Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Analisis Film Dokumenter “Ki Hajar Dewantara Mata Air Kehidupan”

Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Salah Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Ketamansiswaan Pada Program Studi Manajemen

Kelompok 4:
Hanan Faal Sulthoni (2023008090)
Nofita Rahmayati (2023008106)
Hael Paramatatwa (202308109)
Mutia Aprina Dwi Rahma (2023008111)

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Tahun 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman perjuangan kemerdekaan dahulu, para pejuang serta
perintis kemerdekaan telah menyadari bahwa pendidikanmerupakan faktor
yang sangat vital dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta
membebaskannya dari belenggu penjajahan. Oleh karena itu, mereka
berpendapat bahwa disamping melalui organisasi politik, perjuangan ke
arah kemerdekaan perludilakukan melalui jalur pendidikan.Mengingat
bahwa sistem pendidikan pemerintah kolonial pada masa itu tidak
demokratis karena bersifat elit, diskriminatif dandiorientasikan pada
kepentingan pemerintah penjajahan, maka sistem pendidikan rakyat yang
sudah ada perlu dibina dandikembangkan untuk menjangkau kepentingan
rakyat secara lebih luas. Disamping mengembangkan lembaga lembaga
pendidikanrakyat tradisional yang pada umumnya berorientasi keagamaan,
maka pada masa itu muncul seorang tokoh muda Raden Mas Soewardi
Soeryaningrat atau yang dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.
bersama rekan rekannya mencurahkan perhatian di bidang pendidikan
sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Setelah itu ia
pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal
Onderwijs Instituut Tamansiswa ( Perguruan Nasional Tamansiswa).
Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada
peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang
untuk memperoleh kemerdekaan. tidak sedikit rintangan yang dihadapi
dalam membina taman siswa. pemerintah kolonial belanda berupaya
merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah dengan kegigihan
memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut. Di
tengah keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di
tamansiswa, ia juga tetap rajin menulis. namun tema tulisannya beralih
dari nuansa politik ke pendidikan
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas,maka permasalahan dalam
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap film MATA AIR
KEHIDUPAN ?
2. Apa saja makna dari film tersebut?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui analisis dari film MATA AIR KEHIDUPAN
2. Mahasiswa mampu mengetahui makna dari film tersebut

D. Manfaat

Penulis mengharapkan pembuatan makalah ini memiliki manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Penulis Selanjutnya

Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan

pembanding untuk pembuatan makalah selanjutnya serta menjadi

acuan dan pendukung sehingga dapat menghasilkan makalah yang

lebih baik lagi.

2. Bagi Pembaca

Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa

dan pembaca lainnya mengenai Film Dokumenter yang berjudul Mata

Air Kehidupan
BAB II
ISI
A. ANALISIS

B.Ki Hajar
Dewantara Lahir di
Yogyakarta pada
tanggal 2 Mei
1889.Terlahir dengan
nama Raden Mas
Soewardi
C.Soeryaningrat. Ia
berasal dari lingkungan
keluarga kraton
Yogyakarta. Raden
Mas Soewardi
Soeryaningrat, saat
genap berusia 40
D.tahun menurut
hitungan Tahun Caka,
berganti nama menjadi
Ki Hadjar Dewantara.
Semenjak saat itu, ia
tidak lagi
menggunakan
E. gelar kebangsawanan
di depan namanya. Hal
ini dimaksudkan
supaya ia dapat bebas
dekat dengan rakyat,
baik secara fisik
F. maupun hatinya.
Perjalanan hidupnya
benar-benar diwarnai
perjuangan dan
pengabdian demi
kepentingan
bangsanya. Ia
G.menamatkan
Sekolah Dasar di
ELS (Sekolah Dasar
Belanda) Kemudian
sempat melanjut ke
STOVIA (Sekolah
Dokter
H.Bumiputera), tapi
tidak sampai tamat
karena sakit. Kemudian
ia bekerja sebagai
wartawan di beberapa
surat kabar antara lain
I. Sedyotomo, Midden
Java, De Express,
Oetoesan Hindia,
Kaoem Moeda, Tjahaja
Timoer dan Poesara.
Pada masanya, ia
tergolong
J. penulis handal.
Tulisan-tulisannya
sangat komunikatif,
tajam dan patriotik
sehingga mampu
membangkitkan
semangat
K.antikolonial bagi
pembacanya. Selain
ulet sebagai seorang
wartawan muda, ia
juga aktif dalam
organisasi sosial dan
politik. Pada
L. tahun 1908, ia aktif di
seksi propaganda
Boedi Oetomo untuk
mensosialisasikan dan
menggugah kesadaran
masyarakat Indonesia
M. pada waktu itu
mengenai pentingnya
persatuan dan
kesatuan dalam
berbangsa dan
bernegara. Kemudian,
bersama Douwes
N.Dekker (Dr.
Danudirdja
Setyabudhi) dan dr.
Cipto
Mangoenkoesoemo, ia
mendirikan Indische
Partij (partai politik
pertama yang
O.beraliran nasionalisme
Indonesia) pada
tanggal 25 Desember
1912 yang bertujuan
mencapai Indonesia
merdeka. Mereka
berusaha
P. mendaftarkan
organisasi ini untuk
memperoleh status
badan hukum pada
pemerintah kolonial
Belanda. Tetapi
pemerintah
Q.kolonial Belanda
melalui Gubernur
Jendral Idenburg
berusaha menghalangi
kehadiran partai ini
dengan menolak
pendaftaran itu
R.pada tanggal 11 Maret
1913. Karena
organisasi ini dianggap
dapat membangkitkan
rasa nasionalisme
rakyat dan
menggerakan
S. kesatuan untuk
menentang pemerintah
kolonial Belanda. Ia
melancarkan kritik
terhadap Pemerintah
Belanda yang
bermaksud
T. Ki Hajar
Dewantara Lahir di
Yogyakarta pada
tanggal 2 Mei
1889.Terlahir dengan
nama Raden Mas
Soewardi
U.Soeryaningrat. Ia
berasal dari lingkungan
keluarga kraton
Yogyakarta. Raden
Mas Soewardi
Soeryaningrat, saat
genap berusia 40
V.tahun menurut
hitungan Tahun Caka,
berganti nama menjadi
Ki Hadjar Dewantara.
Semenjak saat itu, ia
tidak lagi
menggunakan
W. gelar
kebangsawanan di
depan namanya. Hal ini
dimaksudkan supaya ia
dapat bebas dekat
dengan rakyat, baik
secara fisik
X.maupun hatinya.
Perjalanan hidupnya
benar-benar diwarnai
perjuangan dan
pengabdian demi
kepentingan
bangsanya. Ia
Y.menamatkan
Sekolah Dasar di
ELS (Sekolah Dasar
Belanda) Kemudian
sempat melanjut ke
STOVIA (Sekolah
Dokter
Z. Bumiputera), tapi
tidak sampai tamat
karena sakit. Kemudian
ia bekerja sebagai
wartawan di beberapa
surat kabar antara lain
AA. Sedyotomo,
Midden Java, De
Express, Oetoesan
Hindia, Kaoem Moeda,
Tjahaja Timoer dan
Poesara. Pada
masanya, ia tergolong
BB. penulis handal.
Tulisan-tulisannya
sangat komunikatif,
tajam dan patriotik
sehingga mampu
membangkitkan
semangat
CC. antikolonial bagi
pembacanya. Selain
ulet sebagai seorang
wartawan muda, ia
juga aktif dalam
organisasi sosial dan
politik. Pada
DD. tahun 1908, ia aktif
di seksi propaganda
Boedi Oetomo untuk
mensosialisasikan dan
menggugah kesadaran
masyarakat Indonesia
EE. pada waktu itu
mengenai pentingnya
persatuan dan
kesatuan dalam
berbangsa dan
bernegara. Kemudian,
bersama Douwes
FF. Dekker (Dr.
Danudirdja
Setyabudhi) dan dr.
Cipto
Mangoenkoesoemo, ia
mendirikan Indische
Partij (partai politik
pertama yang
GG. beraliran
nasionalisme
Indonesia) pada
tanggal 25 Desember
1912 yang bertujuan
mencapai Indonesia
merdeka. Mereka
berusaha
HH. mendaftarkan
organisasi ini untuk
memperoleh status
badan hukum pada
pemerintah kolonial
Belanda. Tetapi
pemerintah
II.kolonial Belanda
melalui Gubernur
Jendral Idenburg
berusaha menghalangi
kehadiran partai ini
dengan menolak
pendaftaran itu
JJ. pada tanggal 11
Maret 1913. Karena
organisasi ini dianggap
dapat membangkitkan
rasa nasionalisme
rakyat dan
menggerakan
KK. kesatuan untuk
menentang pemerintah
kolonial Belanda. Ia
melancarkan kritik
terhadap Pemerintah
Belanda yang
bermaksud
Ki Hadjar.Ki Hadjar Dewantara terlahir dengan nama asli Raden Mas
Soewardi Soeryaningrat lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 yang saat
ini di peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional .Berasal dari lingkungan
keluarga kraton pakualaman Yogyakarta. Soewardi merupakan cucu dari Sri
pakualam ke tiga, Ayah nya bernama GPH Soerjaningrat yang merupakan
keturunan dari Nyi Ageng Serang dan Sunan Kalijaga,K.H Abdurrahman
Wahid,K.H Wahid Hasyim,K.h Ahmad Dahlan,K.H Hasyim Asyari dibawah
asuhan mbah sholeh darat dari Semarang.pendidikan formalnya ia dapat
Universitas STOVIA yaitu sekolah yang dibuat untuk pendidikan dokter pribumi
dikota Batavia.
Saat genap berusia 40 tahun berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara.
Semenjak itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan didepan namanya.
Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik
maupun hatinya

