami suatu hal atau fenomena dengan menggunakan
langkah-langkah
KESIMPULAN
REFERENCE