1. Kelas Fase E
Lingkungan Belajar
2. Lingkungan peserta didik
5. Siswa regular, Siswa dengan kesulitan belajar, Siswa dengan
Target Peserta Didik
pencapaian tinggi.
6. Jumlah Peserta Didik 36 siswa perkelas
8. Model Pembelajaran Problem Based Learning/Inquiry/Project Based Learning …
B. Komponen Inti
Capaian Pembelajaran
Peserta didik memiliki kemampuan menciptakan solusi atas permasalahan-permasalahan
berdasarkan isu lokal, nasional atau global terkait pemahaman
keanekaragaman makhluk hidup dan peranannya, virus dan peranannya, inovasi
teknologi biologi, komponen ekosistem dan interaksi antar komponen serta perubahan
lingkungan
1|Page
1. Tujuan Pembelajaran
10.1 Merumuskan/ mengidentifikasi Tingkatan
keanekaragaman hayati,
10.2 Mengumpulkan/ mendeskripsikan keanekaragaman hayati
Pemahaman Indonesia dan peranannya,
konseptual dan 10.3 Menyusun /Menghilangnya keanekaragaman hayati
penalaran 10.4 Menghubungan/ merumuskan upaya pelestarian
Keterampilan keanekaragaman hayati
10.5 Menyimpulkan/ mengelompokkan makhluk hidup,
10.6 Mencipta/ menganalisis interaksi makhluk hidup dalam
ekosistemnya.
2. Pemahaman Bermakna
Peserta didik menciptakan solusi atas permasalahan-
permasalahan berdasarkan isu lokal, nasional atau global terkait
Manfaat yang diperoleh
pemahaman keanekaragaman makhluk hidup dan
peserta didik setelah
peranannya, virus dan peranannya, inovasi teknologi biologi,
pembelajaran
komponen ekosistem dan interaksi antar komponen serta
perubahan lingkungan
3. Pertanyaan Pemantik
Bagaimana strategi anda dalam
mewujudkan
(Berisi pertanyaan
untuk menstimulasi
peserta didik dapat
memahami konsep
yang akan dipelajari
pada pembelajaran)
https://www.google.com/imgres?imgurl
4. Persiapan Pembelajaran
Pertemuan I
10.1 Merumuskan/ mengidentifikasi Tingkatan
keanekaragaman hayati,
2|Page
keanekaragaman hayati,
5. Peserta didik menjelaskan … Tingkatan
keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem
Pertemuan II
Pertemuan III
Pertemuan IV
3|Page
Pertemuan V
Pertemuan VI
5. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 1. Memberi stimulus (Stimulation)
Guru memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati
dan disimak peserta didik melalui kegiatan membaca,
mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain
2. Mengidentifikasi masalah (Problem Statement)
Peserta didik menemukan permasalahan, mencari informasi
terkait permasalahan, dan merumuskan masalah.
3. Mengumpulkan data (Data Collecting)
Peserta didik mencari dan mengumpulkan data/informasi
yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan
masalah yang dihadapi (mencari atau merumuskan berbagai
alternatif pemecahan masalah, terutama jika satu alternatif
mengalami kegagalan).
4. Mengolah data (Data Processing)
Peserta didik mencoba dan mengeksplorasi kemampuan
pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada
kehidupan nyata (melatih keterampilan berfikir logis dan
4|Page
aplikatif).
5. Memverifikasi (Verification)
Peserta didik mengecek kebenaran atau keabsahan hasil
pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari
sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta
mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
6. Menyimpulkan (Generalization)
Peserta didik menggeneralisasikan hasil berupa kesimpulan
pada suatu kejadian atau permasalahan yang sedang dikaji
Discovery Learning
5|Page
( Inquiry Learning )
Pertemuan 4 1) Membangun iklim keterlibatan,
mendorong peserta didik untuk berpartisipasi dan
berbicara
berbagai pendapat tanpa saling menyalahkan atau menilai.
2) Menyajikan masalah untuk didiskusikan,
Peserta didik dan guru membawa isu atau masalah
memaparkan masalah secara utuh
mengidentifikasi akibat yang mungkin timbul
mengidentifikasi norma sosial.
3) Membuat keputusan nilai personal,
mengidentifikasi nilai yang ada di balik masalah prilaku
dan norma sosial
peserta didik membuat kajian personal tentang norma
yang harus diikuti
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
peserta didik mendiskusikan berbagai pilihan atau
alterbatif prilaku
peserta didik bersepakat tentang pilihan yang
ditentukannya itu.
5) Membuat komentar, dengan kegiatan: Peserta didik
membuat komentar atau tanggapan secara umum tentang
prilaku pilihan.
6) Tindak lanjut perilaku, dengan kegiatan: Peserta didik
menguji efektifitas dari komitmen dan prilaku baru itu,
setelah periode tertentu.
(Classroom Meeting)
Pertemuan 5 1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek
Peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan
yang muncul dari fenomena yang ada
6|Page
2. Mengajukan Masalah
Peserta didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai
sumber
3. Mengajukan Dugaan
Peserta didik mengasosiasi atau melakukan penalaran
terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang
diajukan
4. Mengumpulkan Data
Peserta didik dapat memprediksi dugaan yang paling tepat
sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan
5. Merumuskan Kesimpulan
Peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya
Inquiry Learning
6 . Asesmen
Asesemen Diagnostik Asesmen nonkognitif : Pertanyaan lisan
(Terlampir) Asesmen kognitif : Lembar soal asesmen kognitif.
2. Pengetahuan
3. Bentuk : tes lisan (uraian)
4. Kerjakan semua soal di bawah ini di kertas, kemudian
cocokan dengan jawaban atau pembahasan di lembar
berikutnya!
5. Soal Uraian
1. Sebutkan macam-macam keanekaragaman hati
beserta contohnya!
2. Jelaskan faktor yang menyebabkan terkadinya
keanekaragaman hayati!
3. Sebutkan contoh keanekaragaman hayati tingkat
jenis!
4. Jelaskan kelebihan keanekragaman hayati di
Indonesia dengan negara lain di dunia!
5. Jelaskan faktor penyebab ketidaksimbangan
1. Asesmen lingkungan!
Formatif
Kunci Jawaban Uraian
1. Keanekaragaman hayati dibagi menjadi tiga yakni
Keanekaragaman Hayati tingkat gen (dalam spesies
yang sama) dengan contoh macam mangga dan padi,
Keanekaragaman Hayati tingkat jenis (dalam
familia/kelas/ordo yang sama) dengan contoh
kelapa dan aren dan Keanekaragaman Hayati tingkat
ekosistem (dalam ekosistem/daerah/habitat yang
sama) dengan contoh sawah dan kebun.
2. Faktor yang menyebabkan terjadinya
kenanekaragaman hayati karena faktor genetik dan
lingkungan, dari interkasi kedua faktor inilah yang
menjadikan tidak ada makhluk yang sama di bumi
ini.
3. Contoh keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah
harimau, singa, kucing, dan chitah yang berada
7|Page
dalam kelompok karnivora. Juga kacang hijau,
polong, tanah dan lamtoro yang berada dalam
kelompok polong-polongan.
4. Kelebihan keanekaragaman hayati di Indonesia
adalah jenis tumbuhan berbunga 10% tumbuhan di
Indonesia, 12% mamalia, 600 reptilia dan 270
amphibia hidup di wilayah Indonesia. Beberapa
hewan dan tumbuhan endemi (hanya dapat
ditemukan) di Indonesia. Indonesia menempati
posisi ke tiga dunia untuk kekayaan alamnya.
5. Gangguan yang menyebabkan ketidakseimbangan
lingkungan karena faktor manusia yang merusaknya
secara sengaja dan tidak sengaja juga faktor bencana
alam atau kerusakan alam.
6. Keterampilan
8|Page
1) Salinitas rendah
2) Variasi suhu tinggi
3) Penetrasi cahaya matahari kurang
4) Suhu air daerah tropis kurang lebih 250C
5) Adanya aliran air
6) Tidak diperngaruhi iklim dan suaca
Ciri-ciri ekosistem air tawar adalah….
A. (1), (2) dan (3)
B. (1), (2) dan (5)
C. (2), (3) dan (5)
D. (2),(3) dan (6)
E. (4),(5) dan (6)
5. Keanekaragaman jenis (spesies) tertinggi terdapat pada
ekoisitem….
A. Gurun
B. Hutan hujan tropis
C. Sawah
D. Mangrove
E. Sabana
2. Produk
- Penghijauan lingkungan sekolah
3. Observasi
- Ekosistem air tawar dan ekosistem sawah
7. Pengayaan dan Remedial
Kegiatan Pembelajaran Peserta didik dengan pencapaian tinggi diberikan pengayaan
dalam bentuk berupa kegiatan tambahan membaca modul ajar
pengayaan
Peserta didik yang menemukan kesulitan dalam memahami
konsep dapat diberikan materi tambahan berupa latihan mandiri
dengan guru (dilakukan ketika guru melakukan formatif
asesmen, dan peserta didik lainnya sedang beraktifitas).
Kegiatan Remedial 1. Peserta didik diberikan latihan soal untuk berlatih di luar jam
pelajaran
2. Peserta didik diberikan waktu khusus sebelum masuk kelas
pelajaran IPA, untuk berlatih bersama guru.
C. Lampiran
Ayuk Ratna Puspaningsih dkk; Buku Siswa Ilmu Pengetahuan
Alam untuk SMA Kelas X, 2021, Kementrian Pendidikan ,
1. Bahan Bacaan Siswa
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
9|Page
1. Munawir. Modul Pembelajaran Biologi ;2020, Direktorat
SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
2. Bahan Bacaan Guru
2. Irnaningtyas,BIOLOGI untuk SMA/MA kelas XII;2018,
Erlangga
1. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman pada
makhluk hidup yang menunjukkan adanya variasi bentuk,
penampilan, ukuran, serta ciri-ciri lainnya
2. Gen adalah substansi kimia sebagai factor penentu sifat
keturunan
3. Keanekaragaman gen adalah keanekargaman individu dalam
3. Glosarium satu jenis atau spesies makhluk hidup.
4. Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang
terdapat pada mahluk hidup antar jenis
5. Keanekaragaman ekosistem merupakan keanekaragaman
suatu komunitas yang terdiri dari hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme di suatu habitat.
10 | P a g e
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Materi Ajar
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Lembar Observasi Sikap
4. Lembar Asesmen Diagnostik
5. Lembar Asesmen Formatif
6. Lembar Asesmen Sumatif
7. Lembar Rubrik Penilaian Formatif
8. Lembar Rubrik Penilaian Sumatif
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman pada makhluk hidup yang menunjukkan adanya
variasi bentuk, penampilan, ukuran, serta ciri-ciri lainnya. Keanekaragaman hayati disebut juga
biodiversitas (biodiversity), keseluruhan berbagai variasi yang terdapat pada tingkat gen, jenis, dan
ekosistem di suatu daerah. Keanekaragaman ini terjadi karena adanya pengaruh faktor genetik dan
faktor lingkungan yang memengaruhi fenotip (ekspresi gen). secara garis besar keanekaragaman hayati
dibagi menjadi 3 tingkat yaitu sebagai berikut:
1. Keanekaragaman Gen
Perhatikan gambar berikut ini !
Gen adalah substansi kimia sebagai factor penentu sifat keturunan. Gen terdapat dalam lokus
kromosom, kromosom ada dalam inti sel. Semua mahluk hidup yang ada dipermukaan bumi ini
mempunyai kearngka dasar komponen sifat menurun yang sama.
Keanekaragaman gen adalah keanekargaman individu dalam satu jenis atau spesies makhluk hidup.
Keanekaragaman gen menyebabkan bervariasinya susunan genetik sehingga berpengaruh pada genotip
(sifat) dan fenotip (penampakan luar) suatu makhluk hidup Keanekaragaman gen menunjukkan
adanya variasi susunan gen pada individu-individu sejenis. Gen-gen tersebut mengekspresikan
berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup, seperti tampilan pada warna mahkota bunga, ukuran
daun, tinggi pohon, dan sebagainya. Variasi dalam spesies ini disebut varietas.
Setiap individu tersusun atas banyak gen, bila terjadi perkawinan atau persilangan antar individu yang
karakternya berbeda akan menghasilkan keturunan yang semakin banak variasinya. Hal ini terjadi
karena pada saat persilangan akan terjadi penggabungan gen-gen dari masing-masing individu melalui
sel kelamin.
Hal inilah yang menyebabkan keanekaragaman gen semakin tinggi.
11 | P a g e
Gambar 2. Berbagai variasi warna bunga mawar
Sumber : seputarbahan.me
Perhatikan gambar tanaman mawar di atas dengan warna merah, putih dan kuning. Tanaman mawar
ini merupakan contoh keanekaragaman gen. Tanaman mawar yang beraneka warna memiliki
keanakeragaman tingkat gen dalam warna bunga. Contoh lain adalah warna kulit manusia yang
beraneka ragam sesuai dengan sebaran mereka tinggal.
Tingkat keanekaragaman gen ternyata tidak terdapat pada gen saja, melainkan ada juga faktor lain yang
berperan mempengaruhi keanekaragaman ini, yaitu lingkungan. Sifat yang muncul pada setiap individu
merupakan interaksi antar gen dengan lingkungan. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen
yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama pula karena faktor lingkungan
mempengarruhi penampakan (fenotipe) atau bentuk. Contoh lingkungan mempengaruhi
keanekaragaman tingkat gen dapat dilihat dari jumlah sel darah merah yang hidup di dataran tinggi dan
yang hidup di pantai. Ternyata jumlah sel darah merah orang yang hidup di pegunungan lebih banyak
dibandingkan dengan yang hidup di pantai. Mengapa hal ini terjadi? Karena jumlah oksigen di
pegunungan lebih sedikit dari pantai. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen
orang yang hidup di pegunungan memiliki sel darah merahang lebih banyak. Sel darah merah berguna
untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
2. Keanekaragaman Jenis
Jenis (spesies) diartikan sebagai individu yang mempunyai persamaan morfologis, anatomis, fisiologis
dan memiliki kemapuan untuk melakukan perkawinan dengan sesamanya sehingga meghasilkan
keturunan yang subur (fertile) untuk melanjutkan generasinya. mawar yang beraneka warna
memiliki keanakeragaman tingkat gen dalam warna bunga. Contoh lain adalah warna kulit manusia
yang beraneka ragam sesuai dengan sebaran mereka tinggal.
Tingkat keanekaragaman gen ternyata tidak terdapat pada gen saja, melainkan ada juga faktor lain yang
berperan mempengaruhi keanekaragaman ini, yaitu lingkungan. Sifat yang muncul pada setiap individu
merupakan interaksi antar gen dengan lingkungan. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen
yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama pula karena faktor lingkungan
mempengarruhi penampakan (fenotipe) atau bentuk. Contoh lingkungan mempengaruhi
keanekaragaman tingkat gen dapat dilihat dari jumlah sel darah merah yang hidup di dataran tinggi dan
yang hidup di pantai. Ternyata jumlah sel darah merah orang yang hidup di pegunungan lebih banyak
dibandingkan dengan yang hidup di pantai. Mengapa hal ini terjadi? Karena jumlah oksigen di
pegunungan lebih sedikit dari pantai. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen
orang yang hidup di pegunungan memiliki sel darah merah yang lebih banyak. Sel darah merah berguna
untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
2. Keanekaragaman Jenis
Jenis (spesies) diartikan sebagai individu yang mempunyai persamaan morfologis, anatomis, fisiologis
dan memiliki kemapuan untuk melakukan perkawinan dengan sesamanya sehingga meghasilkan
keturunan yang subur (fertile) untuk melanjutkan generasinya.
Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada mahluk hidup antar jenis.
Perbedaan antar jenis pada mahluk hidup yang termasuk pada satu keluarga (family) lebih mencolok
sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan individu dalam satu spesies. Contoh
12 | P a g e
keanekaragaman jenis dapat dilihat dari keluarga kacang-kacangan. Ada kacang kapri, kacang tanah,
kacang hijau, kacang merah, kaang kedelai dan kacang panjang.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang
satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam
aktivitas kehidupannya makhluk hidup selalu berinteraksi dan bergantung pada lingkungan
sekitarnya.Ketergantungan ini berkaitan dengan kebutuhan akan oksigen, cahaya matahari, air, tanah,
cuaca, dan faktor abiotik lainnya. Komponen abiotik yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan
cara adaptasi berbagai jenis makhluk hidup (komponen biotik). Hal ini menunjukkan adanya
keanekragaman ekosistem.
Keanekaragaman ekosistem merupakan keanekaragaman suatu komunitas yang terdiri dari hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme di suatu habitat. Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena
adanya keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis (spesies).contoh keanekargaman ekosistem :
sawah, hutan, pantai.
Tipe-Tipe ekosistem
a. Ekositem Perairan (Akuatik)
Ekosistem perairan adalah komponen abiotiknya sebagian besar terdiri atas air. Makhluk hidup
(komponen biotik) dalam ekosistem perairan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.
:
- Plaknton terdiri atas fitoplanktoon dan zooplankton. Organisme ini dapat berpindah tempat –
- Nekton merupakan organisme yang bergerak aktif (berenang) misalnya ikan dan katak
- Neuston merupakan organisme yang mengapung dipermukaan air misalnya serangga, air,
teratai, eceng gondok dan ganggang.
- Bentos merupakan organisme yang berada didasar perairan misalnya,udang, kepiting, cacing,
dan ganggang.
- Perifiton merupakan organisme yang melekat pada organisme lain misalnya ganggang dan
siput.
Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
1) Ekosistem air tawar
- Ekosistem air tawar memiliki ciri sebagai berikut:
- Memiliki kadar garam(salinitas) yang rendah, bahkan lebih rendahd aripada cairan sel yang
makhluk hidup.
- Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
- Penetrasi atau masuknya cahaya matahari dibagi menjadi beberapa zona yaitu :
- Zona litoral, merupakan daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari hingga kedasar
perairan.
- Zona limnetik, merupakan daerah terbuka yang jauh dari tepian sampai kedalaman yang masih
dapat di tembus cahaya matahari.
13 | P a g e
- Zona profundal, merupakan daerah yang dalam dan tidak dapat ditembus cahaya matahari. Di
daerah ini tidak ditemukan organisme fotosintetik (produsen), tetapi dihuni oleh hewan
pemangsa dan organisme pengurai.
Pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ketengah
laut, yaitu :
- Zona litoral (pasang surut), merupakan daerah yang terendam saat terjadi dan seperti daratan
saat air laut surut.
- Zona neritik, merupakan daerah laut dangkal, kurang dari 200 meter. Zona ini dapat ditembus
cahaya matahari dan dihuni ganggang laut dan ikan.
- Zona batial, merupakan memiliki kedalam air 200-2.000 meter dan keadaannya remang-
remang. Di zona ini tidak ada produsen, melainkan dihuni oleh nekton (organisme yang aktif
berenang), misalnya ikan.
- Zona abisal, merupakan daerah palung laut yang keadaannya gelap. Kedalaman air di zona
abisal lebih dari 2.000 meter. Zona ini dihuni oleh hewan predator, detritivor (permakan sisa
organisme), misalnya pengurai.
3) Ekosistem Estuari
Ekosistem estuari terdapat di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas air di estuari
lebih rendah daripada air laut, tetapi lebih tinggi daripada air tawar, yaitu sekitar 5 – 25 ppm. Di daerah
estuari dapat ditemukan tipe ekosistem yang khas, yaitu padang lamun (seagrass) dan hutan mangrove.
- Padang Lamun merupakan habitat pantai yang biasanya ditumbuhi seagrass. Tumbuhan ini
memiliki rizom dan serabut akar, batang, daun, bunga, bahkan ada yang berbuah. Seagrass
berbeda dengan alga karena mempunyai sistem reproduksi dan pertumbuhan yang khas.
14 | P a g e
Seagrass tumbuh menyebar membentuk padang rumput di dalam air dengan perpanjangan
rizom. Jenis hewan di padang lamun, antara lain kepiting renang (Portunus pelagicus), udang,
dan penyu.
- Ekosistem hutan mangrove terdapat di dae ah tropis hingga subtropis. Ekosistem ini idominasi
oleh tanaman bakau(Rhizophora sp.), kayu api (Avicennia sp.), dan bogem (Bruguiera sp.).
Tumbuhan bakau memiliki akar yang kuat dan rapat untuk bertahan di lingkungan berlumpur
yang mudah goyah oleh hempasan air laut. Akar napasnya berfungsi untuk mengambil oksigen
langsung dari udara. Tumbuhan bakau memiliki buah dengan biji vivipari yang sudah
berkecambah dan berakar panjangsaat masih di dalam buah sehingga langsung tumbuh ketika
jatuh ke lumpur. Hewan-hewan yang hidup di ekosistem ini, antara lain burung, buaya, ikan,
biawak, kerang, siput, kepiting, dan udang Hutan mangrove banyak terdapat di pesisir pulau
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Papua, Bali, dan Sumbawa.
b. Ekosistem Daratan
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Ekosistem darat
meliputi area yang sangat luas yang disebut bioma. Tipe bioma sangat dipengaruhi oleh iklim
sedangkan iklim dipengaruhi oleh letak geografis garis lintang dan ketinggian tempat dari permukaan
air laut.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa
bioma, yaitu sebagai berikut:
2) Bioma Gurun
15 | P a g e
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan
padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu
siang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam
hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat
besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki
akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara
lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
16 | P a g e
seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6) Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di
puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan
yang dominan adalah Sphagnum sp, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan
rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang
hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah
panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub,
beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
17 | P a g e
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
TIPE EKOSISTEM
Ketiga ekosistemdibawah ini memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari jenis tanaman, jenis
binatang, keadaan tanah, intensitas cahaya matahari dan curah hujan pada ketiga hutan tersebut.
Perbedaan yang terjadi pada ketiga daerah ini disebut dengan keanekaragaman hayati tingkat
ekosistem. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah keanekaragaman hayati yang terjadi
antar ekosistem.
18 | P a g e
D. Biodiversitas E. Habitat baru
8. Di bawah ini merupakan ciri-ciri ekosistem air.
1) Salinitas rendah
2) Variasi suhu tinggi
3) Penetrasi cahaya matahari kurang
4) Suhu air daerah tropis kurang lebih 250C
5) Adanya aliran air
6) Tidak diperngaruhi iklim dan suaca
Ciri-ciri ekosistem air tawar adalah….
A. (1), (2) dan (3) C. (2), (3) dan (5) E. (4),(5) dan (6)
B. (1), (2) dan (5) D. (2),(3) dan (6)
9. Keanekaragaman jenis (spesies) tertinggi terdapat pada ekoisitem….
A. Gurun tropis D. Mangrove
B. Hutan hujan C. Sawah E. Sabana
2|Page