Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Juli 2016 Volume 26 Nomor 1 256

REDUPLIKASI BAHASA PAK-PAK BOANG

Oleh
Yulsafli*

Abstrak
Penelitian yang berjudul “Reduplikasi Bahasa Pak-Pak Boang” ini mengangkat
masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah jenis reduplikasi bahasa Pak-Pak Boang, (2)
bentuk apa sajakah yang ditimbulkan oleh reduplikasi Bahasa Pak-Pak Boang, penelitian
ini bertujuan (1) mendeskripsikan jenis dan bentuk reduplikasi Bahasa Pak-Pak Boang.
Sumber data penelitian ini adalah data lisan dan data tulisan, data lisan bersumber dari
penutur asli Bahasa Pak-Pak Baong yang bermukim di desa Rundeng, Kecamatan
Rundeng, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh. data tulisan bersumber dari buku-buku Pak-
Pak Boang yang telah terbit. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik rekam, Studi dokumenter, dan introspeksi.
Langkah analisis data dilakukan dengan seleksi data, klasifikasi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reduplikasi Bahasa Pak-
Pak Boang adalah sebagai berikut: (1) Reduplikasi Bahasa Pak-Pak Boang terdiri dari
empat jenis yaitu (a) reduplikasi fonologis (b) reduplikasi sintaksis (c) reduplikasi semantis
(d) reduplikasi morfologis. (2) bentuk reduplikasi terdiri dari 5 bentuk (a) dwilinga atau
pengulangan utuh.(b) dwipurwa atau pengulagan sebagian.(c) dwilinga salin suara (d)
dwiwasana.(e) trilinga. Proses dari pembentuk reduplikasi terdiri dari tujuh pembentuk (a)
pembentuk verba, (b) pembentuk ajektifa, (c) pembentuk nomina, (d) pembentuk
pronomina, (e) pembentuk adverbia, (f) pembentuk interogativa, dan (g) Pembentuk
numeralia. Bahasa Pak-Pak Boang adalah bahasa daerah kota Subulussalam yang banyak
mengalami proses reduplikasi.

Kata Kunci: Bahasa Pak-Pak Boang, Reduplikasi

PENDAHULUAN perubahan bunyi (Chaer, 1994:182).


Di dalam bahasa Pak-Pak Boang terdapat Perulangan atau reduplikasi adalah proses
perulangan kata dasar berbagai jenis kata, penurunan kata dengan perulangan, baik
seperti kata benda (Nomina), kata kerja secara utuh maupun sebagian (Alwi,
(Verba), kata sifat (Adjektif), kata keterangan 2003:238). Kata ulang (reduplikasi) adalah
(Adverbia), kata bilangan (Numeralia), dan kata yang mengalami proses perulangan, baik
kata ganti orang (pronomina persona) atau sebagian atau pun seluruhnya dengan disertai
function word Fries. Bahasa Pak-Pak Boang perubahan bunyi atau pun tidak (Kosasih,
memiliki kata dasar yang mengalami 2008:134). Salah satu masalah kebahasaan
perulangan. Berdasarkan pengertian tersebut yang perlu mendapatkan perhatian adalah
dapat disebutkan bahwa perulangan adalah reduplikasi. Hal ini karena reduplikasi
suatu proses morfologi yaitu kata yang diulang merupakan hal yang penting. Sehubungan
seluruhnya atau sebagian. Proses pengulangan dengan itu reduplikasi perlu mendapat
atau reduplikasi ialah pengulangan satuan perhatian khusus mengingat begitu pentingnya
gramatik, baik seluruhnya maupun dalam pemakaian sehari-hari, terutama dalam
sebagiannya, baik dengan variasi fonem Bahasa Pak-Pak Boang.
maupun tidak. Hasil perulangan itu disebut Berdasarkan latar belakang yang
kata ulang, sedangkan satuan yang diulang dikemukakan penulis diatas, masalah dalam
merupakan bentuk dasar (Ramlan, 1985:57). pemelitian ini adalah sebagai berikut.
Reduplikasi adalah proses morfemis a. Bagaimanakah konsep dalam bahasa lokal
yang mengulang bentuk dasar, baik secara Pak-Pak Boang Kota Subulussalam
keseluruhan, secara sebagian (parsial) maupun Provinsi Aceh.

