Volume. . No
ABSTRACT
Keywords: The Pavement Condition Index (PCI) method is a road pavement condition assessment system that is analyzed
Pavement Condition based on the type, level and extent of damage that can be used for maintenance efforts. The types of damage
Index found on the Sorong-Klamono Road Section (sta 0+000-6+000) were crocodile skin damage (1) 4.44%, Amblas
Damage
damage (6) 37.30%, Edge cracks (7) 1.31 %, joint crack damage (8) 0.90%, longitudinal crack damage (10)
Road
5.21%, patch damage (11) 4.15%, Aggregate Wear (12) 42.59%, holes (13) 0, 29% , and shackle damage (16)
Kata kunci: 1.32%, Grain Release (19) 2.48%. Rehabilitation and treatment carried out are P6 handling, namely surface
Pavement Condition leveling, P5 handling is filling holes, P4 handling is backfilling with the type of filling material (Filler), P3
Index handling is refinishing, P2 handling is asphalt laying and pavement settlement completion (Overlay).
Kerusakan
Jalan ABSTRAK
Metode Pavement Condition Index (PCI) adalah sistem penilaian kondisi perkerasan jalan yang dianalisa berdasarkan jenis, tingkat dan luas kerusakan yang terjadi, yang dapat digunakan
untuk acuan dalam usaha pemeliharaan. Jenis kerusakan yang ditemukan pada Ruas Jalan Sorong-Klamono (sta 0+000-6+000) yaitu Kerusakan kulit buaya (1) 4,44 %, kerusakan Amblas (6)
37.30 %, Retak Pinggir (7) 1,31 %, kerusakan Retak Sambung (8) 0,90 %, kerusakan retak memanjang (10) 5,21 %, kerusakan tambalan (11) 4,15 %, Pengausan Agregat (12) 42,59 %, lubang
(13) 0,29 %, dan kerusakan sungkur (16) 1,32 %, Pelepasan Butir (19) 2,48 %. Rehabilitas dan penanganan yang dilakukan adalah penaganan P6 yaitu perataan permukaan, penanganan P5
yaitu penambalan lubang, penanganan P4 yaitu pengisihan retak dengan jenis pekerjaan bahan pengisi (Filler), penanganan P3 yaitu melapisi retak, penanganan P2 yaitu pelaburan aspal
1. PENDAHULUAN Sebagai moda trasnportasi utama yang melayani kebutuhan masyarakat di empat wilayah, jalan ruas
sorong-klamono tentu memiliki banyak kekurangan yang perlu untuk ditingkatkan, sehingga tidak
Jalan ruas Sorong-Klamono merupakan ruas jalan provinsi dibawah naungan Balai Jalan Nasional
hanya demi kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara, namun upaya pemerintah untuk
Provinsi Papua Barat – Satker Sorong Raya. Jalan ini menghubungkan daerah Kabupaten Sorong
mensejahterakan masyarakat juga dapat tercapai.
Selatan dan Kabupaten Maybrat dengan Kabupaten Sorong dan Kota Sorong yang merupakan daerah
Perkotaan. Sebagai penghubung utama empat wilayah, jalan ruas sorong-klamono memiliki peranan
1.1. Rumusan Masalah
penting dalam perkembangan pembangunan dan pertumbuhan, terutama di wilayah pemekaran seperti
Berdasarkan pembahasan pada latar belakang diatas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai
Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Maybrat.
berikut:
Jenis Kerusakan jalan yang dapat ditemui disepanjang ruas jalan sorong-klamono, mulai Kampung
1. Bagaimana bentuk kerusakan yang terjadi di ruas jalan sorong-klamono Kabupaten Sorong?
Aimo (KM 25) sampai Kelurahan Mariat Gunung (KM 30) cukup bervariasi. Dari kerusakan yang
2. Bagaimana penanganan yang harus dilakukan untuk menangani masalah kerusakan perkerasan
ringan seperti pengelupasan lapisan permukaan aspal, retak rambut, retak disertai lubang, hingga pada
lentur jalan ruas sorong-klamono Kabupaten Sorong?
beberapa titik disepanjang lokasi juga mengalami kerusakan berat dengan dimensi yang cukup besar
1.2. Batasan Masalah
seperti jalan berlubang, amblas, retak berlubang dan retak disertai amblas.
Untuk mencapai tujuan yang dinginkan dengan analisa dan
Jenis kendaraan yang melewati jalan ini sangat bervariasi mulai dari kendaraan dengan dengan jenis
hasil akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, maka
muatan ringan, sedang hingga berat seperti sepeda motor, mobil pribadi, mobil penumpang, bus kecil,
dalam penelitian ini akan dibatasi dalam hal-hal sebagai
truk dua as dengan enam roda, bus besar, truk kontener, truk dengan tiga as dengan dengan kapasitas
berikut:
lebih dari 10 ton dan juga truk tronton.
Besarnya volume kendaraan yang harus dilayani, maka kerusakan yang terjadi ini tentu mengurangi 1. Daerah studi yang akan ditinjau berada pada daerah
kemampuan layanan jalan. Akibatnya kenyamanan pengguna jalan menjadi terganggu. Bahkan dalam Kabupaten Provinsi Papua Barat.
beberapa kondisi yang lebih fatal, juga mengakibatkan kecelakaan yang merenggut nyawa dan kerugian
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
2. Penulis hanya membahas kondisi pada lapisan 03/MN/B/1983, kerusakan jalan dapat dibedakan kedalam
permukaan perkerasan lentur jalan (flexible Pavement) 19 (sembilan belas) jenis kerusakan. Adapun dari ke-19
sebagai dasar penentuan jenis penanganan. (sembian belas) kerusakan perkerasan tersebut yaitu
3. Data-data yang digunakan didapat melalui Data Primer sebagai berikut:
yaitu berupa data panjang, lebar, luasan, serta
1. Retak Kulit Buaya (Alligator Cracking)
kedalaman tiap jenis kerusakan yang terjadi, dan juga
Retak dengan bentuk jaringan sperti bidang persegi
data volume lalulintas harian.
banyak (polygon) kecil Menyerupai kulit buaya, dengan
4. Analisa dilakukan dengan metode PCI (Pavement
lebar celah lebih besar atau sama dengan 3 mm. Retak
Condition Index).
ini disebabkan oleh kelelahan akibat beban lalu lintas
yang berulang-ulang.
1.3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, dapat dikemukakan beberapa tujuan penulias yang ingin dicapai
sebagai berikut:
2. Amblas (Depression)
1. Untuk menganalisis kerusakan yang tejadi pada ruas jalan Sorong-Klamono Kabupaten
Bentuk kerusakan yang terjadi ini berupa amblas atau
Sorong Provinsi Papua Barat.
turunnya permukaan lapisan permukaan perkerasan
2. Untuk merencanakan penangan kerusakan yang sesuai pada ruas jalan Sorong-Klamono
pada lokasi-lokasi tertentu (setempat) dengan atau tanpa
Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat.
retak. Kedalaman kerusakan ini umumnya lebih dari 2
cm dan akan menampung atau meresapkan air. Adapun
2. LANDASAN TEORI penyebab dari amblas (depression) juga dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
2.1. Kerusakan Jalan a. Beban kendaran yang berlebihan, sehingga
JICA (2006;hal.7). Penurunan kondisi perkerasan pada kekuatan struktur bagian bawah perkerasan jalan
jalan yang selesai dibangun akan mulai terjadi sejak itu sendiri tidak mampu memikulnya.
dioperasikannya untuk lalu lintas sampai mencapai kondisi
b. Penurunan bagian perkerasan dikarenakan oleh
yang tidak mantap. Penurunan kemampuan pelayanan
turunnya tanah dasar.
tersebut mengikuti suatu garis kecendrungan sampai
c. Pelaksanan pemadatan tanah yang kurang baik.
tercapainya ‘masa pakai’ atau umur rencana jalan yang
Pada penilian metode PCI terdapat identifikasi amblas
telah ditetapkan, agar penurunan kemampuan jalan sejauh
(depression) guna menentukan level atau tingkatan
mungkin mendekati garis kecenderungan sesuai dengan
kerusakan yang terjadi, adapun tingkat kerusakan
umur teknis yang direncanakan, maka dilakukan
berdasarkan indentifikasi amblas (depression).
pemeliharaan jalan yang cukup memadai dan waktu yang
tepat. Bentuk penurunan kondisi jalan yang akan terjadi
dapat berupa retak, lubang, dan sebagainya. 3. Retak Pinggir (Edge Cracking)
A Nkaro (2000;hal.1). Kerusakan perkerasan jalan Retak pinggir adalah retak yang sejajar dengan jalur
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: lalu lintas dan juga biasanya berukuran 0,3 – 0,6 m dari
a. Faktor lalu lintas pinggir perkerasan. Ini biasa disebabkan oleh beban lalu
Kerusakan pada konstruksi perkerasan jalan terutama lintas atau cuaca yang memperlemah pondasi atas
disebabkan oleh lalu lintas ditentukan oleh beban maupun pondasi bawah yang dekat dengan pinggir
kendaraan, distribusi beban kendaraan pada lebar perkerasan. Adapun penyebab dari retak pinggir (edge
perkerasan, pengulangan beban lalu lintas dan lain cracking) juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor
sebagainya. yaitu:
b. Faktor Non Lalu Lintas a. Kurangnya dukungan dari arah lateral (dari bahu
Selain faktor lalu lintas, faktor non lalu lintas juga jalan).
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jalan. b. Drainase kurang baik.
Faktor non lalu lintas tersebut adalah bahan c. Bahu jalan turun terhadap permukaan perkerasan.
perkerasan, pelaksanaan pekerjaan, dan lingkungan d. Konsentrasi lalu lintas berat di dekat pinggir
(cuaca). Terjadinya kerusakan akibat faktor non lalu perkerasan.
lintas ini dapat disebabkan oleh kekuatan tanah dasar
dan material perkerasan, pemadatan tanah dasar dan 4. Retak Sambung (Joint Reflection Cracking)
lapis perkerasan, faktor pengembangan dan Kerusakan ini umumnya terjadi pada perkerasan aspal
penyusutan tanah dasar, kedalaman muka air tanah, yang telah dihamparkan di atas perkerasan beton semen
curah hujan, dan variasi temperatur sepanjang jalan. portland. Retak terjadi pada lapis tambahan (overlay).
Adapun jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada perkerasan Pola retak dapat memanjang, melintang, diagonal atau
jalan akibat beberapa faktor kerusakan berdasarkan Manual membentuk blok. Adapun penyebab dari retak sambung
Pemeliharaan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga No. disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
Tambalan adalah pertambahan satu bidang perkerasan a. Stabilitas tanah dan lapisan perkerasan yang rendah.
dengan tujuan untuk mengembalikan perkerasan yang b. Daya dukung lapis permukaan yang tidak memadai
rusak dengan material yang baru untuk memperbaiki c. Pemadatan yang kurang pada saat pelaksanaan.
perkerasan yang ada. Adapun faktor dari tambalan juga d. Beban kendaraan yang melalui perkerasan jalan
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: terlalu berat.
a. Perbaikan akibat dari kerusakan permukaan e. Lalu lintas dibuka sebelum perkerasan mantap.
perkerasan.
b. Penggalian pemasangan saluaran atau pipa. 10. Pelepasan Butir (Weathering/Raveling)
7. Pengausan Agregat (Polished Aggregate) Pelepasan butiran disebabkan lapisan perkerasan yang
Kerusakan ini disebabkan oleh penerapan lalu lintas kehilangan aspal atau tar pengikat dan tercabutnya
yang berulangulang dimana agregat pada perkerasan partikel-partikel agregat. Kerusakan ini menunjukan
menjadi licin dan perekatan dengan permukaan roda salah satu pada aspal pengikat tidak kuat untuk
pada tekstur perkerasan yang mendistribusikannya tidak menahan gaya dorong roda kendaraan atau presentasi
sempurna. Pada pengurangan kecepatan roda atau gaya kualitas campuran jelek. Adapun penyebab dari
pengereman, jumlah pelepasan butiran dimana pelepasan butir juga dapat disebabkan oleh beberapa
pemeriksaan masih menyatakan agregat itu dapat faktor yaitu:
dipertahankan kekuatan dibawah aspal, permukaan a. Pelapukan material pengikat atau agregat.
agregat yang licin. Kerusakaan ini dapat diindikasikan b. Pemadatan yang kurang.
dimana pada nomor skid resistence test adalah rendah. c. Penggunaan material yang kotor.
Adapun penyebab dari pengausan agregat (polished d. Penggunaan aspal yang kurang memadai.
aggregate) juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor e. Suhu pemadatan kurang.
yaitu:
a. Agregat tidak tahan aus terhadap roda kendaraan.
b. Bentuk agregat yang digunakan memeng sudah
bulat dan licin (buakan hasil dari mesin pemecah
batu).
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
3. METODE PENULISAN
Kerangka proses penelitian dapat di lihat pada bagan alir sebagai berikut :
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
4.2 Analisa Kerusakan Jalan Ruas Sorong-Klamono ketahuinilainya. Tahap Akhir Dari analisis nilai kondisi perkerasan adalah menentukan nilai Pavement
Condition Index (PCI), yang selanjutnyadapat di gunakan untuk menentukan Prioritas penanganan
Dari hasil survey di lapangan di peroleh luas kerusakan, Kedalaman ataupun lebar retak yang nantinya
kerusakan. Langkah- langkah perhitungan dengan Metode PCI adalah sebagai berikut:
di pergunakan untuk Menentukan kelas kerusakan jalan. Densitas kerusakan ini di pengaruhi oleh
Kuantitas tiap jenis kerusakan dan luas segmen jalan yang ditinjau. Penentuan Deduct value dapat 1) Menentukan Kadar Kerusakan (Density)
segera di hitung setelah kelas kerusakan dan densitas diperoleh Total deduct value (TDV) dan Densty atau kadar kerusakan Kerusakan di dapat dari luas kerusakan di bagi dengan luas Perkerasan
corrected deduct value (CDV) dapat di hitung Segera setelah tahapan – tahapan di atas sudah di jalan ( tiap sta) kemudian dikalikan 100 ,atau dapat Di rumuskan sebagai berikut:
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
Deduct value adalah nilai pengurangan untuk tiap jenis kerusakan yang diperoleh dari kurva antara density
dan deduct value. Deduct value juga dibedakan atas tingkat kerusakan untuk tiap-tiap jenis kerusakan.