Ki Hajar bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia


mendirikan Indische Partij pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan
mencapai Indonesia merdeka. Ia pun ikut membentuk Komite Bumipoetra pada
November 1913. Komite itu sekaligus sebagai komite tandingan dari Komite
Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda. Komite Boemipoetra itu
melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan
seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik
uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.

Ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was


(Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een
(Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Akibat karangannya itu,
pemerintah kolonial Belanda menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan.
berupa hukuman internering (hukum buang) ke Pulau Bangka.
Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo merasakan rekan
seperjuangan diperlakukan tidak adil. Mereka pun menerbitkan tulisan yang
bernada membela Soewardi. Tetapi pihak Belanda menganggap tulisan itu
menghasut rakyat untuk memusuhi dan memberontak pada pemerinah kolonial.

Akibatnya keduanya juga terkena hukuman internering. Douwes Dekker


dibuang di Kupang dan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.
Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana mereka
bisa memperlajari banyak hal dari pada didaerah terpencil. Akhirnya mereka
dijinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan
hukuman. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan
dan pengajaran, sehingga Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berhasil
memperoleh Europeesche Akte. Kemudian ia kembali ke tanah air di tahun 1918.

Di tanah air ia mencurahkan perhatian di bidang pendidikan. Ia bersama


rekan-rekan seperjuangannya mendirikan Perguruan Nasional Tamansiswa yang
menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka
mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan
pada 3 Juli 1922. Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat
(Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di
samping Ir. Soekamo, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur.

Setelah zaman kemedekaan, Ki hajar Dewantara pemah menjabat sebagai


Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama, anggota Dewan
Pertimbangan Agung anggota Parlemen. Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja
diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan
Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional,
tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat
keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 18 November 1959.
Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar kehormatan Doctor Honoris
Causa dari Universitas Gajah Mada pada tanggal 18 Desember 1956. Ki Hadjar
Dewantara meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan
dimakamkan di sana. Hari lahimnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan
Nasional.

B. NILAI ANALISIS

"Pengajaran yang diberikan oleh Pemerintah Kolonial hanya untuk dapat


menjadi "buruh" karena memiliki "ijazah". tidak untuk isi pendidikannya dan
mencari pengetahuan guna kemajuan jiwa-raga (pasal 2). Pengajaran yang berjiwa
kolonial itu akan membawa kita selalu tergantung pada bangsa Barat. Keadaan inu
tidak akan lenyap hanya dilawan dengan pergerakan politik saja. Perlu
diutamakan penyebaran hidup merdeka dikalangan rakyat kita dengan jalan
pengajaran yang disertai pendidikan nasional (pasal 3) - Ki Hadjar Dewantara
(Azas 1922)"
BAB III

PENUTUP

A. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dikemudian hari dan
digunakan dengan sebaik mungkin untuk menambah wawasan penulis dan
pembaca dalam makalah ini tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan
makadari itu kritik dan saran yang mendukung dihrapkan agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi.

B. Kesimpulan

Pemikiran besar yang dilahirkan dari buah karya Ki Hajar Dewantara


sangat melegenda di benak masyarakat Indonesia. Beliau mencetuskan semboyan
Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi teladan), ing madya mangun karso (di
tengah membangun semangat, kemauan), dan tut wuri handayani (di belakang
memberi dorongan) yang kini menjadi insiprasi besar bagi kalangan guru dalam
dunia pendidikan. Bahkan, jika kita kontemplasi dengan penuh renungan makna,
maka semboyan legendaris tersebut lahir dari rentetan pemikiran beliau dalam
upaya memajukan pendidikan bagi bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai