Anda di halaman 1dari 45

UNIT PEMBELAJARAN

6
PECAHAN

0
DAFTAR ISI

Pendahuluan........................................................................................................................................ 2

Tujuan dan Hasil Belajar ................................................................................................................... 3

Sumber dan Bahan ............................................................................................................................ 3

Waktu .................................................................................................................................................... 4

TIK .......................................................................................................................................................... 4

Energizer .............................................................................................................................................. 6

Langkah – Langkah Kegiatan In Service Learning 1 (IN – 1) .................................................. 8

Pesan Utama ..................................................................................................................................... 14

Langkah – Langkah Kegiatan On the job Learning 1 (ON) ................................................. 14

Langkah – Langkah Kegiatan In Service Learning 2 (IN – 2) ............................................... 15

Glosarium ........................................................................................................................................... 40

Power Point ....................................................................................................................................... 41

Daftar Pustaka .................................................................................................................................. 43

1
UNIT PEMBELAJARAN 6
PECAHAN

Pendahuluan
Apa itu pecahan ? Bagaimana cara mengajarkan pecahan kepada anak-anak MI?
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian yang sama dari satu yang utuh. Misalnya
pecahan ½ dapat dimaknai sebagai satu bagian dari dua bagian yang sama. Nah,
dari sini apakah anak-anak dapat membayangkan ½ itu seberapa banyaknya? Ini
yang kadang terlewatkan ketika anak-anak hanya belajar prosedural penyelesaian
soal tanpa memberikan ruang pada mereka untuk bernalar dengan menerapkan
standar proses pembelajaran matematika yang tepat.
Pada Unit ini akan membahas tentang pecahan dan cara mengajarkannya.
Mengajarkan pecahan memang bukanlah serentetan aturan yang dihafal
langkahnya, namun melalui suatu pemecahan masalah dengan benda-benda
konkret yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, anak-anak perlu
difasilitasi dengan berbagai kegiatan yang dapat membangun pemahaman melalui
proses berpikir melalui pendekatan KPA (konkret-piktorial-abstrak).
Salah satu langkah awal untuk memperkenalkan pecahan menggunakan KPA adalah
dengan cara memperkenalkan pecahan sebagai bagian yang sama dari satu yang
utuh. Hal ini dapat dilakukan dengan mengeksplorasi benda-benda konkret, lalu
dilanjutkan dengan representasi visual, kemudian setelah itu baru diperkenalkan
dalam bentuk abstrak (simbol). Misalnya untuk menunjukkan pecahan ½ dapat
dilakukan dengan cara memotong satu buah tomat menjadi dua bagian yang sama
besar. Perhatikan contoh berikut.

1
Gambar 1 Konsep Pecahan Setengah ( 2 )

2
Tujuan dan Hasil Belajar
Tujuan dari unit pembelajaran (UP) ini adalah untuk membantu guru
mengembangkan lebih lanjut kompetensi pedagogik dan professional, khususnya
pada kompetensi inti ke-4 “menerapkan pembelajaran yang mendidik” yang terkait
dengan (4.1, 4.2, dan 4.5) dan kompetensi inti ke-20 “menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran” yang terkait
dengan (20.7, 20.8, 20.9, 20.10). Melalui pembahasan materi dan kegiatan-
kegiatan yang disajikan pada unit pembelajaran ini, diharapkan guru dapat memiliki
dasar pengetahuan dan pengalaman untuk mengajarkan konsep pecahan dan
operasi penjumlahan pecahan.
Pada akhir kegiatan, peserta pelatihan diharapkan dapat:
1. Menghubungkan konsep pecahan dengan konteks kehidupan sehari-hari
2. Menjelaskan dan membelajarkan konsep dasar pecahan
3. Mengidentifikasi dan mengeksplorasi pecahan menggunakan benda
konkrit
4. Menjelaskan dan membandingkan pecahan senilai
5. Mengidentifikasi pecahan sebagai bagian dari suatu kelompok
6. Menjelaskan dan mempraktikkan penjumlahan dan mengurangkan pecahan

Sumber dan Bahan


♦ LKPD 1.1
♦ LKPD 1.2
♦ LKPD 1.3
♦ LKPD 1.4
♦ LKPD 1.5
♦ LKPD 1.6
♦ LKPD 1.7
♦ Informasi Tambahan
♦ LKPD 4.a (Refleksi Proses dan Hasil Pelaksanaan Pembelajaran)
♦ LKPD 4.c (Rencana Kerja Tindak Lanjut)
Bahan:
♦ Kertas Origami dan kertas HVS

3
♦ Kertas plano dan lem kertas
♦ Gunting, selotip, spidol boardmarker
♦ Kue dan atau buah-buahan yang memungkinkan untuk dipotong
atau dibagi-bagi sama besar
♦ Video animasi operasi hitung pecahan

Waktu
Kegiatan UP ini memerlukan waktu minimal 360 menit

TIK
Penggunaan TIK dalam kegiatan UP ini menjadi utama sebagai sarana untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam menggunakan perangkat TIK berikut
aplikasinya dalam pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:
♦ LCD dan Laptop untuk presentasi
♦ Hotspot/Wifi
♦ Video

4
Alur Pembelajaran
IN Service Learning 1 (IN-1)

Kegiatan Awal (30 menit) Kegiatan Inti (300 menit) • Kegiatan Akhir (30
menit)
• Fasilitator menyampaikan • Kegiatan 1. Mengidentifikasi
pecahan • Fasilitator memberikan
latar belakang dan tujuan
• Kegiatan 2. Membandingkan penguatan
pembelajaran aljabar.
• Peserta melakukan curah pecahan • Peserta melakukan
pendapat/gagasan • Kegiatan 3. Menentukan Pecahan refleksi terkait kegitan
tentang praktik mengajar senilai pembelajaran pecahan
pecahan di MI. • Kegiatan 4. Mengidentifikasi
pecahan sebagai bagian dari
suatu kelompok
• Kegiatan 5. Menjumlahkan dan
mengurangkan pecahan (120
menit)

In Service Learning 2 (IN-2) On the Job Learning


(ON)
Kegiatan Inti
Peserta secara individu /
Kegiatan Awal Peserta mendiskusikan team teaching
Fasilitator menyampaikan kegiatan IN mempraktikkan rencana
tujuan dan hasil kegiatan Peserta mepresentasikan pelaksanaan pembelajaran
yang akan dicapai hasil pelaksanaan ON di kelas masing-masing
berdasarkan format yang
diberikan

Peserta yang tidak praktik


mengamati pelaksanaan
dengan menggunakan
instrumen pengamatan
Kegiatan Akhir

• Peserta menyusun rencana tindak lanjut yang berupa


perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran
• Fasilitator bersama peserta menyimpulkan capaian kegiatan
refleksi

5
Energizer
Energizer berikut ini berhubungan dengan tema sesi dengan judul “Menjelajahi Rute
66 dengan Matematika. Petunjuk:

 Bagi peserta ke dalam beberapa kelompok. Bagikan gambar Rute 66 di bawah


ini.

 Informasikan aturan permainan yakni:


o Waktu menjelajahi dan membuat rute maksimal 5 menit. Kelompok yang
menyelesaikan lebih dari waktu yang dipersyaratkan dinyatakan gugur.
o Rute dibuat dengan menarik garis di atas gambar. Peserta harus membuat
perencanaan dan perhitungan yang matang sebelum menarik garis.
o Garis rute hanya sekali dibuat. Garis yang telah dibuat tidak boleh
dihapus/diganti. Peserta yang melanggar dinyatakan gugur.
o Pemenang adalah peserta yang menyelesaikan tepat pada waktunya dan
mebuat rute yang benar sesuai dengan aturan.
o Permainan dimulai setelah instruksi selesai dibacakan. Instruksi dibacakan
sekali dan tidak diulang.

 Instruksi:
o Kelompok Anda sedang mengendarai sebuah mobil sedan antik produksi
tahun 1966 yang benar-benar sangat mengagumkan dan keren dan
menempuh Rute 66 untuk berpesiar. Anda harus mengisi bensin setiap 66
km. Ikuti rute yang berjumlah 66 di setiap pom bensin. Lakukan
perhitungan untuk setiap angka yang Anda temui. Tarik garis melalui rute
66 sesuai dengan jalur yang Anda lewati sampai ke tempat tujuan.

6
7
Langkah – Langkah Kegiatan In
Service Learning 1 (IN – 1)
Kegiatan Awal (30 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan dan hasil belajar, dan alur
pembelajaran.
(2) Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok (4 atau 5 orang per
kelompok)
(3) Fasilitator memandu peserta melakukan energizer atau ice breaking (jika
dibutuhkan)
(4) Fasilitator mengajak peserta melakukan curah pendapat dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Mengapa belajar pecahan itu penting? Apa tujuan belajar pecahan? (jawaban
peserta bisa beragam)
b. Kapan kita menggunakan konsep pecahan?
c. Media apa yang biasanya Bapak Ibu gunakan untuk mengajarkan pecahan?
(pertanyaan bisa beragam)
1 Catatan Fasilitator

● Pandulah peserta melakukan curah pendapat mengenai pengalaman mereka


mengajarkan konsep pecahan di madrasah masing-masing.
● Tunjukkan gambar berikut sebagai alternative jawaban untuk pertanyaan pada huruf “b”

Gambar 2. Pecahan dalam Kehidupan sehari-hari

8
Kegiatan Inti (450 menit)

Kegiatan 1.1 Membuat Pecahan ½ (30 menit)


Alat dan bahan: Kertas origami, kertas plano, penggaris, gunting, lem, dan LKPD
1.1
Langkah-langkah Kegiatan:
1) Siapkan beberapa kertas origami/ kertas berbentuk persegi
2) Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama besar!
3) Arsirlah bagian yang menunjukkan setengah !
4) Tuliskan angka pecahan pada setiap bagian !
5) Tunjukkan minimal 4 bentuk yang berbeda !
6) Presentasikan hasilnya !

2 Catatan Fasilitator

● Pastikan kertas yang digunkan peserta berukuran sama besar


● Pastikan semua peserta mengeksplorasi pecahan ½ dengan cara membagi 1 kertas
menjadi 2 bagian yang sama besar
● Mintalah peserta menempelkan hasil kerjanya pada kertas plano dan
mempresentasikannya di depan kelas
● Berikan penguatan konsep pecahan sebelum melanjutkan ke kegiatan 1.2

Kegiatan 1.2 Pecahan Merupakan Bagian dari Satu Bagian


Utuh (Part Of a Whole)
Alat dan bahan: Kertas HVS, penggaris, alat tulis (spidol/pena) dan LKPD 1.2
Langkah-langkah Kegiatan:
1) Tunjukkan gambar-gambar berikut menggunakan slide PPT dan tau bagikan LKPD
1.2

2) Dari gambar-gambar di atas, tanyakan kepada peserta:

● Manakah bentuk pecahan yang menunjukkan ½ ?”


● Bagaimana cara menentukannya?

9
● Jelaskan perbedaan dan persamaan dari gambar pecahan tersebut!
● Apa saja yang dapat disimpulkan dari kegiatan ini?

3 Catatan Fasilitator

● Pastikan peserta dapat menemukan konsep pecahan dengan tepat.


● Berikan penguatan bahwa setengah (1/2) bisa didapatkan ketika kita membagi atau
memotong satu bagian utuh menjadi dua bagian yang sama besar.
● Tunjukkan slide 10 untuk melihat contoh gambar pecahan ½ dan gambar pecahan
bukan ½

Kegiatan 1.3 Menunjukkan Pecahan ½,¼ dan 1/8


Alat dan bahan: Kertas origami, lem, dan LKPD
Langkah-langkah Kegiatan:
1) Ambillah 1 lembar kertas origami, kemudian lipatlah kertas tersebut menjadi
dua bagian yang sama besar !
2) Dengan kertas yang sama, lipatlah lagi menjadi empat bagian !
3) Dengan kertas yang sama, lipatlah lagi menjadi delapan bagian !
4) Berapa bentuk pecahan yang dapat ditunjukkan dari aktivitas ini ?
5) Tuliskan bentuk pecahan yang anda maksud pada soal nomor 4 !
6) Dari aktivitas di atas apa yang dapat kita pelajari dari konsep pecahan?
Jelaskan !

4 Catatan Fasilitator

● Tujuan dari kegiatan 1.3 ini adalah menunjukkan berbagai bentuk pecahan dengan
cara yang berbeda
● Tunjukkan hasil kerja peserta dan minta mereka mempresentasikan

Kegiatan 1.4 Menemukan Konsep Pecahan Sebagai Bagian dari


Suatu Kelompok (part of a group)
Alat dan bahan: Benda konkret, kertas HVS, dan LKPD 1.4
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Siapkan sekumpulan benda di sekitar Anda misalnya 8 buah tomat (benda
konkret lainnya) !

10
2. Susunlah kumpulan tomat tersebut menjadi bentuk persegi panjang!
3. Tunjukkan setengah bagian dari keseluruhan tomat!
4. Tuliskan nama pecahan tersebut!
5. Tunjukkan seperempat bagian dari keseluruhan tomat! (Berapa banyak tomat dari
keseluruhan?)
6. Apa yang dapat kita pelajari dari aktivitas ini?

5 Catatan Fasilitator

● Jika buah tomat tidak tersedia, maka peserta bias menggunakan benda-benda konkret yang
ada di sekitar
● Pastikan peserta mengikuti langkah-demi langkah pada kegiatan 1.4 ini secara runtut
Konsep yang akan diperkenalkan di sini adalah tentang konsep pecahan yang menunjukkan
bagian dari satu kelompok atau part of a group.
● Dari sejumlah tomat yang disusun menjadi persegi panjang, guru dapat membaginya
menjadi ½ bagian dan menunjukkannya dengan berbagai cara. Cara pertama adalah
membaginya dengan bentuk vertikal dan yang kedua dalam bentuk horizontal.
● Kegiatan berikutnya mengajak guru untuk berpikir kritis dan kreatif serta membuktikan
jawaban dan mengkomunikasikan hasilnya.
● Hasil setiap guru diperlihatkan kepada kelompok lain dan menemukan apakah ada jawaban
atau cara yang berbeda

Kegiatan 1.5 Diskusi Pleno “Pecahan sebagai part of a


group”
Alat dan bahan: Kertas plano dan LKPD 1.5
Langkah-langkah Kegiatan:
Berdasarkan kegiatan 1.4, diskusikanlah dalam kelompok pertanyaan-pertanyaan
berikut:
1. Apakah Bapak ibu menemukan cara lain dalam membagi sekumpulan
tomat (benda konkret lainnya) ?
2. Tuliskan cara yang bisa Bapak Ibu dilakukan pada kertas plano !
3. Berapa saja pecahan yang dapat ditunjukkan dari kegiatan tersebut?
4. Dari pecahan tersebut jelaskan pecahan mana yang menunjukkan bagian
paling kecil ?
5. Kenapa pecahan tersebut nilainya paling kecil dibanding pecahan yang
lain ?
6. Urutkan pecahan tersebut dari yang terbesar !

11
7. Dari aktivitas tersebut, pelajaran apa yang kita dapatkan dari konsep
pecahan?

6 Catatan Fasilitator

● Pecahan yang mungkin dapat ditemukan dari sekumpulan tomat pada kegiatan
1.4 adalah pecahan, 1/8, ¼, 1/2 (urutan berdasarkan pecahan dari yang terkecil)
● Pecahan merupakan bagian dari satu kelompok/ kumpulan (part of a group)

Kegiatan 1.6 Pecahan Senilai


Alat dan bahan: Kertas origami, lem, spidol permanen dan LKPD 1.6
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Siapkan tiga kertas origami, dan beri nomor pada tiap kertas!
2. Lipat kertas pertama secara vertikal menjadi dua bagian yang sama,
kemudian arsir satu bagian dan tuliskan nama pecahannya!
3. Lipat kertas kedua secara vertikal menjadi empat bagian yang sama,
kemudian arsir dua bagian dan tuliskan nama pecahannya!
4. Lipat kertas ketiga secara vertikal menjadi delapan bagian yang sama,
kemudian arsir empat bagian dan tuliskan nama pecahannya !
5. Letakkan ketiga kertas tersebut secara berurutan berdasarkan arsiran !
6. Bandingkan luas daerah yang diarsir pada ketiga kertas tersebut !
7. Tuliskan kesimpulanmu dari aktivitas tersebut !

7 Catatan Fasilitator

● Pastikan peserta dapat menemukan konsep pecahan senilai dari kegiatan 1.6 tersebut
● Luas daerah yang diarsir pada 3 kertas origami menunjukkan pecahan ½ senilai dengan
2/4 dan senilai dengan 4/8
● Minta peserta menunjukkan 3 kertas yang sudah diarsir dan mempresentasikan di
depan kelas

Kegiatan 1.7 Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan


Berpenyebut Sama
Alat dan bahan: Kertas origami, lem, dan LKPD
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Perhatikan gambar gelas A dan gelas B!

12
Gambar 3. Pecahan Berpenyebut Sama

2. Diskusikanlah dalam kelompok pertanyaan-pertanyaan berikut!


a) Jika air di gelas B ditambahkan ke dalam gelas A, berapa bagian gelas A yang
terisi air?
b) Berapa bagian gelas A yang masih kosong?
1
c) Jika gelas air adalah 50 ml, berapa ml air di gelas A saat ini?
4
8 Catatan Fasilitator

● Minta peserta mendiskusikan kegiatan menggunakan LKPD 1.7


● Jika memungkinkan masih ada tambahan waktu, Ulangi kegiatan dengan nilai pecahan
yang berbeda
● Gunakan masalah kehidupan nyata yang dekat dengan peserta didik
● Minta peserta menjelaskan kesimpulan dari kegiatan ini
● Fasilitator memberikan penguatan dengan menampilkan slide 25 (tayangkan slide 25
dengan on klik)
● Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau menanggapi

Kegiatan Akhir (30 menit)


Langkah-langkah kegiatan:
(1) Lihat kembali pada tujuan dan hasil pembelajaran yang disampaikan di awal
kegiatan.
(2) Fasilitator menanyakan ketercapaian tujuan kepada peserta dan minta mereka
menjawab dengan mengacu pada apa yang telah dipelajari selama kegiatan.
(3) Peserta diminta untuk menjelaskan apa yang mereka anggap sebagai pesan utama
dari kegiatan ini, lalu menuliskannya.
(4) Peserta diberi kesempatan untuk menuliskan hasil refleksi pembelajaran yang
mereka peroleh (bisa dituliskan dalam platform mereka masing-masing)
(5) Fasilitator menginformasikan kegiatan selanjutnya adalah kegiatan ON, yaitu
mempraktikkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

13
9 Catatan Fasilitator

● Berikan kesempatan peserta untuk menjelaskan pesan utama dari UP ini dan
menjawab pertanyaan refleksi.
● Pandulah peserta untuk melakukan refleksi.
● Berikan penguatan tentang pecahan dengan menampilkan slide 19 s.d 27 dalam
tayangan PPT

Pesan Utama
 Kepekaan terhadap pecahan atau fraction sense sangat penting dimiliki oleh
anak, karena akan menentukan keputusan dalam kegiatan sehari-hari. Saat
anak harus memilih suatu benda, misalnya memilih ½ atau ¼ potong kue, anak
harus dapat membayangkan besaran kue tersebut. Ia harus membayangkan
kue yang utuh dan besaran dari setiap bagiannya.
 Terbiasanya anak memvisualisasikan nilai pecahan tidak terlepas dari
kemampuan mengkoneksikan antara pecahan dengan benda konkretnya. Oleh
sebab itu, peran guru di kelas harus mampu menghadirkan pemanfaatan
pecahan dalam kehidupan sehari-hari dan memanfaatkan benda konkrit saat
membelajarkan konsep pecahan menjadi penting. Selain itu, anak harus dapat
memahami, menjelaskan, membandingkan, mengurutkan dan
mengomunikasikan pecahan untuk menyelesaikan masalah.

Langkah – Langkah Kegiatan On the


job Learning 1 (ON) (240 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan bahwa tahapan ON ini akan mempraktekkan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Dalam kegiatan kelompok kerja,
tahapan ini akan dilaksanakan oleh guru di kelasnya masing-masing, baik secara
individu maupun team teaching.
(2) Peserta yang tidak praktik akan mengamati praktik dengan menggunakan lembar
pengamatan yang terdapat pada Lembar Kerja 6. Lembar Pengamatan. Dalam
kegiatan kelompok kerja yang akan mengamati adalah fasilitator dan atau
bersama peserta lainnya.

14
Langkah – Langkah Kegiatan In
Service Learning 2 (120 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
Langka-langkah kegiatan:
Fasilitator menyampaikan tujuan dan hasil kegiatan yang akan dicapai dalam
kegiatan ini.
Tujuan kegiatan:
♦ Melakukan refleksi proses dengan mengkaji ketercapaian pelaksanaan dan
mengidentifikasi faktor penghambat, serta tantangannya.
♦ Melakukan refleksi hasil dan menganalisisnya berdasarkan ide yang
dikembangkan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik dalam belajar
pecahan

Kegiatan Inti (80 menit)


♦ Fasilitator menjelaskan dan menayangkan hasil/pencapaian praktik.
♦ Peserta merefleksikan kesulitan dan tantangan yang dihadapi sesuai dengan
format dalam Lembar Kerja 4a
♦ Peserta mempresentasikan refleksi dan tulisannya.
Hasil yang diharapkan adalah:
♦ Informasi dan data ketercapaian pelaksanaan pembelajaran dan tantangan
selama proses.
♦ Tulisan sederhana hasil dari proses dan hasil praktik baik yang dihasilkan oleh
guru
♦ Peserta yang mengamati praktik akan menyampaikan hasil pengamatannya dan
praktikan mencatat masukan yang diberikan.
♦ Praktikan menyampaikan hasil praktik dan menanggapi hasil pengamatan yang
telah diberikan.
♦ Fasilitator menyampaikan bila kegiatan berlangsung di kelompok kerja, maka
ditambahkan kegiatan gelar karya/showcase yang menampilkan hasil
pelaksanaan praktik berupa dokumentasi video/photo dalam tayangan slide
atau hasil karya peserta didik.

15
Kegiatan Akhir (30 )
(1) Peserta menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berdasarkan Lembar Kerja RTL.
(2) Fasilitator menyimpulkan kegiatan berdasarkan catatan fasilitator 10.

10 Catatan Fasilitator

▪ Rencana tindak lanjut digunakan untuk memfinalisasikan rencana pelaksanaan


pembelajaran agar sesuai dengan kondisi/karakteristik siswa, lingkungan belajar,
dan kebutuhan pembelajaran. Oleh karena itu, peserta diminta untuk secara cermat
dapat menyusun perencanaan dengan baik.

16
LKPD 1 Pecahan ½
Kelompok : ____________________________
Tanggal : ____________________________

Diskusi Kelompok

1) Siapkan beberapa kertas origami/ kertas berbentuk persegi

2) Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama besar!

3) Arsirlah bagian yang menunjukkan setengah !

4) Tuliskan angka pecahan pada setiap bagian !

5) Tunjukkan minimal 4 bentuk yang berbeda !

6) Presentasikan hasilnya di depan kelas !

17
LKPD 2 Menentukan Pecahan dan Bukan Pecahan
Kelompok : ____________________________
Tanggal : ____________________________

Diskusi Kelompok:
1) Berdasarkan gambar-gambar di bawah ini, manakah bentuk pecahan ½ ?
2) Bagaimana cara menentukannya?
3) Jelaskan perbedaan dan persamaan yang Anda temukan!
4) Apa saja yang dapat disimpulkan dari kegiatan ini?
5) Tuliskan hasil diskusi pada kertas plano !
6) Presentasikan hasilnya di depan kelas !

18
LKPD 3_ UP 6. Pecahan
Menunjukkan pecahan ½,¼ dan 1/8 (Kegiatan untuk siswa)

1. Ambillah 1 lembar kertas (kertas HVS atau origami)!

2. Lipatlah kertas menjadi dua bagian yang sama besar !

3. Dengan kertas yang sama, lipatlah lagi menjadi empat bagian sama besar !

4. Dengan kertas yang sama, lipatlah lagi menjadi delapan bagian sama besar!

5. Berapa bentuk pecahan yang dapat di tunjukkan dari aktivitas ini ?

6. Tuliskan bentuk pecahan berapa saja yang dapat Anda temukan berdasarkan langkah

kegiatan 4!

7. Berdasarkan kegiatan ini, apa yang dapat kita pelajari dari konsep pecahan ? Jelaskan !

19
LKPD 4_ UP 6. Pecahan

Diskusi Kelompok:
1. Siapkan sekumpulan benda di sekitar Anda misalnya 8 buah tomat (benda konkret
lainnya) !
2. Susunlah kumpulan tomat tersebut menjadi bentuk persegi panjang !
3. Tunjukkan setengah bagian dari keseluruhan tomat ! (Berapa banyak tomat dari
keseluruhan?)
4. Tuliskan nama pecahan tersebut !
5. Tunjukkan seperempat bagian dari keseluruhan tomat ! (Berapa banyak tomat dari
keseluruhan?)
6. Apa yang dapat kita pelajari dari aktivitas ini?

20
LKPD 5_ UP 6. Pecahan

Berdasarkan kegiatan 1.4 diskusikan dalam Kelompok:


1) Apakah bapak ibu menemukan cara lain dalam membagi tomat (benda konkrit)?
2) Tuliskan cara yang bisa dilakukan !
3) Berapa saja pecahan yang dapat ditunjukkan dari kegiatan tersebut?
4) Dari pecahan tersebut Jelaskan pecahan mana yang menunjukkan bagian paling kecil ?
5) Kenapa pecahan tersebut nilainya paling kecil dibanding pecahan yang lain ?
6) Urutkan pecahan tersebut dari yang terbesar !
7) Dari aktivitas tersebut, pelajaran apa yang kita dapatkan dari konsep pecahan ?

21
LKPD 6_ UP 6. Pecahan Senilai

Langkah Kegiatan pembelajaran:


1. Siapkan tiga kertas origami, dan beri nomor pada tiap kertas!
2. Lipat kertas pertama secara vertikal menjadi dua bagian yang sama, kemudian arsir
satu bagian dan tuiskan nama pecahannya!
3. Lipat kertas kedua secara vertikal menjadi empat bagian yang sama, kemudian arsir
dua bagian dan tuiskan nama pecahannya!
4. Lipat kertas ketiga secara vertikal menjadi delapan bagian yang sama, kemudian arsir
empat bagian dan tuliskan nama pecahannya !
5. Letakkan ke tiga kertas tersebut secara berurutan (dari atas ke bawah) berdasarkan
arsiran !
6. Bandingkan luas daerah yang diarsir pada ketiga kertas tersebut !
7. Tuliskan kesimpulanmu dari aktivitas tersebut !

22
LKPD 7_ UP 6. Penjumlahan Pecahan

Diskusikan dalam kelompok:


1. Perhatikan gambar !

2. Jika air di gelas B ditambahkan ke dalam gelas A:


3. Berapa bagian gelas A yang terisi air?
4. Berapa bagian gelas A yang masih kosong?
1
5. Jika 4 gelas air adalah 50 ml, berapa ml air di gelas A saat ini?

6. Berdasarkan kegiatan ini, apa kesimpulan yang dapat kita simpulkan?

23
LKPD 8
Rencana Kegiatan Tindak Lanjut

Apa kegiatan selanjutnya ?


Memfinalisasikan rencana pelaksanaan pembelajaran agar sesuai dengan
kondisi/karakteristik siswa, lingkungan belajar, dan kebutuhan pembelajaran
Contoh kegiatan :
1. Mengidentifikasi kemungkinan respon siswa terhadap pembelajaran
2. Menyiapkan strategi antisipasi berbagai macam respon siswa
3. Menyesuaikan media pembelajaran fokus pada kesulitan siswa belajar agar belajar
dengan lebih baik.
4. …….

Contoh RTL :
No Kegiatan Bulan : ..........................
Min-1 Ming - 2 Ming-3 Ming-4
1 Mengidentifikasi kemungkinan
respon siswa terhadap
pembelajaran
2 Menyiapkan strategi antisipasi
berbagai macam respon siswa

3 …..

24
Informasi Tambahan 1
Integrasi Keislaman

Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 11: yang artinya,

“Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk


anak-anakmu, yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak
perempuan. Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka
bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu
seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan), Dan untuk kedua
ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang
meninggal) mempunyai anak, jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak, dan dia
diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia yang
meninggal mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian–
pembagian tersebut diatas) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah
dibayar) hutangnya . Tentang orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa
di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah.
Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana”.

Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt mensyariatkan kepada manusia tentang


pembagian harta waris (faraid) menggunakan konsep matematika yaitu pecahan. Untuk
melakukan pembagian harta warisan sesuai dengan yang ditentukan dalam Al Quran,
beberapa hal perlu diketahui terlebih dahulu, seperti jumlah keseluruhan harta warisan
yang ditinggalkan, jumlah ahli waris yang berhak menerima, dan berapa bagian yang
berhak diterima ahli waris. Misalnya jika anak yang ditinggalkan terdiri atas laki-laki dan
perempuan, maka bagian seorang anak laki-laki dua kali bagian anak perempuan. Jika
semua anaknya perempuan, dan lebih dari dua orang, maka mereka mendapat 2/3 dari
harta yang ditinggalkan. Jika si mayit meninggalkan bapak dan ibu, maka bagian masing-
masing 1/6, dan seterusnya.

Ayat di atas telah menyebutkan beberapa bilangan pecahan yang digunakan dalam
masalah faraid, yaitu 2/3 (Tsulasa) ½ (Nisf) 1/3 (Tsulus) ¼ (Rubu’) 1/6 (Sudus) 1/8
(Tsumun. Dan ketika hasil jumlah furudhul muqaddarah ahli waris menghasilkan pecahan
yang pembilangnya melebihi penyebutnya, maka muncullah istilah ‘aul. ‘Aul artinya
memperbesar penyebut sehingga sama dengan pembilang. Sebaliknya, jika hasil jumlah
furudhul muqaddarah ahli waris menghasilkan pembilang kurang dari penyebutnya maka
muncullah istilah radd. Radd artinya memperkecil penyebut sehingga sama dengan
pembilang. Misalnya, seorang meninggal dunia dengan meninggalkan suami dan 2 saudara
kandung perempuan. Oleh karena itu, bagian suami ½ dan bagian 2 saudara kandung
perempuan 2/3. Selanjutnya masing-masing bagian dijumlahkan dan diperoleh ½ + 2/3 =
3/6 + 4/6 = 7/6. Karena pembilang lebih dari penyebut maka dilakukan ‘aul, penyebutnya
menjadi 7. Dengan demikian, bagian suami menjadi 3/7 dan bagian dua saudara kandung
perempuan menjadi 4/7. Untuk penjelasan radd diberikan contoh berikut. Misalkan seorang
meninggal dengan meninggalkan seorang Ibu dan seorang anak perempuan. Bagian si ibu
adalah 1/6 (karena ada anak) sedangkan anak perempuan mendapat bagian ½. Selanjutnya
jika dijumlahkan diperoleh 1/6 + ½ = 1/6 + 3/6 = 4/6. Karena pembilang kurang dari

25
penyebut, maka dilakukan radd sehingga penyebutnya menjadi 4 sehingga bagian ibu
adalah ¼ dan bagian anak perempuan menjadi ¾.

Dari uraian di atas ditarik kesimpulan bahwa konsep pecahan berkaitan erat dengan
masalah faraid. Untuk dapat melaksanakan masalah faraidh tersebut dengan baik, maka
kita harus memahami terlebih dahulu konsep matematika terutama yang berkaitan dengan
bilangan pecahan, pecahan senilai, operasi pecahan dan sebagainya. Konsep pecahan
sangat penting dipelajari dan dikuasai agar anak-anak mampu menyelesaikan perhitungan
dan pembagian khususnya masalah pembagian harta warisan sesuai yang disyariatkan oleh
Allah swt.

26
Informasi Tambahan 2.
Konsep pecahan
Pecahan merupakan bagian dari satu yang utuh. Bilangan pecahan berasal dari satuan
yang dibagi-bagi atau di pecah pecah. Misalnya satu persegi panjang utuh jika dibagi menjadi 2
1
bagian yang sama, maka setiap bagiannya dinamakan pecahan 2 . Apabila kedua bagian yang
sama tersebut dijadikan satu, maka akan membentuk persegi panjang seperti semula. Artinya,
apabila 1 persegi panjang dibagi menjadi 2 bagian sama besar, maka nilainya adalah ½ dan ½.
Sebaliknya, apabila ½ bagian persegi panjang digabung dengan ½ bagian persegi panjang
lainnya, maka hasilnya adalah 1 persegi panjang utuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

1
Gambar 4. Pecahan Setengah ( 2 )

1
Selain pecahan 2 , contoh pecahan sebagai bagian dari keseluruhan dapat ditunjukkan
1 1 1 1 1 1
dengan menggunakan gambar beserta istilah pecahan yang sesuai. Misalnya 2
, ,
3 4 5 6 8
seperti gambar dalam tabel berikut.

Gambar 5.

27
Informasi Tambahan 3.
Pecahan Senilai

Pecahan senilai merupakan pecahan yang memiliki nilai yang sama. Memahami konsep pecahan
senilai sangat penting bagi anak sebelum melakukan operasi penjumlahan pecahan penyebut
berbeda. Memperkenalkan konsep pecahan senilai dapat dilakukan dengan cara melipat kertas
kemudian mengarsir bagian yang menunjukkan nilai pecahannya seperti gambar berikut.

Gambar Nilai Pecahan


Kertas hijau dilipat menjadi 2 bagian yang sama kemudian diarsir
sebanyak satu bagian, bagian yang diarsir menunjukkan pecahan
1
2

Kertas kuning dilipat menjadi 4 bagian yang sama kemudian diarsir


2
sebanyak 2 bagian, bagian yang diarsir menunjukkan pecahan
4

Kertas biru dilipat menjadi 8 bagian yang sama kemudian diarsir


4
sebanyak 4 bagian, bagian yang diarsir menunjukkan pecahan
8

Dari ilustrsasi di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa luas daerah yang diarsir pada kertas
berwarna hijau, kuning, dan biru selalu sama walaupun kertas-kertas tersebut dilipat menjadi
2 bagian, 4 bagian dan 8 bagian. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga pecahan tersebut
1 2 4
adalah pecahan senilai karena pecahan = = 8.
2 4

28
Informasi Tambahan 4.
Membandingkan pecahan
Salah satu media yang dapat digunakan untuk membandingkan pecahan adalah strip
pecahan. Strip pecahan bisa kita buat dari kertas karton atau kertas origami. Strip pecahan dapat
dibuat dengan cara melipat kertas menjadi bagian-bagian yang sama, kemudian dipotong-potong
sesuai bagian. Setelah itu, sandingkan dua strip pecahan atau lebih untuk untuk
membandingkannya.
Penggunaan benda strip pecahan dapat memudahkan anak ketika membandingkan dan
mengurutkan pecahan. Dari strip pecahan, anak bisa melihat dengan jelas bahwa pecahan ½
lebih panjang dari pada strip pecahan ¼, artinya pecahan ½ lebih besar dari pada pecahan ¼,
4
pecahan ¼ lebih besar dari pada pecahan 8
, dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut ini.

Gambar Strip Pecahan

29
Informasi Tambahan 5.
Konsep Operasi Pecahan

A. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan


Penjumlahan pecahan dapat diawali dengan istilah menggabungkan bagian-bagian dari
pecahan tertentu. Sementara pengurangan pecahan merupakan mengambil bagian dari pecahan.
Peserta didik dapat difasilitasi dengan benda konkret agar memiliki pengalaman tentang konsep
penjumlahan pecahan. Kegiatan dapat dilakukan dengan praktik secara langsung memotong kue,
menggunting kertas atau mengarsir/ mewarnai bagian gambar.
Contoh:

1 2 3
4
+ 4 4

3
4
1 2
- 4 4

30
B. Penjumlahan Pecahan Campuran

Pada gambar “persegi yang diarsir penuh” merepresentasikan 1 satuan dan persegi yang diarsir
1
satu bagian dari tiga bagian merepresentasikan 3
1 1 1 1 2 1
Sehingga dalam bentuk abstrak dapat dituliskan 1 + 1 3 = (1+1) + ( + )=2 atau 1
3 3 3 3 3
1 4 4 8 2
+1 = +3= =2
3 3 3 3

31
C. Penjumlahan Pecahan pada Garis Bilangan

D. Perkalian Pecahan Menggunakan Penjumlahan Berulang

Pada tahap awal pembelajaran konsep perkalian pecahan, guru perlu mengulang kembali
materi prasyarat yaitu penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan perkalian sebagai
penjumlahan berulang.

Contoh:
Ibu Sholehah memberikan satu pizza kepada anak-anaknya, yaitu Ahmad, Hasan,
dan Husin. Jika masing-masing memakan ¼ bagian dari pizza, maka berapa banyak
pizza yang telah dimakan?

Pembahasan:
Satu anak memakan ¼ pizza, jika 3 anak berarti banyak pizza yang dimakan adalah ¾.
Dengan menggunakan penjumlahan berulang akan didapatkan konsep perkalian sebagai
berikut:
¼ + ¼ + ¼ = dapat ditulis dalam bentuk perkalian 3 x ¾ = ¾

Dalam kalimat sederhana dapat dinyatakan bahwa prosedur perkalian pada pecahan: ”Bilangan
asli dikalikan dengan pecahan hasilnya adalah bilangan asli itu dikalikan pembilangnya,
sedangkan penyebutnya tetap”

32
E. Perkalian Pecahan dengan Sifat Komutatif

Contoh 1:
2
Nisa membeli pita yang panjangnya 3 meter, 3 bagian dari pita tersebut akan digunakan untuk
menghias kado. Berapa meter pita yang digunakan untuk menghias kado?
Untuk menyelesaikan soal tersebut, dapat dibuat representasi dalam bentuk gambar sebagai
berikut.

2 2
Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa ada 3 dari 3 meter adalah 2 meter. Jadi 3 x
3
3𝑥2 6 2 2𝑥3 6
= = = 2 atau x3= = =2
3 3 3 3 3

Contoh 2:
Luas kebun Pak Amir 500 m2, dan 3/5 bagiannya akan ditanami pisang. Berapa luas kebun
yang ditanami ?

Misalkan denah kebun Pak Amir dapat digambarkan seperti ini.

3
Dari gambar tersebut terlihat bahwa luas kebun yang akan ditanami pisang adalah 300 m2 atau x
5
3 𝑥 500 1500
500 m = = = 300 meter
5 5
Saat belajar konsep perkalian pecahan, perlu diingat bahwa tanda “x” dapat dibaca “dari”.
Misalnya ½ x ¼ artinya satu per dua dari satu per dua . ½ x ½ dapat ditunjukkan dengan cara
melipat kertas menjadi dua bagian, kemudian arsirlah atau beri warna satu bagian dari lipatan
tersebut. Selanjutnya kertas yang sama dilipat lagi dengan arah yang berbeda menjadi empat
bagian dan diarsir atau diberi warna berbeda satu bagian dari lipatan yang baru. Satu arsiran

33
atau warna yang bertumpuk merupakan visualisasi hasil kali antara ½ dengan ½ = ¼ . Hasilnya
seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Berdasarkan gambar tersebut dapat ditunjukkan bahwa ½ x ½ = ¼ artinya ada ¼ bagian dari
persegi panjang yang diarsir dua kali. Jadi, hasil perkalian ½ x ½ = ¼

Contoh 2. Representasi Perkalian Pecahan ½ x 3/4


Pecahan ½ x ¾ dapat direpresentasikan dengan gambar sebagai berikut. Pertama buatlah satu
gambar persegi panjang. kedua, bagi persegi panjang menjadi empat bagian sama besar dan
warnai tiga bagiannya. Dan yang terakhir arsir setengah bagian dari tiga per empat bagian
persegi panjang tersebut. tiga arsiran atau warna yang bertumpuk merupakan visualisasi hasil
kali antara ½ dengan ¾ = 3/8

34
F. Pembagian Pecahan dengan Bilangan Asli

Contoh:
Adik mempunyai ½ batang coklat yang akan diberikan kepada 3 temannya. Masing-
masing teman harus mendapat coklat yang sama banyak. Setiap teman adik mendapat
coklat 1/6 bagian.
Pembagian pecahan dalam soal tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan
kertas yang dapat dilipat-lipat untuk memperagakan batangan coklat.

Bagian yang diarsir menunjukkan ½ batang coklat.

Lipat ½ bagian tadi menjadi 3 bagian lagi (menggambarkan dibagi untuk 3 orang)
dan teruskan lipat sampai 1 bagian utuh, sehingga terlihat bahwa 1/3 bagian dari ½
adalah 1/6 , atau yang diarsir dobel.

Bagian masing-masing anak


Permasalahan di atas dalam kalimat matematika adalah ½ : 3. Pada gambar tampak
bahwa bagian dari masing-masing anak adalah 1/6 atau 2: 1/3 = 1/6

Contoh 2.
2/3 : 5 dapat direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar pertama diarsir dua bagian yang merepresentasikan 2/3. Gambar ke dua
dilipat menjadi 5, karena dibagi 5 maka menjadi 5 bagian. Kemudian 2/3 dari 5
bagian diarsir lagi dengan warna yang berbeda. Jadi, 2/3 : 5 = 2/15. Pada gambar
ditunjukkan oleh dua kotak yang diarsir dobel (berwarna biru)

35
G. Pembagian Bilangan Asli dibagi Pecahan Biasa

Contoh 1:
Nisa mempunyai 2 m pita yang akan digunakan untuk membuat bunga. Masing-
masing bunga memerlukan pita 2/3 m. Berapa banyak bunga yang dapat dibuat oleh
Nisa?

Berdasarkan soal tersebut, ada 2 m pita yang dibuat bunga. Setiap kali membuat
bunga berarti kita mengurangi secara berulang 2/3 m dari 2 m yang ada sampai pita
tersebut habis.

Berdasarkan gambar ada 3 bunga yang dapat dibuat dari 2 meter pita tersebut.
2 2 2 2
Dalam kalimat matematikanya 2 - 3 - 3 - 3 = 0. Jadi 2 : =3
3

Contoh 2:

2 : 1/3 dapat diartikan ada berapa pertigaan dalam dua.

2 : 2/3 dapat dapat direpresentasikan dengan garis bilangan sebagai berikut.

Berdasarkan garis bilangan di atas, tampak bahwa dalam 2 ada 1/3 -an sebanyak 6, maka hasil
dari 2 : 1/3 = 6.

36
H. Pembagian Pecahan dengan Pecahan

Pada hakekatnya konsep pembagian merupakan pengurangan berulang.


Contoh:
5/6 : 1/3 atau 5/6 dari 1/3 dapat diartikan sebagai ada berapa 1/3 -an pada bilangan
5/6.

5
Berdasarkan gambar di atas, ada dua setengah pertigaan di dalam lima per enam. Jadi 6 :
1 5 2 5 1
= : = =2
3 6 6 2 2

Cara yang lain untuk mendapatkan hasil pembagian dari pecahan dengan
pecahan adalah dengan menyamakan penyebutnya. Karena pada hakekatnya pembagian
merupakan pengurangan berulang dengan penyebut yang sama. Agar hasil bagi langsung
menunjuk ke bentuk paling sederhana penyamaan penyebut dapat menggunakan KPK.
5 1
: = (KPK dari penyebutnya 6 dan 3 adalah 6)
6 3

5 1 5 2 5 5 1 5 3 15 5 1
Jadi 6 : 3 = 6
: 6
=2 atau 6
:3= 6
x1= 6
= 2
22

37
I. Pengurangan Pecahan Sebagai Bagian Dari Kumpulan

Untuk membangun pemahaman peserta didik terkait pengurangan pecahan, guru dapat
memfasilitasi peserta didik dengan soal pengurangan dan membuat representasi dari soal
tersebut. Misalnya 3 – 3/5 dapat direpresentasikan dengan gambar lingkaran sebagai berikut:
1. Gambarlah tiga lingkaran untuk mewakili angka utuh.
2. Lihatlah penyebut dari angka yang Anda kurangi 5.
3. Gambarlah lima lingkaran kecil di dalam lingkaran yang besar seperti di bawah ini.

4. Sekarang setiap lingkaran mewakili 5/5, yang sama dengan 1.


5. Lihatlah pembilang dari angka yang Anda kurangkan 3. Hapuslah tiga lingkaran kecil
dari lingkaran ke-tiga.

Dua lingkaran kecil yang tertinggal di lingkaran ke-tiga menunjukkan pecahan 2/5. Anda

mempunyai dua lingkaran utuh dan dua per lima (2/5) dari lingkaran terakhir, maka hasil

dari 3 – 3/5 = 2 2/5.

J. Pemecahan Masalah Pecahan sebagai Bagian dari Kumpulan

Ahmad memiliki 24 kelereng. ½ dari kelereng ahmad berwarna merah. 4


kelereng berwarna kuning, dan sisanya berwarna hitam. Tentukan banyaknya
kelereng berdasarkan warna!

Penyelesaian masalah dengan menggunakan tahapan George Polya:

Tahap 1. Memahami masalah.


Berdasarkan soal di atas diperoleh informasi bahwa
✔ Ahmad memiliki kelereng sebanyak 24

38
✔ ½ berwarna merah
✔ 4 kelereng berwarna kuning
Masalah atau yang ditanyakan:

✔ Jumlah kelereng warna merah


✔ Jumlah kelereng warna kuning
✔ Jumlah kelereng warna hitam
Tahap 2. Membuat rencana pemecahan masalah

✔ Membuat gambar (representasi banyaknya kelereng)


Tahap 3. Melaksanakan rencana/ strategi

✔ Gambar 24 lingkaran yang merepresentasikan jumlah kelereng Ahmad


✔ Susunlah 24 kelereng menjadi dua baris. 2 baris merepresentasikan ½ kelereng
dari keseluruhan kelereng.

✔ Warnai semua lingkaran pada baris pertama dengan warna merah (warna merah
merepresentasikan pecahan ½, artinya satu bagian dari dua bagian yang sama
berwarna merah)
✔ warnai sebanyak 4 kelereng dengan warna kuning.
✔ Sisanya beri warna hitam
✔ Hitung jumlah masing-masing warna.
✔ Solusi:
Terdapat 12 kelereng merah, 4 kelereng kuning, sisanya warna hitam sebanyak
8 kelereng

Tahap 4: Tinjau ulang atau periksa kembali

12 kelereng + 4 kelereng + 8 Kelereng = 24

Kelereng Ahmad ada 24. Berarti solusi benar.

39
Glosarium
Numerasi: Kemampuan menerapkan keterampilan matematika dalam situasi
tertentu.
Representasi: Penggunaan benda-benda konkret, model, simbol, gambar, diagram,
bilangan, dan berbagai variasinya untuk menunjukkan ide matematika.
Konkret-Piktorial-Abstrak: Proses belajar yang menggunakan pendekatan “belajar
dengan melakukan.” Peserta didik dalam usaha memahami sebuah konsep
memulainya dengan penggunaan benda-benda konkret, memvisualkan dengan
gambar baru terakhir menuliskan simbol abstrak.
In Service Learning: Sebuah kegiatan diklat yang dimaksudkan untuk membangun,
mengembangkan pemahaman dan pembentukan/penguatan sikap serta perilaku
berkaitan dengan dimensi standar kompetensi guru.
On Job Learning: Pembelajaran melalui kegiatan tatap muka antara peserta diklat
dengan narasumber dan/atau fasilitator

40
Power Point

41
42
Daftar Pustaka
Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika. (2020, Agustus 10) Representasi
Matematika, https://www.youtube.com/watch?v=frof6Jwc_20&t=4s
Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika. (2020, Agustus 10) Pembuktian,
https://www.youtube.com/watch?v=O7_IaKfS3Ds&t=41s
Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika. (2020, Agustus 10) Koneksi,
https://www.youtube.com/watch?v=3Qtu-
gOrv8Y&list=PLSQBiwwKk_Ze8wfPKL6ZHTcQXg4azMBdP&index=7
Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika. (2020, Agustus 10) Pentingnya
Belajar Matematika.
https://www.youtube.com/watch?v=Mke9UjmbpJo&list=PLSQBiwwKk_Ze8wfPKL6ZHTc
QXg4azMBdP&index=2
Huda, Mualimul. “Mengenal Matematika Dalam Perspektif Islam Mualimul Huda P3M
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Curup – Bengkulu” 2, no. 2 (2017).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016, Modul Pelatihan SD Kelas Awal, Jakarta
: Direktorat Jenderal GTK
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016, Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi,
Jakarta : Direktorat Jenderal GTK
Kharis Alwi, Muhammad. “Konsep Bilangan Rasional Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat
11 dan 12” Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.
Online diakses pada 5 Mei 2022 pada laman : https://www.inovasi.or.id/id/
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 37 tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran
pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
Peraturan Menteri Pendidikan no. 22 tahun 2006
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Shihab, M Quraisy. Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian. Vol. 2. jakarta: Lentera
hati, 2007.

43
The National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and Standards for
School Mathematics..1906 Association Drive, Reston, VA 20191-9988
Tim Pengembang Modul. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 kelas V
Sekolah Dasar. Jakarta: Pusbangprodik.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
USAID-DBE 3, Mengintegrasikan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam : Standar
Nasional Pendidikan Matematika, Modul Pelatihan 5, 2007, Jakarta :
Decentralized Basic Education 3 – Life Skills Education

44

Anda mungkin juga menyukai