Yulsafli* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh


Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Juli 2016 Volume 26 Nomor 1 257

b. Bagaimana makna kalimat reduplikasi kaedahnya sebagai bukti kekayaan khasanah


dalam bahasa lokal Pak-Pak Boang Kota budaya Indonesia
Subulussalam Provinsi Aceh.
c. Bagaimana jenis reduplikasi dalam bahasa HASIL DAN PEMBAHASAN
lokal Pak-Pak Boang Kota Subulussalam 1. Jenis-Jenis Reduplukasi Bahasa Pak-Pak
Provinsi Aceh. Boang
d. Menghasilkan naskah jurnal nasional dan 1.1 Reduplikasi Fonologis
local sebagai wahana publikasi ilmiah (1) Silu-silu ‘kuku-kuku’
secara lebih luas. (2) Da-da ‘da-da’
Silu-silu, lae-lae merupakan bentuk
Berdasarkan rumusan masalah di atas tersebut berasal dari pengulangan kata.
pada tahun pertama, tahun kedua, dan tahun Jadi, bentuk-bentuk tersebut adalah
ketiga yang menjadi tujuan khusus adalah sebuah kata yang bunyi kedua suku
sebagai berikut. katanya sama, yang menghasilkan makna
a. Menghasilkan suatu konsep reduplikasi leksikal.
dalam bahasa lokal Pak-Pak Boang di
Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Contoh kalimat:
b. Menghasilkan suatu laporan ilmiah (3) Silu-silu na gedang kekhina. ‘Kuku-
menyangkut dengan makna kalimat. kukunya panjang semua.’
c. Menghasilkan suatu konsep pemeliharaan (4) sang luak hapona buk-buk mesekhaken
bahasa lokal sebagai bagian dari kekayaan ‘Didalam rumahnya rambut-rambut
budaya nasional, terutama dalam berserakan.’
melestarikan bahasa lokal Pak-Pak Boang
di Kota Subulussalam Provinsi Aceh. 1.2 Reduplikasi Sintaksis.
d. Menghasilkan naskah jurnal nasional dan (5) Ulang - ulang ‘jangan-jangan’
lokal sebagai wahana publikasi ilmiah (6) Tuhu - tuhu ‘benar-benar’
secara lebih luas.
e. Menghasilkan bahan yang berguna dalam Kata ulang, ulang-ulang, tuhu-tuhu merupakan
memperkaya materi kajian bahasa dan pengulangan kata yang bunyi kedua kata yang
sastra daerah pada prodi Bahasa Indonesia sama tetapi menghasilkan status bahasanya
FKIP Universitas Serambi Mekkah. lebih tinggi dari kata dasar.
f. Menghasilkan materi seminar lokal,
nasional dan forum lain yang mungkin Contoh kalimat:
diperoleh. (7) Ulang - ulang desingi ko kaumna. ‘Jangan
- jangan kamu dekati sudaranya.’
Pelaksanaan penelitian ini akan (8) Adikna tuhu - tuhu pehangke ‘Adiknya
menghasilkan materi berupa teori dan kaedah benar - benar pemalas’
reduplikasi bahasa Pak-Pak Boang yang
diperoleh dari penutur aslinya. Teori dan 1.3 Reduplikasi Semantis
kaedah ini akan sangat bermanfaat bagi (9) tua khenta ‘tua renta’
pendokumentasian bahasa Pak-Pak Boang (10) nokhok malim ‘cerdik pandai’
pada khususnya, karena bahasa ini hampir Tua khenta, nokhok malim jenis kata tersebut
punah dan belum pernah diteliti. Pada adalah pengulangan makna yang sama dari
umumnya, penelitian ini juga bermanfaat dua buah kata yang bersinonim
untuk memperkaya khasanah keilmuan
bahasa-bahasa nusantara atau bahasa-bahasa Contoh kalimat:
yang terdapat di Indonesia. Bahasa-bahasa di (11) Bapakna Enggo Tua Khenta. ‘Bapaknya
Indonesia yang penuturnya hanya tinggal Sudah Tua Renta’
sedikit lagi penuturnya--termasuk bahaasa (12) Ia mencekhok dos bage kalak nokhok bak
Pak-Pak Boang--perlu diteliti dan malim. ‘Dia berbicara persis seperti orang
didokumentasikan agar apabila penutur bahasa cerdik pandai.’
ini sudah tidak ada lagi kelak masih tertinggal
dokumen bahasa itu berupa teori dan 1.4 Reduplikasi Morfologis
(13) Menakha-nakhai ‘menyapu-nyapu’

