Anda di halaman 1dari 4

buktiTUGAS 2: NOVEL SEJARAH

Nama /Nomor daftar hadir : Ghina Jauza Nurahmah /15


Kelas : XII. 4

Identitas Novel

Judul Bumi Manusia


Penulis Pramoedya Ananta Toer
Cover Penerbit, kota, tahun Hasta Mitra, Yogyakarta, 2001
Cetkan ke- Tujuh
Jumlah halaman 405 halaman
ISBN 979-8659-12-0

1. Sinopsis

Novel ini memiliki latar belakang jaman penjajahan Belanda di abad ke-20, di desa
Wonokromo, Surabaya. Seorang pemuda Jawa yang begitu cerdas, pandai, dan memiliki rasa
penasaran yang tinggi yaitu Minke. Minke adalah anak seorang Bupati, namun gelar
bangsawannya itu tidak pernah ia pakai. Dia mengkritisi priyayi Jawa yang terlalu mengagung-
agungkan kekuasaan, jabatan, atau kedudukan pria atas wanita. Dia menuntut ilmu di tempat
para bangsawan yaitu di H.B.S, Surabaya.
Selama menuntut ilmu, Minke bertemu dengan Robert Suurhof teman sekelasnya, Suurhof
juga mengenalkan Minke kepada Annelies Mellema dengan mengunjungi rumah Mellema.
Annelies merupakan seorang Indo-eropa dan adik Robert Mellema teman dari Suurhof. Saat
pertama kali bertemu dengan Annelies, Minke saat gugup dan ketakutan bersamaan dengan
Annelies yang mengenalkannya pada Nyai Ontosoro, seorang pribumi yang merupakan Ibu
dari Annelies. Rasa takut Minke kepada Nyai Ontosoro berangsur berubah menjadi kagum
karena sifat dan kemandirian yang dimiliki oleh Nyai Ontosoro. Dari awal pertemuan dengan
Annelies, Minke sudah jatuh cinta kepada Annelies. Namun, kunjungan Minke ke rumah
Mellema mendatangkan masalah kepadanya, karena dia adalah seorang pribumi.
Ayah Annelies yaitu Herman Mellema dan kakanya Robert Mellema menentang hubungan
Minke dan Annelies. Suurhof ternyata mencintai Annelies juga, ini membuat pertemanan
mereka regang, Suurhof juga berusaha dengan berbagai cara untuk menyingkirkan Minke.
Minke sampai harus terpaksa keluar dari sekolahnya karena isu mengenai hubungannya
dengan Nyai Ontosoro yang disebarkan oleh Suurhof. Padahal saat itu Minke sedang menjalin
hubungan dengan Annelies, yaitu hubungan pernikahan.
Permasalahan datang kembali ketika Herman Mellema (ayah Annelies) meninggal dunia,
kasusnya pun diselidiki oleh kepolisian. Nyai Ontosoro dan Minke tersangkut dalam kasus
tersebut, hakim menyatakan bahwa pernikahan Nyai Ontosoro dan Herman Mellema tidak
sah dimata hukum, sehingga Nyai Ontosoro tidak mempunyai hak atas harta kekayaan
Herman dan juga hak asuh Annelies. Annelies yang masih berusia 17 tahun juga harus tinggal
bersama orang tua asuhnya di Belanda. Nyai Ontosoro dan Minke suaminya hanya bisa
pasrah deengan hukum yang ditetapkan.
Hari penjemputan Annelies pun tiba, hari dimana Annelies harus pergi meninggalkan
ibunya Nyai Ontosoro dan juga suaminya Minke ke Belanda. Annelies mencoba tegar saat
harus meninggalkan dua orang terkasihnya, untuk mengikuti hukum Eropa dengan sebaik-
baiknya dan dengan sehormat-hormatnya.

2. Struktur

No. Struktur Kutipan


1 Abstraksi Robert Suurhof yang mengajak Minke ke kedai Tuan Belanda di
pagi hari, tetapi tidak diperbolehkan masuk karena mereka
adalah bangsa pribumi. Akhirnya mereka pergi ke kedai Baba
China (Ah Djong). Di Kedai tersebut Suurhof menceritakan
tentang Annelies dan menantang Minke untuk menemui
Annelies.
2 Orientasi Novel ini memiliki latar belakang jaman penjajahan Belanda di
abad ke-20, di desa Wonokromo, Surabaya. Seorang pemuda
Jawa yang begitu cerdas, pandai, dan memiliki rasa penasaran
yang tinggi yaitu Minke. Minke adalah anak seorang Bupati,
namun gelar bangsawannya itu tidak pernah ia pakai. Dia
mengkritisi priyayi Jawa yang terlalu mengagung-agungkan
kekuasaan, jabatan, atau kedudukan pria atas wanita. Dia
menuntut ilmu di tempat para bangsawan yaitu di H.B.S,
Surabaya.
3 Pengungkapan Selama menuntut ilmu, Minke bertemu dengan Robert Suurhof
Peristiwa teman sekelasnya, Suurhof juga mengenalkan Minke kepada
Annelies Mellema dengan mengunjungi rumah Mellema. Annelies
merupakan seorang Indo-eropa dan adik Robert Mellema teman
dari Suurhof. Saat pertama kali bertemu dengan Annelies, Minke
saat gugup dan ketakutan bersamaan dengan Annelies yang
mengenalkannya pada Nyai Ontosoro, seorang pribumi yang
merupakan Ibu dari Annelies. Rasa takut Minke kepada Nyai
Ontosoro berangsur berubah menjadi kagum karena sifat dan
kemandirian yang dimiliki oleh Nyai Ontosoro. Dari awal
pertemuan dengan Annelies, Minke sudah jatuh cinta kepada
Annelies. Namun, kunjungan Minke ke rumah Mellema
mendatangkan masalah kepadanya, karena dia adalah seorang
pribumi.
4 Konflik Ayah Annelies yaitu Herman Mellema dan kakanya Robert
Mellema menentang hubungan Minke dan Annelies. Suurhof
ternyata mencintai Annelies juga, ini membuat pertemanan
mereka regang, Suurhof juga berusaha dengan berbagai cara
untuk menyingkirkan Minke. Minke sampai harus terpaksa keluar
dari sekolahnya karena isu mengenai hubungannya dengan Nyai
Ontosoro yang disebarkan oleh Suurhof. Padahal saat itu Minke
sedang menjalin hubungan dengan Annelies, yaitu hubungan
pernikahan.
5 Komplikasi Permasalahan datang kembali ketika Herman Mellema (ayah
Annelies) meninggal dunia, kasusnya pun diselidiki oleh
kepolisian. Nyai Ontosoro dan Minke tersangkut dalam kasus
tersebut, hakim menyatakan bahwa pernikahan Nyai Ontosoro
dan Herman Mellema tidak sah dimata hukum, sehingga Nyai
Ontosoro tidak mempunyai hak atas harta kekayaan Herman dan
juga hak asuh Annelies. Annelies yang masih berusia 17 tahun
juga harus tinggal bersama orang tua asuhnya di Belanda. Nyai
Ontosoro dan Minke suaminya hanya bisa pasrah deengan hukum
yang ditetapkan.
6 Resolusi Hari penjemputan Annelies pun tiba, hari dimana Annelies harus
pergi meninggalkan ibunya Nyai Ontosoro dan juga suaminya
Minke ke Belanda. Annelies mencoba tegar saat harus
meninggalkan dua orang terkasihnya, untuk mengikuti hukum
Eropa dengan sebaik-baiknya dan dengan sehormat-hormatnya.
7 Koda

3. Kebahasaan

No. Kebahasaan Kutipan


1 Kalimat lampau Kereta api – kereta tanpa kuda, tanpa sapi,
tanpa kerbau, - belasan tahun telah
disaksikan sebangsaku.
2 Konjungsi temporal Tigabelas tahun kemudian catatan pendek
ini kubacai dan kupelajari kembali, kupadu
dengan impian, khayal.
3 Kata kerja material “Nampaknya kau tak suka pada sepakbola.
Aku pun tidak. Mari duduk di tempat lain,”
ia berdiri menyilakan, mengulurkan tangan,
dengan manjanya minta digandeng.
4 Kalimat tidak langsung Tidak ada orang yang tidak suka pujian, kata
guruku.
5 Kata kerja mental Rasanya tak layak tak mempercayai guru.
6 Kalimat langsung “Kejam sekali, Jean.”
“Ya,” ia mendeham, kemudian menghisap
rokoknya.
“Kau suka bicara tentang keindahan, Jean.
Di mana keindahan suatu kekejaman,
Jean?”
7 Kata sifat (tempat) Sebuah rumah bergaya Tiongkok
berpelantaran luas dan terpelihara rapi
dengan pagar hidup. Catnya serba merah.
Kata sifat (tokoh) Yang penting: ada di antaranya yang paling
banyak kupandangi: seorang dara, cantik,
kaya, berkuasa, gilang-gemilang, seorang
pribadi yang memiliki segala, kekasih para
dewa.
Kata sifat (suasana) Seperti pada kedatanganku yang pertama
uga sekarang timbul perasaan itu dalam
hati: seram.
8 Kata/frasa bermakna kias Dan inilah rupanya Nyai Ontosoroh yang
banyak dibicarakan orang, buah bibir
penduduk Wonokromo dan Surabaya, Nyai
penguasa Boerderij Buitenzorg.
9 Pribahasa

4. Nilai-nilai
No. Nilai Peristiwa/nilai
1 Budaya Budaya Jawa yang mengajarkan untuk ikhlas, sederhana, saling
menghormati dan sabar
2 Moral Bersalaman atau menjabat tangan seseorang saat bertemu
3 Agama Mengingat Tuhan dengan melanturkan kalimat pujian kepada Tuhan
4 Sosial Berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan
5 Estetis Kalimat yang tersusun dan penggunaan bahasa Belanda pada beberapa
kata membuat hidup suasana yang tempo dulu

5. Bukti novel sejarah (berdasarkan novel yang Anda baca)

Fakta Kutipan Halaman


Raden Mas Djokomono Tirto Adhi “orang memanggil aku: Minke” 1
Soerjo
Hoogere Burgerschool (HBS) di “Biar aku ceritakan: dia temanku sekolah di 6
Surabaya, kini menjadi SMA kompleks H.B.S., jalan H.B.S., Surabaya.”
terdiri dari SMA Negeri 1 Surabaya,
SMA Negeri 2 Surabaya, SMA Negeri 5
Surabaya, dan SMA Negeri 9 Surabaya
Jalan Kranggan, Jawa Timur “Bingkai besi roda karper itu gemeratak 9
Jalan Blauran, Jawa Timur menggiling jalanan batu Jalan Kranggan, ke
Jalan Wonokromo, Jawa Timur Blauran, menuju ke Wonokromo.”

Anda mungkin juga menyukai