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
Gambar 4.1 Kurva Deduct Value Kerusakan Retak Kulit Buaya (1)
(Sumber: Hasil Analisis, 2022)
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
10
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
5) Rekapitulasi Kerusakan 1) Hasil Penilaian Mengguanakan Metode Pavement Condition Index (PCI) terhadap kondisi
perkerasan Ruas Jalan Sorong-Kalmono sepanjang 6 km adalah 70 sangat Baik (Good), Nilai
Untuk mengetahui lapis spesifik jenis
masing-masing Segmen yaitu; sta 0+000-1+000 = 74 Sangat baik(very good), sta 1+000-2+000
kerusakan maka dibuat dalam tabel 4 sebagai berikut
= 70 baik (Good), sta 2+000-3+000 = 75 Sangat baik (Very Good), sta 3+000-4+000 = 70 baik
(Good), sta 4+000-5+000 = 77 Sangat baik (Very Good), sta 5+000-6+000 = 54 Sedang (Fair).
No Jenis % Metod
2) Jenis kerusakan yang ditemukan pada Ruas Jalan Sorong-Klamono (sta 0+000-6+000) yaitu
Kerusakan Kerusak e
Kerusakan kulit buaya (1) 4,44 %, kerusakan Amblas (6) 37.30 %, Retak Pinggir (7) 1,31 %,
an Perbai
kerusakan Retak Sambung (8) 0,90 %, kerusakan retak memanjang (10) 5,21 %, kerusakan
kan
tambalan (11) 4,15 %, Pengausan Agregat (12) 42,59 %, lubang (13) 0,29 %, dan kerusakan
1 Retak kulit buaya (1) 4,44 % P2
sungkur (16) 1,32 %, Pelepasan Butir (19) 2,48 %. Rehabilitas dan penanganan yang dilakukan
2 Amblas (6) 37.30 % P5 adalah penaganan P6 yaitu perataan permukaan, penanganan P5 yaitu penambalan lubang,
3 Retak Pinggir (7) 1,31 % P2 penanganan P4 yaitu pengisihan retak dengan jenis pekerjaan bahan pengisi (Filler), penan-
4 Retak Sambung (8) 0,90 % P3 ganan P3 yaitu melapisi retak, penanganan P2 yaitu pelaburan aspal setempat dan penambahan
di dapat dengan metode penilaian lainnya, juga harus melakukan penyelidikan mengenai
Rekapitulasi kerusakan (% kerusakan)
Tanah Dasar dan Drainase. Agar jenis kerusakan Jalan yang didapatkan lebih detail dan
jumlah total jenis kerusakan metode perbaikan kerusakan jalan yang direkomendasikan dapat sesuai
x 100%
jumlah total kerusakan
DAFTAR PUSTAKA
11
Publikasi Cenderawasih Civil Engineering (CCE)
Volume. . No
Siswanto. (2020). Perbaikan Kerusakan Jalan Metode Dalam Penilaian Kondisi Pekerasan Jalan (Studi Kasus
Bina Marga Dan Pavement Condition Index (PCI). Teknik Ruas Jalan Kaliurang. Kota Malang ). Nusa Tenggara
Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung. Timur: Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa
Delli Noviarti R, Putri Indah S. (2020). Analisis Cendana.
Kerusakan Jalan Dengan Menggunakan Metode PCI Dan
Direktorat Bina Jalan Kota. (1997). Manual Kapasitas
Strategi Penanganannya (Studi Kasus Jalan Nasional
Jalan Indonesia (MKJI). Gaja Mada University Press.
Srijaya Raya Palembang Km 8+149 Sd Km9+149).
Teknik Sipil Universitas Tamansiswa Palembang. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina
Marga (2017). Manual Perkerasan Jalan. Jakarta.
Bola, Margaret Evelyn. (2010). Perbandingan Metode
Bina Marga dan Metode PCL (Pavement Condition Index)
***
12