Anda di halaman 1dari 10

GROUP THINK IN SOCIAL MEDIA

MAKALAH

OLEH

MERILDA PUTRI 2273201018


ERANGGA ADITIYA W 2273201014
RISKY AULIA 2273201032

PRODI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ABDURAB

PEKANBARU

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Apa itu Group Think dan Social Media?.....................................................4
B. Bagaimana Groupthink Bisa Terjadi?.........................................................4
C. Groupthink dan Social Media.......................................................................6
D. Penyebab Groupthink di Social Media.........................................................6
E. Dampak Groupthinking.................................................................................7
F. Solusi Groupthink...........................................................................................8
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi salah satu sumber informasi
dan sarana komunikasi yang sangat populer di kalangan masyarakat. Mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa telah menjadikan media sosial sebagai sumber
informasi. Namun, penggunaan media sosial juga membawa dampak yang tidak
selalu positif, termasuk fenomena "groupthink" atau pemikiran kelompok yang
dapat terjadi di dalamnya. Dalam makalah ini, akan dibahas tentang fenomena
groupthink di media sosial dan dampaknya terhadap persepsi dan pengambilan
keputusan individu dalam kelompok.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa itu Group Think dan Social Media?

Menurut (Pautz & Forrer, 2013) Groupthink telah ada sejak lama dalam
sejarah keberadaan kelompok manusia. Meskipun istilah "Groupthink" baru
diidentifikasi oleh Irving Janis pada karya Seminole-nya, konsep ini dapat
ditemukan dalam karya sastra seperti novel "Insiden Ox-bow" pada abad ke-19.
Dalam novel ini, Walter Van Titburg Clark menggambarkan contoh dari
Groupthink sebagai mentalitas masa yang terjadi pada sekelompok koboi yang
secara prematur mengeksekusi tersangka pencurian ternak tanpa adanya sidang
hukum yang adil. Saat ini, organisasi sering kali menjadi korban dari pola pikir
negatif Groupthink. Oleh karena itu, manajemen ditantang untuk menciptakan
suasana Groupthink yang positif dalam organisasi.

Groupthink adalah sebuah metode berpikir yang umumnya diterapkan oleh


individu dalam kelompok yang kohesif. Dalam situasi ini, anggota kelompok
cenderung ingin mencapai kesepakatan atau kebulatan suara, sehingga bisa
menghilangkan motivasi mereka untuk secara realistis mengevaluasi alternatif
tindakan lain yang mungkin lebih baik. Dengan kata lain, Groupthink dapat
dianggap sebagai cara kelompok mengadakan musyawarah yang lebih
mengutamakan minimisasi konflik dan menekankan pentingnya mencapai
kesepakatan bersama.

B. Bagaimana Groupthink Bisa Terjadi?

Dalam jurnalnya yang berjudul "Victims of Groupthink,"


(Irving L. Janis, 1991)
menjelaskan bahwa Groupthink terjadi ketika sebuah kelompok memiliki
kemampuan untuk menghasilkan keputusan yang lebih baik tetapi tidak
melakukannya karena mereka terjebak dalam cara berpikir yang sama dan
keinginan untuk mencapai konsensus.

Menurut Janis, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya


Groupthink dalam sebuah kelompok. Pertama, kelompok yang terlalu kohesif dan
akrab dapat mempengaruhi anggota kelompok untuk mengejar keseragaman dan
persetujuan dalam pemikiran dan tindakan mereka, daripada mempertimbangkan
opsi alternatif yang mungkin lebih baik.

Kedua, kepemimpinan yang terlalu dominan dapat mempengaruhi anggota


kelompok untuk mengabaikan alternatif tindakan dan pandangan yang berbeda.
Ini terutama terjadi ketika pemimpin memiliki reputasi yang kuat dan dihormati
dalam kelompok.

Ketiga, isolasi kelompok dari pandangan dan informasi dari luar kelompok
dapat memperkuat efek dari Groupthink. Kelompok yang terisolasi dari informasi
atau pandangan yang berbeda mungkin akan cenderung terjebak dalam cara
berpikir tertentu dan tidak mempertimbangkan alternatif yang lebih baik.

Keempat, tekanan dari luar kelompok juga dapat mempengaruhi keputusan


kelompok. Jika kelompok berada di bawah tekanan untuk menghasilkan suatu
keputusan atau tindakan tertentu, mereka mungkin akan cenderung memilih jalan
yang paling aman dan konsisten dengan pandangan kelompok, daripada
mempertimbangkan tindakan alternatif yang lebih baik.

Kelima, keyakinan yang kuat dalam moralitas kelompok dapat


mempengaruhi anggota kelompok untuk mengabaikan alternatif tindakan dan
pandangan yang berbeda. Jika kelompok merasa bahwa mereka berada di sisi
yang benar secara moral dan etis, mereka mungkin akan cenderung mengabaikan
alternatif tindakan dan pandangan yang berbeda.

Dalam jurnalnya, Janis mengamati bahwa kelompok yang mengalami


Groupthink seringkali menghasilkan keputusan yang buruk atau bahkan fatal.
Oleh karena itu, Janis menyarankan bahwa kelompok harus terus-menerus
mempertanyakan asumsi dan pendapat mereka sendiri, dan membuka diri
terhadap informasi dan pandangan dari luar kelompok, agar dapat menghindari
efek buruk dari Groupthink.

C. Groupthink dan Social Media


Media sosial dapat menyebabkan terjadinya groupthink. Hal ini karena di
media sosial, pengguna dapat membentuk kelompok atau komunitas dengan
pandangan dan pendapat yang sama, yang memungkinkan terjadinya konformitas
dan pembatasan pemikiran yang kritis. Terlebih lagi, media sosial memiliki filter
bubble atau gelembung filter yang membatasi informasi yang diterima oleh
pengguna. Pengguna media sosial hanya menerima informasi yang sesuai dengan
pandangan dan opini mereka, yang dapat memperkuat keyakinan mereka dan
mengurangi motivasi untuk mencari perspektif yang berbeda.

Dalam kelompok atau komunitas di media sosial, pengguna dapat merasa terlibat
secara emosional dan terikat dengan anggota lainnya, yang dapat mempengaruhi
pemikiran dan keputusan mereka. Tekanan dari kelompok atau komunitas untuk
mencapai kesepakatan atau konsensus juga dapat mempengaruhi individu untuk
menahan diri dari menyatakan pandangan atau opini yang berbeda, sehingga
memperkuat efek groupthink.

Dalam studi yang dilakukan oleh Delphi Group pada tahun 2019, ditemukan
bahwa media sosial dapat memperkuat efek groupthink dalam beberapa cara,
seperti meningkatkan kesadaran diri kolektif, menekankan persamaan,
mengurangi variasi dan variasi, serta memperkuat konformitas. Oleh karena itu,
penting bagi pengguna media sosial untuk menyadari efek-efek tersebut dan
mempertahankan kemampuan untuk berpikir secara kritis dan mandiri.

D. Penyebab Groupthink di Social Media

Penyebab Groupthink di Social Media disebabkan oleh beberapa faktor, di


antaranya:

Isolasi informasi: dalam media sosial, orang dapat memilih untuk hanya
berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pandangan serupa dan
mengabaikan opini yang berbeda. Hal ini dapat mengisolasi informasi dan
mempersempit pandangan.

Konformitas sosial: pada media sosial, orang cenderung untuk mengikuti opini
dan tindakan orang lain, terutama dari mereka yang dianggap sebagai pemimpin
atau tokoh penting dalam suatu kelompok.Tekanan untuk konsensus: media sosial
dapat menimbulkan tekanan untuk mencapai konsensus dalam sebuah kelompok,
bahkan jika itu tidak benar-benar efektif atau masuk akal.

Pengaruh dan kontrol: media sosial dapat memberikan pengaruh dan kontrol yang
besar pada kelompok dan individu, terutama jika seseorang memiliki pengikut
yang banyak atau dianggap sebagai ahli dalam suatu bidang.

E. Dampak Groupthinking

Dampak dari groupthink dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada
konteks dan tujuan dari kelompok yang terlibat. Berikut adalah beberapa dampak
dari groupthink:

1. Pemikiran yang sempit: Groupthink dapat membatasi pemikiran kritis dan


kreativitas individu, karena individu cenderung mengikuti pandangan
kelompok dan menghindari informasi yang bertentangan dengan
pandangan kelompok.
2. Pengambilan keputusan yang buruk: Ketika individu terjebak dalam
groupthink, mereka cenderung mengambil keputusan yang tidak rasional
dan tidak logis, karena mengikuti pandangan kelompok tanpa
mempertimbangkan informasi yang bertentangan. Hal ini diperkuat
dengan pendapat dari (Akhmad et al., 2021) yang mengatakan groupthink
dalam sebuah kelompok mengambil keputusan bersama, mereka
cenderung mengurangi jumlah solusi yang dieksplorasi. Akibatnya,
kualitas keputusan yang dihasilkan menjadi lebih rendah.
3. Konflik sosial: Groupthink dapat memicu konflik sosial antara kelompok
yang memiliki pandangan yang berbeda, karena individu cenderung
menghindari diskusi dan kritik terhadap pandangan kelompoknya.
4. Meningkatkan polarisasi: Algoritma sosial media dapat memperkuat filter
bubble, sehingga individu hanya terpapar pada pandangan yang sejalan
dengan pandangan mereka, sehingga terciptalah polarisasi.
5. Meningkatkan penyebaran hoaks: Kebanyakan informasi di sosial media
tidak terverifikasi dan dapat memicu kejadian hoaks, sehingga individu
dapat dengan mudah terjebak dalam groupthink dan memperparah
penyebaran hoaks.

F. Solusi Groupthink

Berikut ini adalah cara mengatasi groupthink yang terjadi di sosial media.

1. Menjaga keragaman pendapat: Jangan hanya mengikuti orang-orang yang


memiliki pandangan yang sama dengan Anda. Cobalah untuk mengikuti
orang dengan pandangan yang berbeda dan mendengarkan pandangan
mereka dengan terbuka.
2. Jangan memperkuat filter bubble Anda: Sosial media menggunakan
algoritma untuk menampilkan konten yang sejalan dengan preferensi
pengguna. Cobalah untuk menghindari hanya mengklik atau memberi like
pada konten yang sejalan dengan pandangan Anda dan mencoba untuk
mengklik pada konten yang berbeda.
3. Kritik secara konstruktif: Jangan takut untuk memberikan kritik, tetapi
lakukan dengan cara yang konstruktif. Berikan argumentasi yang logis dan
data untuk mendukung pandangan Anda
4. Cek fakta sebelum membagikan: Jangan hanya membagikan informasi
tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Lakukan pengecekan
fakta sebelum membagikan informasi ke orang lain.
5. Jangan menghindari konflik: Konflik dapat membantu mendorong
pemikiran kritis dan memperluas pandangan. Jangan takut untuk
menghadapi konflik dan membahas masalah dengan orang-orang yang
memiliki pandangan berbeda dengan Anda.
6. Jadilah kritis: Cobalah untuk menjadi kritis terhadap pandangan Anda
sendiri dan terus terbuka untuk mendengarkan pandangan orang lain. Ini
dapat membantu menghindari jebakan groupthink.
7. Berpartisipasi dalam diskusi: Berpartisipasi dalam diskusi online dapat
membantu memperluas pandangan dan menghindari groupthink. Cobalah
untuk terlibat dalam diskusi yang bermanfaat dan konstruktif.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Groupthink di sosial media dapat membahayakan individu dan masyarakat


karena dapat membatasi pemikiran kritis dan kreativitas. Upaya untuk menjaga
keragaman pendapat, memberikan kritik secara konstruktif, dan memeriksa fakta
sebelum membagikan informasi dapat membantu mengatasi groupthink di sosial
media. Individu harus berhati-hati dalam mengakses informasi di sosial media dan
berupaya untuk menghindari jebakan groupthink agar dapat menciptakan
lingkungan sosial media yang lebih sehat dan konstruktif.
DAFTAR PUSTAKA

Irving L. Janis, P. H. (1991). Victims of Groupthink. Political Psychology, 12.

Pautz, J. A., & Forrer, D. A. (2013). The Dynamics Of Groupthink: The Cape Coral
Experience. In Journal of International Energy Policy-Spring (Vol. 2, Issue 1).
Akhmad, M., Chang, S., & Deguchi, H. (2021). Closed-mindedness and insulation
in groupthink: their effects and the devil’s advocacy as a preventive measure.
Journal of Computational Social Science, 4(2), 455–478.
https://doi.org/10.1007/s42001-020-00083-8

Anda mungkin juga menyukai