Identitas Novel
1. Sinopsis
Novel ini memiliki latar belakang jaman penjajahan Belanda di abad ke-20, di desa
Wonokromo, Surabaya. Seorang pemuda Jawa yang begitu cerdas, pandai, dan memiliki rasa
penasaran yang tinggi yaitu Minke. Minke adalah anak seorang Bupati, namun gelar
bangsawannya itu tidak pernah ia pakai. Dia mengkritisi priyayi Jawa yang terlalu mengagung-
agungkan kekuasaan, jabatan, atau kedudukan pria atas wanita. Dia menuntut ilmu di tempat
para bangsawan yaitu di H.B.S, Surabaya.
Selama menuntut ilmu, Minke bertemu dengan Robert Suurhof teman sekelasnya, Suurhof
juga mengenalkan Minke kepada Annelies Mellema dengan mengunjungi rumah Mellema.
Annelies merupakan seorang Indo-eropa dan adik Robert Mellema teman dari Suurhof. Saat
pertama kali bertemu dengan Annelies, Minke saat gugup dan ketakutan bersamaan dengan
Annelies yang mengenalkannya pada Nyai Ontosoro, seorang pribumi yang merupakan Ibu
dari Annelies. Rasa takut Minke kepada Nyai Ontosoro berangsur berubah menjadi kagum
karena sifat dan kemandirian yang dimiliki oleh Nyai Ontosoro. Dari awal pertemuan dengan
Annelies, Minke sudah jatuh cinta kepada Annelies. Namun, kunjungan Minke ke rumah
Mellema mendatangkan masalah kepadanya, karena dia adalah seorang pribumi.
Ayah Annelies yaitu Herman Mellema dan kakanya Robert Mellema menentang hubungan
Minke dan Annelies. Suurhof ternyata mencintai Annelies juga, ini membuat pertemanan
mereka regang, Suurhof juga berusaha dengan berbagai cara untuk menyingkirkan Minke.
Minke sampai harus terpaksa keluar dari sekolahnya karena isu mengenai hubungannya
dengan Nyai Ontosoro yang disebarkan oleh Suurhof. Padahal saat itu Minke sedang menjalin
hubungan dengan Annelies, yaitu hubungan pernikahan.
Permasalahan datang kembali ketika Herman Mellema (ayah Annelies) meninggal dunia,
kasusnya pun diselidiki oleh kepolisian. Nyai Ontosoro dan Minke tersangkut dalam kasus
tersebut, hakim menyatakan bahwa pernikahan Nyai Ontosoro dan Herman Mellema tidak
sah dimata hukum, sehingga Nyai Ontosoro tidak mempunyai hak atas harta kekayaan
Herman dan juga hak asuh Annelies. Annelies yang masih berusia 17 tahun juga harus tinggal
bersama orang tua asuhnya di Belanda. Nyai Ontosoro dan Minke suaminya hanya bisa
pasrah deengan hukum yang ditetapkan.
Hari penjemputan Annelies pun tiba, hari dimana Annelies harus pergi meninggalkan
ibunya Nyai Ontosoro dan juga suaminya Minke ke Belanda. Annelies mencoba tegar saat
harus meninggalkan dua orang terkasihnya, untuk mengikuti hukum Eropa dengan sebaik-
baiknya dan dengan sehormat-hormatnya.
2. Struktur
3. Kebahasaan
4. Nilai-nilai
No. Nilai Peristiwa/nilai
1 Budaya Budaya Jawa yang mengajarkan untuk ikhlas, sederhana, saling
menghormati dan sabar
2 Moral Bersalaman atau menjabat tangan seseorang saat bertemu
3 Agama Mengingat Tuhan dengan melanturkan kalimat pujian kepada Tuhan
4 Sosial Berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan
5 Estetis Kalimat yang tersusun dan penggunaan bahasa Belanda pada beberapa
kata membuat hidup suasana yang tempo dulu