Anda di halaman 1dari 11

PENGULANGAN KATA DALAM BAHASA DAYAK

SEBERUANG DI SEKUBANG, KECAMATAN SEPAUK,


KALIMANTAN BARAT

Biata Nursianti
Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK

Tulisan ini membahas pengulangan kata dalam bahasa Dayak Seberuang di Sekubang, Kecamatan
Sepauk, Kalimantan Barat. Ada dua hal yang dibahas, yaitu jenis-jenis dan makna pengulangan
kata dalam bahasa Dayak Seberuang di Sekubang. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa terdapat lima jenis pengulangan dalam bahasa Dayak Seberuang di Sekubang,
Kecamatan Sepauk, Kalimantan Barat, (1) pengulangan seluruh, (2) pengulangan sebagian, (3)
pengulangan dengan variasi fonem, (4) pengulangan yang berkombinasi dengan pengimbuhan, (5)
pengulangan progresif, dan (6) pengulangan regresif. Pengulangan sebagian dalam bahasa Dayak
Seberuang di Sekubang, kecamatan Sepauk, Kalimantan Barat terdiri atas pengulangan sebagian
dengan awalan te- dan pengulangan sebagian dengan awalan be-. Pengulangan yang berkombinasi
dengan pengimbuhan dalam bahasa Dayak Seberuaang di Sekubang, Kecamatan Sepauk, Kalimantan
Barat, yaitu imbuhan –bah atau –lah dalam bahasa Indonesia. Pengulangan dalam bahasa Dayak
Seberuang menimbulkan berbagai macam makna, yaitu (1) ‘banyak’, (2) ‘jamak’, (3) ‘bermacam-
macam’, (4) ‘perihal yang disebut pada bentuk dasar’, (5) ‘berstatus sebagai’, (6) ‘agak’, (7)
‘berulangkali’, dan (8) ‘saling’.
Kata kunci: pengulangan kata, jenis kata ulang, makna kata ulang.

1. PENDAHULUAN Semua penduduk Desa Sekubang dalam


kesehariannya menggunakan bahasa Dayak
Objek penelitian ini adalah pengulangan kata Seberuang untuk berkomunikasi.
yang terdapat dalam bahasa Dayak Seberung Berikut ini contoh pengulangan kata dalam
di Sekubang. Pengulangan atau biasa disebut bahasa Dayak Seberuang di Sekubang:
reduplikasi adalah peristiwa pembentukan
kata dengan cara mengulang bentuk dasar, baik (1) Manuk-manuk yak naitau dipaluk
seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi ‘Ayam-ayam’ itu tidak boleh dipukul
fonem maupun tidak, baik berkombinasi afiks (2) Pemakai yak nang dikibut-kibut
maupun tidak (Muslich, 2008: 48). Bahasa Makanan itu jangan ‘digigit-gigiti’
Dayak Seberuang merupakan salah satu bahasa
daerah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Kata ‘manuk-manuk’ dan ‘dikibut-kibut’
Barat. Bahasa ini digunakan oleh masyarakat adalah kata ulang, yaitu kata dari hasil proses
Dayak Seberuang untuk berkomunikasi. Salah pengulangan dalam bahasa Dayak Seberuang
satu daerah yang menggunakan bahasa Dayak di Sekubang. Kata manuk ‘ayam’ merupakan
Seberuang untuk berkomunikasi adalah bentuk dasar dari pengulangan ‘manuk-
Desa Sekubang yang terletak di Kecamatan manuk’. Kata dikibut ‘digigiti’ merupakan
Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. bentuk pengulangan ‘dikibut-kibut’. Dilihat

