BAB I
PENDAHULUAN
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisa data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala
yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1979).
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk mengidentifiksi obyek tersebut (Estes dan Simoneti, 1975 dalam
Sutanto 1985). Sehingga interpretasi citra adalah:
1. Berupaya melalui proses penalaraan atau mendeteksi, mengidentifikasi dan
menilai arti penting obyek yang tergambar pada citra.
Kedudukan geologi citra bukan merupakan alternatif dari suatu kerja lapangan
tetapi merupakan suatu teknik (alat) dalam survey geologi untuk memberikan
kelengkapan dalam geologi lapangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa:
1. Kerja lapangan mutlak harus tetap dilaksanakan.
2. Pemakaian citra didalam geologi bersifat membantu dan tidak dapat
menggantikan pekerjaan geologi lapangan.
3. Dengan menggunakan citra, maka pekerjaan geologi akan dipercepat, lebih
murah, lebih teliti dan akhirnya menjadi lebih mudah.
Ada dua hal pokok yang ingin dicapai dengan melakukan interpretasi citra untuk
survey geologi, yaitu:
1. Mengetahui parameter–parameter geologi seperti besarnya kelerengan, beda
tinggi, tebal lapisan, jurus dan kemiringan, pergeseran sesar dan lain-lain
dengan melakukan pengukuran-pengukuran.
2. Mengenal dan mempelajari kenampakan dan geiala–gejala geologi untuk
memperoleh informasi tentang pola pengaliran, bentuklahan, litologi, stratigrafi
secara terbatas dan struktur geologi.
Akan tetapi selembar citra tidak boleh dinilai terlalu tinggi karena citra tidak
mempunyai arti di dalamnya tanpa kita melakukan lebih banyak interpretasi dari
citra itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
1. Selembar citra akan memberikan keterangan yang berbeda kepada setiap ahli
geologi.
2. Makin terampil seorang ahli geologi berhadapan dengan citra, maka makin
banyaklah keterangan yang dapat diperolehnya.
3. Makin dalam latar belakang pengetahuannya di bidang geologi, maka makin
banyaklah keterangan yang dapat dicerna, sehingga dapat diperoleh hasil
yang maksimal dari citra itu sendiri.
Menurut Prof. Dr. Klompe, hasil optimum yang dicapai dalam ilmu geologi pada
hakekatnya disebabkan oleh tiga aspek yang harus berimbang yaitu:
1. Kajian Lapangan, untuk koleksi data.
2. Kajian Laboratorium, untuk mengolah data.
3. Kajian Pustaka, untuk secara kritis membuka pribadi kita bagi pendapat orang
lain.
Diskusi