Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Hadits Tematik “ Perpecahan Umat Nabi SAW

Dosen Pengampu :

Muhammad Amri Amin M.Pd.I

Penyusun :

L. Muhammad Khairurrozikin

Muhamad Iqbal Hamdani

Fakultas Agama Islam

Universitas Nahdlatul Wathan

2022/2023

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana bunyi hadits tentang perpecahan umat Nabi Muhammad
SAW dan terjemahnya ?
b) Bagaimana penjelasan umala terhadap hadits tersebut?
c) Terpecah menjadi kelomok apa saja umat nabi Muhammad SAW ?
C. Tujuan
a) Untuk mengetahui bunyi hadits tentang perecahan umat Nabi
Muhammad SAW dan terjemahnya!
b) Untuk mengetahui penjelasan ulamat terhadap hadits tersebut !
c) Untuk mengetahui menjadi kelompok apa saja umat Nabi Muhammad
SAW !

BAB II
PEMBAHASAN
A. Bunyi hadits tentang perpecahan umat Nabi Muhammad SAW
Dalam sejarah islam telah tercatat adanya firqah-firqah
( golongan ) di lingkungan umat islam, yang antara satu sama yang lain
bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk diperdamaikan,
apalagi untuk dipersatukan.
Hal ini sudah menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa diubah
lagi, dan sudah menjadi ilmu pengetahuan yang termaktub dalam kitab
kitab agama, terutama dalam kitab kitab usuludhin1
Banyak hadits-hadits yang berkaitan dengan hal ini, dan salah
satunya yaitu hadits yang di riwayatkan At Thabrani :
‫ْبِع ْيَن‬TT‫ َو الِّذ ي َنْفِسْي ُمَحَّمٍد ِبَيِدِه َلَتْفَتِر ُق ُاَّمِتْي َعلٰي َثَلٍث َو س‬: ‫َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا َص ّلٰي هللا َع َلْيِه َو سَّلْم‬
‫ َاْه ُل الُّس َّنِة‬: ‫ َق اَل‬، ‫ َم ْن ُهْم َياَر ُسْو َل ِهللا‬: ‫ِفْر َقًة َفَو اِح َد ٌة ِفْي اْلَج َّنِة َوِثْنَتاِن َو َس ْبُعْو َن ِفْي الَّناِر ِقْيَل‬
) ‫َو اْلَج َم اَع ِة ( رواه الطبَر ني‬
Artinya : Rasulullah saw bersabda : demi Tuhan yang menguasai
jiwa Muhammad, sungguh umatku nanti akan pecah menjadi 73 golongan,
satu golongan masuk surga dan yang 72 golongan akan masuk neraka,
seorang sahabat bertanya “ siapakah mereka yang masuk surga itu, ya
Rosulalloh ? “ Rosul menjawab “ Mereka itu adalah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah “ ( HR. Thabrani )

B. Penjelasan ulama mengenai hadits tersebut


I. Kualitas Hadits perpecahan umat
Hadis-hadis yang menyatakan perpecahan umat banyak sehingga
bisa dipilah menjadi tiga kelompok:

 Kelompok hadis yang menyebutkan umat terpecah menjadi 73


kelompok.
Mengenai kelompok hadis pertama, yaitu yang menyatakan
perpecahan umat Islam menjadi 73 kelompok, tetapi tanpa
tambahan, status hadisnya sahih. Tidak ada ulama yang men-
dha’îf-kannya
 Kelompok hadis yang menyebutkan 73 kelompok dengan
tambahan “kulluhâ fî an-nâr illâ wâhidatan” (semuanya di neraka,
kecuali satu).

1
(Abbas, 2016)
Kelompok hadis kedua, dengan tambahan “kulluhâ fî an-
nâri illâ wâhidah (semuanya di neraka, kecuali satu), telah
dinyatakan lebih dari satu riwayat dengan status sahih, atau dinilai
sebagai hasan
 Kelompok hadis yang menyebutkan 73 kelompok disertai
tambahan “kulluhâ fî al-jannati illâ wâhidatan” (semuanya di surga,
kecuali satu).
Adapun kelompok hadis yang ketiga dengan tambahan
“kulluhâ fî al-jannati illâ wâhidatan” (semuanya di surga, kecuali
satu), riwayatnya di-dhâ’îf-kan oleh banyak ulama.

Jadi, ringkasnya hadis perpecahan umat Islam menjadi 73


kelompok tanpa tambahan statusnya sahih. Lalu hadis yang sama
dengan tambahan “kulluhâ fî an-nâri illâ wâhidatan” (semuanya di
neraka, kecuali satu) dinyatakan hasan oleh banyak ulama. Adapun
hadis yang sama, dengan tambahan “kulluhâ fî al-jannati illâ
wâhidatan” (semuanya di surga, kecuali satu), telah di-dha’îf-kan oleh
banyak ulama. Yang mensahihkan atau menilai hasan hadis terakhir ini
sedikit sekali.
Karena itu Syaikh al-‘Alim ‘Atha’ Abu Rasythah menguatkan
status tambahan yang bisa digunakan, yaitu “kulluhâ fî an-nâri illâ
wâhidatan” (semuanya di neraka, kecuali satu). Adapun tambahan yang
lain, “kulluhâ fî al-jannati illâ wâhidatan” (semuanya di surga, kecuali
satu), tidak bisa digunakan.2
II. Makna hadits perpecahan umat Nabi Muhammad SAW.
Mengenai maknanya, ada dua:
a. Konotasi hakiki.
Artinya, umat Islam ini memang benar-benar terpecah menjadi 73
kelompok. Hanya saja, semuanya tetap merupakan umat Islam, meski
ada yang masuk neraka. Ini dijelaskan oleh Imam al-Khaththabi, dalam
Ma’âlim as-Sunan, “Di dalam hadis ini ada petunjuk bahwa semua
kelompok ini masih merupakan umat Islam dan tidak keluar dari agama
ini. Pasalnya, Nabi saw. masih menjadikan mereka sebagai bagian dari
umatnya.” Itu artinya, umat Islam benar-benar terpecah menjadi 73
kelompok; ada yang selamat dan ada yang masuk neraka, tetapi tidak
kekal di dalamnya.
Mengenai kelompok yang selamat ini (al-firqah an-nâjiyah), dalam
riwayat ini maupun riwayat yang lain, adalah mereka yang terikat
dengan tuntunan Nabi saw. dan para sahabatnya. Dalam riwayat lain
digunakan redaksi “Jamâ’ah”. Karena itu ada yang menyebut kelompok
yang selamat itu adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah, yaitu mereka yang

2
(Al-wa'ie, 2018)
terikat dengan tuntunan Nabi saw. serta menjaga dan memperjuangkan
jamaah [Khilafah].

b. Konotasi majaz.
Artinya, yang dimaksud oleh hadis ini bukan makna yang
sesungguhnya, melainkan kiasan. Tepatnya, hadis ini merupakan uslub
Nabi untuk mengingatkan umatnya, agar tidak mengikuti Yahudi dan
Nasrani, berpecah-belah hingga menjadi sekian kelompok. Jumlah di
sini juga tidak berarti secara harfiah sebanyak itu, tetapi bisa diartikan
katsrah (menjadi banyak). Kalimat dalam hadis ini memang berupa
kalimat berita [kalam khabar], tetapi mempunyai konotasi larangan
(nahy). Lalu bagaimana caranya agar tetap selamat? Jawabannya adalah
dengan berpegang teguh pada tuntunan Nabi saw. dan jamaah kaum
Muslim [Khilafah]. Kalau tidak ada, maka kita harus meninggalkan
berbagai kelompok yang menyeru ke Neraka Jahanam, sebagaimana
yang dijelaskan dalam hadits Hudzaifah al-Yaman.3

C. Kelompok-kelompok umat Nabi Muhammad SAW


Dalam kitab Bugyatul mustarsyidin, karangan Syaikh
Abdurrahman bin Muhammad bin Husaen bin umar dijelaskan bahwa 72
firqh yang sesat itu berpokok pada 7 firqoh, yaitu :
1) Kaum Syiah, kaum yang berlebih lebihan memuja sayyidina ‘Ali
Karamallahu Wajhah. Mereka tidak mengakui khilafah-khilafah Abu
Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu’anhum. Kaum Syiah terbagi
menjadi 22 aliran.
2) Kaum Khawarij, yaitu kaum yang berlebi-lebihan membenci
sayyidina ‘Ali, bahkan ada diantaranya mengkafirkan sayyidina.
Firqah ini berfatwa bahwa orang orang yang berbuat dosa besar
menjadi kafir. Kaum Khawarij terpecah menjadi 20 aliran.
3) Kaum Mu’tazilah, yaitu kaum yang berfaham bahwa Tuhan tidak
mempunyai sifat, manusia membuat pekerjaannya sendiri, bahwa
Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata dalam surga, bahwa orang yang
mengerjakan dosa besar diletakkan di antara dua tempat, dan mi’roj
Nabi hanya dengan roh saja, dll. Kaum Mu’tazilah terpecah menjadi
20 golongan.
4) Kaum murji’ah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa membuat
maksiyat ( kedurhakaan ) tidak memberi mudarat kalau sudah
beriman, sebagaimana membuat kebajikan tidak memberi manfaat jika
kafir. Aliran ini pecam menjadi 5 aliran.

3
(Al-wa'ie, 2018)
5) Kaum Najariah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa perbuatan
manusia adalah makhluk, yakni dijadikan Tuhan, tetapi mereka
berpendafat sifat Tuhan tidak ada. Kaum murji’ah pecah menjadi 3
aliran.
6) Kaum Jabariyah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa, manusia
majbur, artinya tidak berdaya apa-apa. Kasab atau usaha tidak ada
sama sekali. Kaum ini hanya 1 aliran.
7) Kaum Musyabbhah , kaum yang memfatwakan bahwa ada keserupaan
Tuhan dan dengan manusia, umpamaya berkaki, bertangan, duduk
diatas kursi, naik tangga, turun tanggga dan lain-lain. Kaum ini hanya
1 aliran. 4
Jadi jumlah semuanya adalah adalah 72, satu lagi yang selamat.
a) Syiah : 20 aliran
b) Khawarij : 20 aliran
c) Mu’tazilah : 20 aliran
d) Murjiah : 5 aliran
e) Najariah : 3 aliran
f) Jabariah : 1aliran
g) Musyabihah : 1 aliran

4
(Abbas, 2016)
BAB III
PENUTUP
A. Penutup
Demikian makalah yang bisa kami paparkan, semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi para pmbaca. Dan kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan atau penjelasan makalahbini ada yang kurang tepat. Untuk itu
kami sangat berharap atas kritik dan saran para pembaca, supaya kami bisa
memperbaiki makalah ini di kemudian hari.
B. Kesimpulan
Daftar Pustaka

Abbas, K. S. (2016). I'tiqad Ahlissunnah Wal Jamaah. Jakarta: Pustaka Tarbiyah Baru.

Al-wa'ie. (2018, Februari Kamis). Bagaimana Kedudukan Hadis Tentang Perpecahan


Umat Islam? Retrieved from Media Poliik dan Dakwah Al-Wa'ie: https://al-
waie.id/soal-jawab/bagaimana-kedudukan-hadis-tentang-perpecahan-umat-
islam/

Anda mungkin juga menyukai