Makalah Siap Jilid
Makalah Siap Jilid
Tingkat : I
Disusun Oleh:
Kelompok 2 (Dua)
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia diharuskan untuk bekerja sesuai kehendak hati dengan
memperhatikan manfaat pekerjaan yang dilakukan, serta untuk meraih
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Setiap pekerjaan yang manusia kerjakan
akan dilihat oleh Allah dan rasul-nya. Para mukminin akan menjadi saksi dari
pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia, semua amal-amal manusia akan
dikembalikan kelak di akhirat nanti.
Menurut Geertz (Dalam Abdullah,2008: 3) Etos merupakan sikap yang
mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup. Etos adalah aspek
evaluative, yang bersifat menilai.dengan demikian yang dipersoalkan dalam
pengertian etos adalah kemungkinan-kemungkinan sumber motivasi seseorang
dalam berbuat, apakah pekerjaan dianggap keharusan demi hidup apakah
pekerjaan terikat pada idenditas diri,atau dalam lingkungan empiris apakah yang
menjadi sumber pendorong partisipati dalam pembangunan.
Etos juga merupakan landasan ide, cita atau pikiran yang akan menentukan
sistem tindakan (system of action) karena etos menentukan penilaian manusia
atau suatu pekerjaan, dan juga akan mentukan pula hasil-hasilnya.semakin
progresif etos kerja suatu masyarakat, semakin baik hal-hal yang akan dicapai
baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Hadist Tentang Etos Kerja
2.1.1 Bacaan
Allah SWT berfirman dalam Q.S At-Taubah ayat 105 sebagai berikut:
2
b. Tafsir As-Sa'di
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
menafsirkan surat At-Taubah ayat 105 sebagai berikut:
Allah berfirman, "Dan katakanlah", kepada orang-orang munafik itu,
"bekerjalah kamu", dengan pekerjaan yang menurutmu sesuai, teruskan
kebatilanmu, jangan mengira bahwa amalanmu itu akan samar atas Allah, "maka
Allah dan RasulNya serta orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaanmu itu."
Yakni, pekerjaanmu pasti akan terlihat dan terbukti. "Dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakanNya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan," yang baik
maupun yang buruk.
Ini mengandung ancaman yang keras terhadap orang yang meneruskan
kebatilannya, kezhalimannya, kesesatannya, dan penyimpangannya. Ada
kemungkinan maknanya adalah bahwa apa pun yang kamu lakukan, baik
maupun buruk, maka Allah akan melihatmu dan Dia akan menunjukannya pada
RasulNya dan hamba-hambaNya yang beriman, meskipun ia adalah amalan
batin.
c. Tafsir Al Misbah
Muhammad Quraish Shihab menafsirkan surat At-Taubah ayat 105
sebagai berikut: Allah SWT dan Rasulullah serta orang-orang Mukmin akan
melihat seluruh perbuatan yang dilakukan atas orang-orang semasa menjalani
hidup di dunia. Mereka akan menimbangnya dengan timbangan keimanan dan
bersaksi atas segala perbuatan itu. Setelah mati, semua akan dikembalikan
kepada Yang Maha Mengetahui lahir dan batin. Semua akan diberikan ganjaran
atas perbuatan. Allah SWT memberi tahu segala hal yang kecil dan besar dari
seluruh perbuatan selama di dunia.
Ayat ini berisikan perintah untuk beramal shaleh. Walaupun taubat telah
diperoleh tetapi waktu yang telah diisi dengan kedurhakaan tidak mungkin
kembali lagi. Manusia telah mengalami kerugian atas waktu yang telah berlalu
tanpa diisi oleh kebajikan. Itu itu perlu giat melakukan kebajikan agar kerugian
tidak terlalu besar.
3
Quraish Shihab lebih lanjut dalam tafsir Al Mishbah juga menjelaskan
para Thabathaba'i berpendapat bahwa seseorang akan mengetahui hakikat amal
mereka kelak di hari kemudian. Seseorang yang menjadi saksi adalah kaum
mukminin yang menjadi syuhada (saksi-saksi amal).
Hal inilah yang kemudian mendorong manusia untuk mawas diri dan
mengawasi amal-amal mereka. Serta senantiasa untuk mengingat bahwa setiap
amal yang baik dan buruk tidak dapat disembunyikan.
4
2.2 Kajian Hadist Tentang Etos Kerja
2.2.1 Bacaan
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Allah memperintahkan hambanya untuk beramal dan kerja. Namun,
Allah melarang sikap malas dan membuang buang waktu
2. Allah melihat dan menilai seua amal dari hambanya. Setiap amal harus
dilakukan dengan ikhlas, bukan karena riya’ dan mengharap pujian
dari manusia
3. Allah memotifasi hambanya untuk bersungguh-sungguh dala proses
amal dan pekerjaannya.
3.2 Saran
Setelah dilakukan analisis hadist di atas, penulis sadar bahwa mungkin ada
kesalahan entah pada penilisan, pemahaman pada hadist, ataupun pada kata-kata
yang kurang tepat. Oleh karena itu, penulis sangat berharap saran dan kritikan
yang dapat mengembangkan karya tulis ini agar bias membangun bagi para
pembaca untuk lebih bersemangat dalam mengkaji hadist.
6
DAFTAR PUSTAKA
Drs. HA. Sholeh Dimyathi, MF. M.M Munawir, AM,M.S.L., Drs.Hj lim
Halimah, Drs H.Abd. Rahman, Ma, Drs. H. Ridhwan Ms.MM. (2022)
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti.Erlengga.Jakarta
Admin, (2022). “Khutbah Jumat: Etos Kerja dan Keihlasan dalam Islam” ,
diakses pada 24 Agustus 2023,
https://istiqlal.or.id/blog/detail/khutbah-jumat--etos-kerja-dan-keihlasan-
dalam-islam.html
Kumparan,(2022),”Hadits tentang Etos Kerja dan Prinsipnya dalam Agama
Islam” diakses pada 24 agusus 2023.
Annisa fianni sisma, (2023), “Memahami Hadis tentang Etos Kerja dan Ayat Al-
Quran yang Memuatnya”diakses pada 24 agusus 2023.