Yulsafli* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh


Yulsafli, Reduplikasi Bahasa Pak-Pak Boang 258

(14) Menulus-nulus ‘mencari-cari’ 2.3 Dwilingga salin suara (pengulangan


dengan perubahan bunyi)
Menyakha-nyakha, menulus-nulus adalah jenis (25) khamah-tamah ‘ramah-tamah’
kata morfologis dapat terjadi pada akar kata (26) kekhlap-kekhlip ‘kelap-kelip’
dan berupa bentuk kata berapiks yang
berkomposisi. Khamah-tamah, kekhlap-kekhlip adalah
bentuk pengulangan kata perubahan bunyi atau
Contoh kalimat: dwilingga salin suara yang mengubah bunyi
(15) Umak sedang menakha-nakhai sang vokal dan konsonan.
tukhe sapo.
‘Ibu sedang menyapu-nyapu di teras Contoh kalimat:
rumah’ (27) Pekhtemuan idi diisi bak acakha
(16) Enggo udan, bakhu tohna sibuk khamah-tamah.
menulus-nulus payung ‘Pertemuan itu diisi dengan acara ramah-
‘Sudah hujan, baru dia sibuk mencari- tamah’
cari payung’ (28) Hapona dihiasi bak kekhlap-kekhlip
lampu hias.
2. Bentuk Reduplikasi Bahasa Pak-Pak ‘Rumahnya dihiasi dengan kerlap-kerlip
Boang lampu hias’
2.1 Dwilingga (pengulangan utuh)
(17) Ndaoh-ndaoh ‘jauh-jauh’ 2.4 Dwiwasana
(18) Khebak-khebak ‘sama-sama’ (29) Tekejut-kejut ‘terkejut-kejut’
(30) Mewakhi-wakhi ‘berhari-hari’
Ndaoh-ndaoh, khebak-khebak adalah bentuk
pengulangan kata dwilinga yaitu pengulangan Tekejut-kejut, mewakhi-wakhi merupakan
kata yang tidak merubah bentuk fisik dari akar pengulangan kata yang berbnentuk dwisana,
kata semula. pengulangan bagian belakang dari leksem.

Contoh kalimat: Contoh kalimat:


(19) Ndaoh-ndaoh aku khoh paen asa (31) Mebege kabakh ia enggo mate mbue
menengen ko ‘Jauh-jauh saya datang kalak tekejut-kejut.
kemari biar Melihat kamu.’ ‘Mendengar kabar kematiannya banyak
(20) Kekhajo en khebak-khebak kita orang terkejut-kejut’
menyiapkenna. ‘Kerja ini sama-sama kita (32) Enggo Mewakhi-wakhi umak oda balik
selesaikan’ mi hapo.
‘Sudah berhari-hari ibu tidak pulang
2.2 Dwipurwa (pengulangan sebagian) kerumah’
(21) Leluhukh ‘leluhur’
(22) Dedeholi ‘lelaki’ 2.5 Trilingga
(33) Dak-dekh-dokh ‘dar-der-dor’
Leluhukh, dedoholi, adalah bentuk (34) Ngak-ngek-ngok ‘ngak-ngek-ngok’
pengulangan kata dwipurwa yaitu
pengulangan bentuk dasar yang hanya salah Dakh-dekh-dokh, ngak-ngek-ngok merupakan
satu suku katanya saja yang diulang. pengulangan bentuk kata trilingga, kata
pengulangan dasar sebanyak tiga kali.
Contoh kalimat:
(23) Anak-anak pekhana sehakhusna Contoh kalimat:
mengikuti jejak leluhukh kita. (35) Dakh-dekh-dokh sokha senapang kalak
‘Anak-anak muda seharusnya mengikuti mepekhang
jejak leluhur kita.’ ‘Dar-der-dor suara senjata orang
(24) Zaman begenden anak dedeholi oda bisa berperang’
ne dipecaya khatana. (36) Ngak-ngek-ngok sokha anak dukak
‘Zaman sekarang anak lelaki tidak bisa tangis.
dipercaya semua.’

Yulsafli* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh


Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Juli 2016 Volume 26 Nomor 1 259

‘Ngak-ngek-ngok suara anak bayi (51) Kalak-kalak. ‘Orang-orang’


menangis’ Ia-ia, kalak-kalak merupakan reduplikasi
pembentuk pronomina yang menyatakan
3. Pembentuk Reduplikasi penegasan.
3.1 Reduplikasi Pembentuk Verba
(37) Hanjakh-hanjakh ‘pelan-pelan’ Contoh kalimat:
(38) Tokh-tokh ‘cepat-cepat’ (52) Ia-ia sambin keca kena kekhajo
sitabohna. ‘Dia-dia saja dapat kerja
Hanjakh-hanjakh, tokh-tokh adalah yang enak.’
pengulangan kata pembentuk verba yakni (53) Kekhina kalak-kalak si membangkang
makna gramatikal yang dapat dihasilkan dalam dihukum. ‘Semua orang-orang yang
proses reduplikasi dasar verba. membang-kang kena hokum.’

Contoh kalimat: 3.5 Reduplikasi Pembentuk Adverbia


(39) Hanjakh-hanjakh sambin letakken (54) Sada-sada ‘satu-satu’
pikhingi. ‘Pelan-pelan saja letakkan (55) Telu-telu ‘tiga-tiga’
piring itu’
(40) Tokh-tokh kona khoh mi sapo ku segen. Sada-sada, telu-telu adalah reduplikasi
‘Cepat-cepat kamu datang kerumah pembentuk adverbia sebagai nomina yang di
besok’ reduplikasikan

3.2 Reduplikasi Pembentuk Ajektifa Contoh kalimat:


(41) Mbekhu-mbekhu ‘cantik-cantik.’ (56) Sada-sada embahken bakhangna. ‘Satu-
(42) Mende-mende ‘baik-baik’ satu bawakan barangnya’
(57) Kekhina dapet hadiah telu-telu
Mbekhu-mbekhu, mende-mende merupakan ‘Semuanya mendapatkan hadiah tiga-
reuplikasi pembentuk ajektifa yang berupa tiga’
akar, kata turunan dan kata gabungan
3.6 Reduplikasi Pembentuk Interogatif
Contoh kalimat: (58) Kade-kadeen ‘apa-apaan’
(43) Kekhina anakna pate kelek mbekhu- (59) Asal-asalen ‘asal-asalan’
mbekhuna. ‘Semua anaknya sangat
cantik-cantik’ Kade-kadeen, asal-asalen, merupakan
(44) Pekhange anak pekhana sang kampong reduplikasi dengan pembentuk interogativa.
idi mende-mende. ‘Kelakuan anak
pemuda di desa itu baik-baik’ Contoh kalimat:
(60) Kade-kadeen ko khoh mi sapoku
3.3 Reduplikasi Pembentuk Nomina bekhngin-bekhngin begen.
(46) Sayukh-sayukhen ‘sayur-mayur’ ‘Apa-apaan kamu datang ke rumah saya
(47) Tetangga ‘tetangga’ malam-malam begini.’
(61) Oda mende karena kekhajona asal-
Sayukh-sayukhen, tetangga, langit-langit. asalen hambin.
bentuk reduplikasi nomina yang melahirkan ‘Kualitasnya tidak bagus karena
makna gramatikal menyatakan. dikerjakan asal-asalan saja.’

Contoh kalimat: 3.7 Reduplikasi Pembentuk Numeralia


(48) Kekhina kalak sekel kepangan sayukh- (62) Mepuluh-puluh ‘berpuluh-puluh’
sayukhen. ‘Semua orang suka memakan (63) Sekhatus-khatus ‘seratus-ratus’
sayur- mayur.’
(49) Tetangga hapoku khamah kekhina. Mepuluh-puluh, sekhatus-khatus merupakan
‘Tetangga rumah saya ramah semua.’ reduplikasi pembentuk numeralia.

3.4 Reduplikasi Pembentuk Pronomina Contoh kalimat:


(50) Ia-ia ‘Dia-dia’

Yulsafli* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh


Yulsafli, Reduplikasi Bahasa Pak-Pak Boang 260

(64) Mepuluh-puluh jokhma menema kepeng kata kerja dalam bentuk reduplikasi Bahasa
pembagien zakat. Pak-Pak Boang.
‘Berpuluh-puluh orang menanti uang (74) Cokhat-cokhet ‘corat-coret’
pembagian zakat.’ (75) Kekhlap-kekhlip ‘kelap-kelip’
(65) Kekhina dapet sekhatus-khatus. ‘Semua
dapat seratus-ratus.’ Cokhat-cokhet, kekhlap-kekhlip, khamah-
tamah.adalah kata Bahasa Pak-Pak Boang
4. Makna Reduplikasi yang memiliki makna saling atau resiproksi.
4.1 Makna Berulang atau Sering
Pengulangan untuk mendapatkan makna Contoh kalimat:
‘berulang-ulang atau sering dilakukan” (76) Bukuna kekhina habis tecokhat-cokhet.
terhadap kata kerja bentuk reduplikasi Bahasa ‘Bukunya semua habis tercorat-coret.’
Pak-Pak Boang. (77) lampu sang mesjid kekhina mekekhlap-
(66) Medalan-dalan ‘berjalan-jalan’ kekhli. ‘Lampu di mesjid semuanya
(67) Mangan-mangan ‘makan-makan’ kelap-kelip.’

Medalan-dalan, mangan-mangan adalah kata 4.4 Makna Proses


yang sering digunakan yang memiliki makna Pengulangan kata untuk mendapatkan
sering atau berulang-ulang. makna ‘proses’ dilakukan pada kata kerja,
dalam bentuk reduplikasi Bahasa Pak-Pak
Contoh kalimat: Boang berdasarkan makna yang dihasilkan
(68) Kekhajona setiap wakhi medalan- dari kata kerja tersebut.
dalan. ‘Kerjanya setiap hari hanya (78) Gupak-megupak ‘pukul-memukul’
berjalan-jalan.’ (79) Menengen-nengen ‘melihat-lihat’
(69) Anak-anaki hampekh setiap jam agakna
mangan-mangan sambin. Gupak-megupak, menengen-nengen
‘Anak-anak itu hampir setiap jam merupakan kata ulang berdasarkan bentuk dari
maunya makan-makan saja. proses akar kata yang menghasilkan makna
tertentu.
4.2 Makna Banyak
Pengulangan untuk mendapatkan makna Contoh kalimat:
‘banyak’ dilakukan bukan saja pada kata kerja (80) Anak sekolah si mekhubat i tekhus gupak-
tetapi berdasarkan makna dari kata kerja megupak.
dalam Bahasa Pak-Pak Boang. ‘Anak sekolah itu twuran dan terlibat
(70) Khame-khame ‘rame-rame’ aksi pukul-memukul.’
(71) Mbue-mbue ‘banyak-banyak’ (81) Kekhina kalak menengen-nengen anak
menguda si mbekhu idi.
Khame-khame, mbue-mbue, kalak-kalak ‘Semua orang melihat-lihat anak gadis
adalah kata yang banyak digunakan pada yang cantik itu.’
ucapan perbuatan yang bermakna banyak atau
perbuatan yang yang dikerjakan kebih dari 4.5 Makna Tiba-tiba
satu orang. Pengulangan untuk mendapatkan makna
“tiba-tiba” dilakukan terhadap kata kerja yang
Contoh kalimat: dihasilkan dalam bentuk reduplikasi Bahasa
(72) Penangko idi kena kekhoyok khame- Pak-Pak Boang.
khame. ‘Pencuri itu dikeroyok rame- (82) Medetak-detak ‘berdetak-detak’
rame.’ (83) Tegejut-gejut ‘terkejut-kejut’
(73) kekhina anakna mbue-mbue dapet
wakhisen. ‘Semua anaknya banyak- Medetak-detak, tegejut-gejut adalah
banyak mendapatkan warisan.’ pengulangan kata dalam bentuk secara tiba-
tiba yang menghasilkan makna tertentu sesuai
4.3 Makna Saling atau Resiprokae dengan kalimat yang diucapkan.
Pengulangan kata untuk mendapatkan
makna ‘saling atau resiproksi’ dilakukan pada Contoh kalimat :

Yulsafli* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh


Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Juli 2016 Volume 26 Nomor 1 261

(84) Jantungku medetak-detak cepet waktu ‘Sangking enaknya gulai itu sampe
kubege kona menenggo aku. kuahnya pun diisap-isapnya’
‘Jantungku berdetak-detak kencang
waku ku dengar kamu memanggilku.’ KESIMPULAN DAN SARAN
(85) Kekhina kalak tekejut-kejut waktu mege Kesimpulan
ia enggo mate. Setelah meneliti tentang “Reduplikasi
‘semua orang terkejut-kejut waktu Bahasa Pak-Pak Boang” yang telah
mendengar kematiannya.’ dilaksanakan pada masyarakat Kampung
Rundeng, Kecamatan Rundeng. Kota
4.6 Makna Santai Subulussalam, peneliti menemukan bahwa
Pengulangan kata untuk mendapatkan reduplikasai berdasarkan jenisnya ada empat
makna ‘santai’ dilakukan terhadap kata kerja jenis, yaitu (1) reduplikasi fonologis, (2)
dalam reduplikasi Bahasa Pak-Pak Boang reduplikasi sintaksis, (3) reduplikasi semantik,
dalam bentuk kalimat yang di sampaikan (4) reduplikasi morfologi.
sesuai dengan kata yang digunakan. Bentuk reduplikasi Bahasa Pak-Pak
(86) Mehembus-hembus ‘berhembushembus’ Boang adalah sebagai berikut: (1) reduplikasi
(87) Mekhasa-khasa ‘merasa-rasa’ dwilinga (pengulangan utuh, (2) reduplikasi
dwipurwa (pengulangan sebagaian), (3)
Mehembus-hembus, mekhasa-khasa reduplikasi dwilinga salin suara ( pengulangan
merupakan pengulangan kata Bahasa Pak-Pak dengan perubahan bunyi), (4) reduplikasi
Boang yang berbentuk kelas kata sederhana dwiwasana ( pengulangan bagian belakang
yang memiliki makna santai. leksem), (5) reduplikasi trilinga ( pengulangan
kata dasar sebanyak tiga kali).
Contoh kalimat: Bentuk reduplikasi Bahasa Pak-Pak
(88) Angin mehembus-hembu sang tepi pante Boang mempunyai proses pembentuk
gosong telaga. pengulangan kata yaitu, (1) reduplikasi
‘Angin berhembus-hembus di tepi pantai pembentuk verba, (2) reduplikasi pembentuk
gosong telaga.’ adjektifa, (3) reduplikasi pembentuk nomina,
(89) Unyak mekhasa-khasa khokhoh sang (4) reduplikasi pembentuk pronomina, (5)
belanga pate kelek tabohna reduplikasi pembentuk adverbial, (6)
‘Kakak merasa-rasa gulai yang ada di reduplikasi pembentuk interogativa, (7)
belanga sangant enak sekali’ reduplikasi pembentuk numeralia.

4.7 Makna Menikmati atau Merasakan Saran


Pengulangan untuk mendapatkan makna Hendaknya penelitian bahasa Pak-Pak
‘menikmati atau merasakan’ dilakukan Boang dapat dilanjutkan oleh peneliti lain
terhadap kata kerja yang dihasilkan dari untuk membahas lebih lanjut tentang
Bahasa Pak-Pak Boang. tatabahasa Pak-Pak Boang, baik dalam bidang
(133) Memangan-mangan ‘Memakan-makan’ sintaksis, semantik, maupun bidang yang
(134) diencep-encep ‘diisap-diisap’ lainnya.
Reduplikasi bahasa Pak-Pak Boang perlu
Memangan-mangan, mengencep-ngencep pendokumentasian dalam bentuk buku agar
adalah bentuk pengulangan yang memiliki terdapat dokumen tertulis, baik untuk bahan
makna menikmati atau merasakan sesuai ajar sebagai muatan lokal, maupun untuk
dengan konteks kalimat yang diucapkan oleh orang-orang yang hendak mempelajari bahasa
seseorang. Pak-Pak Boang.
Semua lapisan masyarakat penutur
Contoh kalimat: bahasa Pak-Pak Boang dan Pemerintah Kota
(136) Kekhina undangen sang bekas pesta idi Subulussalam hendaknya dapat menjaga
memangan-manganen sitabohna kelestarian dan pengembangan bahasa Pak-
‘semua undangan di tempat pesta itu Pak Boang sesuai dengan perkembangan
memakan-makann yang enak’. zaman. Dengan demikian, bahasa Pak-Pak
(137) Hakhu tabohna khokhona bak kuahna Boang tidak akan punah dan akan menjadi
diencep-encepna kebanggaan masyarakat Kota Subulussalam.

Yulsafli* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh


Yulsafli, Reduplikasi Bahasa Pak-Pak Boang 262

DAFTAR PUSTAKA Tumangger, suku Pak-Pak .(http://. www


Akbar, Osra M. 1985. Pemetaan Bahasa Aceh, @yahoo.com, diakses 18 Februari
Gayo dan Alas. Jakarta: Pusat 2011).
Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Alwasilah. A. Chaedar. 1985. Teori Linguistik.
Bandung: Angkasa.
Alwi, Hasan. dkk. 2003. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
AR, Syamsuddin dan Visma S. Damaianti.
2006. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya..
Badudu, J. S. dan Muhammad Zain. 1996.
Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Badan Pusat Statistik Aceh Singkil 2008.
Sejarah Kota Subulussalam. singkil:
BPS Singkil.
Cahyono, Bambang Yudi. 1994. Kristal-
Kristal Ilmu Bahasa. Malang:
Airlangga University Press.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa
Indonesia: Pendekatan Proses.
Jakarta:
Rineka Cipta.
__________. 2007. Kajian Bahasa: Struktur
Internal, Pemakaian dan
Pemelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
__________. 2006. Tata Bahasa Praktis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
__________. 2002. Pengantar Semantik
Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
__________. 1994. Linguistik Umum. Jakarta:
Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Bahasa.
Keraf, Gorys 1994. Komposisi. Jakarta. Nusa
Indah.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Sulaiman, Budiman. 1977. Bahasa Aceh.
Banda Aceh: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.

Yulsafli* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai