Anda di halaman 1dari 36

SUKU DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN ENERGI

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT


DEKAT - Digital Ebook K3

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb

Salam Sejahtera bagi kita semua,

‘DEKAT’ atau Digital E-book K3, adalah sebuah media edukasi


tentang penerapan norma dan peraturan Perundang-undangan terkait
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang di keluarkan oleh Suku
Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Energi wilayah Kota Administrasi
Jakarta Barat. Buku digital ini adalah salah satu wujud pembinaan
yang dilakukan oleh Seksi Pengawasan dalam rangka penerapan
peraturan perundang-undangan tentang K3.

Di dalam ‘DEKAT’, pembaca akan mendapat informasi secara


garis besar terkait apa itu K3, SMK3, P2K3, Ahli K3, dan juga
pengedalian resiko di tempat kerja. Selain itu akan dijelaskan juga
terkait Objek-Ojek K3 yang perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan
yang memilikinya. Dalam setiap bab nya, dicantumkan sumber Undang-
Undang/Peraturan terkait, harapannya pembaca dapat dengan mudah
membaca dan merujuk kepada peraturan tersebut. ‘DEKAT’ dibuat
bukan sebagai sumber acuan, melainkan sebagai sarana edukasi
penerapan K3 di Tempat Kerja, Rujukan dan Acuan tetap kepada
Undang-Undang dan Peraturan terkait.

Semoga dengan adanya ‘DEKAT’ dapat mempermudah perusahaan


mencari sumber edukasi dasar untuk penerapan K3 di tempat kerja.

Dari ‘DEKAT’, kita jaga sesama.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Tim Penyusun

DEKAT l 1
DEKAT - Digital Ebook K3

DAFTAR ISI
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja 3

Objek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Objek K3) 6

Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) 19

Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ahli K3) 22

Pengendalian Resiko di Lingkungan Kerja 25

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) 28

Daftar Pustaka 33

DEKAT l 2
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Tempat Kerja

DEKAT l 3
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pengertian
Berdasarkan PP No 50 Tahun 2012, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk:

kecelakaan saat bekerja disebabkan oleh


terjadi dalam perjalanan dan/atau di tempat kerja lingkungan kerja

Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh


a. Poor management safety policy
b. Personal factors
c. Environmental factors

Unsafe condition Unsafe act


(kondisi tidak aman) (perbuatan tidak aman)
suatu kondisi fisik atau keadaan suatu pelanggaran terhadap
yang berbahaya yang mungkin prosedur keselamatan yang
dapat langsung mengakibatkan memberikan peluang terhadap
terjadinya kecelakaan terjadinya kecelakaan.
Contoh: Contoh:
Mesin Tanpa Pengaman, Pakai Apd Tidak Standar, Rusak
Mesin Belum Riksa Uji Pakai Alat Rusak
Terpapar Bahan Kimia, Radiasi, Bising Cara Kerja Salah
Lantai Berminyak, Licin Kerja sambil bercanda / main-main
Pelindung/Pembatas, Apd Tidak Layak
Kerugian Kecelakaan Kerja
Tidak Langsung
Langsung
Kerugian bagi tenaga kerja Hilangnya pendapatan
Hilangnya waktu kerja Citra perusahaan
Hilangnya/rusaknya aset tetap
Terhentinya proses produksi
DEKAT l 4
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
1 (Permennaker No. Per. 01/Men/1981)
Penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanan faktor-faktor
2 yang timbul dari kegiatan pekerjaan (ILO, 1996)

PAK meliputi jenis penyakit:


Disebabkan pajanan faktor dari Dasar Hukum
aktivitas pekerjaan; Perpres No. 7 Tahun
Berdasarkan sistem target organ 2019
Kanker akibat kerja (8 penyebab Permenaker No. Per.
bahan kimia) 01/Men/1981
Spesifik lainnya (ex.nytagmus pada PP No.44 Tahun 2015
penambang) Permenaker No.26
Tahun 2015
Disebabkan oleh

