Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI MENGHINDARI AKHLAK


MADZMUMAH MELALUI METODE ROLE PLAY KELAS X SMA MAMBAUR
RAHMAH KARANG PENANG SAMPANG

Disusun untuk mememenuhi salah satu tugas loka karya

Dosen Pengampu : Dr. Heni Listiana,M.Pd. I

Oleh:

MAHMUD, S.Pd.

Kelas PPG PAI- F

PROGRAM PELATIHAN GURU DALAM JABATAN (PPG)


IAIN MADURA

TAHUN 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Aalah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
terselesaikan. Tidak lupa pula shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikutnya.
Penelitian Tindakan Kelas ini penulis susun sebagai salah satu tugas loka karya
LPTK IAIN Madura Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dr. Heni Listiana,M.Pd. I selaku Dosen sekaligus pembimbing dalam
penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini pada kelas PAI-F LPTK IAIN Madura.

Sampang, 12 Juli 2023


Penulis

Mahmud, S.Pd
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………


KATA PENGANTAR …………………………….…………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………

BAB 1PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ……………………………
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………
D. Manfaat Penelitian …………………………………………….
BAB II KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori ……………………………………………….
B. Penelitian Terdahulu ………………………………………….
C. Hipotesis Penelitian (Jika ada) ………………………………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ……………………………………………….
B. Variabel Penelitian ……………………………………………
C. Populasi dan Sampel …………………………………………..
D. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……………….
E. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis (Jika ada) ………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses untuk mempercepat pengembangan potensi


manusia agar dapat memenuhi kewajibannya dalam kehidupan sehari-hari pada hakikatnya
proses kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan timbal balik antara guru dan siswa 1,
oleh karena itu guru merupakan salah satu faktor penting dalam dunia Pendidikan, namun
fakta dilapangan hasil belajar Siswa Kelas X di SMA Mambaur Rahmah rendah pada materi
Akhlak. Hal ini dibuktikan dengan siswa memperolah hasil rendah pada mata pelajaran PAI
kelas X di SMA Mambaur Rahmah yang berjumlah 36 siswa, terdapat 10 siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM/75 sementara siswa yang lain mendapatkan nilai di atas
KKM. Dengan demikian pembelajaran PAI di kelas tersebut belum masuk pada kategori
tuntas.
Oleh karena diperlukan usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode
Role Play. Metode belajar Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa
yang diperankan.Role Playing yakni memainkan peranan dari peran-peran yang sudah pasti
berdasarkan kejadian terdahulu, yang dimaksudkan untuk menciptakan kembali situasi
sejarah/peristiwa masa lalu, menciptakan kemungkinan-kemungkinan kejadian masa yang
akan datang, menciptakan peristiwa mutakhir yang dapat diperkaya atau mengkhayal situasi
pada suatu tempat dan atau waktu tertentu.2
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berkaitan dengan proses pembelajaran menggunakan metode Role Play dengan judul:
“Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Menghindari Akhlak Madzmumah Melalui
Metode Role Play Kelas X SMA Mambaur Rahmah Karang Penang Sampang”.

1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009),39.
2
Dwi Anita Alfiani, Penerapan Metode Role Playing Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Play
Group, Jurnal Pendidikan Guru MI, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2015.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan untuk membatasi suatu
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Penerapan Metode Role Play dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada
Materi Menghindari Akhlak Madzmumah Kelas X SMA Mambaur Rahmah Karang
Penang Sampang ..?
2. Bagaimana hasil peningkatkan Penerapan Metode Role Play dalam Pemahaman Siswa
Pada Materi Menghindari Akhlak Madzmumah Kelas X SMA Mambaur Rahmah Karang
Penang Sampang ..?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Penerapan Metode Role Play dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa
Pada Materi Menghindari Akhlak Madzmumah Kelas X SMA Mambaur Rahmah Karang
Penang Sampang ..?
2. Untuk mengetahui hasil peningkatkan Penerapan Metode Role Play dalam Pemahaman
Siswa Pada Materi Menghindari Akhlak Madzmumah Kelas X SMA Mambaur Rahmah
Karang Penang Sampang ..?
D. Manfaat Penelitian
Pemanfaatan penelitian ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu manfaat secara teoritis dan
manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru sekolah dasar dapat menerpkan metode
yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
pada Siswa SMA Mambaur Rahmah Kelas X Karangpenang Sampang. Dan
mengembangkan kreativitas dan inovatis pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
2. Manfa’at Praktis
a. Bagi peneliti
Menyiapkan diri menjadi guru yang professional dengan daya pikir kreatif, inovatif,
guna meningkatkan mutu pendidikan yang berkarakter serta mengembangkan Metode
pembelajaran Role Play.
b. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam menumbuhkan nuansa religius dan
mempraktekkannya. Serta sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
c. Bagi Peserta didik
Memberikan informasi teladan dengan karakter yang religious, serta meningkatkan
motivasi belajar peserta didik pada semua pelajaran.
d, Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan refrensi dan juga untuk memberi
sumbangan dalam ilmu pengetahuan, terutama di dalam bidang kajian terkait, serta
dapat di jadikan acuan atau pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori Tentang Akhlak Mazmumah


1. Pengertian Akhlak Mazmumah
Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan berbagai jenis
perbutan dengan mudah dan gampang, dengan tidak membutuhkan pertimbangan dan
renungan.3 Begitu juga diartikan sebagai suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pemikiran dan pertimbagan. 4
Sedangkan Abdullah Darraz mengemukakan bahwa akhlak adalah “suatu kekuatan dalam
kehendak yang mantap yang membawa kecendrungan kepada pemilihan pada pihak yang
benar (akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (akhlak yang buruk). 5 Sedangkan Akhlak
Mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin dari tutur kata, tingkah laku,
dan sikap tidak baik. Perangai atau tingkah laku tersebut mengakibatkan orang lain tidak
senang. Tingkah laku dan tutur kata yang ada pada manusia cenderung melekat dalam
bentuk yang tidak menyenangkan orang lain disebut akhlak mazmumah. Perbuatan tersebut
termasuk munkar, tingkah laku seperti ini dilarang oleh Allah, dan diwajibkan untuk
menjauhinya.6 Dengan kata lain bahwa Akhlak tercela merupakan tingkah laku yang
tercela yang dapat merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai
manusia.7 Jadi Akhlak mazmumah yaitu akhlak yang patut diranggangkan oleh orang-
orang muslim karena bisa membawa kerugian baik bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang
lain.
2. Macam-Macam Sifat Akhak Mazmumah
Nilai-nilai akhlak sudah memberi perhatian sangat tinggi dalam Islam dengan dijadikan
sebagai dasar membangun kepribadian muslim. Nilai-nilai akhlak juga merupakan pagar
masyarakat muslim berperadaban dari jatuh pada kehancuran.8 Pada dasarnya sifat dan
perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

3
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Jilid III(Beirut: Dar al-Fikr), 56.
4
Mohammad Muchlis Solichin, Akhlak&Tasawuf dalam wacana kontemporer upaya sang sufi menuju Allah,
(CV. Salsabila Putra Pratama: Surabaya)23.
5
Didiek Ahmad Supadie, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 216.
6
Helmy Juliansyah&Muhyani, Hubungan antara Akhlak dengan Soft Skill Siswa di SMA Negeri 1 Kota Bogor,
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journa, | Volume 4 Nomor 2. 2022, hlm. 165.
7
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010),121.
8
Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006 ),29.
a. Maksiat Lahir, berasal dari bahasa Arab ma’syiah, artinya “pelanggaran” oleh orang
yang berakal dan baligh (mukallaf), karena melakukan perbuatan yang dilarang dan
meninggalkan pekerjaaan yang diwajibkan oleh syariat Islam. Maksiat lahir bisa kita
temui dalam kehidupan sehari-hari seperti maksiat lisan, maksiat telinga, maksiat
telinga, maksiat mata, maksiat tangan.
b. Maksiat Batin merupakan maksiat yang berasal dari dalam hati. Maksiat batin ternyata
lebih berbahaya dibandingkan dengan maksiat lahir, karena sifat ini terkadang tidak
terlihat dan lebih sukar untuk dihilangkan. Selama maksiat batin belum dilenyapkan
maka maksiat lahir lebih sukar untuk dihindarkan dari manusia. Beberapa contoh
penyakit batin yang sering kita alami secara tidak sadar di antaranya, marah (ghadab),
dongkol (hiqd), dengki (hasad), sombong (takabur).9
B. Landasan Teori tentang Metode Sosiodrama (Role Play)
1. Pengertian Metode Sosiodrama (Role Play)
Metode Role Play merupakan suatu bentuk drama bagi pererta didik dimana mereka

secara spontan memperagakan peran-peran dalam berinteraksi yang berkaitan dengan

masalah hubungan manusia dalam masyarakat.10 Melalui kegiatan role playing,


pembelajar mencoba mengekspresikan hubungan-hubungan antar manusia dengan cara

memperagakannya, bekerja sama dan mendiskusikannya, sehingga secara

bersama-samapebelajar dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai dan berbagai

strategi pemecahan masalah. Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran

untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam

suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan

sebagai bahan refleksi agar peserta memberikanpenilaian terhadap. Pembelajaran

ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkatdalam ‘pertunjukan’, dan

bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. Dalam role

playing murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan

praktik-praktik berbahasa bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar


9
Helmy Juliansyah&Muhyani, Hubungan antara Akhlak dengan Soft Skill Siswa di SMA Negeri 1 Kota Bogor,
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journa, | Volume 4 Nomor 2. 2022, hlm 165.
10
Nursalam & Ferry Efendi, Pendidikan dalam Keperawatan, Cet. I, (Salemba Medika, 2008) 112.
efektif dimulaidari lingkungan yang berpusat pada diri murid

2. Tujuan Pembelajaran Role Playing


Sebagaimana yang di ungkapkanoleh Zuhaerini bahwa model Role Playing ini
digunakan apabila pelajaran dimaksudkan bertujuan untuk:
a. Menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak,dan
berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik didramatisasikan daripada
diceritakan,karena akan lebih jelas dan dapat dihayati oleh anak;
b. Melatih anak-anak agar merekamampu menyelesaikan masalah-masalah sosial-
psikologis;
c. Melatih anak-anakagar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi
pemahaman terhadap oranglain beserta masalahnya.
Bermain peran dapat menciptakan situasi belajar yang berdasarkan pada pengalamandan
menekankan dimensi tempat dan waktu sebagai bagian dari materi
pelajaran.Bermain peran memberikan kemungkinan kepada para murid untuk
mengungkapkanperasaan-perasaannya yang tak dapat mereka kenali tanpa bercermin
kepada orang lain.Melalui bermain peran, emosi dan ide-ide dapat diangkat ke
taraf kesadaran untukkemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Model
mengajar ini membuat proses-proses psikologis yang tersembunyi (covert)
berupa sikap-sikap nilai-nilai, perasaan-perasaan dan sistem keyakinan dapat
diangkat ke taraf kesadaran melalui kombinasipemeranan secara spontan dan
analisisnya.Mudairin (2009: 4) menjelaskan bahwa untuk dapat mengukur sejauhmana
bermainperan memberikan manfaat kepada pemeran dan pengamatnya ditentukan oleh
tiga halMerumuskan kesimpulan.

3. Kelebihan Metode Role Playing


Kelebihan Metode ini antara lain:
a. seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menunjukkan
kemampuannya dalam bekerja sama hingga berhasil,
b. merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
c. suasana yang menggembirakan bagi siswa selama mereka belajar metode role
playing dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
4. kelemahan atau kekurangan Role Playing antara lain:
a. Menimbulkan kegaduhan sehingga terkadang menyebabkan kelas yang lain merasa
terganggu.
b. Dibutuhkan keterampilan guru dalam mengelola permainan,
c. Siswa kurang maksimal atau menghayati peran yang dilakoninya,
d. Membutuhkan banyak waktu untuk melakukan persiapan dalam bermain peran.
e. Dibutuhkan kecakapan bahasa yang baik dari siswa.
5. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Role Play
a. Persiapan atau Pemanasan

Teknik role playing diawali dengan persiapan dimana Guru Pintar memperkenalkan
siswa pada permasalahan atau sebuah kasus yang berhubungan dengan materi yang
tengah dipelajari. Permasalahan atau kasus yang disuguhkan bisa muncul dari
imajinasi siswa atau sengaja disiapkan oleh guru. Misalnya Guru Pintar menyediakan
sebuah cerita untuk dibaca di depan kelas. Pada saat teks atau bacaan menunjukkan
dilema atau masalah, Guru Pintar dapat berhenti dan melakukan diskusi mengenai
masalah dalam cerita tersebut sehingga semua siswa dapat menangkap masalah
dengan jelas. Kemudian Guru Pintar dapat melontarkan pertanyaan-pertanyaan
pancingan yang membuat siswa berpikir tentang hal tersebut.

b. Memilih pemain/pemeran drama

Untuk memilih siapa saja yang akan menjadi pemain atau pemeran dalam drama,
siswa dan guru dapat melakukan musyawarah. Guru Pintar dapat memilih siswa yang
sesuai untuk memainkan peran yang dibutuhkan. Beri kesempatan pada siswa yang
berminat untuk mengajukan dirinya sendiri. Hal ini membuat siswa lebih percaya diri.

c. Mendekorasi panggung (ruang kelas)

Setelah semua pemain terpilih, Guru Pintar dapat melibatkan siswa lain dalam
kegiatan mendekorasi kelas menjadi panggung pertunjukan. Hal ini sangat berguna
untuk mengajarkan Kerjasama kepada para siswa.

d. Menunjuk siswa menjadi pengamat (observer)


Selain pemeran, Guru Pintar juga harus menunjuk siswa sebagai pengamat.

e. Memainkan peran

Permainan peran atau role playing dilaksanakan secara spontanitas. Mungkin pada
awalnya banyak siswa akan mengalami kebingungan dalam memainkan perannya atau
bahkan tidak sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan. Tidak menutup
kemungkinan juga ada yang memainkan peran yang bukan perannya. Nah, di sinilah
peran Guru Pintar dibutuhkan. Guru Pintar dapat menghentikan drama dan
mengarahkan jalannya pertunjukan.

3, Metode sosiodrama ini mempunyai kelebihannya yaitu guru dapat melihat kenyataan
yang sebenarnya dari kemampuan peserta didik, serta dapat menarik minat peserta
didik, dan peserta didik akan mengerti sosial psychologis, sehingga dapat menarik
minat peserta didik. Yang kemudian kelemahan yang terdapat pada metode ini yaitu
sulitnya untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak dengan menjiwai untuk
memecahkan masalah, jadi anak-anak yang tidak mendapat giliran akan menjadi pasif,
dengan demikian jika pendidik kurang bijaksana maka tujuan yang dicapai tidak
memuaskan.11

f. Diskusi dan evaluasi

Ketika ada hal yang menyimpang kemudian Guru Pintar menghentikan drama, ajaklah
siswa untuk duduk Bersama dan mendiskusikan permainan tadi. Kemudian ajal
mereka untuk melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. Beri
kesempatan kepada siswa untuk memberikan usulan perbaikan seperti berganti peran
atau mengubah alur ceritanya.

g. Bermain peran ulang

Berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi, siswa dapat melakukan kegiatan bermain peran
kembali. Kegiatan ini biasanya berjalan dengan lebih baik dari sebelumnya karena
siswa sudah memiliki gambaran yang lebih jelas. Siswa yang mendapatkan peran juga
dapat memainkan perannya lebih sesuai dengan skenario.

11
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: kalam mulia, 2014),491.
h. Diskusi dan evaluasi

Pada kegiatan diskusi dan evaluasi yang kedua ini, Guru Pintar dapat mengarahkan
pada realita kehidupan nyata. Ajak siswa membandingkan bagaimana hal-hal yang
terjadi dalam alur cerita yang diperankan teman-temannya terjadi di dunia nyata.
Berikan siswa kesempatan untuk menyimpulkan berdasarkan perbandingan antara
realita yang ada dengan kehidupan nyata

i. Berbagi pengalaman dan Menyimpulkan.

Setelah siswa dapat melakukan perbandingan antara cerita dan realita, kini saatnya
Guru Pintar mengajak siswa untuk berbagi pengalaman mereka yang berkaitan dengan
tema role play yang telah dilakukan. Setelah itu siswa akan membuat kesimpulan.
Contohnya adalah siswa akan berbagi pengalaman tentang bagaimana siswa
mengalami kegagalan dalam ujian. Kemudian Guru Pintar mengajak siswa membahas
bagaimana sebaiknya siswa menghadapi situasi tersebut, apa yang yang harus
dilakukan supaya hal tersebut tidak terjadi, dan lain sebagainya.12

B. Penelitian Terdahulu
Ana Rosada: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Materi Amanah Kelas Iv-Putri Mis Kertijayanpenelitian. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya: Tujuan penelitian: Apakah dengan
penggunaan metode Role Playing ada peningkatan hasil belajar Akidah Akhlak peserta didik
pada materi Indahnya Perilaku Amanah di kelas IV-Putri MI Salafiyah Kertijayan Buaran
Pekalongan? Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap
tindakan/pelaksanaan, tahap pengamatan, tahap analisis dan refleksi. Sampel pada penelitian
ini diambil sebanyak 30 siswa di kelas IV-Putri MI Salafiyah Kertijayan Buaran Pekalongan.
Melalui metode Role Playing ada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV-PI MI

12
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/mengenal-metode-pembelajaran-role-playing. Mengenal Metode
Pembelajaran Role Playing. Orang: 21.15 wib. Tanggal: 12 Juli 2023.
Salafiyah Kertijayan Buaran Pekalongan tahun pelajaran 2022 – 2023. Hal tersebut diperoleh
dengan nilai rata-rata hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik pada tes awal 42 dengan
persentase ketuntasan belajar sebesar 13.3%, nilai rata-rata pada siklus I 63.3 dengan
persentase ketuntasan belajar sebesar 50% dan pada siklus II nilai rata-rata 85.3 dengan
persentase ketuntasan belajar sebesar 85%.
Pada penelitian terdahulu terdapat kelebihan serta kekurangan dibandingkan dengan
penelitian yang akan penulis lakukan, kelebihannya dari judul ini yaitu dalam penelitiannya
menggunakan Tes, sementra penulis/calon peneliti menggunakan praktek, kelemahan yang
terdapat pada penelitian terdahulu ini dalam rumusan masalahnya hanya satu,tidak
memunculkan rumusan masalah berupa Hasil dari penelitian tersebut, sementara calaon
peneiti/penulis, memunculkan dua rumusan maslah yaitu, bagaimana penggunaan metode, dan
bagai mana hasilnya..?sementara perbedaannya, kalau peneitian terdahulu lebih kepada
niliai/tes, sedangkan calon peneliti/penulis lebih kepada praktek.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian merupakan sebuah planning yang akan dilakukan dalam
kegiatan penelitian. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis
penelitian tindakan kelas (PTK) yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah
kelas untuk mengetahui akibat dari tindakan yang diterapkan pada subjek penelitian
tindakan kelas.13 Metode PTK ini merupakan bagian dari penelitian kuantilatif. Ciri-ciri
atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan ini yaitu dengan adanya partisipasi
dari peneliti dalam suatu kegiatan dan adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu
program atau kegiatan melalui penelitian tindakan hal tersebut..14
Dalam penelitian tindakan kelas ini, langkah yang pertama sekali harus
dilakukan yaitu melaksanakan perencanaan (Planning) tindakan. Baru kemudian
langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan tindakan. Pada saat pelaksanaan tindakan
didalamnya dilakukan pengamatan (Observasi). Yang kemudian melakukan analisis dan
refleksi.15
Siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahap yang menunjukkan
langkah-langkah yaitu:
1. Perencanaan
a. Menetapkan materi yang akan diajarkan
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tentang pokok pembahasan yang
sesuai dengan model pembelajaran Role play.
c. Membuat lembaran kerja peserta didik tentang pokok pembahasan yang sesuai
dengan model pembelajaran Role play.
d. Membuat instrument penelitian untuk mengumpulkan data yaitu lembaran

13
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),130.
14
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
(Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010),44 – 45.
15
Mansur Muslich, Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Itu Mudah, Cet. II, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009),9.
pengamatan aktivitas guru dan siswa, serta angket.
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pelaksanaan tindakan kelas yang dilaksanakan yaitu guru mengajar materi yang telah
direncanakan dengan berdasarkan RPP yang telah disusun. Setelah selesai
memberikan tindakan pada siklus pertama, maka kemudian peneliti mengadakan tes
untuk mengetahui sejauh mana hasil dari tindakan pada siklus pertama dan demikian
seterusnya sampai siklus terakhir tersebut.
3. Pengamatan / Kegiatan Observasi
Pada tahap ini pengamat mengamati setiap kejadian yang berlangsung ketika proses
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Role play yang lakukan oleh
peneliti. Yang diamati oleh pengamat kemudian dicatat semua kegiatan
pembelajaran yang berlangsung dalam lembar pengamatan. Dalam melakukan
observasi ini peneliti dibantu oleh guru kelas, dimana peneliti melibatkan guru
sebagai pengamat di kelas. Adapun yang diamati yaitu semua aktivitas siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung serta bagaimana cara guru/peneliti mengelola
kelas tersebut.
4. Kegiatan Refleksi
Langkah selanjutnya adalah refleksi, Refleksi adalah melihat kembali tindakan yang
telah dilakukan dalam kelas yang telah dicatat dalam lembar pengamatan. Setelah
selesai kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Role play.
Peneliti serta pengamat melakukan releksi terhadap pelaksanaan tindakan kelas siklus
pertama. Yag kemudian dari hasil pengamatan yang diberikan oleh pengamat akan
dijadikan pedoman oleh peneliti dalam melakukan refisi berbagai kelemahan pada
RPP siklus pertama dalam menyusun RPP siklus kedua pada pertemuan
selanjutnya.16
B. Variabel Penelitian
Kata “Variabel” berasal dari bahsa Inggris “Variabel” dengan arti “ubahan”, “faktor tidak
tetap”, atau “gejala yang dapat diubah- ubah”.17Variabel dapat didefinikan sebagai objek
penelitian yang mempunyai variasi.
Dalam penelitian ini dapat dua variable yaitu:

16
Mansur Muslich, Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Itu Mudah, Cet. II, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), 11.
17
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 1977, cet. VIII),33.
1. Variabel penggunaan metode “Role Playing”. Variabel ini sebagai variable
independent (bebas), yakini variable yang memberi pengaruh terhadap variable terikat
(variable dependent) yang diberi symbol dengna huruf-X.
2. Variable meningkatkan penguasaan materi“ menghindari Akhlak mazmumah”.
Variabel ini menduduki sebagai variable dependent (terikat), yakni variable yang
dipengaruhi oleh variable bebas (variable independent) yang diberikan dengan huruf-
Y.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari manusia, tumbuh-
tumbuhan, benda, hewan, dan peristiwa sebagai data yang memiliki karakteristik

tertentu dalam sebuah penelitian.18 Adapun. yang menjadi sampel dari penelitian adalah
siswa kelas X SMA Mambaur Rahmah berjumlah 36 orang.
2. Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, jadi jika populasi besar, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang diambil dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang peneliti ambil yaitu siswa kelas X
SMA Mambaur Rahmah sebanyak 10 orang. Dan sampel ini diambil dari populasi harus
betul-betul mewakili.19
D. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto, untuk sekedar mengetahui jumlah siswa, maka apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%

atau 20-25% atau lebih.20 Jadi yang menjadi sampelnya yaitu siswa kelas X SMA Mambaur
Rahmah sebanyak 10 orang
1. Teknik Pengumpulan Data
Sebelum peneliti melaksanakan penelitiannya dilapangan, terlebih dahulu menyiapkan
instrument-instrument penelitian, karena instrument penelitian merupakan salah satu
perangkat yang digunakan dalam mencari sebuah jawaban pada suatu penelitian,
berikut ini adalah instrument yang digunakan oleh peneliti antara lain:
a, Lembar Obsevasi

18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 173.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014),81.
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, hal. 112.
Observasi atau pengamatan yaitu merupakan kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. 21 Lembar observasi berupa cek
list/menggunakan bobot skor yang terdiri dari beberapa item yang menyangkut
aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, dilakukan dengan cara
pemberian nomor pada tiap-tiap kategori lembar aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung.
b, Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan dalam dua orang atau lebih, bertatap muka dan mendengarkan secara
langsung informasi-informasi yang diberikan.22
c. Tes
Tes merupakan cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan
penilaian yang bergantung pada pembagian tugas berupa pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada siswa mencakup pokok bahasan yang diajarkan. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes akhir (postes) berjumlah 10 soal.
E. Teknik Analisis
Setelah data terkumpul baru kemudian diklasifikasikan sesuai dengan variabel-variabel
tertentu untuk mempermudah ketika menganalisis dan merangkumkan kesimpulan. Data
yang diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara, angket dan tes. Adapun
langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap pra-lapangan
Ada enam tahap kegiatan yang dilakukan oleh peneliti antara lain:
a. Menyusun rancangan penelitian, di sini peneliti telah menyusun rancangan
penelitian jauh-jauh hari sebelum terjun ke lapangan.
b. Memilih lapangan penelitian, pada penelitian ini peneliti memilih SMA Mambaur
Rahmah
c. Menjajaki dan melihat lapangan, peneliti menjajaki dan melihat lapangan
melalui observasi.
d. Memilih dan memanfaatkan informasi, peneliti mendapatkan informasi yang
diperlukan dalam penelitian dari guru PAI SMA Mambaur Rahmah
21
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitati, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya,
(Jakarta: Putra Grafika, 2007),115.
22
Cholid Narbuko dan H. Abu Ahmadi, Merodologi Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005),83.
e. Menyiapkan perlengkapan untuk penelitian, peneliti terlebih dahulu menyiapkan
perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
a. Memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri, untuk memasuki pekerjaan
lapangan, peneliti telah memahami latar belakang penelitian serta mempersiapkan
diri baik secara fisik maupun mental.
b. Memasuki lapangan, peneliti mulai melakukan penelitian.
c. Berperan serta mengumpulkan data, peneliti ikut berperan serta dalam berbagai
kegiatan yang ada di lapangan guna memperoleh data yang benar ketika diperlukan
untuk penelitian.
3. Analisis Hasil Belajar
Mendiknas mengemukakan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal apabila dikelas

tersebut terdapat ≥ 85% dari jumlah siswa tuntas secara individual.23 Data hasil belajar
siswa diperoleh dari tes akhir yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 10 soal
yang dibagikan pada tiap pertemuan. Data hasil belajar yang diperoleh masih berupa
data mentah yang harus dianalisis. Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan
rumus persentase yaitu, untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
a. Untuk menilai ulangan atau tes formatifPeneliti melakukan penjumlahan nilai
yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di
kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X
Dengan : X = Nilai rata-rata
N

ΣX = Jumlah semua nilai siswa
ΣN = Jumlah siswa

23
Agung A, Metodelogi Penelitian pendidikan, (Singaraja: Undiksha Singaraja, 2010), 33.
19

b. Untuk ketuntasan belajar


Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara
perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunju
pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994
(Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas
belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai 75, dan
kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat
85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama
dengan 75%. Untuk menghitung persentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P 
 Siswa.yang.tuntas.belajar x100%
 Siswa
c. Untuk lembar observasi

Lembar observasi pengelola metode pembelajarn


kooperatif model Role Play.
Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode
pembelajaran

Role Play digunakan rumus sebagai berikut :

X = P1  P2
2

Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2

P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2
20

No. Persentase Hasil Belajar Siswa

1. 80 – 100 Sangat Tinggi


2. 60 – 79 Tinggi
3. 25 – 59 Sedang
4. 0 – 24 Sangat Rendah

Pada penelitian ini suatu kelas dikatakan tuntas jika dalam kelas
tersebut terdapat ≥85% siswa telah mencapai nilai ketuntasan 75. Nilai 70
ini adalah nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata materi
M enghindari A khlak M azmumah .
4, Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya, maka tindakan yang telah
dilaksanakan berdasarkan rencana tindakan yang telah ditetapkan, maka
kriteria yang digunakan adalah sesuai dengan tujuan tindakan. Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan dan melihat sejauh mana
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi menghindari akhlak
madzmumah melalui metode role play kelas X SMA mambaur rahmah
karang penang sampang Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah
apabila secara keseluruhan siswa dalam satu kelas mencapai ketuntasan
belajar sebesar 85% dengan memperoleh minimal 75% serta keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
21

DAFTAR PUSTAKA

Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Jilid III;Beirut: Dar al-
Fikr.
Agung A, 2010. Metodelogi Penelitian pendidikan, Singaraja: Undiksha
Singaraja,
Anas Sudjiono, 1977. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
persada, , cet. VIII.
Cholid Narbuko dan H. Abu Ahmadi, 2005. Merodologi Penelitian, Jakarta :
Bumi Aksara,
Didiek Ahmad Supadie, 2011.Pengantar Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers.
Dwi Anita Alfiani, 2015.. Penerapan Metode Role Playing Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak Usia Play Group, Jurnal Pendidikan Guru MI,
IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Helmy Juliansyah&Muhyani, 2022. Hubungan antara Akhlak dengan Soft Skill
Siswa di SMA Negeri 1 Kota Bogor, Reslaj: Religion Education Social
Laa Roiba Journa, | Volume 4 Nomor 2.
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/mengenal-metode-pembelajaran-role-
playing. 2023.Mengenal Metode Pembelajaran Role Playing. Orang:
21.15 wib. Tanggal: 12 Juli
Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin, 2006. Meneladani Akhlak Nabi, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Kunandar, 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Rajawali Pers, ,44 – 45.
M. Burhan Bungin, 2007. Penelitian Kualitati, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Putra Grafika.
Mansur Muslich, 2009.Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Itu
Mudah, Cet. II, (Jakarta: Bumi Aksara.
Mohammad Muchlis Solichin, 2013. Akhlak&Tasawuf dalam wacana
kontemporer upaya sang sufi menuju Allah, CV. Salsabila Putra
Pratama: Surabaya.
22

Nursalam & Ferry Efendi, 2008. Pendidikan dalam Keperawatan, Cet. I,


(Salemba Medika,
Oemar Hamalik, 2009. Proses Belajar Mengajar, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Ramayulis, 2014 Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: kalam mulia.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.
23

LK-11b: Penyusunan Instrumen PTK

1. ANGKET
Intrumen angket Role Play

Angket Penggunaan Role Play


Petunjuk :
Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek ( √ )
pada kolom di bawah ini ! Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Kategori
SS S KS TS STS
1. Model pembelajaran Role Play membantu
saya dapat memahami pada materi
menghindari Akhlak Mazmumah
2. Penggunaan model role play telah sesuai
dengan materi yang diajarkan oleh Guru

3. Saya merasa bingung dan mengalami


kesulitan dalam belajar PAI dan Budi
Pekerti dengan menggunakan model role
play
4. Saya mampu menemukan jawaban secara
mandiri, pada saat guru
menerapkan model pembelajaran
role play
5. Model pembelajaran role play
Adalahmerupakan salah satu model yang
bervariatif
6. Belajar PAI dan Budi Pekerti menggunakan
role play membuat saya merasa termotivasi
untuk giat dalam belajar
7. Saya mampu menjawab soal-soal latihan
setelah belajar dengan menggunakan model
pembelajaran role play
8. Belajar PAI dan Budi Pekerti
menggunakan role play lebih menarik untuk
dipelajari dalam proses belajar mengajar
24

9. Model Pembelajaran role play


mampu meningkatkan sikap berfikir kritis dan
aktif
10. Nilai saya berhasil melebihi KKM setelah
belajar menggunakan modelpembelajaran
role play
11. . Belajar menggunakan role play melatih
saya untuk mengemukakan sebuah pendapat

12. Dalam penggunaan role play membuat


pembelajaran lebih bermakna

13. Dengan belajar menggunakan role play


dapat mengeksplorasi diri saya sendiri

14. Belajar menggunakan role play


membuat saya merasa tertekan untuk lebih
aktif dalam belajar
15. Belajar menggunakan role play
membuat saya lebih terampil

2. WAWANCARA

Lembar Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari/ Tanggal :

Daftar Pertanyaan:

1) Apakah anda menyukai pembelajaran PAI materi Menghindari Akhlak


Mazmumah dengan menggunakan metode role play?

SS : Sangat Setuju S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

2) Metode apa yang anda sukai, metode biasa atau menggunakan model
pembelajaran role play?
25

SS : Sangat Setuju S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

3) Adakah perbedaan setelah anda melaksanakan pembelajaran PAI dengan


menggunakan model role play?

SS : Sangat Setuju S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

4) Apakah kamu mengalami kesulitan untuk memahami materi menghindari akhlak


mazmumah dengan menggunakan model pembelajaran role play?

SS : Sangat Setuju S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

5) Apakah dengan menggunakan metode role play anda lebih mudah untuk
memahami materi menghindari akhlak mazmumah?

SS : Sangat Setuju

S : Setuju N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

6) Apakah model pembelajaran role play membuat anda termotivasi untuk belajar?

SS : Sangat Setuju

S : Setuju N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju


26

7) Apakah model pembelajaran role play membuat anda lebih aktif untuk diskusi ?

SS : Sangat Setuju

S : Setuju N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

8) Apakah model pembelajaran role play dapat meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar anda?

SS : Sangat Setuju S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

9) Menurut anda apakah terdapat kekurangan dan kelebihan model pembelajaran role
play dalam pembelajaran PAI khususnya materi Menghindari Akhlak
Mazmumah?

SS : Sangat Setuju S S: Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

10) Apakah metode pembelajara role play meyakinkan anada dalam proses pembelajaran?

SS : Sangat Setuju S S: Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

3. PENGAMATAN
Lembar observasi siswa pada kegiatan pembelajaran
27

PAI dan BP dengan menggunakan model role play

Pertemuan ke- Hari/ Tanggal :

Cecklist yang sesuai pengamatan

no Nama Aspek yang dinilai ket


siswa
A B c d E

Keterangan:
A : siswa
memperhatikan
penjelasan guru B :
siswa mengerjakan
tugas
C : siswa mampu berdiskusi dengan baik
D : siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran
E : siswa mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa

4. TES
28

1. Pada dasarnya yang dimaksud dengan riya’ adalah .


a. beribadah ingin dilihat orang lain
b. beribadah ingin didengar orang lain
c. beribadah ingin mendapat bonus
d. beribadah kepada selain Allah Swt.
e. beribadah ingin dianggap hebat
2. Apabila seseorang beribadah bercampur antara ikhlas karena Allah Swt. dan
karena ingin dipuji oleh manusia, maka hal tersebut termasuk ...
a. riya’ kholiṣ
b. riya’ ‘amm
c. riya’ khoṣ
d. riya’ jali
e. riya’ syirik
3. Riya’ dapat muncul pada diri seseorang ketika ...
a. sedang beribadah
b. setelah beribadah
c. merencanakan untuk beribada
d. sebelum atau setelah beribadah e. mendapat pujian seseorang
4. Sikap menolak kebenaran dan merendahkan orang lain merupakan definisi
dari ...
a. riya’
b. hasad
c. takabur
d. fasiq
e. nifak
5. Di antara hal yang dapat menyebabkan seseorang berlaku takabur antara lain ...
a. selalu memandang rendah orang lain
b. beribadah dan berbuat baik karena ingin dilihat orang lain
c. beribadah dan berbuat baik karena ingin dipuji orang lain
d. beribadah dan berbuat baik karena ingin didengar orang lain
e. tidak merasa senang melihat keberhasilan orang lain
6. Mahluk Allah Swt. yang diusir dari surga karena kesombongannya adalah ....
29

a. malaikat
b. iblis
c. setan
d. Adam
e. jin
7. Nifaq berasal dari kata an-nafaqa yang artinya ...
a. lubang durjana
b. dua macam lubang
c. lubang haram
d. lubang tempat sembunyi
e. lubang hewan
8. Mendustakan Rasulullah Saw. Termasuk nifaq ...
a. 'amali
b. jismi
c. i’tiqodi
d. sukuti
e. khos
9. Merasa tidak senang atas nikamat Allah Swt. yang telah diberikan kepada orang
lain merupakan definisi dari ...
a. riya’
b. hasad
c. takabur
d. fasiq
e. nifaq
10. Di antara bahaya atau akibat negatif daripada sifat hasad adalah ....
a. hasad dapat melahap kebaikan seseorang sebagaimana api melahap kayu
b. orang yang hasut tidak akan diterima amalnya
c. tidak mau melaksanakan perintah Allah Swt. karena hatinya telah tertutup
kebencian
d. menganggap dirinya paling segala-galanya
e. tidak percaya dengan janji Allah Swt. dan Rasul-Nya
30

5. Dokumen

Anda mungkin juga menyukai