Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENINGKATAN KINERJA (IMPROVING PERFORMANCE)


TEHNOLOGI PENDIDIKAN DAN PENERAPAN NYA PADA PAI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Tekhnologi Pendidikan dan Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Dr. Nuzulul Ulum S.Ag. M.Pd.I

Oleh :
ZIADATUL MUNAWAROH : 2208151004
SITI HILMIYATUL MUFLIHATI : 2208151005
PASCA SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER


2022/2023

i
MAKALAH
PENINGKATAN KINERJA (IMPROVING PERFORMANCE)
TEHNOLOGI PENDIDIKAN DAN PENERAPAN NYA PADA PAI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Tekhnologi Pendidikan dan Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Dr. Nuzulul Ulum S.Ag. M.Pd.I

Oleh :
ZIADATUL MUNAWAROH : 2208151004
SITI HILMIYATUL MUFLIHATI : 2208151005
PASCA SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER


2022/2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami kar-
runia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini ada
terus dapat menimba ilmu di Pasca Sarjana Universitas Islam Jember. Penulisan
Makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Pendidikan agama
Islam.Adapun tujuan penulisan makalah ini dalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pada mata kuliah yang sedang di pelajari, agar kami semua menjadi
mahasiswa – mahasiswi yang berguna bagi agama bangsa dan negara.
Dengan tersusun nya makalalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kek-
urangan dan kelamahan, demi kesempunaan makalah ini kami sangat berharap pe-
rbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua, khususnya
bagi kami umumnya para pembaca makalah ini.
Terimah kasih, wassalamu’ alaikum.
Jember, 5 SEPTEMBER 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN…………..………………………...…………….i


HALAMAN SAMPUL DALAM………………………..…..……………………ii
KATA PENGANTAR…...………………………………….……………………iii
DAFTAR ISI………………..…………………………….………………………iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……...……………………………………..…………….01
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...…………..03
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………...…………03
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apa Pengertian dari Tekhnologi Pendidikan……………………..………....04
2.2 Bagaimana tekhnologi pendidikan dalam pengembangan pendidikan islam 07
2.3 Apa Pengertian dan ruang lingkup dari kinerja……………………………..08
2.4 Apa konteks Tekhnologi Kinerja……………………………………………10
2.5 Bagaimana meningkatkan Kinerja…………………………………………..12
2.6 Bagaimana Tekhnologi Pendidikan dan Peningkatan Kinerja………………14
2.7 Penerapan Tekhnologi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam…….15
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….....…16
3.2 Saran…………………………………………………………………...….…18
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan Tekhnologi informasi berjalan sangat cepat. Seiring dengan perkemb-
angan tekhnologi,penyimpanan dan pengiriman data semakin murah dan semakin
murah dan semakin baik kualitasnya. Baik individu, institusi, lembaga pendidikan,
maupun pemerintah ikut melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan perkem-
bangan tekhnologi. Bahkan dalam dunia pendidikan islam sudah saatnya kita me-
manfaatkan tekhnologi tersebut.
Tekhnologi akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran hal ini
berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah.Demikian pula pada sa-
at melakukan pertukaran data dan informasi antar sekolah, sekolah dengan masya-
rakat, sekolah dengan pemerintah daerah dan pusat utamanya dalam pendidikan
Islam dan lain - lain, semuanya akan lebih efektif dan efesien jika memanfaatkan
tekhnologi dalam kemajuan pendidikan tersebut.
Dalam dunia pendidikan,penggunaan tekhnologi memberikan dampak positif dan
negative. Adapun dampak positifnya, antara lain adalah dapat mempermudah pen-
gajar dalam menyampaikan materi dengan cara yang tidak manual lagi. Dengan
menggunakan tekhnologi,kita juga dapat memberikan gambaran yang lebih konkr
it ketika menyampaikan materi tentang suatu hal. Dan dampak yang lain adalah
dapat mempermudah kita dalam memproses informasi, misalnya dengan pemanfa-
atan internet.
Sedangkan dampak negativ dari penggunaan tekhnologi dalam pendidikan antara
lain adalah, adanya gangguan teknis yang menjadikan proses pembelajaran menja-
di terganggu. Dalam hal ini bila ternyata tekhnologi yang kita gunakan tidak lagi
membantu misalnya jika dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan LCD ti-
ba-tiba listrik mati, maka akan menyulitkan kita untuk menyampaikan materi yang

1
telah disiapkan dampak negative lainnya adalah, akibat kemajuan tekhnologi,indi-
vidu cenderung bersifat individualis dan kurang dalam kehidupan bersosialisasi.
Dan terkadang sebagian individu sering menyalah gunaakan tekhnologi, sehingga
membuang waktunya dengan kegiatan yang kurang bermanfaat.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Tekhnologi Pendidikan ?
2. Bagaimana Tekhnologi Pendidikan dalam Pengembangan Pendidikan Islam?
3. Apa Pengertian dan Ruang lingkup dari Kinerja?
4. Apa Konteks Tekhnologi Kinerja ?
5. Bagaimana Meningkatkan Kinerja ?
6. Bagaimana Tekhnologi Pendidikan dan Peningkatan Kinerja ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui makna tekhnologi pendidikan.
2. Untuk mengetahui cara tekhnologi pendidikan dalam pengembangan pendidi-
kan islam.
3. Untuk memahami makna dan ruang lingkup kinerja.
4. Untuk memahami konteks tekhnologi kinerja.
5. Untuk mengetahui cara meningkatkan kinerja.
6. Untuk mengetahui tekhnologi pendidikan dan peningkatan kinerja.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tekhnologi Pendidikan
Istilah tekhnologi berasal dari bahasa Yunani technologia yang menurut Web-
ster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara siste-
matis, sedangkan technes sebagai dasar kata tekhnologi berarti art, skill, science-
atau keahlian, ketrampilan, ilmu.
Dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata education yang dapat di artikan
upbringing (pengembangan) teaching (pengajaran),instruction (perintah), pedago-
gy (pembinaan kepribadian),breading (memberi makan), raising (of animal)(men-
umbuhkan). Dalam bahasa Arab, kata pendidikan merupakan terjemahan dari kata
al-tarbiyah yang dapat diartikan proses menumbuhkan dan mengembangkan pote-
nsi yang terdapat pada diri seseorang, baik secara fisik,psikis,sosial,maupun spirit-
ual. Selain itu kata tarbiyah juga dapat berarti menumbuhkan dan mendewasakan
peserta didik,memperbaiki (ashlaha),menguasai urusan, memelihara dan merawat,
memperindah,memberi makna,mengasuh,memiliki,mengatur,dan menjaga kelang-
sungan maupun eksistensi seseorang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribad-
ian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyara-
kat,bangsa dan Negara.
Tekhnologi pendidikan sebagai suatu cara mengajar yang menggunakan alat-alat
teknik modern yang sebenarnya di hasilkan bukan husus untuk keperluan pendidi-
kan akan tetapi dapat di manfaatkan dalam pendidikan seperti radio, film opaque
projector,overhead projector,TV,video,taperecorder,computer,dan lain-lain.Dalam
tekhnologi pendidikan alat-alat itu disebut hardware.Alat-alat itu baru bermanfaat
bila dikaitkan dengan suatu Pelajaran atau program.Program ini lazim disebut sof-
tware.Yang merupakan inti tekhnologi pendidikan adalah programnya yang harus
disusun melalui prinsip-prinsip tertentu.
Tekhnologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi,mel-

4
iputi manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah
yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang,melaksanakan,
menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut.Dalam tekhnologi pendidikan
,pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didesa-
in dan / atau dipilih dan /atau digunakan untuk keperluan belajar sumber - sumber
belajar ini meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, Teknik dan latar (setting).
Teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, mela-
ksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran da-
lam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori
belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber sumb-
er belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih
efektif.
Secara historis, istilah teknologi pendidikan (educational technology) dan tekno-
logi pembelajaran(instructional technology)dimaknai oleh sebagai ahli pendidikan
secara terpisah.Ada yang menyetujui penggunaan istilah “teknologi pendidikan”,
dengan alasan bahwa kata “pendidikan” memberikan cakupan yang lebih luas dari
pada sekedar menggunakan kata “pembelajaran”.Selain itu mereka juga berangga-
pan bahwa kata “pendidikan” tersebut merujuk pada aneka ragam lingkungan bel-
ajar, termasuk belajar di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan sebagainya, seme-
ntara kalau hanya menggunakan istilah “pembelajaran”, tentu cakupannya hanya
sebatas di lingkungan sekolah saja. Sedangkan bagi yang setuju dengan menggun-
akan istilah “pembelajaran”, tentu cakupannya hanya sebatas di lingkungan sekol-
ah saja. Sedangkan bagi yang setuju dengan menggunakan istilah “teknologi pem-
belajar” berpendapat bahwa kata pembelajaran lebih sesuai dengan fungsi teknol-
ogi, yakni berkenaan dengan permasalahan belajar dan mengajar, termasuk juga
mencakup situasi pelatihan (training). Kedua kelompok ini sepertinya mengguna-
kan alasan yang seimbang untuk membenarkan pendapat mereka masing–masing.
Namun seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, perbedaan istilah terse-
but telah menghilang. Sejak tahun 1994 istilah “Teknologi Pendidikan” dan “Tek-
nologi Pembelajaran” dianggap sinonim dan digunakan secara bergantian oleh ke-
banyakan ahli pendidikan untuk menjelaskan penerapan proses dan sarana (tools)

5
teknologi dalam memecahkan permasalahan belajar dan pembelajaran.
Sekarang yang menjadi persoalan sekaligus pertanyaan bagi kita tentunya adalah
bagaimana dengan eksitensi pendidikan islam dalam menghadapi arus perkemba-
ngan IPTEK yang sangat pesat. Bagaimana tampaknya pendidikan islam terutama
lembaganya di tuntut untuk mampu mengadaptasikan di dunia dengan kondisi ya-
ng ada. Di samping dapat mengadaapsi dirinya, pendidikan islam juga dituntut un-
tuk menguasai IPTEK, dan kalua perlu merebutnya.
Kenyataan untuk merebut teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut adalah sangat
penting, sebab sekarang pembangunan nasional di arahkan dengan orientasi pada
teknologi industri, dalam hal ini tak terkecuali dalam bidang pendidikan.
Prinsip yang dijadikan landasan tekhnologi dalam pembelajaran :
1. Lingkungan senantiasa berubah.
2. Jumlah penduduk semakin bertambah.
3. Sumber-sumber sediakala semakin terbatas.
4. Hak setiap pribadi untuk perkembangan semaksimal mungkin.
5. Masyarakat berbudaya tekhnologi.
Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian adalah 5 kawas-
an teknologi pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi hubun-
gan timbal balik dari teori dan praktik pembelajaran serta penelitian yang dilakuk-
an untuk melihat kebenaran teori yang ada. Setiap kawasan dalam teknologi pend-
idikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktik dan sebalik
nya teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik. Hu-
bungan antar kawasan ini bersifat saling melengkapi.
Penjelasan mengenai masing-masing kawasan / ruang lingkup teknologi pendidi-
kan adalah sebagai berikut :
1. Kawasan Desain
Yang di maksud dengan desain di sini adalah proses untuk menentukan kondisi
belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Kawasan desain pa-
ling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek,yaitu:desain sistem
pembelajaran, dan karakteristik pembelajar.

6
2. Kawasan Pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk
fisik, di dalamnya meliputi teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi ber-
basis computer, dan teknologi terpadu.
3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fu-
ngsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara pembelajar
dengan bahan atau sistem pembelajaran.
Menurut Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie, ada lima prinsip yang harus di ikuti untuk
mencapai penguasaan IPTEK, yaitu:
a.} Melakukan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) dalam bid-
ang IPTEK yang relevan dengan Pembangunan bangsa.
b.} Mengembangkan konsep Masyarakat teknologi dan industry serta melakukan
usaha serius dalam merealisasikan konsep tersebut.
c.} Adanya transfer, aplikasi dan pengembangan lebih jauh dari teknologi yang di
arahkan pada pemecahan masalah-masalah nyata.
d.} Kemandirian teknologi, tanpa harus bergantung di luar negeri.
e.} Perlu adanya perlindungan terhadap teknologi yang dikembangkan di dalam
negeri hingga mampu bersaing di arena Internasional.
Sementara itu pendidikan Islam yang tugas pokoknya menelaah dan mengana-
lis serta mengembangkan pemikiran, informasi dan fakta-fakta kependidikan yang
sama sebangun dengan nilai-nilai agama islam dituntut harus mampu mengetenga-
hkan perencanaan program-program dan aktifitas-aktifitas operasional kependidi-
kan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan IPTEK se-
bagaimana telah dideskripsikan diatas.
2.2 Teknologi Pendidikan dalam Pengembangan Pendidikan Islam
Pendidikan islam mempunyai sesuatu kekuatan yang sangat signifikan dipertahan
kana tau dikembangkan.Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran filosofi atau ko-
nsepsual dan pengalaman selama ini dari lembaga-lembaga pendidikan islam yang
dalam waktu kewaktu telah mampu tumbuh ditengah-tengah dinamika masyarakat
dan memberikan konstribusi sebagai berikut:

7
1. Motivasi kreatifitas anak didik kearah pengembangan IPTEK itu sendiri,dimana
nilai-nilai islam menjadi sumber acuannya.
2. Mendidik keterampilan,memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup
umat manusia pada umumnya dan umat islam pada khususnya.
3. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK, dan hubungan
yang akrab dengan para ilmuan yang memegang otoritas IPTEK dalam bidang
masing-masing.
4. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan
umat manusia melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari su-
mber - sumbernya yang murni dan kontekstual dengan masa depan kehidupan
manusia.
2.3 Pengertian dan Ruang Lingkup Kinerja
Akhir - akhir ini kinerja telah menjadi terminology atau konsep yang sering di
pakai orang dalam berbagai pembahasan dan pembicaraan, khususnya dalam kera-
ngka mendorong keberhasilan organisasi atau sumber daya manusia.Terlebih, saat
ini organisasi dihadapkan pada tantangan kompetisi yang tinggi; era kompetisi pa-
sar global, kemajuan teknologi informasi, maupun tuntutan pelanggan atau pengg-
una jasa layanan yang semakin kritis.
Bahkan, kinerja akan selalu menjadi isu actual dalam organisasi karena apapun
organisasinya kinerja merupakan pertanyaan kunci terhadap efektifitas atau keber-
hasilan organisasi.Organisasi yang berhasil dan efektif merupakan organisasi den-
gan individu yang di dalamnya memiliki kinerja yang baik.Organisasi yang efektif
atau berhasil akan di topang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak
organisasi yang berhasil atau efektif karena di topang oleh kinerja sumber daya
manusia.Sebaliknya,tidak sedikit organisasi yang gagal karena faktor kinerja sum-
ber daya manusia.Sebaliknya, tidak sedikit organisasi yang gagal karena factor ki-
nerja sumber daya manusia.Sebaliknya,tidak sedikit organisasi yang gagal karena
factor kinerja sumber daya manusia.Dengan demikian,ada kesesuaian antara kebe-
rhasilan organisasi atau kinerja organisasi dengan kinerja individu atau sumber
daya manusia.
Selama ini masih sering terjadi perbedaan pemahaman mengenai konsep kinerja.

8
Disatu sisi ada pemahaman konsep kinerja yang lebih memfokuskan pada konteks
organisasi,tetapi di sisi lain ada yang lebih memfokuskan pada konteks organisasi,
tetapi di sisi lain ada yang lebih memfakuskan pada konteks individu atau sumber
daya manusia.Bahkan, pencampuradukan pemahaman sering terjadi.
Konsep kinerja pada dasarnya merupakan perubahan atau pergeseran paradigma
dari konsep produktiviras. Pada awalnya, orang sering kali menggunakan istilah
produktivitas untuk menyatakan kemampuan seseorang atau organisasi dalam me-
capai tujuan atas sasaran tersebut.Menurut Andersen (1995),paradikma produktiv-
itas yang baru adalah paradigma kinerja secara aktual yang menuntut pengukuran
secara aktual keseluruhan kinerja organisasi,tidak yang efesiensi atau dimensi fis-
ik, tetapi juga dimensi non fisik (intangible).
Terkait dengan konsep kinerja, Rummler dan Branche (1995) mengemukakan ada
3 (tiga) level kinerja,yaitu:
1. Kinerja organisasi ; merupakan pencapaian hasil (outcome) pada level atau unit
analisis organisasi. Kinerja pada level organisasi ini terkait dengan tujuan organis-
asi,rancangan organisasi, dan manajemen organisasi.
2. Kinerja proses;merupakan kinerja pada proses tahap-tahap dalam menghasilkan
produk atau pelayanan,kinerja pada level proses ini dipengaruhi oleh tujuan proses
,rancangan proses,dan manajemen proses.
3. Kinerja individu/pekerjaan; merupakan pencapaian atau efektivitas pada tingkat
pegawai atau pekerjaan. Kinerja pada level ini dipengaruhi oleh tujuan pekerjaan,
rancangan pekerjaan,dan manajemen pekerjaan serta karakteristik individu.
Dalam berbagai literatur,pengertian tentang kinerja sangat beragam.Akan tetapi,
dari berbagai perbedaan pengertian,dapat dikategorikan dalam dua garis besar pe-
ngertian dibawah ini;
a. Kinerja merujuk pengertian sebagai hasil.Dalam konteks hasil,Bernarsin (2001,
143) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan hasil yang di produksi (diha-
silkan) atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-aktivitas selama periode wa-
ktu tertentu.Dari definisi tersebut,Bernardin menekankan pengertian kinerja seb-
agai hasil,bukan karakter sifat (trait) dan perilaku.Pengertian kinerja sebagai ha-
sil juga terkait dengan produktivitas dan efektivitas (Ricard,2003). Produktivitas

9
merupakan hubungan antara jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dengan ju-
mlah tenaga kerja, modal, dan sumber daya yang di gunakan dalam produk itu
(Miner,1988).
b. Kinerja merujuk pengertian sebagai perilaku.Terkait dengan kinerja sebagai pe-
rilaku,Murphy,1990(dalam Ricard,2000) menyatakan bahwa kinerja merupakan
seperangkat perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi atau unit organisasi
tempat orang bekerja. Pengertian kinerja sebagai perilaku juga di kemukakan
oleh Mohrman (1989) Campbell (1993), Cardy dan Dobbins (1994),Waldwan
(1994) (dalam Ricard,2002). Kinerja merupakan sinonim dengan perilaku. Kine-
rja adalah sesuatu yang secara aktual orang kerjakan dan dapat diobservasi. Dal-
am pengertian ini,kinerja mencakup tindakan -tindakan dan perilaku yang relev-
an dengan tujuan organisasi.Kinerja bukan konsekuensi atau hasil tindakan, teta-
pi tindakan itu sendiri (Campbell,1993 dalam Ricard 2003).
2.4 Konteks Tekhnologi Kinerja
1. Makna Human
Istilah ini merujuk pada konsep kinerja keseluruhan dalam suatu organisasi.Seca-
ra struktur, dalam organisasi terdapat kinerja manusia, kinerja organisasi, kinerja
mesin, piranti atau computer.Setiap kinerja berdampak terhadap peningkatan mutu
organisasi secara keseluruhan. Sebagai contoh, Indonesia mengalami kemunduran
dalam dunia olahraga bulu tangkis. Kalimat ini merujuk pada kinerja bulu tangkis
Indonesia. Kata Indonesia dalam perkataan ini bukanlah arti dari Indonesia dalam
pernyataan ini bukanlah arti dari Indonesia dalam pernyataan ini bukanlah arti dari
Indonesia sebagai teritori, negeri kepulauan, atau penduduk yang berjumlah lebih
200 juta orang.Makna indonesia disini adalah para pemain bulu tangkis,terdiri dari
beberapa orang pemain dan pengurusnya yang mewakili Negara Indonesia. Tim
Nasional bulu tangkis ini bertanding atas nama rakyat dan negara. Untuk itu, label
Indonesia yang mereka sandang. Prestasi mereka sama dengan prestasi Indonesia
dalam pengertian teritori dan penduduknya.Dalam hal ini, hanya tim tersebut yang
berjuang dan memperlihatkan kinerja mereka.
2. Makna Kinerja
Sesuatu yang dilakukan oleh karyawan, termasuk didalamnya adalah aspek kog-

10
nitif atau berfikir,sikap,sistem nilai yang dianutnya, keputusan, cara pandang, dan,
dan berinteraksi.Dalam bukunya, pershing, et al, menyebutkan bahwa tenaga terk-
ait dengan kompetensi (keahlian, kemampuan, dan pengetahuan). Bagi organisasi
ISPI,rumusan kinerja sederhana, menyangkut kegiatan dan hasil yang terukur.Ro-
thwell dan kazanas, menyatakan pendapat mereka tentang kinerja secara menyelu-
ruh. Pandangan mereka mencakup pencapaian seseorang karena ia telah menunju-
kkan perilaku, keterampilan, sikap, sekaligus pengetahuannya. Selain itu, mereka
menjelaskan perbedaan kinerja organisasi dan mesin atau peralatan.
3. Makna Tekhnologi
Denifisi teknologi yang di rumuskan dalam lingkup tekhnologi kinerja tidak ber-
beda dengan rumusan tekhnologi secara umum,atau dalam cakupan tekhnologi pe-
ndidikan. Tekhnologi terkait dengan prosedur, Teknik serta temuan ilmiah yang di
hasilkan melalui serangkaian penelitian. Dan berdampak pada penyelesaian masa-
lah.
4. Tempat Kerja dan Organisasi
Jika selama ini tekhnologi pendidikan/pembelajaran sering dikaitkan dengan lem-
baga pendidikan sekolah, maka tekhnologi kinerja terkait dengan pemberdayaan
melalui proses belajar di organisasi atau tempat bekerja seseorang. Tekhnologi ki-
nerja membahas masalah belajar dan penyelenggaraannya bagi karyawan / pekerja
dengan pendekatan secara individu atau tim. Konsep belajar untuk karyawan ini
mendorong para ahli untuk mengadopsi prinsip belajar orang dewasa serta psiko-
logi industri.Tentu saja dengan penerapan dua teori ini menyebabkan dua pertim -
bangan dan keputusan menentukan model, strategi, media pembelajaran atau asse-
ment belajar menjadi berbeda dibandingkan dalam menentukan model,strategi,me-
dia pembelajaran, dan assement bagi peserta didik di sekolah.
Selain itu, pengaruh sifat dan budaya setiap organisasi terlihat pula dalam mene-
ntukan pilihan pembelajaran. Tekhnologi pembelajaran sudah tentu perlu menya -
dari dan mengimplementasikan hal ini dalam memilih pendekatan yang cocok ba-
gi kliennya.
5. Karakteristik Tekhnologi Kinerja
Rumusan tekhnologi kinerja yaitu:

11
a. Sistematis: mempunyai aturan, tata tertib, dan teratur dalam pelaksanaannya.
b. Sistem: memandang kinerja dan prestasi seseorang dilembaga/organisasi seba-
gai suatu sistem, yang dianalisis berdasarkan komponen didalamnya.
c. Berdasarkan teori: Sebagian pakar berpendapat bahwa tekhnologi kinerja bere-
volusi dari refleksi tekhnologi pembelajaran/pendidikan yang berprofisi di bis-
nis dan industri,melakukan penyesuaian pemikiran dan pemecahan masalah be-
rdasarkan lingkungan kinerja mereka.
d. Terbuka untuk berbagai pendekatan; penyeselaian masalah atau intervensi tidak
berpihak atau menganut suatu media apapun,melainkan manfaat berbagai sum-
ber yang tepat dan sesuai.
e. Terpusat pada kemampuan seseorang dan sistem nilai;tekhnologi kinerja mene-
lusuri Teknik, cara, dan sumber yang tepat untuk meningkatkan mutu kinerja
seseorang atau memberdayakan agar ia dapat berprestasi dan sukses,melalui si-
stem nilai yang berlaku diorganisasi dan masyarakat umumnya.
Upaya menyesuaikan dengan organisasi mendorong seseorang teknolog kinerja
untuk terbuka dan bekerja sama dengan semua pihak dan mengkaji seluruh elem-
en organisasi seperti dan rekrutmen, insentif, peraturan dan kebijakan,dan rekrum-
en, insentif, peraturan dan kebijakan, dan sebagainya. Menekan atau efiiensi biaya
pelatihan serta penyelenggaraan program pelatihan yang lebih selektif ini menjadi
alasan keberadaan tekhnologi kinerja di organisasi, terutama organisasi yang bero-
rientasi pada keuntungan.
2.5 Meningkatkan Kinerja
Menurut Association for Educational Communications and Technology atau disi-
ngkat AECT (2004), Tekhnologi Pendidikan (TP) didefinisikan sebagai studi dan
praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja
dengan cara menciptakan,menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan
sumber-sumber tekhnologi yang tepat, jelas, tujuan utamanya yaitu untuk:
a. Memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran agar efektif, efe-
sien dan menarik.
b. Meningkatkan kinerja.
Dalam tekhnologi pendidikan improving performance atau diterjemahkan seba-

12
gai meningkatkan kinerja lebih sering merujuk pada suatu pernyataan mengenai
keefektifan; bisa merupakan cara - cara yang di harapkan membawa hasil yang
berkualitas,produk yang diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang efektif
,dan perubahan-perubahan kompetensi yang dapat ditetapkan di dunia nyata. Mak-

na belajar itupun merupakan suatu rangaian proses interpretasi berdasarkan penga-


laman yang telah ada, interpretasi tersebut kemudian dicocokan pengalaman peng-
alaman baru.
Efektif sering kali berdampak pada efisien, yaitu hasil yang dicapai dengan peng-
gunaan waktu, tenaga, dan biaya seminim mungkin. Namun apa yang di maksud
dengan efisien sangatlah tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Efisiensi
dalam gerakan pengembangan instruksional sistematis di definisikan sebagai men-
olong peserta didik mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya ya-
ng diukur dengan evaluasi terstruktur (tes, ulangan dsb). Oleh sebab itu proses ke-
giatan belajar dilakukan dengan tahapan - tahapan yang sistematis. Pandangan ini
berbeda dengan pendekatan cara belajar konstruktivis. Cara pandang konstruktivis
menekankan pada posisi peserta didiklah yang menentukan tujuan mereka sendiri
dan bagian apa yang hendak dipelajari.
Belajar yang benar dan berhasil adalah apabila ilmu pengetahuan dapat dipahami
secara mendalam, di alami, dan di terapkan untuk mengatasi masalah - masalah di
dunia nyata, bukan berdasarkan hasil ujian atau ulangan.Konstruktivisme cenderu-
ng mempersoalkan perancangan lingkungan belajar dari pada pentahapan kegiatan
pembelajaran. Lingkungan belajar ini merupakan konsteks yang kaya,baik dari la-
ndasan pengetahuan, masalah yang otentik, dan perangkat yang di gunakan untuk
memecahkan masalah. Itulah sebabnya efisiensi tergantung pada apa tujuan yang
hendak dicapai dalam proses belajar.
Sementara kata performance atau kinerja merujuk pada dua hal yang saling berke-
senimbungan:
a. Kemampuan peserta didik untuk menggunakan dan mengaplikasikan kom-
petensi baru yang telah dicapainya; bukan sekedar mendapat pengetahuan
kemudian stagnan, namun pengetahuan itu meningkatkan kompetensi dan
kompetensi tersebut dapat diaplikasikan secara nyata.

13
b. Selain menolong peserta didik memiliki kompetensi yang lebih baik, alat
dan ide-ide tekhnologi pendidikan dapat membantu para guru maupun pe-
rancang pembelajaran menjadi tenaga pendidik yang lebih mumpuni.Hasil
nya mereka dapat menolong berbagai institusi mencapai tujuan dengan ba-
ik.

2.6 Tekhnologi Pendidikan dan Peningkatan Kinerja


Tekhnologi pendidikan dan peningkatan Kinerja Tekhnologi pendidikan masih
merupakan pendekatan yang terbuka bagi berbagai-bagai pendirian.
Mengajar dan belajar masih banyak mengandung hal-hal yang sebenarnya belum
kita pahami sepenuhnya.Itu sebabnya terdapat berbagai teori tentang belajar yang
belum dapat dipadukan menjadi satu teori balajar yang uniform.Juga belum diket-
ahui dengan pasti bagaimana merumuskan tujuan khusus,cara menyampaikan bah-
anPelajaran yang paling serasi. Masih belum ada keyakinan, hingga manakah kita
dapat mengukur hasil mengajar khususnya tujuan pendidikan yang mengenai per-
kembangan kepribadian anak antara lain dalam bidang efektif. Banyak hal-hal da-
lam situasi belajar yang belum kita ketahui dengan jelas apa pengaruhnya terhad-
ap hasil belajar, demikian pula belum mengetahui peranan perbedaan individual
dalam proses belajar.Justru karena itulah aliran tekhnologi pendidikan mendorong
para pengajar untuk lebih memandang kegiatan mengajar ini sebagai masalah dan
berusaha memecahkannya secara ilmiah berdasarkan penelitian.Ini menuntut agar
tiap guru sedikit banyak sedikit menjadi peneliti yang selalu kritis terhadap usaha
nya,bersedia mencari jalan-jalan baru untuk senantiasa meningkatkan keahliannya
dalam profesinya.
Tekhnologi tidak merupakan kunci kearah sukses yang pasti dalam pendidikan.
Akan tetapi tekhnologi pendidikan menunjukkan sesuatu prosedur atau metodolo-
gi yang dapat di terapkan dalam pendidikan. Tekhnologi pendidikan dalam suatu
teori yang mempunyai sejumlah hipotedsis. Tekhnologi pendidikan dapat juga di
pandang sebagai suatu gerakkan dalam pendidikan yang di ikuti oleh guru - guru
yang merasakan bahwa mengajar hingga kini masih dilakukan secara semberono,
asal - asalan saja, tanpa dasar yang kokoh, menurut selera masing - masing.Maka
tekhnologi pendidikan merupakan usaha yang sungguh-sungguh untuk memperb-

14
aiki metode mengajar dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah yang membuk-
tikan keberhasilan dalam bidang-bidang lain.

2.7 Penerapan Tekhnologi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Untuk menerapkan teknologi pendidikan dalam sebuah sistem maupun lembaga
pendidikan hususnya pendidikan islam,tentunya dibutuhkan seorang pendidik atau
pelaksana pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam beberapa bidang seba -
gai berikut: Perancang proses dan sumber belajar; di mana lingkup pekerjaannya
meliputi meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan,strategi pembel-
ajaran dan karakteristik belajar Pengembangan proses dan sumber belajar; dimana
lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan tekhnologi cetak, tekhnologi audio-
visual, tekhnologi berbasis computer, tekhnologi terpadu.
Pemanfaatan/penggunaan proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaan
nya meliputi pemanfaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan,implem-
entasi dan institutionalisasi serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.Pe-
ngelola proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi peman-
faatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan,implementasi dan institutio-
nal serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.Pengola proses dan sumber
belajar;dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek,pengelolaan sistem
informasi pendidikan.Evaluasi/penilaian;dengan lingkup pekerjaan meliputi mela-
kukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi su-
matif. Apabila sebuah lembaga pendidikan islam mempunyai tenaga yang kompe-
ten dalam beberapa bidang diatas, maka akan lebih mudah bagi lembaga tersebut
untuk menerapkan tekhnologi pendidikan secara maksimal serta memperoleh hasil
yang maksimal juga. Dengan demikian, mutu dari pendidikan islam tidak akan di
pandang remeh atau dinomor duakan setelah pendidikan umum.

15
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Tekhnologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi,
meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa mas-
alah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang, melaksana-
kan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut.Dalam tekhnologi pendi-
dikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang
di desain dan / atau di pilih dan / atau di gunakan untuk keperluan belajar sumber-
sumber belajar ini meliputi: pesan,orang,bahan,peralatan,teknik dan latar (setting).
Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran filosofi atau konsepsual dan pengalam-
an selama ini dari lembaga-lembaga pendidikan islam yang dalam waktu ke wak-
tu telah mampu tumbuh di Tengah - tengah dinamika masyarakat dan memberikan
konstribusi sebagai berikut:
1. Motivasi kreatifitas anak didik kearah pengembangan IPTEK itu sendiri,dimana
nilai-nilai islam menjadi sumber acuannya.
2. Mendidik keterampilan,memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup
umat manusia pada umumnya dan umat islam pada khususnya.
3. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK, dan hubungan
yang akrab dengan para ilmuan yang memegang otoritas IPTEK dalam bidang
masing-masing.
4. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan
umat manusia melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari su-
ber-sumbernya yang murni dan kontekstual dengan masa depan kehidupan ma -
nusia.
Konteks Tekhnologi Kinerja:
1. Makna Human
2. Makna Kinerja
3. Makna Tekhnologi
4. Tempat Kerja dan Organisasi
5. Karakteristik Tekhnologi Kinerja.

16
Sementara kata performance atau kinerja merujuk pada dua hal yang saling ber-
kesinambungan:
a. Kemampuan peserta didik untuk menggunakan dan mengaplikasikan compete-
nsi baru yang telah dicapaikanya; bukan sekedar mendapat pengetahuan kem-
udian stagnan, namun pengetahuan itu meningkatkan kompetensi dan compet-
ensi tersebut dapat diaplikasikan secara nyata.
b. Selain menolong peserta didik memiliki kompetensi yang lebih baik, alat dan
ide-ide tekhnologi pendidikan dapat membantu para guru maupun perancang
Pembelajaran menjadi tenaga pendidik yang lebih mumpuni. Hasilnya mereka
dapat menolong berbagai institusi mencapai tujuan dengan lebih baik.
Mengajar dan belajar masih banyak mengandung hal-hal yang sebenarnya bel-
um kita pahami sepenuhnya. Itu sebabnya terdapat berbagai teori tentang belajar
yang belum dapat dipadukan menjadi satu teori belajar yang uniform. Juga belum
diketahui dengan pasti bagaimana merumuskan tujuan khusus,cara menyampaikan
bahan pelajaran yang paling serasi. Masih belum ada keyakinan, hingga manakah
kita dapat mengukur hasil mengajar khususnya tujuan pendidikan yang mengenai
perkembangan kepribadian anak antara lain dalam bidang efektif. Banyak lagi hal-
hal dalam situasi belajar yang belum kita ketahui dengan jelas apa pengaruhnya
terhadap hasil belajar,demikian pula belum mengetahui peranan perbedaan indivi-
dual dalam proses belajar. Justru karena itulah aliran tekhnologi pendidikan mend-
orong para pengajar untuk lebih memandang kegiatan mengajar ini sebagai masal-
ah dan berusaha memecahnya secara ilmiah berdasarkan penelitian.Ini menurut
agar tiap guru sedikit banyak sedikit menjadi peneliti yang selalu kritik terhadap
usahanya,bersedia mencari jalan-jalan baru untuk senantiasa meningkatkan ke ahli
annya dalam profesinya.

17
3.2 SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca,
apabila terdapat kesalahan mohon dimanfaatkan dan dimaklumi. Untuk itu masuk
kan dan saran bagi pembaca sangat diharapkan.

18
PERPUSTAKAAN

http:// jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/06 meningkatkan kinerja-dalam-konteks-


pendidikan/diakses pada hari Selasa, Jam 06.25, tanggal 05 September 2023.
Nasution.2012, Tekhnologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Salma Prawiradiraga, Dewi, 2012 Wawasan Tekhnologi Pendidikan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

19

Anda mungkin juga menyukai