Fisik Kimia
Unsafe human act
Psikologi
Unsafe working
PAK
Biologi Ergonomi

diberitahukan kepada
Kecelakaan Pemberi Kerja
Kerja / PAK BPJS Ketenagakerjaan
Disnaker setempat

Segera lapor
hari ini Budi ke disnaker,
mengalami maximal 2 x
kecelakaan 24 jam, boleh
tata cara pelaporan kerja.. daring/luring
kecelakaan kerja dapat
dilihat pada link berikut:

https://s.id/1tKAZ
DEKAT l 5
OBJEK
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3)

DEKAT l 6
PESAWAT UAP

Pengertian
Berdasarkan UU Uap tahun 1930, pesawat uap adalah suatu ketel
uap dan setiap pesawat lainnya yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah secara langsung atau tidak langsung dihubungkan
dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan guna bekerja dibawah
tekanan yang lebih tinggi dari tekanan udara biasa.

Klasifikasi Dasar hukum


UU Uap tahun 1930
Peraturan Uap th 1930
Peraturan Menteri Tenaga
Ketel Uap / Boiler Kerja No 01 tahun 1988
menghasilkan tentang Kwalifikasi dan Syarat
steam/uap dan uap Operator Pesawat Uap
itu dipergunakan
diluar pesawat uap

Selain Boiler
3. Bejana uap
untuk penampung
4. Penguap untuk
produksi air sulingan
1. Super Heater 2. Economizer

Potensi Bahaya
Pesawat uap / boiler dapat meledak karena penyebab:
Manometer tidak berfungsi dengan baik Perusahaan wajib
Safety valve tidak berfungsi dengan baik memiliki surat
Air pengisi ketel tidak memenuhi syarat keterangan layak
Boiler tidak dilakukan blow down memenuhi syarat K3
Terjadi pemanasan berlebih karena kebutuhan
produksi uap
Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel
Perubahan tak sempurna atau rouster
Umur boiler sudah tua DEKAT l7
BEJANA TEKAN
Pengertian Apa sih
bejana
Bejana Tekanan adalah bejana selain Pesawat tekan itu?
Uap yang di dalamnya terdapat tekanan dan
dipakai untuk menampung gas, udara, campuran
gas, atau campuran udara baik dikempa menjadi
cair dalam keadaan larut maupun beku.
Ruang Lingkup
Bejana Tekanan mempunyai:
tekanan > 1 atm dan volume > 2,25 liter

Klasifikasi

Bejana tekan berisi Bejana tekan Bejana tekan


udara (air receiver berisi gas berisi liquid/cair
tank/kompressor)
Potensi Bahaya
Meledak pada bejana
tekan berisi udara Konstruksi Alat
bertekanan > 1 atm JIKA bejana tidak pengaman
Ledakan dan Kebakaran sesuai tidak sesuai
pada bejana tekan standar standar
berisi cairan yang
mudah terbakar
Perusahaan wajib
Dasar Hukum memiliki surat
keterangan layak
Permenaker No. 37 Tahun memenuhi syarat K3
2016 tentang K3 Bejana
Tekan dan Tangki Timbun
DEKAT l 8
TANGKI TIMBUN
Pengertian
Tangki Timbun adalah bejana selain bejana tekanan yang
menyimpan atau menimbun cairan bahan berbahaya atau cairan
lainnya, di dalamnya terdapat gaya tekan yang ditimbulkan oleh
berat cairan yang disimpan atau ditimbun dengan volume tertentu.
Ruang Lingkup

tangki penimbun tangki penimbun


cairan bahan cairan bahan tangki timbun yang
mudah terbakar, berbahaya, memiliki volume >450
volume > 200 L volume > 200 L L dan/atau
temperature > 99 C

Perusahaan wajib
memiliki surat
keterangan layak
memenuhi syarat K3

Dasar Hukum
Permenaker No. 37 Tahun
2016 tentang K3 Bejana
Tekan dan Tangki Timbun

DEKAT l 9
PESAWAT ANGKAT
ANGKUT

Pengertian Pesawat Angkat


Pesawat Angkat adalah pesawat atau peralatan yang dibuat, dan di
pasang untuk mengangkat, menurnankan, mengatur posisi dan/atau
menahan benda kerja dan/atau muatan

Pengertian Pesawat Angkut


Pesawat atau peralatan yang dibuat dan dikonstruksi untuk
memindahkan benda atau muatan, atau orang secara horisontal,
vertikal, diagonal, dengan menggunakan kemudi baik di dalam atau di
luar pesawatnya, ataupun tidak menggunakan kemudi dan bergerak di
atas landasan, permukaan maupun rel atau secara terus menerus
dengan menggunakan bantuan ban, atau rantai atau rol

Jenis-Jenis Pesawat Angkut

alat berat robotik dan truck


seperti forklift, hand konveyor seperti tractor, truk
lift, dozer, tractor, seperti sabuk & pengangkut bahan
backhoe, dll rantai berjalan berbahaya, dump
truck, dll

personal basket
kereta seperti komidi seperti manlifi/boomlift,
putar, kereta gantung, scissor lift, hydraulic
lokomotif, dll stairs D E K A T l 10
Jenis-Jenis Pesawat Angkat

Dongkrak Keran Angkat alat angkat


pengatur Personal
seperti dongkrak, seperti
posisi benda platform
car lift, dongkrak overhead
kerja seperti
pneumatik, dll crane, mobile passenger hoist,
crane, tower seperti rotator,
takel, dll gondola, dll
crane, dll

Dasar Hukum
Perusahaan wajib
Permenaker No. 8 Tahun 2020 memiliki surat
tentang Keselamatan dan keterangan layak
memenuhi syarat K3
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat
Angkut (PAA)

Potensi Bahaya
Pesawat Angkat Angkut dapat
berpotensi bahaya pada situasi
berikut:
1. Keselahan desain,
pemasangan, pemakaian dan
perawatan
2. Tidak pernah dilakukan riksa
uji / tidak layak pakai
3. Daerah lingkungan tidak aman
4. Operator tidak memiliki lisensi
5. Alat pengaman yang tidak
berfungsi

D E K A T l 11
PESAWAT TENAGA
& PRODUKSI

Pengertian
Pesawat Tenaga dan Produksi adalah pesawat atau alat yang tetap
atau berpindah-pindah yang dipakai atau dipasang untuk
membangkitkan atau memindahkan daya atau tenaga, mengolah,
membuat bahan, barang, produk teknis, dan komponen alat produksi
yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Ruang Lingkup

Mesin perkakas dan


produksi
Penggerak Mula seperti mesin asah,
meliputi motor mesin bor, mesin tempa,
bakar, turbin, mesin jahit, mesin pintal
kincir aingin, dll

transmisi tenaga
mekanik Tanur (Furnace)
seperti transmisi sabuk, seperti oven, blast
transmisi rantai, dan roda furnace, tanur
gigi pemanas, dll
Dasar Hukum
Permenaker No. 38
Perusahaan wajib Tahun 2016 tentang
memiliki surat Keselamatan dan
keterangan layak Kesehatan Kerja Pesawat
Tenaga dan Produksi
memenuhi syarat K3

D E K A T l 12
LISTRIK
Pengertian
Berdasarkan Permenaker No. 12 tahun 2015, Instalasi Listrik adalah
jaringan perlengkapan listrik yang membangkitkan, memakai,
mengubah, mengatur, mengalihkan, mengumpulkan atau
membagikan tenaga listrik.
Ruang Lingkup
Pembangkitan Transmisi Distribusi Pemanfaatan
Listrik Listrik Listrik Listrik
yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 volt arus bolak
balik atau 120 volt arus searah
Dasar Hukum
UU no. 1 Tahun 1970
Permenaker No. 12 tahun 2015
Permenaker No. 33 tahun 2015
PENYALUR
Pengertian PETIR
Instalasi penyalur petir ialah seluruh susunan sarana penyalur petir
terdiri atas penerima (Air Terminal/Rod), Penghantar penurunan
(Down Conductor), Elektroda Bumi (Earth Electrode) termasuk
perlengkapan lainnya yang merupakan satu kesatuan berfungsi untuk
menangkap muatan petir dan menyalurkannya ke bumi
Ruang Lingkup
Tempat kerja yang perlu dipasang instalasi penyalur petir:
1. Bangunan yang terpencil atau tinggi & lebih tinggi dari
pada bangunan sekitarnya
2. Bangunan dimana disimpan, diolah atau digunakan bahan
yang mudah meledak atau terbakar
3. Bangunan untuk kepentingan umum seperti: tempat
ibadah, rumah sakit, sekolah
4. Bangunan untuk menyimpan barang-barang yang sukar
diganti seperti: museum, perpustakaan
5. Daerah-daerah terbuka seperti: daerah perkebunan, Perusahaan wajib
Padang Golf, Stadion Olah Raga memiliki surat
keterangan layak
Dasar Hukum memenuhi syarat
UU no. 1 Tahun 1970 K3
Permenaker No. 2 tahun 1989
Permenaker No. 31 tahun 2015 D E K A T l 13
ELEVATOR & ESKALATOR
Pengertian Elevator
Berdasarkan Pemenaker no 6 tahun 2017, elevator adalah pesawat
lift yang mempunyai kereta dan bobot imbang bergerak naik turun
mengikuti rel-rel pemandu yang dipasang secara permanen pada
bangunan, memiliki governor dan digunakan untuk mengangkut orang
dan/atau barang.
Meliputi
Elevator penumpang, elevator panorama, elevator
rumah tinggal, elevator pelayanan (service), elevator
pasien, elevator penanggulangan kebakaran, elevator
barang, dan elevator yang sesuai pengertian diatas.

Pengertian Eskalator
Eskalator adalah pesawat transportasi untuk memindahkan orang
dan/atau barang, mengikuti jalur lintasan rel yang digerakkan oleh
motor listrik
Ruang Lingkup
memiliki sudut kemiringan 27,5 derajat s/d 35
derajat & memiliki anak tangga

memiliki sudut 0 derajat sampai paling tinggi


12 derajat dan memiliki palet (Travelator)

Dasar Hukum
UU no. 1 Tahun 1970
Permenaker No. 6 tahun 2017

Perusahaan wajib
memiliki surat
keterangan layak
memenuhi syarat K3

D E K A T l 14
SARANA PROTEKSI
KEBAKARAN

Pengertian APAR
Berdasarkan Pemenakertrans no 4 tahun 1980, Alat pemadam api
ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang
untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.

Jenis APAR
a. jenis cairan (air)
b. jenis busa
c. jenis tepung kering
d. jenis gas (hydrocarbon berhalogen, dsb)

Instalasi Alarm Kebakaran Automatik


Instalasi Alarm Kebakaraan Automatik adalah sistem atau rangkaian
alarm kebakaran yang menggunakan detektor panas, detektor asap,
detektor nyala api dan titik panggil secara manual serta perlengkapan
lainnya yang dipasang pada sistem alarm kebakaran

Dasar Hukum
Perusahaan wajib
memiliki surat
Permenaker No. 2 Tahun 1983 tentang keterangan layak
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik memenuhi syarat K3
Permenaker No. 4 tahun 1980 tentang
syarat pemasangan dan pemeliharaan
APAR

D E K A T l 15
LINGKUNGAN
KERJA
Pengertian
Lingkungan kerja adalah aspek higiene di Tempat Dasar Hukum
Kerja yang di dalamnya mencakup faktor fisika, kimia, UU no. 1
biologi, ergonomi dan psikologi yang keberadaannya Tahun 1970
di Tempat kerja dapat mempengaruhi Keselamatan Permenaker
dan Kesehatan Tenaga kerja. No. 5 tahun
2018
Ruang Lingkup
Pengendalian Pengendalian Penyediaan Penyediaan
faktor fisika & faktor biologi, fasilitas personil K3 di
faktor kimia agar ergonomi & kebersihan dan bidang
dibawah NAB psikologi agar sarana higiene lingkungan kerja
memenuhi
standar
Faktor Fisika mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja bersifat fisika
disebabkan oleh penggunaan mesin, peralatan, bahan
dan kondisi lingkungan di sekitar Tempat Kerja yang
dapat menyebabkan gangguan dan PAK
Iklim Kerja, Kebisingan, Getaran, radiasi gelombang
mikro, Radiasi Ultra Ungu (Ultra Violet), radiasi Medan
Magnet Statis, tekanan udara dan Pencahayaan
Faktor Kimia mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja bersifat kimiawi
disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dan
turunannya di Tempat Kerja yang dapat menyebabkan
penyakit pada Tenaga Kerja
kontaminan kimia di udara berupa gas, uap dan
partikulat
mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja bersifat biologi
Faktor Biologi disebabkan oleh makhluk hidup
hewan, tumbuhan dan produknya serta
mikroorganisme yang dapat menyebabkan PAK

Faktor Ergonomi mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja


disebabkan oleh ketidaksesuaian antara fasilitas kerja
cara kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban angkat

Faktor Psikologi mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja


disebabkan oleh hubungan antar personal di Tempat
Kerja, peran dan tanggung jawab terhadap pekerjaan
D E K A T l 16
ALUR PENGAJUAN SURAT KETERANGAN K3
melalui Disnakertransgi

Perusahaan Disnaker menunjuk


mengajukan Pengawas Spesialis Pengawas
permohonan riksa uji K3 untuk melakukan spesialis K3
objek K3 kepada riksa uji melakukan
Disnaker setempat pemeriksaan
dan Pengujian
K3 sesuai
ketentuan
perundang-
undangan

Pembuatan
laporan hasil
riksa uji oleh
pengawas
Penerbitan Surat spesialis K3
Keterangan Memenuhi
Syarat K3

Persyaratannya meliputi:
1. Surat Permohonan*
2. Fotokopi dokumen
teknis data pendukung
3. Foto pemeriksaan
dilapangan

D E K A T l 17
ALUR PENGAJUAN SURAT KETERANGAN K3

melalui PJK3
Ahli K3
melakukan
pemeriksaan dan
Pengujian K3
sesuai ketentuan
Perusahaan meminta PJK3 menunjuk Ahli K3
perundang-
riksa uji ke PJK3 sesuai kewenangannya,
undangan
untuk melakukan riksa
uji

Perusahaan mengajukan
penerbitan surat
keterangan pemenuhan
K3 kepada Disnaker
Hasil riksa uji akan di setempat
verifikasi dan di melampirkan: berkas
evaluasi oleh permohonan dan
pengawas spesialis laporan hasil riksa uji
K3

Penerbitan Surat
Keterangan Memenuhi
Syarat K3
Persyaratannya meliputi:
1. Surat Permohonan*
2. Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian dari PJK3*
3. Berita Acara Pemeriksaan Lapangan dari PJK3*
4. Fotokopi SKP Ahli K3 dan PJK3 sesuai kompetensinya
5. Fotokopi dokumen teknis data pendukung
6. Foto pemeriksaan dilapangan

D E K A T l 18
Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3)

D E K A T l 19
Pengertian
Panitia Pembina Keselamatan dan
PANITIA Kesehatan Kerja yang selanjutnya
PEMBINAAN disebut P2K3 ialah badan pembantu
di tempat kerja yang merupakan
KESELAMATAN wadah kerjasama antara pengusaha
DAN
dan pekerja untuk mengembangkan
kerjasama saling pengertian dan
KESEHATAN partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja
KERJA (P2K3)

Tugas
memberikan saran dan
tugas pertimbangan baik
P2K3? diminta maupun tidak
kepada pengusaha atau
pengurus mengenai
masalah keselamatan
dan kesehatan kerja.

Ketentuan Pembentukan
tenaga kerja ≥100 orang

tenaga kerja <100 orang, menggunakan


bahan, proses dan instalasi yang
mempunyai risiko yang besar akan
terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif.

D E K A T l 20
Keanggotaan
a. Ketua (pimpinan
perusahaan)
b. Sekretaris (ahli K3)
c. Anggota terdiri dari
wakil unit kerja di
perusahaan. Dasar Hukum
Dasar Hukum mengenai P2K3:
UU No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
Permenaker No. 4 th 1987 tentang
P2K3 serta tata cara penunjukan
ahli keselamatan kerja

Pengesahan P2K3
untuk Pengesahan P2K3 dilakukan di Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi
DKI Jakarta, persyaratannya meliputi:
1. Surat Pengantar dan lampiran struktur P2K3*
2. Fococopy SKP Ahli K3 (sekrektaris P2K3)*
3. Fotocopy wajib lapor ketenagakerjaan*
4. Fotocopy Bukti bayar BPJS Kesehatan*
5. Fotocopy Bukti bayar BPJS Ketenagakerjaan*
6. Fotocopy kepesertaan JSHK/asuransi lain

pengesahan P2K3 dilakukan secara


online melalui:
https://p2k3disnakerdki.org/login

D E K A T l 21
AHLI KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
(AHLI K3)

D E K A T l 22
AHLI K3

Pengertian
Ahli keselamatan dan kesehatan kerja ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang Keselamatan Kerja
Dasar Hukum
Permenaker No 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, kewajiban dan wewenang Ahli K3
Pemenaker No 4 tahun 1987 tentang P2K3 serta Tata
Cara Penunjukan Ahli K3

Ketentuan
Ditunjuk oleh Kementrian Ketenagakerjaan dengan kriteria
tertentu
Ahli K3 wajib dimiliki oleh perusahaan yang memperkerjakan
tenaga kerja >100 orang
Ahli K3 wajib dimiliki oleh perusahaan yang memperkerjakan
tenaga kerja <100 orang tetapi menggunakan bahan, proses,
alat dan/atau instalasi dengan resiko besar

Persyaratan
Untuk dapat ditunjuk sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Sarjana dengan pengalaman Sarjana Muda/sederajat dengan
kerja sesuai dengan bidang atau pengalaman kerja sesuai dengan
keahliannya sekurang- bidang keahliannya sekurang-
kurangnya 2 tahun kurangnya 4 tahun

Telah dinyatakan lulus pelatihan / Berbadan sehat, berkelakuan baik


seleksi (sertifikasi ahli k3) & bekerja penuh di instansi yang
bersangkutan

D E K A T l 23
Kewajiban Ahli K3
Membantu mengawasi pelaksanaan Memberikan laporan kepada Menteri
peraturan Perundang-undangan K3 Tenaga Kerja atau Pejabat yang
sesuai dengan bidang yang ditunjuk mengenai hasil pelaksanaan
ditentukan dalam keputusan tugas dengan ketentuan:
penunjukannya
Untuk ahli keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat
kerja satu kali dalam 3 (tiga)
Wewenang Ahli K3 bulan, kecuali ditentukan lain
a. Memasuki tempat kerja
sesuai dengan keputusan Untuk Ahli K3 di PJK3 setiap
penunjukannya saat setelah selesai melakukan
kegiatannya
b. Meminta keterangan
dan atau informasi Merahasiakan segala keterangan
mengenai pelaksanaan
tentang rahasia perusahaan/instansi
syarat-syarat K3 di
tempat kerja sesuai yang didapat berhubung dengan
dengan keputusan jabatannya
penunjukannya

c. Memonitor,
memeriksa, menguji
menganalisa
mengevaluasi dan
memberikan persyaratan
serta pembinaan K3 Surat Keterangan
Penunjukkan (SKP Ahli
K3) & Kartu Tanda
Kewenangan Ahli K3
berlaku selama 3 tahun
setelah diterbitkan dan
Penunjukkan Ahli K3 wajib diperpanjang
masa berlakunya.
Diajukan dengan permohonan tertulis kepada
Kementrian Ketenagakerjaan dengan
melampirkan:
a. Daftar riwayat hidup
b. Surat Keterangan pengalaman kerja di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja
c. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter
d. Surat keterangan pemeriksaan psykologi
e. Surat berkelakuan baik dari Polisi
f. Surat keterangan pernyataan bekerja penuh
dari perusahaan
g. Fotocopi ijazah
h. Sertifikat pendidikan khusus K3 (jika ada)
D E K A T l 24
PENGENDALIAN RESIKO
DI LINGKUNGAN KERJA

D E K A T l 25
PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
Pengendalian lingkungan kerja dilakukan agar:
1. Pajanan Faktor fisika dan faktor kimia berada di bawah NAB
2. penerapan faktor biologi, faktor ergonomi dan faktor psikologi
memenuhi standar

Hirarki
Pengendalian

Eliminasi
Upaya untuk menghilangkan sumber potensi bahaya yang
berasal dari bahan, proses, operasi atau peralatan

SUBSTITUSI
Upaya untuk mengganti bahan, proses, operasi atau
peralatan dari yang berbahaya menjadi tidak berbahaya

REKAYASA TEKNIS
Upaya memisahkan sumber bahaya dari tenaga kerja
dengan memasang sistem pengaman pada alat, mesin
dan/atau area kerja

ADMINISTRATIF
Upaya pengendalian dari sisi Tenaga Kerja agar dapat
melakukan pekerjaan secara aman.

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


Upaya penggunaan alat yang berfungsi untuk mengisolasi
sebagian atau seluruh tubuh dari sumber bahaya
D E K A T l 26
ALAT PELINDUNG DIRI

Pengertian
Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja

Ketentuan
Perusahaan wajib menyediakan APD bagi pekerja di tempat kerja
APD wajib sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
APD wajib diberikan secara cuma-cuma
Perusahaan wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang
rambu-rambu kewajiban penggunaan APD di tempat kerja

Meliputi

pelindung pelindung mata pelindung pelindung


kepala dan muka telinga pernapasan

pelindung pelindung alat pelindung


pakaian jatuh
tangan kaki pelindung pelampung
perorangan

Dasar Hukum
Permenakertrans No.
Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD
Permenaker No. 5 tahun 2018
tentang K3 lingkungan kerja
D E K A T l 27
Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3)

D E K A T l 28
Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
Pengertian
Berdasarkan PP No 50 Tahun 2012, Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian
dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Tujuan
Penerapan SMK3 bertujuan untuk:
meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi
mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh,
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh
menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
Ketentuan
SMK3 wajib diterapkan oleh perusahaan dengan ketentuan yakni:
mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang
mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi, yang dapat
mengakibatkan kecelakaan yang merugikan jiwa manusia,
terganggunya proses produksi dan pencemaran lingkungan kerja
Penerapan SMK3
SMK3 meliputi:

Penetapan Pelaksanaan Pemantauan dan


Perencanaan K3 rencana K3
kebijakan K3 evaluasi K3

peninjauan dan
D E K A T l 29
peningkatan kinerja SMK3
Penetapan Kebijakan K3
1. Dilaksanakan oleh Pengusaha
2. Pengusaha paling sedikit harus:
melakukan tinjauan awal kondisi K3
memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara
terus-menerus
memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh
3. Kebijakan K3 paling sedikit memuat:
Visi dan Tujuan perusahaan
komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan
kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan
perusahaan secara menyeluruh
4. Kebijakan K3 yang ditetapkan wajib di sebarluaskan
Perencanaan K3
1. Menghasilkan rencana K3 mengacu pada kebijakan K3
2. Penyusunan rencana K3 melibatkan Ahli K3, P2K3, wakil pekerja
3. Rencana K3 paling sedikit memuat: Dasar
Tujuan dan Sasaran Hukum
Skala prioritas
Upaya pengendalian bahaya UU No. 1 Tahun 1970
Penetapan sumber daya PP No 50 tahun 2012
Jangka waktu pelaksanaan tentang penerapan
indikator pencapaian SMK3
Sistem Pertanggungjawaban Permenaker No.26
Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan
Pelaksanaan Rencana K3 Penilaian Penerapan
SMK3
1. Dilaksanakan oleh perusahaan didukung
SDM, prasarana dan sarana
2. Kegiatan nya paling sedikit:
Tindakan pengendalian
Perencanaan (design) dan rekayasa
Prosedur dan instruksi kerja
Penyerahan sebagian pelaksanaan
kebijakan
Pengadaan barang dan Jasa
Produk akhir
Penanganan keadaan darurat dan
bencana
Rencana pemulihan keadaan darurat.

D E K A T l 30
Pemantauan dan Evaluasi SMK3
Dilakukan melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan
audit internal SMK3
Jika tidak ada internal auditor, maka dapat menggunakan jasa
pihak lain (external auditor/lembaga audit SMK3)
Hasil dilaporkan ke pengusaha untuk tindakan perbaikan

Peninjauan dan Peningkatan Kinerja


Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3,
pengusaha wajib melakukan peninjauan terhadap kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
Hasil peninjauan digunakan untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan kinerja

Audit Sertifikasi SMK3

Perusahaan Lembaga Audit


mempersiapkan Perusahaan SMK3 segera
dokumen dan mengajukan surat memberikan surat
rekaman terkait permohonan audit jawaban jadwal
sistem manajemen SMK3 ke lembaga pelaksanaan audit Pelaksanaan audit
K3 Audit SMK3 SMK3 Sertifikasi SMK3

Penerbitan sertifikat Perusahaan mengajukan surat


dilakukan oleh Sertifikat SMK3 kepada Dirjen Lembaga Audit SMK3
Kemenakertrans Rl pembinaan dan Pengawasan memberikan laporan
serentak seluruh Ketenagakerjaan Kementerian hasil audit SMK3 &
Indonesia Tenaga kerja dan rekomendasi tingkat
Transmigrasi Rl, pencapaian penerapan
SMK3 perusahaan

D E K A T l 31
Penilaian Audit SMK3
Pelaksanaan penilaian penerapan SMK3 melalui Audit Eksternal
SMK3 dilakukan berdasarkan kategori:
66 122 166
kriteria kriteria kriteria

awal transmisi lanjutan

Tingkat pencapaian penerapan SMK3 bagi setiap perusahaan


yang telah melakukan penilaian penerapan SMK3:

Pencapaian 0-59% penilaian tindakan hukum pada


penerapan kurang perusahaan yang wajib Audit
Eksternal SMK3
tindakan pembinaan pada
perusahaan yang mengajukan
permohonan untuk dilakukan
Audit Eksternal SMK3

Pencapaian 60-84% penilaian sertifikat perak bagi perusahaan


penerapan baik tingkat kategori awal, transisi
dan lanjutan
bendera perak bagi perusahaan
tingkat kategori lanjutan

Pencapaian penilaian sertifikat emas bagi perusahaan


85%-100% penerapan tingkat kategori awal, transisi dan
memuaskan lanjutan
bendera emas bagi perusahaan
tingkat kategori lanjutan

Sertifikat SMK3
memiliki masa
berlaku selama
tiga tahun

D E K A T l 32
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2021 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Dan Jaminan Hari Tua
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
Penyakit Akibat Kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No
Per.04/Men/1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia
No. Per.08/Men/Vii/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
Peraturan Uap (Stoomverordening) Tahun 1930
Undang-Undang Uap Tahun 1930
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per.01/Men/1988 Tentang
Kwalifikasi Dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bejana
Tekanan Dan Tangki Timbun
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2020 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat Dan
Pesawat Angkut
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pesawat
Tenaga Dan Produksi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Per-
02/Men/1992 Tentang Tata Cara Petunjukan, Kewajiban, Dan
Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
Per.02/Men/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

D E K A T l 33
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per
04/Men/1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Elevator
Dan Eskalator
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik Di
Tempat Kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
Per.02/Men/1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor Per.02/Men/1989 Tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir

Peraturan terkait yang


terdapat di buku ini dapat
didownload melalui:

D E K A T l 34
Senin - Kamis Pukul 08.00 s/d 16.00
Jumat Pukul 08.00 s/d 16.30

Gedung Walikota Jakarta Barat, Blok B Lantai 6


Jl. Kembangan Raya No.2, RT.5/RW.2,
Kembangan Sel., Kec. Kembangan, Kota Jakarta
Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11610

sudinakertransjakbar sudinakerjakbar sudinakertransgijakbar


sudinakertrans.barat@jakarta.go.id

Anda mungkin juga menyukai