Anda di halaman 1dari 2

https://www.agrofarm.co.

id/2017/12/4113-2/

Rudi Ginting Ketua Perkumpulan Petani Vanili Indonesia (kiri)/bantolo

Vanili Indonesia Tembus Pasar Eropa


dan AS
Agrofarm.co.id-Dalam lima tahun terakhir ini vanili (Vanilla planifolia) sudah
menjadi tanaman primadona. Hal ini lantaran harga vanili diatas Rp 2 juta per
kilogram (kg). Pada tahun 2001 Indonesia pernah menjadi eksportir vanili terbesar
dunia.
Saat ini harga vanili sudah mencapai Rp 5 juta per kg. Bahkan, sempat menyentuh
Rp 6,2 juta per kg pada dua bulan lalu. Pada saat itu Negara Meksiko, Ghana dan
Madagaskar belum mengalami panen puncak.

“Ketika sekarang masuk masa panen, harga jadi turun seitar Rp 5 juta per kg,” ujar
Rudi Ginting Ketua Perkumpulan Petani Vanili Indonesia pada acara Peringatan
Hari Perkebunan ke-26 di Yogyakarta, Minggu (10/12/2017).

Sentra vanili tersebar di Indonesia mulai dari daerah Nusa Tenggara Timur, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi dan Irian jaya. Namun juga mulai berkembang di
Magelang, Purwokerto, Banyuwangi, Malang, Jember, Bondowoso, Lampung,
Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Dia menerangkan, dalam satu hektar bisa ditanami 2.500-3.000 pohon vanili. Satu
pohon dapat menghasilkan 0,3 sampai 0,4 kg vanili kering. “Produksi ini tergantung
perawatan dan cara mengolah vanili dengan baik. Tanaman ini panen dua kali
dalam setahun,” katanya.

Rudi menjelaskan, vanili pernah menjadi idola dan meredup lantaran harga jatuh di
tingkat petani. Harga jatuh karena adanya permainan eksportir.
“Untuk itu, ke depan kualitas vanili harus ditingkatkan. Salah satu faktor harga
vanili turun dan ditolak ekpor lantaran rendahnya kualitas vanili petani,” tandas
Petani Vanili Jawa Timur.

Selain itu, katanya, pasca panen vanili terutama dalam proses pengiringan
disamakan dengan tanaman padi dan jagung. Tidak bisa dijemur langsung di
bawah sinar matahari, namun harus melalui proses fermentasi. “Dan yang diterima
di pasar luar negeri vanili kering dari hasil fermentasi, dengan kadar air minimal
12%-15%,” tambahnya.

Tanaman vanili dapat tumbuh pada ketinggian minimal 400 dibawah permukaan
laut. “Sehingga tidak semua daerah Indonesia dapat ditanami tanaman asal
Meksiko ini,” ujar Rudi.

Menurutnya, tantangan sekarang dalam pengembangan vanili, minimnya


ketersediaan benih unggul. Meskipun sudah diproduksi oleh Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), namun harganya cukup mahal sekitar Rp
30.000 per pohon. “Harga segitu terlalu mahal bagi petani,” tandasnya.

Dia menuturkan, pasar ekpor vanili cukup besar utamanya ke Negara Eropa dan
Amerika Serikat (AS). “Pesanan vanili kering ke AS bisa mencapai 8 ton per
bulan,” ungkapnya.

Sementara itu, negara pesaing penghasil vanili Indonesia yakni Papua Nugini dan
Timor Leste. “Kedua Negara tersebut sudah memiliki ratusan hektar tanaman vanili
dan sepanjang tahun panen karena pola tanam sudah tertata dengan baik,”
bebernya.

Untuk itu, pada peringatan Hari Perkebunan ke-26 ini para petani mendirikan
perkumpulan petani vanili Indonesia. “Saat ini kami sedang menyusun sruktur
kepengurusan organisasinya besarta program kerja,” jelas Rudi. Bantolo

Anda mungkin juga menyukai