113
114 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 113-123

dari jenisnya, kata ‘manuk-manuk’ merupakan pengulangan atau reduplikasi adalah


pengulangan seluruh atau pengulangan pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya
bentuk dasar secara keseluruhan, tanpa maupun sebagiannya, baik dengan variasi
berkombinasi dengan pembubuhan afiks, dan fonem maupun tidak. Dalam Muslich (2014:
tanpa perubahan fonem. Kata ‘dikibut’ 48) proses pengulangan merupakan peristiwa
merupakan pengulangan sebagian atau pembentukan kata dengan jalan mengulang
pengulangan sebagian bentuk dasarnya. Kata bentuk dasar, baik seluruhnya maupun
ulang ‘manuk-manuk’ terbentuk dari bentuk sebagian, baik bervariasi fonem maupun
asal ‘manuk’ kemudian mengalami proses tidak, baik berkombinasi dengan afiks
pengulangan seluruhnya menjadi ‘manuk- maupun tidak.
manuk’. Kata ‘dikibut-kibut’ terbentuk dari Dalam Baryadi (2011: 47-48) yang dapat
bentuk dasar ‘dikibut’ kemudian mengalami menjadi bentuk dasar pengulangan adalah
proses pengulangan sebagian bentuk dasarnya morfem asal-bebas dan kata jadian. Morfem-
menjadi ‘dikibut-kibut’ . Jika dilihat dari makna asal bebas adalah morfem bebas yang dapat
kata ulang ‘manuk-manuk’ adalah ‘mayuh menjadi dasar kata jadian. Misalnya
manuk’ atau banyak ayam. Kata ‘dikibut-kibut’ pengulangan morfem-asal bebas ‘anak’
bermakna ‘berulangkali digigiti’. menghasilkan kata ulang ‘anak-anak’.
Penggunaan kata ulang dalam bahasa Sedangkan kata jadian adalah kata yang
sehari-hari sering kita jumpai. Pengulangan merupakan penggabungan dua morfem atau
dalam bahasa Dayak Seberuang di Sekubang, lebih. Misalnya pengulangan kata jadian
Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, ‘melihat’ menghasilkan kata ulang ‘melihat-
Kalimantan Barat pun demikian. Banyak lihat’ karena terjadi penggabungan dua
sekali penggunaan kata yang mengandung morfem, yaitu morfem asal melihat dan
pengulangan digunakan penduduk setempat morfem ‘lihat’.
dalam berkomunikasi. Hal itulah yang Berdasarkan cara pembentukan kata
menjadi alasan penulis memilih topik ini ulang, Baryadi (2011: 48) menggolongkan
dalam penelitian. Selain itu, penelitian tentang pengulangan menjadi enam jenis, yakni
pengulangan kata belum banyak dilakukan
oleh para peneliti khususnya bahasa Dayak 1) Pengulangan seluruh. Pengulangan
Seberuang. seluruh adalah pengulangan seluruh
bentuk dasar.
Contoh pengulangan seluruh pada kata
2. LANDASAN TEORI ‘duduk’ menjadi ‘duduk-duduk’.
2) Pengulangan sebagian.P e n g u l a n g a n
Landasan teori yang digunakan untuk sebagian adalah pengulangan sebagian
memecahkan masalah-masalah yang bentuk dasar.
terumuskan di atas adalah pengertian Contoh pengulangan sebagian pada kata
pengulangan dan makna pengulangan. ‘tertawa’ menjadi ‘tertawa-tawa’.
3) Pengulangan dengan variasi fonem.
2.1 Pengertian Pengulangan Pengulangan dengan variasi fonem
adalah pengulangan bentuk dasar
Pengulangan adalah proses pembentukan dengan mengubah fonem.
kata jadian dengan cara mengulang bentuk Contoh pengulangan dengan variasi
dasar. Kata jadian yang dihasilkan dari fonem pada kata ‘serba’ dan ‘ramah’
pengulangan adalah kata ulang (Baryadi, 2011: menjadi ‘serba-serbi’ dan ‘ramah-tamah’.
47). Menurut Soedjito (1995: 109) pengulangan 4) Pengulangan yang berkombinasi dengan
adalah proses pembentukan kata dengan pengimbuhan. Pengulangan yang
mengulang bentuk dasar, baik secara utuh berkombinasi dengan pengimbuhan
maupun sebagian, baik dengan variasi fonem adalah pengulangan yang bersamaan
maupun tidak. Ramlan (1985: 57) proses dengan pengimbuhan.
Biata Nursianti – Pengulangan Kata dalam Bahasa Dayak Seberuang di .... 115

Contoh Pengulangan yang berkombinasi tidak lagi,’ (18) ‘terdiri dari,’ (19) ‘intensitas,’
dengan pengimbuhan pada kata ‘rumah’ (20) ‘penegasan.’
menjadi ‘rumah-rumahan’.
5) Pengulangan progresif. Pengulangan
progresif adalah pengulangan bentuk 3. METODE PENELITIAN
dasar ke arah kanan.
Contoh pengulangan progresif pada kata Penelitian ini dilakukan melalui tiga
‘berjalan’ menjadi ‘berjalan-jalan’. tahap, yaitu: (i) metode dan teknik
6) Pengulangan regresif. Pengulangan pengumpulan data, (ii) metode dan teknik
regresif adalah pengulangan bentuk analisis data, dan (iii) metode dan teknik
dasar ke arah kiri. penyajian hasil analisis data.
Contoh pengulangan regresif pada kata
‘menolong’ menjadi kata ulang ‘tolong 3.1 Metode dan Teknik
menolong’. Pengumpulan Data

2.2 Makna Pengulangan Pengumpulan data dalam penelitian ini


dilakukan dengan metode simak, yaitu
Proses morfologis adalah proses menyimak atau mendengarkan penggunaan
pengubahan bentuk dasar menjadi kata bahasa (Kesuma, 2007: 43). Teknik dasar yang
jadian (Baryadi, 2011: 25). Setiap proses digunakan adalah teknik sadap. Teknik sadap
morfologis tersebut akan menimbulkan makna adalah pelaksanaan metode simak dengan
gramatikal, yaitu makna yang timbul akibat menyadap penggunaan bahasa seseorang atau
pertemuan satuan gramatikal yang satu beberapa orang. Pelaksanaan metode simak
dengan satuan gramatikal yang lain (Baryadi, dilanjutkan dengan menggunakan teknik
2011: 29). Proses morfologis dengan cara lanjutan, yaitu teknik simak libat cakap atau
pengulangan menimbulkan makna gramatikal dengan kata lain peneliti menyadap
yang berbeda dari bentuk dasarnya. Dalam penggunaan bahasa dan ikut terlibat atau
Baryadi, (2011: 49-50) mengemukakan berpartisipasi (sambil menyimak), entah
pengulangan dapat menimbulkan 9 macam secara aktif atau reseptif dalam pembicaraan.
makna, yaitu (I) ‘banyak,’ (2) ‘jamak’ bagi Selain itu, peneliti juga menggunakan
nomina yang mengisi subjek, (3) ‘bermacam- teknik simak bebas libat cakap, yaitu peneliti
macam,’ (4) ‘menyerupai yang tersebut hanya memperhatikan atau menyimak
bentuk dasar,’ (5) ‘perihal yang tersebut pada penggunaan bahasa tanpa ikut terlibat dalam
bentuk dasar,’ (6)’ berstatus sebagai,’ (7)’ agak,’ pembicaraan. Pengumpulan data dengan dua
(8)’ perbuatan yang dilakukan berulang-ulang’ teknik tersebut dilanjutkan dengan terknik
atau ‘frekuentatif,’ (9) ’saling’ atau ‘resiprokal.’ catat, yaitu mencatat hasil penyimakan data
Chaer (1988: 334-335) menyebutkan proses yang diperoleh pada kartu data (Kesuma,
pengulangan menimbulkan 20 macam makna, 2007: 45).
yaitu (I) ‘jamak,’ (2) ‘banyak dan bermacam-
macam,’ (3) ‘banyak dengan ukuran yang 3.2 Metode dan Teknik Analisis Data
disebut bentuk dasarnya,’ (4) ‘banyak yang
disebut bentuk dasarnya,’ (5) ‘agak atau Setelah data dikumpulkan, langkah
sedikit bersifat,’ (6) ‘menyerupai atau seperti,’ berikutnya adalah metode analisis data.
(7) ‘sungguh-sungguh yang disebut bentuk Metode analisis data merupakan tahap ketika
dasarnya,’ (8) ‘pertentangan,’ (9) ‘berulangkali,’ data diberi arti atau makna yang berguna
(10) ‘berbalasan,’ (11) ‘dilakukan tanpa tujuan,’ dalam memecahkan masalah penelitian
(12) ‘tentang atau masalah,’ (13) ‘bersama (Nazir, 1985: 405). Dalam penelitian ini
waktu,’ (14) ‘paling,’ (15) ‘dikerjakan asal saja,’ digunakan metode agih atau metode
(16) ‘sepanjang atau seluruh,’ (17) ‘pernah atau distribusional.
116 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 113-123

Metode agih atau metode distribusional digunakan oleh masyarakat di Desa Sekubang,
merupakan metode analisis data yang alat Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang,
penentunya ada di dalam dan merupakan Kalimantan Barat. Data-data yang berupa
bagian dari bahasa yang diteliti. Teknik dasar tuturan tersebut diperoleh dari penutur
yang digunakan, yaitu teknik bagi unsur berupa lisan dan tulisan. Data berupa tuturan
langsung atau teknik BUL. Teknik bagi unsur lisan diperoleh langsung dari penutur ketika
langsung atau teknik BUL adalah teknik terlibat pembicaraan dengan penulis dan
analisis data dengan cara membagi suatu ketika penulis memperhatikan kata ulang.
konstruksi menjadi beberapa bagian atau Sedangkan data yang berupa tulisan diperoleh
unsur-unsur yang dipandang sebagai bagian dari beberapa instrumen berupa kalimat
atau unsur yang langsung membentuk dalam bahasa indonesia yang mengandung
konstruksi yang dimaksud. Setelah itu, kata ulang. Instrumen berupa kalimat dalam
digunakan teknik lanjutan, yaitu teknik bahasa Indonesia tersebut, penulis berikan
perluas. Teknik perluas adalah teknik analisis kepada penutur kemudian diterjemahkan
data dengan cara memperluas satuan kebahasaan dalam bahasa Dayak Seberuang.
yang dianalisis dengan menggunakan satuan
kebahasaan tertentu. Teknik perluas dapat ke
kiri atau ke kanan. Teknik perluas digunakan 4. PEMBAHASAN
untuk membuktikan makna kesatuan yang
dianalisis. Sebagai contoh: Dalam bagian ini dibahas jenis-jenis dan
makna pengulangan kata dalam bahasa Dayak
(1) Bukuk-bukuk yak matang tengkamu Seberuang di Sekubang, Kecamatan Sepauk,
‘buku-buku itu sangat berhamburan’ Kalimantan Barat.
(2) Ukui-ukui yak makai nasik di dapuh
‘anjing-anjing itu makan nasi di dapur’ 4.1 Jenis-jenis Pengulangan Kata
dalam Bahasa Dayak Seberung
Pada kalimat (1) terdapat pengulangan di Sekubang
kata bukuk-bukuk ‘buku-buku’. Kata ‘bukuk-
bukuk’ bermakna ‘mayuh bukuk’ atau ‘banyak Jenis-jenis pengulangan kata dalam
buku’. Kata ‘bukuk-bukuk’ pada kalimat bahasa Dayak Seberuang di Sekubang meliputi
‘bukuk-bukuk yak matang tengkamu’ (1) pengulangan seluruh, (2) pengulangan
menyatakan banyak buku yang berhamburan. sebagian, (3) pengulangan dengan variasi
Pengulangan yang bermakna banyak juga fonem, (4) pengulangan yang berkombinasi
terdapat pada kalimat (2), yaitu ukui-ukui dengan pengimbuhan, (5) pengulangan
‘anjing-anjing’. Kata ‘ukui-ukui’ bermakna progresif, dan (6) pengulangan regresif.
‘mayuh ukui’ atau banyak ‘ukui’. Kata ‘ukui-
ukui’ pada kalimat ‘ukui-ukui yak makai nasik 4.1.1 Pengulangan Seluruh
di dapuh’ menyatakan banyak anjing yang
sedang makan nasi di dapur. Pengulangan seluruh adalah pengulangan
seluruh bentuk dasar (Baryadi, 2011: 48).
3.3 Data dan Sumber Data Berikut ini terdapat pengulangan seluruh
dalam bahasa Dayak Seberuang di Sekubang:
Data-data dalam penelitian ini berupa
tuturan dalam bahasa Dayak Seberuang. (1) Manuk-manuk yak naitau dipaluk
Tuturan tersebut diperoleh dengan cara Ayam-ayam itu tidak boleh dipukul’
menyimak baik terlibat langsung dalam (2) Antik dik ulang taun, nang kelupa
pembicaraan maupun hanya sekedar makai-makai bah
memperhati pengguna bahasa, yaitu penggunaan Jika kamu ulang tahun, jangan lupa
kata yang mengandung kata ulang yang makan-makan ya
Biata Nursianti – Pengulangan Kata dalam Bahasa Dayak Seberuang di .... 117

(3) Pegawai-pegawai yak diangkat antik ujan (9) Yak-yak nakah ti mih pulah?
Pakaian-pakaian diangkat jika hujan Itu-itu sajakah yang kamu kerjakan?
(4) Mayuh langkau-langkau kebakah (10) Tuk-tuk nakah tidipilih?
Banyak rumah-rumah kebakaran Ini-ini sajakah yang dipilih?
(5) Pakuk-pakuk yak nyaman nar
Sayur-sayur itu sangat enak Pada kalimat (6) terdapat pengulangan
seluruh, yakni nama-nama ‘apa-apa’.
Pengulangan kata yang terdapat pada Pengulangan nama-nama dibentuk dari bentuk
kalimat (1), yakni manuk-manuk ‘ayam-ayam’ dasarnya nama ‘apa’ kemudian mengalami
merupakan pengulangan seluruh. Kata manuk- proses pengulangan menjadi nama-nama.
manuk dibentuk dari bentuk dasar manuk Pengulangan kata sapa-sapa ‘siapa-siapa’ yang
‘ayam’ yang kemudian mengalami proses terdapat pada kalimat (7) juga termasuk
pengulangan seluruh bentuk dasarnya menjadi pengulangan seluruh. Pengulangan kata sapa-
manuk-manuk. Pada kalimat (2) terdapat sapa ‘siapa-siapa’ dibentuk dari bentuk dasar
pengulangan kata makai-makai ‘makan- sapa ‘siapa’ . Pengulangan kata kini-kini
makan’. Pengulangan ini dibentuk dari bentuk ‘kemana-kemana’ yang terdapat pada kalimat
dasar makai ‘makan’ yang juga mengalami (8) juga termasuk pengulangan seluruh.
proses pengulangan seluruh bentuk dasarnya Pengulangan kata kini-kini ‘kemana-kemana
menjadi makai-makai. dibentuk dari bentuk dasarnya kini ‘kemana’.
Pengulangan kata yang terdapat pada Pengulangan kata yang terdapat pada
kalimat (3), yani pegawai-pegawai ‘pakaian- kalimat (9), yakni yak-yak ‘itu-itu’ merupakan
pakaian’ merupakan pengulangan seluruh. pengulangan seluruh. Kata yak-yak ‘itu-itu’
Kata pegawai-pegawai dibentuk dari bentuk dibentuk dari bentuk dasarnya yak ‘itu’
dasarnya pegawai ‘pakaian’ kemudian kemudian mengalami proses pengulangan
mengalami proses pengulangan kata menjadi seluruh bentuk dasarnya menjadi yak-yak.
pegawai-pegawai. Pada kalimat (4) terdapat Pada kalimat (10) terdapat pengulangan kata
pengulangan kata langkau-langkau ‘rumah- tuk-tuk ‘ini-ini’. Pengulangan ini dibentuk dari
rumah’. Pengulangan ini dibentuk dari bentuk dasarnya tuk ‘ini’ yang kemudian
bentuk dasarnya langkau ‘rumah’ yang juga mengalami proses pengulangan seluruh
mengalami proses pengulangan seluruh menjadi tuk-tuk.
bentuk dasarnya menjadi langkau-langkau.
Pengulangan kata pada kalimat (5), yakni 4.1.2 Pengulangan Sebagian
pakuk-pakuk ‘sayur-sayur’ merupakan
pengulangan seluruh. Kata pakuk-pakuk Pengulangan sebagian adalah
dibentuk dari bentuk dasarnya pakuk ‘sayur’ pengulangan sebagian bentuk dasarnya
yang kemudian mengalami proses pengulangan (Baryadi, 2011: 48). Dalam bahasa Dayak
kata menjadi pakuk-pakuk. Seberuang di Sekubang, Kecamatan Sepauk,
Pengulangan seluruh juga tampak pada Kalimantan Barat, pengulangan sebagian
pengulangan kata tanya dan kata ganti seperti terdiri atas awalan be- dan te-. Awalan be
kalimat berikut ini: dalam bahasa Dayak Seberuang sama dengan
awalan ber- dalam bahasa Indonesia.
(6) Nama-nama ti dipulah mih? Sedangkan awalan te- dalam bahasa Dayak
Apa-apa saja yang kamu lakukan? Seberuang sama dengan awalan ter- dalam
(7) Sapa-sapa ti datai ari tuk? bahasa Indonesia. Pengulangan sebagian sama
Siapa-siapa saja yang datang hari ini? dengan pengulangan progresif dalam bahasa
(8) Kini-kini mih ari minggu Dayak seberuang karena semua bentuk
Kemana-kemana sajakah kamu hari dasarnya diulang ke arah kanan.
minggu?
118 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 113-123

4.1.2.1 Pengulangan Sebagian (18) Aku ining makai utai temanis-manis


dengan Awalan be- (ber-) Aku ingin makan sesuatu yang termanis-
Berikut ini pengulangan sebagian manis
dengan awalan be- (ber-) yang terdapat dalam (19) Nemiak yak tenumut-numut nar benyanyi
bahasa Dayak Seberuang di Sekubang: Anak kecil itu terpandai-pandai sekali
bernyanyi
(11) Akik bejalai-jalai tiap ari minggu (20) Kelumpuk satu bakas teganteng-ganteng
Kakek berjalan-jalan setiap hari minggu Kelompok satu pria terganteng-ganteng
(12) Menyadikku beguang-guang ngejah umak
Saudaraku berlari-lari mengejar mama Pengulangan kata yang terdapat pada
(13) Menyadikku belagak-lagak di depan kalimat (16), yakni tejatuk-jatuk ‘terjatuh-jatuh
cermin dibentuk dari bentuk dasarnya tejatuk
Saudaraku bergaya-gaya di depan cermin ‘terjatuh’ dari bentuk asalnya jatuk ‘jatuh’.
(14) Apak bepangkak-pangkak ngau adekku Pengulanagan kata tekejut-kejut ‘terkejut-kejut’
Ayah berbincang-bincang dengan adikku pada kalimat (17) dibentuk dari bentuk dasar
(15) Motoh Sinta begamak-gamak ngau meja tekejut ‘terkejut’ dan bentuk asalnya kejut ‘
Motor Sinta bersentuh-sentuh dengan terperanjat’. Pengulangan kata yang terdapat
meja pada kalimat (18), yakni temanis-manis
‘termanis-manis’ dibentuk dari bentuk dasarnya
Pengulangan kata yang terdapat pada temanis ‘termanis’ dari bentuk asalnya manis
kalimat (11), yakni bejalai-jalai ‘berjalan-jalan’ ‘manis’. Pada kalimat (19) terdapat pengulangan
dibentuk dari bentuk dasarnya bejalai tenumut-numut ‘terpandai-pandai’ dibentuk
‘berjalan’ dan berasal dari bentuk asal jalai dari bentuk dasar tenumut ‘terpandai’ dan
‘jalan’. Pengulangan kata beguang-guang pada bentuk asalnya numut ‘pandai’. Pengulangan
kalimat (12) dibentuk dari bentuk dasar kata teganteng-ganteng yang terdapat pada
beguang ‘berlari’ dan berasal dari bentuk asal kalimat (20) dibentuk dari bentuk dasar
guang ‘lari’. Pada kalimat (13) terdapat teganteng ‘terganteng’ dan bentuk asalnya
pengulangan belagak-lagak ‘bergaya-gaya ganteng ‘tampan’.
dibentuk dari bentuk dasarnya belagak
‘bergaya’ dan berasal dari bentuk asalnya lagak 4.1.3 Pengulangan dengan Variasi Fonem
‘ gaya’. Pengulangan kata yang terdapat pada
kalimat (14), yakni bepangkak-pangkak Pengulangan dengan variasi fonem
‘berbincang-bincang’ dibentuk dari bentuk adalah pengulangan bentuk dasar dengan
dasarnya bepangkak ‘berbincang’ dan berasal mengubah fonem (Baryadi, 2011: 48).
dari bentuk asalnya pangkak ‘bincang’. Pada Pengulangan dengan variasi fonem dapat
kalimat (15) terdapat pengulangan begamak- terjadi dengan dua cara, yaitu dengan variasi
gamak ‘bersentuh-sentuh’ dibentuk dari fonem berupa vokal dan variasi fonem berupa
bentuk dasarnya begamak ‘bersentuh’ dan konsonan.
berasal dari bentuk asalnya gamak ‘sentuh’. Berikut pengulangan dengan variasi
fonem yang terdapat dalam bahasa Dayak
4.1.2.2 Pengulangan Sebagian Seberuang di Sekubang.
dengan Awalan Te-
Berikut ini pengulangan sebagian (21) Mensia yak saja bulak-bulik nai tentu
dengan awalan te- (ter-) yang terdapat dalam rudu
bahasa Dayak Seberuang di Sekubang: Manusia itu bolak-balik tidak jelas
(22) Nang cuhat-cuhit bukuk yak
(16) Ibok tadik tejatuk-jatuk dari motoh Jangan corat-coret buku itu
Bibi tadi terjatuh-jatuh dari motor (23) Pilih na kin ke kamah-lamah ni ti dikak
(17) Nuan tekejut-kejut ninga behita yak Pilih saja yang mana kamar-kamar yang
Kamu terkejut-kejut mendengar berita itu kamu mau
Biata Nursianti – Pengulangan Kata dalam Bahasa Dayak Seberuang di .... 119

Pengulangan kata bulak-bulik pada aok-aokbah dibentuk dari bentuk dasar aok ‘iya’
kalimat (21) dan cuhat-cuhit pada kalimat (22) kemudian mengalami proses pengulangan
merupakan pengulangan dengan variasi aok-aokbah ‘iya-iyalah’. Kata nang-nangbah
fonem vokal.. Pengulangan kata bulak-bulik ‘jangan-janganlah’ yang terdapat pada kalimat
‘bolak-balik’ pada kalimat (21) dibentuk dari (25) merupakan pengulangan dengan kombinasi
bentuk dasar bulik ‘balik’ Kata bulik mengalami imbuhan –bah ‘-lah’. Kata nang-nanglah dibentuk
variasi vokal dari fonem/a/menjadi/i/ dari bentuk dasar nang ‘jangan’ kemudian
sehingga menjadi bulak-bulik Pengulangan mengalami proses pengulangan nang-nangbah
kata cuhat-cuhit ‘corat-coret’ pada kalimat (22) ‘jangan-janganlah’. Kata amik-amikbah ‘ambil-
dibentuk dari bentuk dasar cuhit ‘coret’. Kata ambillah’ yang terdapat pada kalimat (25)
cuhit mengalami variasi vokal dari fonem/a/ merupakan pengulangan dengan kombinasi
menjadi/i/sehingga menjadi cuhat-cuhit. imbuhan –bah ‘-lah’. Kata ambik-ambikbah
Selain itu, pada kalimat (23) terdapat juga dibentuk dari bentuk dasar ambik ‘ambil’
pengulangan dengan variasi fonem konsonan, kemudian mengalami proses pengulangan
yakni kamah-lamah ‘banyak kamar’. Pengulangan ambik-ambikbah ‘ambil-ambillah’.
kamah-lamah dibentuk dari bentuk dasar kamah
‘kamar’ Kata kamah kemudian mengalami 4.1.5 Pengulangan Progresif
proses pengulangan dengan variasi fonem
konsonan dari fonem/k/menjadi fonem/l/ Pengulangan progresif adalah
sehingga menjadi kamah-lamah. pengulangan bentuk dasar ke arah kanan
(Baryadi, 2011: 48). Berikut ini pengulangan
4.1.4 Pengulangan yang Berkombinasi progresif dalam bahasa Dayak Seberuang di
dengan Pengimbuhan Sekubang:

Pengulangan yang berkombinasi dengan (27) Nemiak yak bejugit-jugit di langkau julak
pengimbuhan adalah pengulangan yang Anak kecil itu bergoyong-goyang di
bersamaan dengan pengimbuhan (Baryadi, rumah bibik
2011: 48). Imbuhan yang terdapat dalam (28) Baju aku tebinsak-binsak
bahasa Dayak Seberuang di Sekubang adalah Baju milikku tercabik-cabik
imbuhan - bah yang sama dengan imbuhan -
lah dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Pada kalimat (27) terdapat pengulangan
Dayak Seberuang hanya terdapat satu kata, yakni bejugit-jugit ‘bergoyang-goyang’.
imbuhan, yaitu –bah ‘-lah’. Pengulangan kata bejugit-jugit ‘bergoyang-
Berikut pengulangan yang berkombinasi goyang’ merupakan pengulangan progresif.
dengan pengimbuhan –bah dalam bahasa Pengulangan kata bejugit-jugit dibentuk dari
Dayak Seberuang di Sekubang: bentuk dasar jugit ‘goyang’ dan bentuk
asal bejugit, kemudian mengalami proses
(24) Aok-aokbah aku ningga pengulangan menjadi bejugit-jugit ‘bergoyang-
Iya-iyalah saya dengar goyang’.
(25) Nang-nangbah nuan medak Pada kalimat (28) terdapat pengulangan
Jangan-nanglah kamu lihat kata, yakni tebinsak-binsak ‘tercabik-cabik’.
(26) Amik-amikbah ruti yak Pengulangan kata tebinsak-binsak ‘tercabik-
Amil-ambillah roti itu cabik’ merupakan pengulangan progresif.
Pengulangan kata tebinsak-binsak dibentuk
Pada kalimat (24) terdapat pengulangan dari bentuk dasar binsak ‘cabik’ dan bentuk
kata, yakni aok-aokbah ‘iya-iyalah’. Pengulangan asak tebinsak, kemudian mengalami proses
kata aok-aokbah merupakan pengulangan pengulangan menjadi tebinsak-binsak
dengan kombinasi imbuhan –bah ‘-lah’. Kata ‘tercabik-cabik’.
120 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 113-123

4.1.6 Pengulangan Regresif (1) Dik ngegak bahang-bahang bekas


Dia mencari barang-barang bekas
Pengulangan Regresif adalah pengulangan (2) Nemiak yak ngumpul pingan-pingan
bentuk dasar ke arah kiri (Baryadi, 2011: 48). kotoh
Berikut ini pengulangan regresif dalam bahasa Anak kecil itu mengumpulkan piring-
Dayak Seberuang di Sekubang: piring kotor
(3) Bukuk-bukuk dik mayuh nar
(29) Nang melanyi paluk-memaluk Buku-buku kamu banyak sekali
Jangan bermain pukul-memukul (4) Langkau-langkau ti tuai yak ruboh
(30) Nang tikam-menikam sesama kaban Rumah- rumah yang tua itu roboh
Jangan lempar-melempar sesama teman (5) Urang-urang yak kak angkat kuma
(31) Sesama menyadi kalah tulung-menulung Orang-orang itu ingin berangkat ke
Sesama saudara harus saling tolong- ladang
menolong
Pada kalimat (1) terdapat pengulangan
Pengulangan regresif yang terdapat bahang-bahang ‘barang-barang’. Kata bahang-
pada kalimat (29), yakni paluk-memaluk ‘pukul- bahang bermakna ‘mayuh bahang’ atau
memukul’ dibentuk dari bentuk dasar maluk ‘banyak barang’. Kata bahang-bahang pada
‘memukul’ dan bentuk asal paluk ‘pukul’. kalimat “Dik ngegak bahang-bahang bekas”
Pengulangan regresif terdapat juga pada menyatakan banyak barang bekas yang dia
kalimat (30), yakmi tikam-menikam ‘lempar- cari. Pengulangan yang bermakna banyak
melemper’ dibentuk dari bentuk dasar nikam yang terdapat pada kalimat (2), yakni pingan-
‘melempar’ dan bentuk asal tikam ‘lempar’. pingan ‘piring-piring’. Kata pingan-pingan
Pengulangan regresif pada kalimat (31), yakni dalam kalimat “Nemiak yak ngumpul pingan-
tulung-menulung ‘tolong-menolong’ dibentuk pingan kotoh menyatakan banyak piring yang
dari bentuk dasar nulung ‘menolong’ dan dikumpulkan oleh seorang anak kecil.
bentuk asal tulung ‘tolong’. Pada kalimat (3) terdapat pengulangan
bukuk-bukuk ‘buku-buku’. Kata bukuk-bukuk
4.2 Makna yang Timbul dari Proses bermakna ‘mayuh bukuk’ atau ‘banyak buku’.
Pengulangan Kata dalam Bahasa Kata bukuk-bukuk pada kalimat “Bukuk-bukuk
Dayak Seberuang di Sekubang dik mayuh nar menyatakan banyak buku yang
dimiliki dia. Kata langkau-langkau pada kalimat
Pada bagian dibahas makna yang timbul (4) menyatakan banyak rumah tua yang
dari proses pengulangan kata dalam bahasa roboh. Pengulangan pada kalimat (5), yakni
Dayak Seberuang di Sekubang, Kecamatan urang-urang ‘orang-orang’. Kata urang-urang
Sepauk, Kalimantan Barat. Pembahasan ini bermakna ‘mayuh urang’ atau ‘banyak orang’.
mencakup pengulangan kata yang menyatakan Kata urang-urang pada kalimat “Urang-urang
makna (1) ‘banyak’, (2) ‘jamak’, (3) ‘bermacam- yak kak angkat kuma” menyatakan banyak
macam’, (4) ‘perihal’, (5) ‘berstatus sebagai’, banyak orang yang ingin berangkat ke ladang.
(6) ‘agak’, (7) ‘perbuatan yang dilakukan
berulang-ulang’, dan (8) ‘saling’. 4.2.2 Pengulangan Kata Bermakna ‘Jamak’

