Anda di halaman 1dari 4

MATA KULIAH SOSIOLOGI HUKUM

Dosen Pengampu : Muhammad Rafi


Darajati, S.H., M.H.

Siti Qobliya Nasla


NIM A1011211179

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK

TAHUN AJARAN 2021/2022


SOSIOLOGI HUKUM
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
Udayana

Tim Penyusun :
I Gusti Ngurah Dharma Laksana, S.H., M.Kn.
I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari, S.H., M.Kn.
Anak Agung Gede Oka Parwata, S.H., M.Si.
Dr. Ni Nyoman Sukerti, S.H., M.H.
Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, S.H., M.H.
I Nyoman Wita, S.H., M.H.

Identitas Buku
Judul : Sosiologi Hukum
No. ISBN : 978-602-5408-02-1
Penerbit : Pustaka Ekspresi
Desain Cover : I Gede Suarbawa
Sumber Foto : oyinayashi.blogspot.com
Tanggal Terbitan : Agustus 2017
Teks Bahasa : Bahasa Indonesia
Kategori : Buku Ajar
Ulasan Bab VI
Dalam Bab VI Teori Tentang Hukum Dan Perubahan Sosial Yang Berhubungan Dengan
Hukum masih terdapat dua sub bab, yaitu Beberapa Teori tentang Hukum Dan
Perubahan-Perubahan Sosial dan Hubungan Antara Perubahan- Perubahan Sosial Dengan
Hukum. Pada sub bab Beberapa Teori tentang Hukum Dan Perubahan-Perubahan Sosial
terdapat berbagai teori-teori yang dicantumkan beserta penjelasannya. Sub bab ini diawali
dengan definisi perubahan sosial menurut Wilbert Moore yaitu sebagai “perubahan penting
dari struktur sosial”, dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah “pola-pola perilaku
dan interaksi sosial. Luasnya cakupan perubahan sosial ini menyebabkan banyaknya
pendekatan teori perubahan sosial harus digunakan (teori klasik dan modern ataupun
sejalan dan berseberangan). Dimulai dengan pemaparan teori dari Max Weber yang
menurut saya sangat empiris dikarenakan pendapatnya yang bersifat rasional mulai dari
bentuk perkembangan hukum, tahapan-tahapan pembentukannya, hingga tipe-tipenya.
Teori lain yang dipaparkan oleh penulis adalah teori dari Emile Durkheim yang menyatakan
bahwa di dalam masyarakat terdapat dua macam solidaritas yaitu yang bersifat mekanis
(mechanical solidarity) dan yang bersifat organis (organic solidarity). Teori ini agak sulit
dibuktikan karena bertentangan dengan teori dari Richard Schwartz dan James C.Miller,
yaitu penelitian dari sistem counsel. Penggunaan counsel dalam teori ini membuktikan
bahwa hukum represif dan restitutif tidak berjalan sebagai evolusi (seperti yang dikatakan
oleh teori Durkheim) tetapi saling berbeda haluan berdasarkan tingkat derajat di masyarakat.
Dalam pembahasan kedua teori ini, penulis sangat pandai dalam mengaitkan paparannya
secara luas dan dalam.
Dilanjutkan dengan teori dari Sir Henry Maine yang mengatakan bahwa perkembangan
hukum dari status ke kontrak adalah sesuai dengan perkembangan dari masyarakat yang
sederhana dan homogen ke masyarakat yang telah kompleks susunannya dan
bersifat heterogen dimana hubungan manusia lebih ditekankan pada unsur pamrih.
Pandangan ini sama dengan teori yang dikemukakan oleh Durkheim, tetapi hanya berbeda
konteksnya dan tidak banyak berpengaruh terhadap perkembangan sosiologi hukum
layaknya teori dari Pitirim Sorokin tentang masyarakat yang berkembang berdasarkan
nilai-nilai tertentu. Penjelasan teori ini tidak terlalu memuaskan, akan tetapi disini penulis
berusaha mendukung dengan berargumentasi bahwa setiap sistem hukum tak akan
mungkin secara mutlak menutup dirinya terhadap perubahan-perubahan sosial di dalam
masyarakat.
Selanjutnya pada halaman 126, kita akan menemukan teori dari Arnold M.Rose yang
mengatakan tiga teori umum yang sebetulnya lebih banyak menyangkut sebab utama
terjadinya perubahan-perubahan sosial, yakni kumulasi yang progresif daripada
penemuan-penemuan di bidang teknologi, kontak atau konflik antara kebudayaan, dan
gerakan sosial (social movement). Dari teori ini, hukum lebih merupakan akibat daripada
faktor penyebab terjadinya perubahan-perubahan sosial. Teori tentang
penemuan-penemuan di bidang teknologi, yang antara lain juga dikemukakan oleh William
F.Ogburn, menyatakan bahwa penemuan-penemuan baru di bidang teknologi merupakan
faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya perubahan-perubahan sosial, karena
penemuan-penemuan tersebut mempunyai daya berkembang yang kuat. Dari uraian
teori-teori diatas maka kesimpulannya adalah suatu perubahan dalam masyarakat yang ikut
juga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perubahan di sektor hukum.
Teori lainnya, penulis mulai mengulas teori-teori yang menyangkut bidang kebudayaan dan
gerakan sosial oleh antropolog dan sosiolog. Teori terakhir dalam sub bab ini adalah
hubungan hukum adat dengan perubahan-perubahan sosial dari pendapat Hazairin bahwa
secara langsung maupun tidak langsung, seluruh lapangan hukum mempunyai hubungan
dengan kesusilaan. Masih sama dengan pembahasan hukum adat serta hubungannya,
Soepomo juga memiliki pendapat yang sama dalam pidatonya yang berjudul Hukum Adat di
Kemudian Hari Berhubungan dengan Pembinaan Negara Indonesia. Meskipun Soepomo
tidak secara rinci menguraikan teori-teori yang menjadi dasar dari uraiannya, penulis
menyimpulkan bahwa hukum mempunyai hubungan timbal-balik dengan lembaga-
lembaga kemasyarakatan lainnya di dalam masyarakat.

Pada sub bab yang kedua halaman 130, yaitu Perubahan-Perubahan Sosial dan Hubungan
Antara Perubahan - Perubahan Sosial Dengan Hukum, kita akan disuguhkan dengan
penjelasan singkat sebab-sebab terjadinya perubahan sosial, mulai dari faktor ekstern -
intern dan perbandingan antara unsur lama dengan unsur baru yang lebih memuaskan.
Dipaparkan pula faktor pendukung dan penghambatnya suatu perubahan sosial pada sub
bab ini yakni melalui saluran-saluran yang dilalui oleh proses perubahan sosial berupa
lembaga kemasyarakatan di berbagai bidang (ekonomi, pendidikan, agama, dll).
Pembahasan lainnya adalah tentang sistem yang digunakan di Indonesia adalah pembagian
penugasannya dikelompokkan ke dalam masing-masing badan lembaga yaitu MPR,
Pemerintah, DPR, dan Kehakiman sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Paparan selanjutnya tentang social lag yang diakibatkan oleh adanya ketidakseimbangan
lembaga-lembaga kemasyarakatan dan perkembangan unsur hukum sosial yang tertinggal.
Faktor tertinggalnya kaidah-kaidah hukum sudah menimbulkan berbagai persoalan,
persoalan-persoalan tersebut akan bertambah banyak apabila diusahakan untuk menyoroti
kemungkinan bahwa unsur-unsur lain dalam masyarakat tertinggal oleh hukum.
Kesimpulan yang diberikan oleh penulis pada sub bab ini adalah hukum mempunyai
pengaruh yang tidak langsung dalam mendorong terjadinya perubahan-perubahan sosial
dengan membentuk lembaga-lembaga kemasyarakatan tertentu yang berpengaruh
langsung terhadap masyarakat. Sebaliknya, apabila hukum membentuk atau mengubah
basic institutions dalam masyarakat, maka terjadi pengaruh langsung. Hal ini membawa
pembicaraan pada penggunaan hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat.

Kelebihan buku bab VI


Pembahasan bab di dalam buku ini banyak menyajikan penjelasan-penjelasan yang secara
besar saling berkaitan dan tidak rumit. Penggunaan bahasanya sangat netral sehingga
mudah dipahami oleh para pembaca. Hasil analisis dalam teori-teori yang dipaparkan juga
masuk akal dan di susun rapi.

Kekurangan buku bab VI


Kurangnya validasi dan klarifikasi hukum berupa contoh kasus ataupun sumber data untuk
mendukung teori serta argumentasi yang dipaparkan oleh penulis. Secara, buku ini
termasuk ke dalam jenis non fiksi yang merujuk pada sumber kajian ilmu pengetahuan.

Kesimpulan
Melalui bab ini, kita dapat menambah wawasan baru dalam hukum, perubahan sosial serta
aspek yang menghubungkannya. Karena dalam bab buku ini bukan berisi cerita, melainkan
berisi teori dan pembahasan masalah tertentu. Sehingga pembaca dapat menemukan sudut
pandang ilmiah dari permasalahan yang dihadapkan dalam bab ini.

Anda mungkin juga menyukai