NIM : 6111201048
Kelas : Ilmu Pemerintahan B2
Dosen Pengampu : Toto Kushartono, S.IP., M.Si
Mata Kuliah : Metedologi Ilmu Pemerintahan
Dibuat Oleh:
Azis Juniant Maulana
NIM: 6111201048
DOSEN:
Toto Kushartono, S.IP., M.Si
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang
berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari Proposal ini adalah sebagai pemenuh tugas yang diberikan demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Penyusun berharap, Proposal ini
dapat bermanfaat lebih memperluas pengetahuan. Penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen mata kuliah pengantar Metedologi Ilmu Pemerintahan yang telah
memberikan ilmunya, bimbingan dan kesabaran hingga akhirnya tugas ini dapat selesai pada
waktunya.
Saya menyadari dalam penyusunan Proposal ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah
ini dapat memberi manfaat untuk rekan-rekan mahasiswa lainnya. Amin.
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Perumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...............................................................................................5
1. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................5
2. Kegunaan Penelitian...............................................................................................................5
D. Kerangka Pemikiran.....................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................................................7
A. Pengertian Pelayanan Publik......................................................................................................7
B. Jenis Pelayanan Publik...............................................................................................................8
a. Pelayanan Barang..................................................................................................................8
b. Pelayanan Administratif.........................................................................................................8
c. Pelayanan Pembangunan.......................................................................................................9
d. Pelayanan Utilitas..................................................................................................................9
e. Pelayanan Kebutuhan Pokok.................................................................................................9
f. Pelayanan Kemasyarakatan....................................................................................................9
D. Azas, Prinsip dan Standar Pelayanan Publik............................................................................10
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan.........................................................................13
F. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik.............................................................................................13
G. Kualitas Pelayanan Publik.......................................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................16
METODE PENELITIAN....................................................................................................................16
A. Metode Penelitian....................................................................................................................16
1. Rancangan Penelitian...........................................................................................................16
2. Instrumen Penelitian............................................................................................................16
B. Data dan Sumber Data.............................................................................................................17
C. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................................18
D. Teknik Analisis Data...............................................................................................................20
E. Rencana Pengujian Keabsahan Data........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayan masyarakat, ia tidaklah diadakan untuk
melayani dirinya sendiri, tapi juga untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi
yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreatifitasnya demi mencapai tujuan bersama ( Rasyid 1998 : 139), karenanya birokrasi
publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan publik yang baik dan
profisional. Dengan demikian pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan
(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Pengertian Pelayanan Publik adalah segala kegiatan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan,
dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peningkatan pelayanan publik
yang efisien dan efektif akan mendukung tercapainya efisiensi dan efektif akan mendukung
tercapainya efisiensi pembiayaan, artinya ketika pelayanan umum yang diberikan oleh
penyelenggara pelayanan kepada pihak yang dilayani berjalan sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya atau mekanisme atau prosedurnya tidak berbelit-belit, akan mengurangi biaya
atau beban bagi pihak pemberi pelayanan dan juga penerima pelayanan.
Pelayan Publik yang berkualitas atau yang bisa disebut dengan pelayanan prima
merupakan pelayanan terbaik yang memenuhi standar kualitas pelayanan. Standar pelayan
adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelengaraan pelayanan dan acuan
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara pelayanan kepada masyarakat
dalam pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. Menurut peraturan
Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2014, komponen standar pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian
pelayanan meliputi persyaratan, prosedur, jangka waktu pelayanan, biaya/tarif, produk
pelayanan dan penanganan pengaduan. Jika suatu intansi pemerintahan dan lembaga lainya
sudah mampu menerapkan standar kualitas tersebut maka sudah dapat dikatakan bahwa
intansi pemerintahan atau lembaga tersebut telah memberikan kualitas pelayan yang baik.
Menurut Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2004
tentang pedoman Umum Penyusunan Indeks kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Intansi
Pemerintah, pelayanan publik adalah segala kegiatan yang dilaksankan oleh penyelengara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan penyelengara pelayanan publik
adalah petugas pelayanan baik Pemerintah Daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah yang
menyelengarakan pelayanan Publik. Sedangkan penerima pelayana adalah perseorangan atau
kelompok masyarakat dan badan hukum yang memiliki hak dan kewajiban terhadap suatu
pelayanan publik.
Standar pelayanan publik sekurang-kurangnya meliputi :
1. Prosedur Pelayanan Prosedur pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan
publik. Prosedur pelayanan harus dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
publik, termasuk pengaduan sehingga tidak terjadi permasalahan dikemudian hari.
Prosedur pelayanan harus ditetapkan melalui standar pelayanan minimal, sehingga pihak
penerima pelayanan dapat memahami mekanismenya.
2. Waktu Penyelesaian Waktu penyelesaian merupakan salah satu dari standar pelayanan
publik. Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. Semakin cepat waktu penyelesaian
pelayanan, maka akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan
yang diberikan.
3. Produk Pelayanan Produk pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.
Hasil pelayanan akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk
pelayanan harus dipahami secara baik, sehingga memang membutuhkan sosialisasi
kepada masyarakat.
4. Biaya Pelayanan Biaya pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.
Biaya pelayanan termasuk rinciannya harus ditentukan secara konsisten dan tidak boleh
ada diskriminasi, sebab akan menimbulkan ketidakpercayaan penerima pelayanan kepada
pemberi pelayanan. Biaya pelayanan ini harus jelas pada setiap jasa pelayanan yang akan
diberikan kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kecemasan, khususnya
kepada pihak atau masyarakat yang kurang mampu.
5. Sarana dan Prasarana By imrohatuddin, ST Sarana dan prasarana merupakan salah satu
dari standar pelayanan publik. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai
oleh penyelenggara pelayanan publik sangat menentukan dan menunjang keberhasilan
penyelenggaraan pelayanan.
6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Kompetensi petugas pemberi pelayanan
merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. kompetensi petugas pemberi
pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan agar pelayanan yang diberikan
bermutu.
Pelayanan Publik merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan dasar sesuai
dengan hak-hak warga negara atau penduduk atas suatu barang, jasa dan pelayanan
administrasi yang disediakan oleh penyelengara pelayanan yang terkait dengan kepentingan
publik. Contoh pelayanan publik dalam bentuk administrasi yaitu pembuatan KTP (Kartu
Tanda Penduduk) dan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian), pelayanan dalam
bentuk jasa misalnya kantor pos dan bank. Sedangkan pelayanan dalam bentuk barang
seperti pembayaran pajak yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur Negara.
Kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dimana tercipta hubungan yang dinamis
antara penguna maupun pemberi layanan. Pelayanan publik berkaitan erat dengan
kemampuan, daya tanggap, ketepatan waktu, dan sarana prasarana yang tersedia. Apabila
layanan yang diberikan sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh penguna layanan, maka
dapat dikatakan pelayanan tersebut pelayanan yang berkualitas. Sebaliknya jika layanan yang
diberikan tidak sesuai dengan harapan penguna layanan, maka dapat dikatakan pelayanan
tersebut itu tidak berkualitas. Baik buruknya kualitas pelayanan bukan berdasarkan pada
sudut pandang atau persepsi penyedia jasa/layanan melaikan berdasarkan persepsi konsumen
dan aturan atau ketentuan tentang kualitas pelayanan.
Kecamatan merupakan salah satu intansi pemerintah yang melaksanakan Pelayanan
publik. Kecamatan sebagai penyedia layanan publik mempunyai tugas pokok membantu
Bupati/Walikota dalam penyelengaraan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan
dalam wilayah kecamatan. Selain itu, Kecamatan memiliki tugas untuk meningkatkan
efektivitas pelayanan publik dalam rangka penyelengaran pemerintah yang baik (good
govermance) serta meningkatkan kualitas pelayanan dalam bentuk jasa atau perijinan melalu
transparansi dan standarisasi pelayanan. Adapun tugas lain dari kecamtan yaitu melayani
dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) akta kelahiran, surat nikah, sertipikat tanah,
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Keterangan pindah, Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK) ijin keramaian, legalisasi surat-surat, dan program keluarga harapan.
Pelayanan yang baik kepada masyarakat harus didukung oleh pegawai-pegawai yang
handal, berkompeten, mampu memahami dan melaksankan tugas pokok dan fungsinya sesuai
dengan bidang tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Selain itu, mereka tentu harus
mempunyai komitmen dan tangung jawab moral terhadap masyarakat. Masyarakat tentunya
ingin mendapatkan kualitas pelayanan yang baik dari pemerintah.
Berdasarkan hasil penjajagan yang dilakukan di Kantor Kecamatan Cimahi Selatan
Kota Cimahi, penulis menemukan masalah terkait pelayanan publik. Masalah tersebut yaitu
mengenai
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, antara lain
sebagai berikut:
1. Kegunaan Akademis
Hasil penelitan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Administrasi Negara, khususnya
mengenai Kualitas Pelayanan Publik.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan literatur untuk semua yang
memerlukan teori Pelayanan Publik di lingkungan jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung dan
memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintahan khususnya kecamatan tentang
Pelayanan Publik.
Setiap pelayanan akan menghasilkan beragam penilaian yang datangnya dari pihak
yang dilayani atau pengguna layanan. Pelayanan yang baik (kualitas pelayanan) bisa terlihat
dari beberapa hal, seperti terkait jangka waktu pelayanan, keramahan pemberi layanan dan
pelayanan publik. Hal ini bertujuan agar pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat
memiliki kualitas yang sama. Kualitas pelayanan publik menurut Fandy Tjiptono (2007:4)
adalah “suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi harapan, sehingga kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
c. Pelayanan Pembangunan
Pelayanan Pembangunan merupakan pelayanan masyarakat yang terkait dengan
penyediaan sarana dan prasarana untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam
aktifitasnya sebagai warga masyarakat, seperti penyediaan jalan, jembatan, pelabuhan dan
lainnya.
d. Pelayanan Utilitas
Pelayanan Utilitas merupakan penyediaan utilitas seperti listrik, air, telepon, dan
transportasi.
f. Pelayanan Kemasyarakatan
PelayananKemasyarakatan merupakan pelayanan yang berhubungan dengan sifat
dan kepentingan yang lebih ditekankan kepada kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan
seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, penjara, rumah yatim piatu dan
lainnya.
C. Unsur-Unsur Pelayanan Publik
Unsur-unsur proses pelayanan publik diperlukan agar dapat mendukung pelayanan
yang diinginkan. Atep Adya Bharata (2003:11) mengemukakan pendapatnya terdapat
empat unsur penting dalam proses pelayanan publik, yaitu :
1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada
konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang
(goods) atau jasa-jasa (services).
2. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (customer) atau
customer yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.
3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada
pihak yang membutuhkan layanan.
4. Kepuasan Pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus mengacu
pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini sangat penting
dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat
berkaitan erat dengan standar kualitas barang atau jasa yang mereka nikmati.
1. Kesedehanaan
Pelayanan publik dapat dikatakan pelayanan prima apabila dalam pelaksanaannya tidak
menyulitkan, prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat,
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang
meminta pelayanan.
2. Kejelasan dan Kepastian
Kejelasan dalam pelaksanaan publik ini mencakup kejelasan dalam hal:
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.
b. Prosedur dan tata cara pelayanan publik.
c. Rincian biaya/tarif pelayanan publik dan tata cara pembayaran
d Jadwal waktu penyelesaian pelayanan publik.
e. Pejabat yang menerima keluhan masyarakat apabila terdapat sesuatu yang tidak jelas
dan atau tidak puas atas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
3. Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan
4. Akurasi
Produk dari hasil pelaksanaan pelayanan publik dapat diterima dengan benar, tapat, dan
sah yang berpegang teguh pada prinsip efektivitas dan efisiensi.
5. Keamanan.
Kriteria ini mengandung arti bahwa proses serta hasil pelayanan publik dapat
memberikan rasa aman, kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum bagi
masyarakat.
6. Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung
jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Dalam pelaksanaan pelayanan publik harus tersedia sarana dan prasarana kerja,
peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana
teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
8. Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai sehingga mudah dijangkau
oleh masyarakat.Selain itu, segala bentuk informasi yang berkaitan dengan pelayanan
publik juga mudah diakses oleh masyarakat melalui teknologi telekomunikasi dan
informatika (telematika)
9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pada pelaksanaan pelayanan publik, pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan
dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan yang ikhlas.
10. Kenyamanan
Lingkungan tempat pelaksanaan pelayanan publik harus tertib, tersedianya ruang tunggu
yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat, serta dilengkapi dengan
fasilitas pendukung pelayanan, seperti area parker, toilet, sarana ibadah, dan lain-lain.
Keserderhanaan.
Kejelasan.
Kepastian waktu.
Akurasi.
Keamanan.
Tanggung jawab.
Kelengkapan sarana dan prasarana.
Kemudahan akses.
Kedisiplinan, termasuk kesopanan dan keramahan.
Kenyamanan.
Secara lebih khusus, The Carter of Fundamental Right of The Europian Union
mengemukakan prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu:
7) Transparansi: Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan. Disediakan secara memadai dan mudah dimengerti.
8) Akuntabilitas: Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-
perundangan.
9) Kondisional: Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi maupun penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
10) Partisipatif: Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
masyarakat dengan memerhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.
11) Kesamaan Hak: Tidak diskriminatif dengan tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender, dan status ekonomi.
12) Keseimbangan Hak dan Kewajiban: Pemberi dan penerima pelayanan publik harus
Memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing
Menurut Atep Adya Barata (2003:37), Kualitas pelayanan terbagi menjadi dua bagian
yaitu kualitas pelayanan internal dan eksternal. Masing-masing bagian tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang cukup penting, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan internal (interaksi pegawai organisasi),
yaitu pola manajemen umum organisasi, penyediaan fasilitas pendukung ,
pengembangan sumber daya manusia, iklim kerja dan keselarasan hubungan kerja, serta
pola insentif.
2. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan eksternal (pelanggan eksternal), yaitu
pola layanan dan tata cara penyediaan layanan, pola layanan distribusi jasa, pola layanan
penjualan jasa, dan pola layanan dalam penyampaian jasa.
1. Tangibles atau bukti fisik, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas (gedung, dan lain
sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta
penampilan pegawainya.
2. Reliability atau keandalan, yaitu kemampuan organisasi untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai
dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk
semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang
tinggi.
3. Responsiveness atau ketanggapan, yaitu suatu kemampuan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan
penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya
suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi negatif dalam kualitas pelayanan.
4. Assurance atau jaminan dan kepastian, yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan
kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain,
komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security),
kompeten (competence), dan sopan santun (courtesy).
5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi
yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupa memahami keinginan
konsumen. Di mana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik,
serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
Kualitas pelayanan publik menunjukkan suatu kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
penyedia layanan (provider) yang dalam hal ini adalah pemerintah, untuk memasarkan atau
mendistribusikan produk dengan mengutamakan kepuasan dan harapan masyarakat sebagai
pelanggan (demander) yang dalam hal ini adalah yang diperintah, sesuai dengan standar
pelayanan dan asas-asas pelayanan publik. Standar kualitas pelayanan yang digunakan oleh
sebuah organisasi mungkin saja tidak berlaku untuk organisasi yang lain. Karena pada
dasarnya standar pelayanan yang digunakan berbeda, tergantung dengan kebijakan serta arah
dari organisasi tersebut. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai
dengan yang diharapkan, maka kualitas Pelayanan dipersepsikan baik atau memuaskan.
Menurut Triguno (1997), standar yang harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau
lembaga organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan
hasil kerja atau produk yang berupa barang dan jasa. Berkualitas mempunyai arti memuaskan
kepada yang dilayani, baik internal maupun eksternal dalam arti optimal pemenuhan atas
tuntutan masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian
ini dilakukan pada analilis kualitas pelayanan public di kecamatan cimahi selatan Jenis
penelitian ini bersifat kualitatif. “penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.”
2. Instrumen Penelitian
1) Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin : Questionnaire, yang berarti suatu
rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada
sekelompok individu dengan maksud untuuntuk memperoleh data. Kuesioner lebih
populer dalam penelitian dibandingkan dari jenis instrumen yang lain, karena dengan
menggunakan cara ini dapat dikumpulkan informasi yang lebih banyak dalam waktu
yang relatif pendek, dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan apabila
peneliti menggunakan wawancara atau teknik lain.
2) Skala
Teknik skala sering digunakan dalam pengumpulan data. Teknik ini akan
memberikan hasil yang cukup berarti kalau peneliti dapat memilih tipe yang tepat
sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan serta tujuan penelitian yang telah
dirumuskan.
3) Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara adalah salah satu instrumen penelitian yang kerap dipakai
untuk penelitian kualitatif. Dalam wawancara, peneliti mengumpulkan informasi dari
responden melalui interaksi verbal. Sebelumnya peneliti menyiapkan daftar
pertanyaan terstruktur yang berkaitan dengan penelitian. Kemudian peneliti bertemu
dengan narasumber dan mengajukan pertanyaan. Peralatan dan perlengkapan yang
dapat digunakan selama periode wawancara termasuk tape recorder, kertas, pulpen,
laptop, dan lain-lain. Wawancara dapat dilakukan secara pribadi atau melalui telepon
atau sistem surat elektronik (email). Keuntungan utama dari metode wawancara
adalah menghasilkan tingkat respon yang tinggi. Selain itu, wawancara lebih
mewakili seluruh populasi penelitian. Selain itu, kontak pribadi antara peneliti dan
responden memungkinkan peneliti untuk menjelaskan pertanyaan membingungkan
dan ambigu secara detail.
4) Observasi
Metode ini dipakai seorang peneliti untuk mengamati perilaku atau situasi
individu. Ada dua jenis observasi yakni observasi partisipan dan observasi non-
partisipan. Kelebihan metode observasi yakni lebih fleksibel dan lebih murah untuk
dijalankan. Metode ini menuntut kerjasama yang kurang aktif dari yang diamati dan
hasilnya dapat diandalkan untuk kegiatan penelitian. Namun Akinade & Owolabi
menegaskan metode observasi adalah alat yang populer dalam penelitian terutama
dalam ilmu perilaku dan sosial.
1) Angket (kuesioner)
Menurut penelitian Sugiyono (2015), angket merupakan teknik
dalam penelitian ini untuk mengetahui reaksi siswa terhadap pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Halley review mata kuliah terhadap minat belajar
siswa.
2) Skala
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut
(Sugiyono, 2015), skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, opini, dan opini seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena
sosial.
penulis secara kualitatif yaitu skor jawaban dari pernyataan yang dijawab
2015).
3) Wawancara
penelitian ini adalah untuk memperoleh data, informasi dan penjelasan. Dari
masyarakat pedesaan.
4) Studi Pustaka
Dalam Pengambilan teori dari referensi yang telah diakui kebenarannya. Hal ini
dapat mengkaji, mempelajari, dan memecahkan masalah yang terjadi di lapangan dan
dengan teori yang di anggap cocok untuk masalah di lapangan. Dengan studi Pustaka
peneliti ini dapat belajar dari berbagai sumber buku yang ada serta literature yang
berhubungan dengan permasalahan yang terjadi dilapangan. Dalam penyusunan peneliti
dan pengolahan data ini peneliti menggunakan metode deskriptif.
5) Dokumentasi
Menurut Lexy J. Moleong (2007: 163), dokumen adalah suatu cara
pengumpulan data melalui arsip atau dokumen penelitian, yaitu setiap bahan
dimana pustaka yang dianggap bermanfaat dan relevan dengan masalah yang
akan diteliti adalah pustaka, laporan tahunan, majalah, jurnal, tabel, karya
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah data
kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat
disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja dikumpulkan dalam
aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman) dan biasanya
diproses terlebih dahulu sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan,
penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang
biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan
matematis atau statistika sebagai alat bantu analisis. Menurut miles dan Huberman, kegiatan
analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi. Terjadi secara bersamaan berarti
reduksi data , penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi sebagai sesuatu yang
saling jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada saat sebelum, selama, dan
sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang
disebut “analisis” (Ulber Silalahi, 2009: 339).
E. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk
menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak
ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan
penelitian kualitatif (Moleong, 2007:320). Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan
apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk
menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji,
credibility, transferability, dependability, dan confirmability (Sugiyono, 2007:270). Agar data
dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu
dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan.
a. Credibility
b. Transferability
c. Dependability
Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain beberapa
percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama. Penelitian yang
dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila penelitian yang dilakukan oleh orang
lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian
dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang independen mengaudit
keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya
bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan,
memilih sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai
pada pembuatan laporan hasil pengamatan.
d. Confirmability
Dwiyanto, Agus. 2003. Reformasi Pelayanan Publik: Apa yang harus dilakukan?,
Policy
Brief. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM
Dwiyanto, Agus. 2003. Reformasi Pelayanan Publik: Apa yang harus dilakukan?,
Policy
Brief. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM
Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Menejemen Pelayanan, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2006.
Citra Media.
Globalindo