4.2.1 Pengulangan Kata Bermakna Pengulangan kata yang bermakna


‘Banyak’ ‘jamak’ berbeda dengan pengulangan kata
yang bermakna ‘banyak’. ‘Makna jamak’ tidak
Berikut ini pengulangan kata bermakna berhubungan dengan bentuk dasarnya tetapi
‘banyak’ atau disebut ‘mayuh’ dalam bahasa dengan kata yang di ‘terangkan’. Kata yang
Dayak Seberuang di Sekubang: ‘diterangkan’ itu pada tataran frasa menduduki
fungsi sebagai subjek (Ramlan, 2001: 177).
Biata Nursianti – Pengulangan Kata dalam Bahasa Dayak Seberuang di .... 121

Berikut ini terdapat pengulangan kata (11) Di langkau aku agiksik kamah-lamah ti
yang bermakna ‘jamak’ dalam bahasa Dayak baik
Seberung di Temanang: Di rumahku masih ada kamar-kamar
yang bagus
(6) Nyiur yak besai-besai
Kelapa itu besar-besar Pada kalimat (11) terdapat pengulangan
(7) Mangga ti tumbuh di kebun kami kata kamah-lamah ‘kamar-kamar’ yang
tinggik-tinggik bermakna ‘bermacam-mcam’. Kata kamah-
Mangga yang tumbuh di kebun kami lamah dalam kalimat “Di langkau aku agiksik
tinggi-tinggi kamah-lamah ti baik” menyatakan bermacam-
(8) Inuk di Sekubang cantek-cantek macam kamar bagus masih ada di rumah.
Gadis di Sekubang cantik-cantik
(9) Bakas di kampung kami angas-angas 4.2.4 Kata Ulang yang Mengandung
Lelaki di kampung kami ganteng-ganteng Arti ‘Perihal yang Disebut pada
(10) Ruti ti debaik inek nyaman-nyaman Bentuk Dasar
Roti yang di bawa oleh nenek enak-enak
Berikut terdapat pengulangan kata yang
Pada kalimat (6) terdapat pengulangan bermakna ‘perihal yang disebut pada bentuk
besai-besai ‘besar-besar’. Kata besai-besai dasar’ dalam bahasa Dayak Seberuang di
bermakna ‘jamak’ bagi kelapa sebagai subjek. Sekubang:
Kata besai-besai menerangkan makna ‘banyak’
pada kelapa. Pada kalimat (7) terdapat (12) Nemiak yak melanyi paluk-memaluk
pengulangan tinggik-tinggik ‘tinggi-tinggi’. Anak kecil itu bermain pukul-memukul
Kata tinggik-tinggik bermakna ‘jamak’ bagi (13) Apak tungkung-menungkung kayu api
mangga sebagai subjek. Kata tinggik-tinggik Bapak potong-memotong kayu api
menerangkan makna ‘banyak’ pada kelapa.
Pengulangan kata yang terdapat pada Pada kalimat (12) terdapat pengulangan
kalimat (8), yakni cantek-cantek ‘cantik-cantik’. kata paluk memaluk ‘pukul memukul’.
Kata cantek-cantek bermakna ‘jamak’ bagi gadis Pengulangan kata paluk-memaluk bermakna
sebagai subjek. Kata cantek-cantek menerangkan ‘perihal yang disebut pada bentuk dasarnya,
‘banyak’ pada gadis. Pada kalimat (9) terdapat yakini memaluk ‘memukul’ yang juga bentuk
pengulangan angas-angas ‘ganteng-ganteng’. dasar dari kata paluk-memaluk. Kata paluk-
Kata angas-angas bermakna ‘jamak’ bagi lelaki memaluk merupakan perihal pekerjaan seorang
yang mengisi sebagai subjek. Kata angas-angas anak kecil,yakni bermain pukul-memukul.
menerangkan makna ‘banyak’ pada lelaki. Pada kata tungkung-menungkung ‘potong-
Pada kalimat (10) terdapat pengulangan nyaman- memotong’ pada kalimat (13) merupakan
nyaman ‘enak-enak’. Kata nyaman-nyaman pengulangan yang bermakna ‘perihal yang
bermakna ‘jamak’ bagi roti yang menempati disebut bentuk dasar’, yaitu menungkung
sebagai subjek. Kata nyaman-nyaman ‘memotong’ yang juga merupakan bentuk
menerangkan makna ‘banyak’ pada roti. dasar dari kata tungkung-menungkung. Kata
tungkung-menukung merupakan perihal
4.2.3 Kata Ulang Mengandung Arti perkerjaan bapak, yaitu memotong kayu api.
‘Bermacam-macam’
4.2.5 Pengulangan Kata ‘berstatus Sebagai’
Berikut Pengulangan kata yang
mengandung arti ‘bermacam-macam’ dalam Berikut pengulangan kata ‘berstatus
bahasa Dayak Seberuang di Sekubang: sebagai’ dalam bahasa Dayak Seberuang di
Sekubang:
122 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 113-123

(14) Benarmek udah apak-apak, gayanya agik (18) Inuk yak betehiak ngumai-ngumai
lagu bujang umak ya
Walaupun sudah bapak-bapak, gayanya Gadis itu berteriak memanggil- manggil
masih seperti remaja ibunya
(15) Bakas yak bejalai lagu akik-akik (19) Nuan nang ngibut-ngibut utai yak
Lelaki muda itu berjalan seperti kakek- Kamu jangan menggigiti-gigiti barang itu
kakek
Pada kalimat (17) terdapat pengulangan kata
Pengulangan kata apak-apak yang bermakna ‘berulangkali’, yaitu luat-luat
terdapat pada kalimat (14) bermakna ‘marah-marah’. Makna ‘berulangkali’ pada
‘berstatus sebagai’. Kata apak-apak menyatakan kata luat-luat menyatakan bapak yang
bapak yang sudah tua berstatus sebagai berulangkali marah karena perkataannya
remaja karena kelakuannya seperti remaja. tidak didengar. Pada kalimat (18) juga
Pada kalimat (15),yakni akik-akik terdapat terdapat pengulangan kata yang bermakna
pengulangan kata ‘berstatus sebagai’. Kata ‘berulangkali’, yakni ngumai-ngumai ‘memanggil-
akik-akik dalam kalimat “bakas yak bejalai manggil’. Kata ngumai-ngumai menyatakan
lagu akik-akik” menyatakan lelaki muda seorang gadis yang berulangkali berteriak-
berstatus sebagai kakek karena berjalan seperti teriak memanggil ibunya. Pada kalimat (19)
kakek-kakek. terdapat juga pengulangan kata bermakna
‘berulangkali’, yaitu ngibut-ngibut ‘menggigiti-
4.2.6 Pengulangan Kata Mengandung gigiti’. Kata ngibut-ngibut menyatakan
Arti ‘Agak’ seseorang yang berulangkali menggigiti
suatu barang.
Berikut pengulangan kata yang
mengandung arti ‘agak’ dalam bahasa Dayak 4.2.8 Pengulangan Kata yang Mengandung
seberuang di Sekubang: Arti ‘Saling’ Atau Resiprokal

(16) Mua ya kemirah-mirahan empadai malu Berikut pengulangan kata yang


Wajahnya kemerah-merahan karena malu mengandung arti ‘Saling’ yang terdapat dalam
bahasa Dayak Seberuang di Sekubang:
Pada Kalimat (16) terdapat pengulangan kata
yang mengandung arti ‘agak’, yakini kemirah- (20) Urang di kampung yak paluk-memaluk
mirahan ‘kemerah-merahan’. Kata kemirah- Orang di kampung itu pukul-memukul
mirahan menyatakan warna yang agak merah (21) Sidak tulong-menulung mulah langkau
pada wajah seseorang karena malu. Mereka tolong-menolong membangun
rumah
4.2.7 Pengulangan Kata Bermakna
‘Berulangkali’ Pengulangan kata yang terdapat pada kalimat
(20), yakni paluk-memaluk bermakna ‘saling’.
Berikut pengulangan kata yang Kata paluk-memaluk menyatakan orang di
bermakna ‘berulangkali’ dalam bahasa Dayak kampung itu saling memukul atau melakukan
Seberuang di Sekubang: perbuatan memukul. Pada kalimat (21)
terdapat pengulangan kata yang mengandung
(17) Apak luat-luat empadai nai ningga arti ‘saling’, yakni tulung-menulung ‘tolong-
tijekuh ya menolong’. Kata tulung-menulung menyatakan
Bapak marah-marah karena tidak sekelompok orang saling menolong atau
mendengar perkataannya melakukan perbuatan menolong.
Biata Nursianti – Pengulangan Kata dalam Bahasa Dayak Seberuang di .... 123

5. PENUTUP Kalimantan Barat, yaitu imbuhan –bah atau –


lah dalam bahasa Indonesia.
Berdasarkan analisis yang telah Pengulangan dalam bahasa Dayak
dilakukan, dapat disimpilkan bahwa terdapat Seberuang menimbulkan berbagai macam
lima jenis pengulangan dalam bahasa Dayak makna, yaitu (1) ‘banyak’, (2) ‘jamak’, (3)
Seberuang di Sekubang, Kecamatan Sepauk, ‘bermacam-macam’, (4) ‘perihal yang disebut
Kalimantan Barat, yaitu (1) pengulangan seluruh, pada bentuk dasar’, (5) ‘berstatus sebagai’,
(2) pengulangan sebagian, (3) pengulangan (6) ‘agak’, (7) ‘berulangkali’, dan (8) ‘saling’.
dengan variasi fonem, (4) pengulangan yang Pembahasan ini hanya terfokus pada
berkombinasi dengan pengimbuhan, (5) pembahasan mengenai pengulangan kata
pengulangan progresif, dan (6) pengulangan dalam bahasa Dayak Seberuang di Sekubang,
regresif. Pengulangan sebagian dalam bahasa Kecamatan Sepauk, Kalimantan Barat, yang
Dayak Seberuang di Sekubang, kecamatan meliputi jenis-jenis pengulangan dan makna
Sepauk, Kalimantan Barat terdiri atas pengulangan. Oleh karena itu masih banyak
pengulangan sebagian dengan awalan te- dan hal yang belum dibahas dalam penelitian yang
pengulangan sebagian dengan awalan be- . mengkaji tentang pengulangan, misalnya
Pengulangan yang berkombinasi dengan penelitian di bidang morfologi seperti
penngimbuhan dalam bahasa Dayak pengimbuhan, pemajemukan, dan pemendekan
Seberuaang di Sekubang, Kecamatan Sepauk, dalam bahasa Dayak seberuang juga bisa
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA Muslich, Masnur. 2014. Tata Bentuk Bahasa


Indonesia. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar Ramlan, M. 1990. Morfologi Suatu Tinjauan
Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.
Carasvatibooks. Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan
Baryadi, I. Praptomo. 2011. Morfologi dalam Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Universitas Gramedia.
Sanata Dharma. Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia
Yeq, Yohana. 2013. Skripsi Pengulangan Kata (Pendekatan Proses). Jakarta:R i n e k a
dalam Bahasa Dayak Bahau di Long Lunuk, Cipta.
Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan
Timur. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai