Anda di halaman 1dari 4

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

BIMBINGAN KLASIKAL
Layanan dasar

1. IDENTITAS
a. Satuan Pendidikan : SMA N 1 Padang Cermin
b. Tahun Pelajaran : 2020/2021
c. Sasaran layanan : Siswa Kelas X
d. Pelaksana : Sanditha wibowo
e. Pihak terkait : Guru Bimbingan Konseling

2. TUGAS PERKEMBANGAN : 1.Membangun jiwa kejujuran pada siswa


2.Membiasakan siswa agar percaya diri terhadap
kemampuannya
3. TEMA :-
4. MATERI LAYANAN :
a. Definisi mencontek
b. Faktor yang menyebabkan mencontek
c. Dampak kebiasaan mencontek
d. Cara mengatasi kebiasaan mencontek
5. BIDANG BIMBINGAN : Bimbingan belajar

6. FUNGSI LAYANAN : peserta didik dapat menghindari kebiasaan mencontek

7. TUJUAN :
a. Peserta didik tau arti mencontek
b. Peserta didik dapat mengenali penyebab
mencontek
c. Peserta didik dapat mencegah kebiasaan
mencontek
8. WAKTU DAN TEMPAT
a. Tanggal : senin 27 april 2020
b. WaktuLayanan : 09.00 s.d 09.40
c. AlokasiWaktu : 1x40menit
d. Tempat : Ruang Kelas X

9. METODE : ceramah, diskusi , dan tanya jawab


10. SARANA

a. Media/Alat : LCD proyektor, laptop, powerpoint,

11. LANGKAH KEGIATAN


KegiatanKonselor
Pendahuluan - Mengucapkansalam
5 menit - Berdoa
- Memeriksa kehadiran
- Menyampaikan tujuan pemberian layanan kepada siswa
- Melakukan persiapan
KegiatanInti - Konselor menampilkan materi dalam bentuk powerpoint
30 menit dan menjelaskannya kepada siswa
- siswa di minta untuk mencatat hal hal yang penting
- sehabis menjelaskan konselor atau guru BK member
kesempatan siswa untuk bertanya
Penutup - Menyimpulkan hasil layanan
5 menit
- Melakukan penilaian segera dengan UCA
- Doa
- Salam Penutup

12. RENCANA PENILAIAN


a. Penilaian Proses
– Antusias Siswa dalam menyimak materi layanan
Siswa dalam hal ini diharapkan dapat menyimak materi, memahami apa yang
disampaikan serta siswa merespon maka mendapat skor 3. Siswa kurang siap, kurang
memahami materi maka mendapat skor 2.Siswa sama Sekali tidak menyimak dan tidak
tahu materi yang disampaikan maka di beriskor 1.

– Keaktifan siswa dalam bertanya dan berpendapat


Siswa di harapkan aktif berpendapat dan bertanya apabila materi yang di sampaikan
konselor belum jelas atau tidak dapat dipahami mendapat skor 3.Siswa jarang bertanya
dan berpendapat maka diberi skor 2.Siswa sama sekali tidak berpendapat dan bertanya
maka di beriskor 1.

b. PenilaianHasil
- Laiseg :
1) Pengetahuan (Understanding)
-Siswamendapat pemahaman tentang pentingnyabersikapjujur
2) Sikap/perasaanpositif (Comfortable)
-Perasaan yang dialamisiswasetelahmengikutilayanan.
3) Ketrampilan/rencanakegiatan (Action)
-Siswadapatmempraktikanperilakujujur di kehidupansehari-hari

13. RENCANA TINDAK LANJUT


( bila diperlukan akan diberikan tindak lanjut berupa pemberian jenis layanan
lainnya/kegiatan pendukung )

Bandar Lampung, 20 April, 2020

Mengetahui :
Kepala sekolah, Guru BK,

Sri murni S.Pd.,M.Pd. Sanditha wibowo


SIKAP JUJUR ANTI MENCONTEK
A. Definisi Mencontek
Mencontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan dengan
kehidupan sekolah khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha mencontek dimulai
pada waktu ulangan dan ujian akan berakhir, tapi tidak jarang usaha tersebut telah dimulai sejak
ujian dimulai. Walaupun kata mencontek telah dikenal sejak lama namun dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat ditemukan secara langsung. Kata mencontek baru
ditemukan pada kata jiplak menjiplak yaitu mencontoh atau meniru tulisan pekerjaan orang lain.
Dalam kamus modern bahasa Indonesia istilah mencontek memiliki pengertian yang hampir
sama yaitu meniru hasil pekerjaan orang lain.
Ada berbagai macam definisi tentang mencontek,yaitu:
1. Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta adalah mencontoh, meniru,
atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
2. Dalam artikel yang ditulis oleh Alhadza (2004) kata mencontek sama dengan cheating.
Beliau mengutip pendapat Bower (1964) yang mengatakan cheating adalah perbuatan yang
menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan
keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis. Sedang menurut Deighton (1971),
cheating adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-
cara yang tidak fair (tidak jujur).
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mencontek adalah suatu perbuatan atau
cara-cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang
terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran.
Menyontek dilakukan dengan cara unik, baik diam-diam maupun terang-terangan. Dengan
melongokkan kepala, ke depan, samping kiri atau kanan, atau ke belakang. Namun ada pula yang
melirikkan mata ke arah lembaran jawaban teman. Ada juga dengan memakai kode-kede
tertentu, seperti kode jari tangan. Ini dapat dilakukan siswa meskipun duduk berjauhan saat ujian.
Membuat kertas kecil kemudian melemparkannya kepada teman yang ingin diminta hasil
pekerjaannya.
B. Faktor-faktor yang menyebabkan mencontek
Menyontek tidak akan dilakukan oleh siswa apabila siswa tersebut tidak dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi siswa untuk menyontek antara lain
1. Dari diri sendiri Kebiasaan menyontek dapat muncul dari diri sendiri disebabkan karena
seorang siswa kurang percaya diri dalam mengerjakan sesuatu. Menyontek juga sudah menjadi
kebiasaan dari siswa tersebut. Siswa juga takut terhadap tekanan dari berbagai pihak untuk
mendapatkan nilai yang bagus sehingga mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
nilai yang baik, termasuk dengan cara menyontek.
2. Dari Guru Alasan untuk menyontek juga bisa berasal dari para pendidik. Guru tidak
mempersiapkan proses belajar mengajar dengan baik sehingga kurang adanya variasi dalam
mengajar sehingga siswa malas untuk belajar. Soal yang diberikan selalu berorientasi pada hafal
mati dari text book sehingga siswa beranggapan bahwa apabila jawaban mereka tidak sama
dengan buku maka nilai mereka akan berkurang.
3. Dari orang tua atau keluarga Kebiasaan orang tua dalam memaksakan agar anaknya
mendapat nilai yang baik menyebabkan seorang anak dalam tekanan dan berpotensi untuk
menyontek. Para orang tua lebih mementingkan hasil yang diperoleh seorang anak daripada
proses bagaimana anak tersebut memperoleh hasil tersebut.
4. Dari sistem pendidikan Pemerintah selalu memperbaharui kurikulum yang ada, akan tetapi
sistem pengajarannya tidak berubah, misalnya tetap terjadi sistem pengajaran dari guru untuk
murid. Muatan materi dalam kurikulum yang ada sering terjadi tumpang tindih antara satu
jenjang ke jenjang lainnya yang akhirnya menyebabkan para peserta didik mengangap mudah
setiap materi yang diberikan. Hal itu bukan menjadikan para peserta didik menjadi dapat
menguasai materi melainkan menjadikan peserta didik menjadi bodoh karena kebosanan

C. Dampak kebiasaan mencontek


Dampak yang timbul dari praktek mencontek yang secara terus menerus dilakukan akan
mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka yaitu peserta didik
akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan menjadi kandidat
koruptor.
Selain itu kebiasaan mencontek juga akan mengakibatkan seseorang itu tidak mau berusaha
sendiri dan selalu mengandalkan orang lain. Sehingga siswa tersebut tidak mau mempergunakan
otaknya sendiri dan tentu saja akan muncul generasi-generasi yang bodoh dan tidak jujur.
Bahkan yang lebih parah lagi pendidikan tidak akan maju.

D. Cara mengatasi kebiasaan mencontek


Kita sebagai calon pendidik tentunya memiliki tugas yang berat dalam upaya mengatasi
kebiasaan mencontek di kalangan pelajar. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan sebagai calon
guru ialah memberikan motivasi pada siswa yang mencontek pada saat ulangan agar siswa dapat
bersikap jujur dalam menghadapi ulangan dan menanamkan rasa percaya diri pada setiap siswa.

Anda mungkin juga menyukai