Anda di halaman 1dari 3

Nama : Finaya Ailsa Setya

NIM : 2309030044

Rombel : 1B

Pola Makan Sehat, Olahraga, dan Perubahan Gaya Hidup dalam Melindungi
Kesehatan Otak
Sang pembicara menghadapi saat-saat yang penuh berarti Ketika sang Ayah meninggal dunia,
Namun, hal tersebut tidak hanya menjadi momen kepergian seorang Ayah, itu menjadi
momentum saat kehidupan mereka menghadapu perubahan dramatis. Ayah sang pembicara
tersebut telah lama berjuang melawan Alzheimer, penyakit mematikan yang merenggut
ingatan dan kemampuan otak.

Prosesnya dimulai dengan gejala penyimpangan ingatan yang lemah, tetapi seiring
berjalannya waktu, penurunan ini semakin jelas. Ayah sang pembicara berangsur-angsur
kehilangan identitas dirinya sendiri, menghadapi kesulitan mengenali bahkan anggota
keluarganya sendiri yang dating berkunjung, dan kemampuannya untuk merawat diri sendiri
pun memudar secara drastis.

Penyakit Alzheimer adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti karena Ketika Anda
kehilangan ingatan, Anda pada dasarnya kehilangan diri Anda sendiri. Anda kehilangan
semua kenangan yang berharga dan hubungan yang pernah Anda bangun sepanjang hidup.
Jika Anda bisa melihat ke dalam otak seseorang yang mengidap penyakit Alzheimer, yang
Anda lihat adalah anomali dalam sel-sel otak. Salah satunya adalah penumpukan protein
amyloid beta di luar sel, membentuk struktur seperti plak yang tidak semestinya ada. Ini
adalah tanda khas penyakit Alzheimer dan penyakit ini menghantui banyak orang,
memengaruhi sekitar setengah dari populasi Amerika di pertengahan tahun 80-an.

Ketika seseorang mendapat diagnosis Alzheimer, pertanyaan yang sering muncul adalah,
“Apa yang bisa Saya lakukan untuk menghentikannya?” Dokter biasanya memberikan
penjelasan tentang genetika dan faktor usia. Ada gen yang disebut alel apo E epsilon 4 yang
dapat ,eningkatkan risiko tiga kali lipat jika Anda mewarisi satu gen atau salinan dari orang
tua Anda. Dan risiko meningkat menjadi 10 hingga 15 kali lipat jika Anda mewarisi dua gen
tersebut dari keduanya.

Penelitian yang dimulai di Chicago dengan Proyek Kesehatan dan Penuaan Chicago
mengamati menunjukkan bahwa faktor kunci adalah pola makan. Mereka mengamati dengan
cermat pola makan ratusan orang di Chicago dan menemukan pola yang mengejutkan. Orang
yang mengonsumsi sedikit lemak jenuh memiliki risiko yang jauh lebih rendah terkena
Alzheimer. Namun, mereka yang makan lebih banyak lemak jenuh, seperti yang ditemukan
dalam keju dan bacon, memiliki resiko menderita Alzheimer yang lebih tinggi. Ini juga
berlaku untuk lemak trans yang ditemukan dalam makanan ringan. Pada dasarnya,
menghindari lemak jahat ini dapat membantu melindungi otak kita.

Selain itu, Finlandia menunjukkan bahwa menghindari lemak jahat dan lemak trans bukanlah
satu-satunya faktor yang dapat melindungi otak. Ada kondisi yang disebut gangguan kognitif
ringan, di mana seseorang masih cukup mampu mengurus dirinya sendiri, tetapi mengalami
masalah dengan ingatan, terutama nama dan kata-kata. Ternyata, pola makan juga
berpengaruh pada perkembangan gangguan ini. Orang-orang yang makan lebih banyak lemak
jahat dan lemak trans memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan ingatan di masa tua.

Namun, ada kabar baik. Penelitian menunjukkan bahwa bukan hanya orang yang meiliki gen
alel apo E epsilon 4 yang bisa mendapatkan manfaat dari perubahan pola makan mereka.
Bahkan jika Anda memiliki gen tersebut, menghindari lemak jahat dapat mengurangi risiko
mengalami penurunan memori sebesar 80 persen. Gen tidaklah takdir, itu adalah faktor yang
dimodfikasi.

Faktor lain yang berkontribusi pada Alzheimer adalah logam berat seperti besi dan tembaga.
Kedua logam ini dapat diambil dari makanan yang kita konsumsi dan akhirnya teroksidasi di
dalam tubuh, menciptakan apa yang disebut radikal bebas. Radikal bebas ini adalah molekul
yang merusak sel-sel otak dan dapat menyebabkan kerusakan yang memicu Alzheimer.

Jadi, cara akita mengatasinya adalah salah satunya dengan mengonsumsi vitamin E, yang
merupakan antioksidan kuat. Vitamin E dapat ditemukan dalam makanan seperti kacang-
kacangan dan biji-bijian. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih
banyak vitamin E memiliki risiko yang lebih rendah terkena Alzheimer.

Selain itu, makanan seperti buah-buahan dan sayuran mengandung antioksidan yang dapat
membantu melindungi otak dari kerusakan. Antioksidan ini dapat membantu mengusir
radikal bebas yang merusak otak.

Selanjutnya, olahraga juga memiliki dampak positif pada otak. Penelitian ini menunjukkan
bahwa berjalan kaki secara teratur dapat membantu mempertahankan ukuran hipokampus,
yang merupakan pusat memori dalam otak. Ini juga dapat meningkatkan kamampuan
memori. Hanya 40 menit berjalan kaki tiga kali dalam seminggu sudah cukup untuk menjaga
kemampuan memori.

Terakhir, perubahan pola makan dan gaya hidup yang sehat dapat sangat berpengaruh dalam
melindungi otak dari Alzheimer. Komite dokter untuk pengobatan yang bertanggung jawab
telah berusaha untuk menyampaikan pesan ini kepada masyarakat, dan hasilnya adalah
perubahan dalam pedoman makanan yang menggambarkan piring yang sehat, dengan
penekanan pada buah-buahan, biji-bijian, dan sayuran sebagai makanan pokok. Kelompok
protein mencakup opsi vegetarian seperti tahu dan kacang-kacangan. Ini adalah Langkah
positif menuju makanan yang lebih sehat.

Anda mungkin juga menyukai