Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR KIMIA ANALISA
JUDUL PERCOBAAN

PENENTUAN KADAR KONSENTRASI FeSO4 MENGGUNAKAN METODE

REDUKSI OKSIDASI PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH :

NAMA :MELADIA SARI


NIM :08031382227083
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : ANNISA FALIHAH
JURUSAN : KIMIA
HARI/TANGGAL : KAMIS/05 OKTOBER 2023

ASISTEN PRAKTIKAN

ANNISA FALIHAH MELADIA SARI


NIM.08031282126071 NIM.08031382227083

KOORDINATOR ASISTEN

ADIHYAKSA DHARMA SEDA


NIM.08031282025031
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR KIMIA ANALISA

I. NOMOR PERCOBAAN :V (LIMA)


II. TUJUAN PERCOBAAN :
2.1 Menentukan kadar konsentrasi FeSO4 dalam air berdasarkan reaksi
oksidasi reduksi
III. TINJAUAN PUSTAKA :
Permanganometri merupakan metode titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi oleh Kalium permanganat (KMnO4).Prinsip reaksi ini difokuskan pada
reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO 4 dengan bahan baku
tertentu. Metode permanganometri mendasarkan pada proses oksidasi ion
permanganat. Ion permanganat mampu berinteraksi dengan beragam senyawa
pereduksi dengan kecepatan reaksi yang bervariasi, tetapi ada beberapa pereaksi
yang memerlukan pemanasan atau penggunaan katalis agar reaksi dapat
dipercepat(Apiyanti dan Apriyani,2018).
Ion permanganat memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ion kromat.
Oleh karena kemampuan oksidasi yang sangat kuat, ion MnO -4memberikan
tingkat kecepatan oksidasi yang tinggi dan dapat digunakan dalam titrasi redoks
untuk berbagai senyawa organik dalam berbagai konsentrasi. Hal ini membuat
MnO-4menjadi zat yang sangat serbaguna dalam analisis sampel organik dan
secara signifikan mengurangi waktu yang diperlukan untuk analisis. Ion
teroksidasi berwarna ungu, sementara ion Mn2+ yang telah tereduksi tidak
memiliki warna (Sulvosa et al,2014).
Besi termasuk dalam golongan logam transisi. Kompleks besi(II) yang
memiliki struktur geometri oktahedral adalah salah satu senyawa kompleks yang
menarik untuk dikaji terkait sifat magnetnya. Keberadaan ion besi(II) dengan
konfigurasi elektron menghasilkan dua kemungkinan sifat magnet, yaitu sifat
diamagnetik (dalam keadaan spin rendah) dan sifat paramagnetik (dalam keadaan
spin tinggi). Kedua sifat magnet ini sangat bergantung pada jenis ligan yang
berikatan dengan ionbesi(II) tersebut (Fitriani dkk,2021).
Reduksi oksida besi menjadi besi logam dapat mengikuti berbagai jalur yang
berbeda tergantung pada suhu reduksi. Selama proses ini, fase kompleks oksida
besi terbentuk, terutama pada suhu sekitar 570°C. Selain itu, perilaku redoks
oksida besi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ukuran partikel,
tingkat kristalinitas, jenis aditif atau pengotor dalam bijih besi, perlakuan awal,
dan kondisi reaksi. Semua faktor ini memengaruhi perilaku kinetik oksida besi
yang kompleks (Jeong et al,2015).
VI. DATA HASIL PENGAMATAN
NO

Perhitungan :
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti. dan Apriyani,E.M.2018.Analisa Zat Organik Pada Air Sumur
Warga Sekitar TPA dengan Metode Titrasi Permanganometri. Jurnal Ilmi
Kimia dan Terapan.2(2):11
Fitriani. Dan Djulia On

Anda mungkin juga menyukai