Anda di halaman 1dari 8

“Kisah Johannes ‘Poncke’

Princen”

PART 2

Jas Merah – Episode 6

Skenario Oleh :

J. F. Meiske
1 – INT – Opening Segment & Karir Princen di Militer Indonesia

Selamat datang di Jas Merah episode 6. Pada episode kali ini,


kita akan melanjutkan pembahasan mengenai seorang tokoh
inspiratif di Indonesia, Johannes Princen part 2.

1949
Princen menjabat sebagai Komandan Pasukan Istimewa untuk Batalion
Yogyakarta, divisi Siliwangi dibawah komando Mayor Kemal Idris.
Beliau dipercaya untuk mengintai gerak-gerik Belanda secara
gerilya. Beliau melakukan penyergapan dan perebutan senjata
tentara Belanda.

“Pengkhianatan” Princen diketahui oleh Mayor Jenderal KNIL, E.


Engels. Pasukan KNIL akhirnya diperintahkan oleh Mayor Jenderal
E. Engels untuk ‘melenyapkan’ Princen. Dikarenakan Princen
menguasai strategi gerilya, Princen mengetahui hal tersebut dan
berhasil meloloskan diri.

November 1949
Setelah putusan akhir dari Konferensi Meja Bundar, Princen
memutuskan untuk menjadi WNI. Atas prestasi dan jasa beliau
selama agresi militer Belanda, beliau mendapatkan penghargaan
Bintang Gerilya langsung dari Presiden Soekarno.

Setelah menjadi WNI, Princen pun memutuskan untuk menjadi seorang


Mualaf, dan mendapatkan gelar Haji. Beliau pun akhirnya dipanggil
H. Johannes Princen.
2 – MAIN – Perjuangan Princen untuk HAM

1956
Atas jasa dan dedikasi Princen, akhirnya Princen dilantik menjadi
anggota pemerintahan Indonesia. Beliau diangkat menjadi anggota
parlemen nasional mewakili Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
(IPKI).

1957
Selama menjabat di parlemen nasional, Princen yang memiliki
prinsip dalam kebebasan dan kemanusiaan mulai vokal terhadap
pemerintahan yang otoriter. Beliau akhirnya memutuskan untuk
keluar dari parlemen. Tindakan Princen tersebut menyebabkan
Princen harus dipenjara selama satu tahun.

1960
Selepasnya Princen dari penjara, beliau aktif dalam kegiatan yang
berkaitan dengan demokrasi di Indonesia. Beliau mendirikan Liga
Demokrasi di Indonesia dan terus menyuarakan kritiknya, sehingga
beliau harus kembali masuk penjara di tahun 1962 sampai dengan
tahun 1966.

1966
Di periode tahun 1965 – 1966, Princen harus berhadapan dengan
rezim Order Baru. Princen kemudian mendirikan Lembaga Pembela Hak
Asasi Manusia (LPHAM). Dari sana lah, beliau pun dikenal sebagai
pemimpin lembaga pembela HAM pertama di Indonesia.
1968
Salah satu sepak terjang beliau adalah kasus Purwodadi*. Beliau
sempat menitipkan sebuah rekaman suara kepada Goenawan
Moehammad yang saat itu bekerja di kantor berita Harian Kami.
*)Akan dibahas secara terpisah untuk lengkapnya

Merasa perpanjangan tangan media banyak membantu Beliau, suatu


saat Goenawan Moehammad pun pernah juga diminta oleh Princen
untuk mewawancarai Pramoedya Ananta Toer secara diam-diam.
Setelah memperoleh informasi, beliau memperjuangkan kebebeasan
Pramoedya dengan memberikan laporan mengenai keadaan di Kamp
tahanan dengan tujuan mendapatkan perhatian dari Amnesty
International.

Akibat kepedulian beliau akan kemanusiaan dan HAM dengan


melakukannya bersama media, maka hal tersebut akhirnya memberikan
dampak represi bagi kebebasan pers di rezim Orde Baru. Namun hal
itu tidak menghentikan beliau dalam meembela HAM.
3 – END – Membela Hak Asasi Manusia Hingga Akhir Hayat

1970
Princen tidak gentar menyuarakan apa yang berseberangan dengan
prinsip beliau. Kondisi sosial dan ekonomi di masa itu membuat
Princen bergerak kembali dengan membentuk Lembaga Bantuan Hukum
(LBH), serta terus menyuarakan hak-hak rakyat.

1974 - 1976
Princen kembali melakukan perjuangannya untuk menolak dibuatnya
Taman Mini Indonesia Indah. Penolakan itu sebagai pesan kepada
pemerintahan untuk memprioritaskan kesejahteraan rakyat. Karena
aksinya tersebut, beliau harus ditahan kembali dan mendekam di
penjara selama 2 tahun.

1976
Penyuaraan Princen akan kebebasan dan HAM berlanjut dalam
peristiwa berdarah di Santa Cruz. Hal tersebut dilakukan dalam
rangka pembelaan mahasiswa di Timor-Timur pada masa konflik.
Meskipun Princen tidak mendekam di penjara akibat aksi ini, namun
beliau terus diawasi oleh pihak militer dan kepolisian.

1979 - 1980
Perjuangan beliau dalam pembebeasan Pramoedya Ananta Toer dalam
memperoleh perhatian Amnesty International membuahkan hasil.
Pramoedya kemudian ditetapkan sebagai ‘Prisoner of Conscience”
dan berhasil bebas di tahun 1979. Hal tersebut memecut kembali
semangat beliau dalam membentuk Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI) di tahun 1980.
1990 - 2002
YLBHI telah banyak membantu menyelesaikan kasus-kasus yang
berseberangan dengan prinsip-prinsip HAM. Diantaranya adalah :
- Pembantaian Tanjung Priok (1984)
- Kasus Demonstrasi Mahasiswa ITB (1989)
- Dan masih banyak lagi.

Tidak hanya sampai di sana. Princen mendirikan beberapa Koalisi


HAM & lembaga HAM lainnya :
- Indonesia Front for Defending Human Rights (INFIGHT) (1989)
- Serikat Buruh Merdeka Setiakawan (SBMS) (1990)
- Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(KontraS) (1998)
- Dan masih banyak lagi.

2002
Johannes Cornelis Princen tutup usia pada tanggal 22 Februari
2002 di usianya yang ke-76 tahun. Jasa-jasa beliau dikenang dalam
membantu memperjuangkan kemerdekaan dan membela HAM. Beliau terus
memperjuangkan apa yang menjadi hak bagi rakyat hingga akhir
hayat beliau. Beberapa penghargaan pun beliau terima, salah
satunya adalah penghargaan Yap Thiam Hien (2002) sebagai tokoh
HAM.

Jasa Johannes Cornelis Princen akan terus dikenang sebagai


pahlawan kemanusiaan. Sepatutnya kita dapat terus berusaha
melanjutkan perjuangan Beliau. Mari kita panjatkan doa untuk
beliau, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,
dan semoga beliau diterima di sisiNya dengan tenang. Amin.
Sekian untuk Jas Merah kali ini.

Salam,
Mbak Je
Sumber:
1. Joyce van Fenema; “Poncke Princen: Kemerdekaan
Memilih” (Hasta Mitra, 1995)

2. Rosihan Anwar, Kemal Idris; “Bertarung dalam Revolusi”


(Pustaka Sinar Harapan, 1996)

3. Ger Vaders; “De Verliezers: Indonesië op het tweede gezicht”


atau “Yang Kalah: Indonesia pada Pandangan Kedua” (Mets &
Schilt, 1993)

4. Tirto.id; ” Poncke Princen: Membelot dari Belanda, Menjadi


Aktivis HAM” (2021)( https://tirto.id/poncke-princen-membelot-
dari-belanda-menjadi-aktivis-ham-djMA)

5. Brabantserfgoed.nl; “Jan ‘Poncke’ Princen” (2019)


(https://www.brabantserfgoed.nl/page/8833/jan-poncke-princen)

6. TikTok.com; Wilanda Princen (2022)


(https://www.tiktok.com/@wilandaprincen/video/7202900172974591
258)

7. Sindonewa.com; “Poncke Princen, Tentara Belanda yang Memilih


Menjadi Mualaf dan Mempertahankan Indonesia Merdeka” (2022)
(https://nasional.sindonews.com/read/765721/14/poncke-princen-
tentara-belanda-yang-memilih-menjadi-mualaf-dan-
mempertahankan-indonesia-merdeka-1652187900/20)

Anda mungkin juga menyukai