Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MENULIS JURNAL PEMBELAJARAN

(LEARNING JOURNAL)

(LEARNING JOURNAL)
Program Pembekalan : Pembekalan Penugasan Khusus Nusantara Sehat Individu
Angkatan : V (Lima)
Materi : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
dalamMasa Pandemi COVID-19
Nama Peserta : Adventina Ratilowa Heron,A.Md.Keb
Lembaga Penyelenggara : BaPelkes Semarang

Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa


tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019, ditetapkan bahwa tujuan
Kementerian Kesehatan RI tahun 2015-2019 ada dua, salah satunya adalah meningkatkan
status kesehatan masyarakat. Indikator keberhasilannya adalah menurunnya AKI dan AKB;
meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta
pembiayaan kegiatan promosi kesehatan promotif dan preventif; meningkatnya upaya
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan. Promosi kesehatan merupakan intervensi strategis dalam
memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, terkait dengan upaya
kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas dijelaskan bahwa Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas adalah pusat
kesehatan masyarakat terdepan yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Fungsional (UPF)
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di tingkat Kecamatan.
Kebijakan nasional promosi kesehatan ditujukan untuk mendukung tujuan pembangunan
jangka panjang bidang kesehatan 2005-2025 yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat adalah perilaku. Upaya pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat adalah melalui promosi kesehatan. Upaya promosi
kesehatan pada prinsipnya adalah memberdayakan masyarakat agar mampu secara mandiri
meningkatkan kesehatannya serta mencegah terjadinya masalah kesehatan, melalui penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa pengelolaan promosi kesehatan di
puskesmas, harus mengacu pada beberapa hal yaitu:
a. Permenkes 75 tahun 2014 tentang Puskesmas, hal ini menyangkut beberapa ketentuan
yang berkaitan dengan program atau upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh
puskesmas; Sumberdaya manusia yaitu tenaga kesehatan, dana serta saranaprasarana
yang dimiliki/ dikelola puskesmas; Promosi Kesehatan di Puskesmas merupakan upaya
kesehatan masyarakat esensial artinya harus dilaksanakan oleh puskesmas
b. Tenaga kesehatan memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan promosi kesehatan di puskesmas. Sehubungan dengan itu, tenaga
kesehatan yang terlibat dalam pengelolaan upaya promosi kesehatan di puskesmas
harus mempunyai kompetensi yang memadai, berdasarkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap profesional untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini,
sesuai dengan ketetapan yang tertera pada Undang Undang Nomor 26 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan. Pada pasal 13, dijelaskan bahwa Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, baik dalam jumlah,
jenis maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin keberlangsungan
pembangunan kesehatan.
c. Kebijakan promosi kesehatan yaitu mengutamakan upaya pemberdayaan masyarakat
untuk ber-perilaku hidup bersih dan sehat dan berperan aktif dalam upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat yang didukung oleh kebijakan publik berwawasan
kesehatan. Upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan secara komprehensif,
yaitu di dalam dan di luar gedung puskesmas, penyelenggaraannya terintegrasi dengan
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menerapkan strategi / ruang
lingkup upaya promosi kesehatan yaitu advokasi, KIE, pemberdayaan masyarakat,
peningkatan kapasitas sumberdaya promosi kesehatan serta melakukan penggalangan
kemitraan. Sasaran promosi kesehatan meliputi individu, keluarga dan masyarakat yang
rentan terhadap masalah kesehatan, kemudian tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi
panutan masyarakat, lintas sektor, organisasi kemasyarakatan, penentu kebijakan serta
berbagai mitra potensial pendukung upaya promosi kesehatan di puskesmas.
d. Kegiatan promosi kesehatan, menjadi salah satu indikator akreditasi puskesmas.
e. Pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas, diharapkan dapat menerapkan ke lima
ruang lingkup promosi kesehatan tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling
memperkuat untuk mencapai tujuan promosi kesehatan.
f. Pengelolaan promosi kesehatan di puskesmas mengacu pada manajemen puskesmas
dengan menerapkan langkah-langkah P1= persiapan, P2=Perencanaan, P3=
Pelaksanaan serta P4= Pemantauan dan Penilaian.
g. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh semua pengelola
program kesehatan yang ada di puskesmas serta menyatu dengan UKM dan UKP.
h. Pengelolaan promosi kesehatan diarahkan untuk meningkatkan dukungan kebijakan
publik berwawasan kesehatan dalam upaya meningkatkan jumlah serta kualitas UKBM,
cakupan program termasuk capaian PHBS di Rumah Tangga dan tatanan lainnya, serta
kinerja puskesmas dalam mendukung pencapaian SPM Kabupaten/Kota.
Dampak dari pelaksanaan promosi kesehatan yang dikelola dengan baik dan optimal akan
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan di puskesmas yaitu terwujudnya
masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan
sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, sehingga menjadi Kecamatan Sehat.
Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Penilaian Upaya Promosi
Kesehatan di Puskesmas antara lain:
a. Perencanaan Membuat rencana kegiatan pemantauan dan penilaian, meliputi
penetapan :
1) Tujuan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan Materi Inti 7.
Promosi Kesehatan.
2) Metode pelaksanaan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan
3) Sasaran/ lokasi pelaksanaan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi
kesehatan.
4) Petugas pelaksana pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan.
5) Waktu pelaksanaan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan.
6) Indikator pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan.
7) Instrumen pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan (apabila
intrumen belum ada, harus dikembangkan terlebih dahulu).
8) Pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas petugas pelaksana pemantauan
dan penilaian kegiatan promosi kesehatan.
9) Format pencatatan atau sistematika laporan kegiatan pemantauan dan
penilaian kegiatan promosi kesehatan.
10) Alokasi dana yang akan digunakan untuk pelaksanaan pemantauan dan
penilaian kegiatan promosi kesehatan
b. Pelaksanaan
1) Melaksanaan kegiatan pemantauan dan penilaian promosi kesehatan, sesuai
rencana yang telah dibuat.
2) Menganalisa hasil kegiatan pemantauan dan penilaian promosi kesehatan.
Membandingkan hasil dengan target.
3) Membuat kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisa kegiatan
pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan.
4) Penyusunan laporan kegiatan pemantauan dan penilaian promosi kesehatan
c. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut atau program kerja kegiatan promosi
kesehatan selanjutnya berdasarkan evidensi (hasil pemantauan dan penilaian).
Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan penilaian mengacu pada langkah-langkah
kegiatan pemantauan dan penilaian promosi kesehatan tersebut diatas, yaitu:
1) Menyusun perencanaan pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan
di puskesmas Materi Inti.
Dalam menyusun rencana kegiatan pemantauan dan penilaian, meliputi
penetapan:
a) Tujuan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan.
b) Jenis kegiatan pemantuan dan penilaian ( pertemuan persiapan,
penyusunan instrumen, standarisasi petugas pelaksana, penyelesaian
administrasi, penyiapan lapangan, pelaksanaan, pengolahan data,
penyusunan rekomendasi dan rencana tindak lanjut, pembuatan
laporan, dll).
c) Metode pelaksanaan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi
kesehatan.
d) Sasaran/ lokasi pelaksanaan pemantauan dan penilaian kegiatan
promosi kesehatan.
e) Petugas pelaksana pemantauan dan penilaian kegiatan promosi
kesehatan.
f) Waktu pelaksanaan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi
kesehatan.

Sejak bulan Maret 2020 WHO telah menetapkan sebagai pandemi dan Indonesia
menetapkan sebagai Bencana Nasional yang perlu penanganan secara komprehensif. COVID-
19, sangat mudah menular dari manusia yang sakit ke manusia sehat, sehingga jumlah kasus
positif setiap hari terus mengalami peningkatan. Saat ini, kasus positif COVID-19 sudah ada
semua provinsi di Indonesia (34 provinsi). Pandemi COVID-19 berdampak pada berbagai
permasalahan yaitu status kesehatan masyarakat, ekonomi, pendidikan, kondisi sosial-budaya
masyarakat termasuk adanya stigma tentang COVID-19 yang menimbulkan diskriminasi,
gangguan keamanan, dll
Presiden RI, menetapkan pandemi COVID-19, sebagai bencana nasional yang harus
ditangani secara komprehensif dengan mengerahkan semua sumberdaya yang ada serta
melibatkan semua intitusi pemerintah, swasta dan potensi masyarakat. PP Nomor 82 Tahun
2020, tentang Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, secara resmi
telah membubarkan Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dan membentuk Satuan Tugas
(Satgas) Penanganan COVID-19 untuk percepatan penanganan COVID-19. Kementerian
Dalam Negeri mengeluarkan Pedoman Manajemen Penanggulangan COVID-19 tahun 2020
bagi Pemerintah Daerah dari pusat dan daerah. Kemendagri membentuk Tim Gugus Tugas
Penaggulangan COVID-19 di tingkat pusat/nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan
sampai desa/kel. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Teringgal dan Transimagrasi,
mengeluarkan Surat Edaran No 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap COVID-19 dan
Penegasan Padat Karya Tunai Desa. Kemenkes dalam penanggulangan COVID-19 juga
mengeluarkan kebijakan agar Dinakes Prov, Kab/Kota, Puskesmas, Rumah Sakit dan Yankes
lainnya, secara optimal melakukan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Promosi kesehatan dalam penanggulangan
COVID-19 merupakan proses untuk memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar
tahu, mau dan mampu menerapkan PHBS pencegahan dan pengendalian COVID-19, melalui
kegiatan penyebarluasan informasi, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan
aktif mendukung perubahan perilaku dan lingkungannya, sehingga tetap sehat dan tidak tertular
COVID-19.
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan UKM
dan UKP tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya, dalam rangka mewujudkan Kecamatan Sehat-Kab/Kota Sehat.
Peran Puskesmas dalam penanggulangan COVID-19, secara koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi melakukan upaya kesehatan mengacu pada kebijakan yang ada, yaitu dalam
kegiatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, maupun sebagai pemberi layanan
kesehatanyang mengacu pada Permenkes No. 43 Th. 2019 serta Petunjuk Teknis Puskesmas
dalam Penanggulangan COVID-19 yang telah dikeluarkan oleh Kemenkes RI.
Prinsip dari Paradigma sehat itu sendiri antara lain: Pertanggungjawaban wilayah;
Kemandirian masyarakat; Ketersediaan akses pelayanan kesehatan teknologi tepat guna;
Keterpaduan dan kesinambungan.
Fungsi: UKP dan UKM tingkat pertama adalah: Penyuluhan, edukasi dan konseling;
Pemberdayaan masyarakat; Pelatihan kader; dan Advokasi yang dilakukan melalui kemitraan.
Penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan
kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dalam berbagai tatanan, dengan membuka
jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan cara melakukan advokasi, pembinaan suasana,
gerakan pemberdayaan masyarakat, mengembangkan kemampuan dan keterampilan
perorangan, serta mengarahkan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif, dengan tujuan agar masyarakat dapat mengenali, memelihara, melindungi, dan
meningkatkan kesehatannya.
Tujuan mewujudkan wilayah kerja puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang
memiliki perilaku sehat dan mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;
mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan
memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Tugas penyuluhan tidak hanya sekedar melakukan kegiatan penyebarluasan informasi
saja, melainkan berupaya agar individu, keluarga, dan masyarakat meningkat literasi (tahu,
mau, dan mampu) dalam menerapkan PHBS.
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam penanggulangan COVID-19 merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri melakukan upaya
pencegahan dan pengendalian agar tidak tertular COVID-19 dan berperan aktif melakukan
upaya promosi kesehatan, mewujudkan masyarakat di lingkungannya bebas COVID-19.
Penerapan PHBS merupakan kunci keberhasilan upaya pencegahan dan pengendalian
agar individu, keluarga dan masyarakat tidak tertular COVID-19 serta kualitas hidupnya dapat
tercapai. PHBS dalam penanggulangan COVID-19 di fokuskan pada upaya pemberdayaan
individu dan keluarga agar tau, mau dan mampu melindungi dirinya secara mandiri dengan
menerapkan “KELUARGA SAJA” yakni melakukan PHBS: 4 SAJA (Jaga jarak, pakai masker,
CTPS serta kenali gejalan dan periksakan), kemudian Protokol Kesehatan Penanggulangan
COVID-19 saat masuk rumah, di dalam rumah dan keluar rumah. Keluarga Ber-PHBS-Aman
COVID-19.
Promosi kesehatan dalam Penanggulangan COVID-19 di Puskesmas diarahkan pada:
a. Penerapan PHBS sesuai Protokol Kesehatan
b. Tatanan potensial yaitu rumah tangga/ keluarga, fasilitas kesehatan atau institusi
kesehatan; tempat kerja; institusi pendidikan; tempat-tempat umum (tempat Ibadah,
pasar, mall, mini market, terminal, tempat wisata, dll)
c. Mendapatkan dukungan kebijakan dan sumberdaya baik dari lintas program di
puskesmas maupun dari lintas sektor
d. Memperkuat peran mitra dalam upaya promosi kesehatan baik dari lintas program
maupun lintas sektor, melalui upaya penggerakan dan mobilisasi sosial untuk
meningkatkan literasi kesehatan dan pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat.
Upaya ini dilaksanakan melalui GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) -
Keluarga SAJA, menjadikan Keluarga Ber-PHBS-Aman COVID-19.

Peran Puskesmas secara KIS: Melakukan UKP dan UKM, yang mengutamakan pada upaya
promotif dan preventif penanggulangan COVID-19 Melakukan penyuluhan, edukasi, konseling ,
advokasi, dan pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada pembudayaan PHBS-Aman
COVID-19 di Keluarga dan Tatanan Potensial. Memberikan pelayanan kesehatan bagi Kasus
Suspek, Probabel, Kontak erat dan Konfirmasi. (Kelompok Komorbiditas dan Rentan (termasuk
pasien rujukan dari masyarakat). Menyelenggarakan layanan deteksi dini / screening COVID-19
Memberikan layanan kesehatan lainnya yang dibutuhkan warga sesuai dengan ketentuan.
Bekerjasama dengan Kades/Lurah melakukan pelacakan kasus yang ada di wilayah kerjanya.
Memberi masukan kepada Kades/Lurah dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui
GERMAS untuk membudayakan PHBS Aman COVID-19 di keluarga maupun di tatanan
potensial. Bekerjasama dengan Kader membahas jadwal dan kegiatan di Posyandu dengan
menerapkan protokol kesehatan-Aman COVID-19. Melakukan pencatatan dan pelaporan
secara rutin kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Peran petugas promosi kesehatan di Puskesmas dalam penanggulangan COVID-19, adalah:


a. Mengintegrasikan UKM dan UKP.
b. Terkoordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan kegiatan Satgas Penaganan COVID-19 di
Kecamatan, desa/kelurahan, RW, dan RT.
c. Menerapkan strategi promosi kesehatan untuk meningkatkan literasi kesehatan bagi
individu, keluarga dan masyarakat dalam pencegahan-pengendalian COVID-19.
d. Sasaran kegiatan adalah wilayah RT, RW, desa/kelurahan serta tatanan potensial
penularan COVID-19 yang ada di wilayah kerja Puskesmas (kecamatan), misalnya pasar
tradisional, warung, mini market, tempat ibadah, Pesantren, dll.
e. Mengacu pada kebijakan dan regulasi pemerintah pusat-daerah dalam penanggulangan
COVID-19;Manajemen Puskemas, Tata kelola Kelembagaan Pemerintahan
Desa/Kelurahan dan Organisasi Kemasyarakatan.
f. Penerapan paradigma sehat dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK), maka setiap individu dan keluarga melakukan upaya pencegahan-
pengendalian COVID-19 secara mandiri. Setiap anggota keluarga saling memantau dan
menjaga penerapan PHBS penanggulangan COVID-19. Selain itu setiap keluarga juga
saling peduli dan saling menjaga penerapan PHBS yang dilakukan oleh keluarga lain, yang
ada di lingkungannya. Ini merupakan penerapan Ikon Keluarga SAJA yaitu Keluarga Saling
Jaga.
g. Dengan menerapkan penggerakan dan pengorganisasian masyarakat, maka seluruh unsur
masyarakat yang ada di wilayah RT, RW, Desa/Kelurahan aktif melakukan upaya
pemberdayaan individu dan keluarga (Keluarga SAJA) dalam penanggulangan COVID-19
(sesuai kewenangan, kompetensi, dan potensinya).

Anda mungkin juga menyukai