Anda di halaman 1dari 15

KEGAGALAN PERUSAHAAN DAN REORGANISASI

Dosen Pengajar :

Terssia Putri Sari , S.E M.Ak,Ak.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

IZHAR SUHADAC ( 2101101799 )

KRISNA WATI ( 18011101504

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MULIA SINGKAWANG

2023
KATA PENGANTAR

Kegagalan perusahaan merupakan sebuah kejadian yang tidak diinginkan namun tidak
dapat dihindari dalam dunia bisnis. Ketika sebuah perusahaan mengalami kegagalan, hal tersebut
dapat berdampak pada berbagai pihak seperti pemilik, karyawan, dan masyarakat sekitar. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi kegagalan tersebut agar dapat meminimalkan
dampak yang ditimbulkan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kegagalan perusahaan adalah
dengan melakukan reorganisasi. Reorganisasi merupakan proses perubahan dalam struktur
organisasi dan pengelolaan bisnis yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja perusahaan dan
mengembalikan kepercayaan dari pemegang saham dan pasar.

Makalah ini akan membahas lebih dalam mengenai kegagalan perusahaan dan
reorganisasi sebagai upaya untuk mengatasi kegagalan tersebut. Dalam makalah ini, akan
dijelaskan penyebab kegagalan perusahaan, dampak dari kegagalan perusahaan, serta tahapan-
tahapan dalam melakukan reorganisasi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik mengenai kegagalan perusahaan dan reorganisasi sebagai solusi untuk mengatasi
kegagalan tersebut.

Penyusun,

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegagalan perusahaan merupakan masalah yang sering terjadi dalam dunia bisnis.
Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan pasar, persaingan
yang ketat, manajemen yang buruk, dan faktor internal lainnya. Kegagalan perusahaan tidak
hanya berdampak pada perusahaan itu sendiri, tetapi juga pada karyawan, pemegang saham, dan
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasi
kegagalan perusahaan.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kegagalan perusahaan adalah
dengan melakukan reorganisasi. Reorganisasi merupakan proses restrukturisasi yang dilakukan
oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi bisnisnya. Tujuan dari reorganisasi
adalah untuk memperbaiki kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan, sehingga
perusahaan dapat kembali berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan.

Namun, reorganisasi juga memiliki risiko yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Jika
tidak dilakukan dengan tepat, reorganisasi dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan dengan matang sebelum
melakukan reorganisasi.

Makalah ini akan membahas tentang kegagalan perusahaan dan reorganisasi sebagai
strategi untuk mengatasi kegagalan tersebut. Makalah ini akan membahas tentang faktor-faktor
penyebab kegagalan perusahaan, proses reorganisasi, dan risiko-risiko yang harus diperhatikan
dalam melakukan reorganisasi. Dengan membahas topik ini, diharapkan pembaca dapat
memahami pentingnya strategi yang tepat untuk mengatasi kegagalan perusahaan dan melakukan
reorganisasi dengan efektif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor-faktor penyebab kegagalan perusahaan dan bagaimana reorganisasi


dapat membantu mengatasi masalah tersebut?

1
2. Bagaimana cara menentukan nilai perusahaan yang sedang mengalami kegagalan dan
apa saja faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan nilai tersebut?
3. Bagaimana strategi penyusunan kembali struktur modal yang efektif dalam mengatasi
kegagalan perusahaan?
4. Apa saja jenis-jenis reorganisasi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kegagalan
perusahaan, dan bagaimana proses implementasinya?
5. Bagaimana cara mengukur efektivitas reorganisasi dalam mengatasi kegagalan
perusahaan dan menentukan strategi perbaikan yang tepat jika reorganisasi tidak
berhasil?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian pada makalah dengan judul "Kegagalan Perusahaan Dan
Reorganisasi" adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan
perusahaan dan mempelajari berbagai strategi reorganisasi yang dapat digunakan untuk
memperbaiki kinerja perusahaan yang mengalami kegagalan. Beberapa topik yang mungkin
dibahas dalam makalah tersebut antara lain:

1. Faktor penyebab kegagalan perusahaan, seperti masalah manajemen, kurangnya


modal, persaingan yang ketat, perubahan pasar, dan perubahan regulasi.

2. Konsekuensi kegagalan perusahaan, seperti hilangnya pekerjaan, hilangnya investasi,


dan dampak negatif pada ekonomi dan masyarakat.

3. Strategi reorganisasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan


yang mengalami kegagalan, seperti restrukturisasi keuangan, restrukturisasi operasional, merger
dan akuisisi, dan pengurangan biaya.

4. Keuntungan dan kerugian dari strategi reorganisasi tertentu, serta faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan reorganisasi.

Dengan membahas topik-topik ini, penelitian tersebut dapat memberikan wawasan yang
berguna bagi para pemimpin bisnis dan para akademisi dalam memahami mengapa perusahaan
gagal dan bagaimana mengatasi kegagalan tersebut.

2
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian dengan judul "Kegagalan Perusahaan dan Reorganisasi" memiliki banyak
manfaat yang dapat diidentifikasi, antara lain:

1. Membantu pemangku kepentingan untuk memahami penyebab kegagalan perusahaan:


Penelitian ini dapat membantu para pemangku kepentingan, seperti pemilik perusahaan,
karyawan, investor, dan pihak terkait lainnya, untuk memahami penyebab kegagalan perusahaan.
Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan perusahaan, mereka dapat
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kegagalan di masa depan.

2. Memberikan wawasan tentang praktik reorganisasi yang efektif: Penelitian ini dapat
memberikan wawasan tentang praktik reorganisasi yang efektif untuk memperbaiki kinerja
perusahaan yang sedang mengalami kesulitan. Dengan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas reorganisasi, perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat dan
efektif dalam melaksanakan reorganisasi.

3. Meningkatkan keberhasilan reorganisasi: Dengan memahami faktor-faktor yang


mempengaruhi keberhasilan reorganisasi, perusahaan dapat meningkatkan kemungkinan
keberhasilan reorganisasi mereka. Penelitian ini dapat memberikan panduan bagi perusahaan
dalam merancang dan melaksanakan reorganisasi dengan lebih efektif.

4. Menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya: Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi
penelitian selanjutnya mengenai kegagalan perusahaan dan reorganisasi. Dengan membangun
pengetahuan yang lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
perusahaan dan efektivitas reorganisasi, penelitian selanjutnya dapat memberikan wawasan yang
lebih dalam lagi mengenai topik ini.

5. Memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu manajemen: Penelitian ini dapat


memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu manajemen dalam memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi kegagalan perusahaan dan efektivitas reorganisasi. Dengan memperluas
pengetahuan tentang topik ini, ilmu manajemen dapat mengembangkan model dan teori baru
yang dapat membantu perusahaan dalam menghadapi tantangan yang dihadapinya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Tinjauan pustaka pada penelitian "Kegagalan Perusahaan dan Reorganisasi" menyoroti
beberapa studi yang telah dilakukan sebelumnya tentang topik ini. Beberapa penelitian telah
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan perusahaan, seperti masalah
keuangan, manajemen yang buruk, dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan bisnis. Selain itu, beberapa penelitian juga telah meneliti efektivitas reorganisasi
dalam mengatasi kegagalan perusahaan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
memengaruhi keberhasilan reorganisasi, seperti dukungan manajemen senior dan partisipasi
karyawan.

4
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Faktor Penyebab
Terdapat berbagai faktor penyebab kegagalan perusahaan, di antaranya:

1. Kepemimpinan yang buruk: Kepemimpinan yang buruk dapat mempengaruhi seluruh


aspek bisnis, seperti strategi, budaya perusahaan, dan pengambilan keputusan. Kepemimpinan
yang buruk dapat mengarah pada kesalahan strategis yang berdampak negatif pada bisnis.

2. Kurangnya inovasi: Inovasi adalah kunci untuk bertahan di pasar yang kompetitif.
Perusahaan yang tidak inovatif akan tertinggal dan kehilangan daya saing di pasar.

3. Kurangnya fleksibilitas: Perusahaan yang tidak fleksibel dalam menyesuaikan diri


dengan perubahan pasar akan kesulitan untuk bertahan.

4. Masalah keuangan: Masalah keuangan seperti utang yang terlalu banyak atau tidak
efisien dalam pengelolaan kas dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk berkembang.

5. Kompetisi yang kuat: Kompetisi yang kuat di pasar dapat mengancam posisi
perusahaan dan mengurangi pangsa pasar.

Reorganisasi dapat membantu mengatasi masalah kegagalan perusahaan dengan


melakukan perubahan dalam struktur organisasi dan mengembangkan strategi baru yang lebih
efektif. Beberapa manfaat reorganisasi meliputi:

1. Menjaga daya saing: Dengan melakukan perubahan strategi dan struktur organisasi,
perusahaan dapat tetap bersaing dengan pesaing di pasar.

2. Memperbaiki efisiensi: Reorganisasi dapat membantu meningkatkan efisiensi


operasional, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi biaya.

5
3. Menyelesaikan masalah keuangan: Reorganisasi dapat membantu perusahaan
mengatasi masalah keuangan dengan merampingkan biaya, mengurangi utang, atau menambah
modal.

4. Meningkatkan inovasi: Reorganisasi dapat membantu meningkatkan inovasi dengan


mengembangkan sistem yang lebih terstruktur dan memotivasi karyawan untuk berinovasi.

Namun, perlu diingat bahwa reorganisasi bukanlah solusi tunggal untuk masalah
kegagalan perusahaan. Reorganisasi harus dilakukan dengan hati-hati dan terencana dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti sumber daya, keahlian karyawan, dan budaya
perusahaan.

3.2 Penentuan Nilai


Menentukan nilai perusahaan yang sedang mengalami kegagalan dapat menjadi tugas
yang sulit dan kompleks. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
nilai tersebut, di antaranya adalah:

1. Analisis keuangan: Anda perlu menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk


memahami kondisi keuangan yang sebenarnya, termasuk pendapatan, laba, arus kas, hutang, dan
aset. Hal ini akan membantu Anda menentukan apakah perusahaan masih dapat diubah atau
tidak.

2. Industri: Menilai industri dan pasar di mana perusahaan beroperasi penting untuk
menentukan apakah perusahaan masih berpotensi berkembang atau tidak. Jika industri atau pasar
sedang mengalami kesulitan, maka nilai perusahaan kemungkinan besar akan menurun.

3. Aset: Melihat apa yang dimiliki oleh perusahaan dan apa yang bisa dijual untuk
membayar hutang atau membantu mengurangi kerugian penting. Ini termasuk aktiva tetap,
persediaan, piutang, dan kas. Jika perusahaan memiliki aset yang dapat dijual dengan harga yang
tinggi, maka nilai perusahaan akan meningkat.

4. Masa depan: Melihat masa depan perusahaan sangat penting. Jika perusahaan masih
memiliki prospek masa depan yang baik, maka nilai perusahaan akan meningkat. Namun, jika
prospeknya suram, maka nilai perusahaan kemungkinan akan menurun.

6
5. Persaingan: Menilai pesaing perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat bersaing di
pasar penting untuk menentukan nilai perusahaan. Jika persaingan sengit dan perusahaan tidak
dapat bersaing, maka nilai perusahaan akan menurun.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan yang
sedang mengalami kegagalan, di antaranya:

3.3 Strategi Penyusunan Struktur Modal

Kegagalan perusahaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk struktur modal
yang tidak efektif. Penyusunan kembali struktur modal dapat membantu mengatasi kegagalan
perusahaan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan dan mengurangi risiko
keuangan. Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan untuk penyusunan kembali struktur
modal yang efektif:

1. Evaluasi kembali struktur modal saat ini: Langkah awal yang perlu dilakukan adalah
melakukan evaluasi terhadap struktur modal saat ini. Perusahaan perlu mengevaluasi apakah
komposisi modalnya terdiri dari hutang atau ekuitas secara berimbang atau tidak. Jika tidak,
maka perlu disusun rencana untuk meratakan struktur modal.

2. Pilih sumber dana yang tepat: Perusahaan perlu memilih sumber dana yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan keuangannya. Apabila perusahaan terlalu bergantung pada hutang, maka
akan meningkatkan risiko kebangkrutan. Sebaliknya, apabila perusahaan terlalu bergantung pada
ekuitas, maka dapat mengurangi tingkat keuntungan yang dihasilkan.

3. Atur ulang struktur modal dengan cara mengurangi hutang: Apabila perusahaan terlalu
bergantung pada hutang, maka perusahaan perlu mengurangi tingkat hutangnya. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menjual aset yang tidak produktif atau menawarkan saham baru kepada
investor.

4. Perkuat keuntungan perusahaan: Perusahaan perlu memperkuat tingkat keuntungannya


dengan cara meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional. Semakin besar tingkat

7
keuntungan perusahaan, semakin mudah bagi perusahaan untuk memperoleh sumber dana dari
ekuitas.

5. Pertimbangkan strategi merger dan akuisisi: Perusahaan dapat mempertimbangkan


strategi merger dan akuisisi untuk memperkuat struktur modalnya. Dalam hal ini, perusahaan
dapat memperoleh sumber dana tambahan dari investor baru atau memperoleh akses ke sumber
daya yang lebih besar.

6. Pertimbangkan pembiayaan alternatif: Perusahaan dapat mempertimbangkan


pembiayaan alternatif seperti obligasi atau saham preferen untuk memperoleh sumber dana
tambahan. Pembiayaan alternatif ini dapat membantu memperkuat struktur modal dan
mengurangi risiko keuangan.

Dalam mengatasi kegagalan perusahaan, penyusunan kembali struktur modal yang efektif
adalah langkah penting yang harus dilakukan. Perusahaan harus mempertimbangkan berbagai
faktor termasuk kebutuhan keuangan, risiko keuangan, dan strategi bisnis yang akan dijalankan.
Dengan demikian, perusahaan dapat memperoleh sumber dana yang tepat dan memperkuat
tingkat keuntungan untuk meningkatkan kesehatan keuangan perusahaan.

1. Metode aset neto: Ini adalah metode yang menghitung nilai perusahaan berdasarkan
total nilai aset dikurangi dengan hutang.

2. Metode pendapatan: Metode ini melihat potensi pendapatan di masa depan dan
menghitung nilai perusahaan berdasarkan pendapatan yang diharapkan di masa depan.

3. Metode pasar: Metode ini menghitung nilai perusahaan berdasarkan harga saham atau
harga penjualan dari perusahaan sejenis di pasar.

Namun, perlu diingat bahwa menentukan nilai perusahaan yang sedang mengalami
kegagalan bukanlah hal yang mudah dan pasti. Nilai perusahaan mungkin berbeda-beda
tergantung pada metode yang digunakan dan faktor yang dipertimbangkan. Oleh karena itu,
penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor dan menggunakan beberapa metode untuk
mendapatkan hasil yang akurat dan obyektif.

8
3.4 Jenis-Jenis Re-Organisasi
Ada beberapa jenis reorganisasi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kegagalan
perusahaan, di antaranya:

1. Reorganisasi Struktural
Reorganisasi struktural adalah perubahan dalam struktur organisasi perusahaan, seperti
menggabungkan atau memisahkan divisi, departemen, atau unit bisnis. Reorganisasi struktural
dapat membantu mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi, serta membantu perusahaan
untuk fokus pada bisnis inti yang lebih menguntungkan. Implementasi reorganisasi struktural
dapat melibatkan perubahan dalam tugas dan tanggung jawab karyawan, serta penghapusan atau
penambahan posisi.

2. Reorganisasi Operasional
Reorganisasi operasional melibatkan perubahan pada proses bisnis, termasuk perubahan
dalam sistem, teknologi, atau metode kerja. Reorganisasi operasional dapat membantu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta membantu perusahaan untuk memperbaiki
kinerja keuangan. Implementasi reorganisasi operasional dapat melibatkan pelatihan dan
pengembangan karyawan, perubahan dalam tugas dan tanggung jawab, dan penggunaan
teknologi baru.

3. Reorganisasi Finansial
Reorganisasi finansial melibatkan perubahan pada struktur keuangan perusahaan, seperti
pengurangan hutang atau restrukturisasi utang. Reorganisasi finansial dapat membantu
perusahaan untuk mengurangi beban keuangan, meningkatkan likuiditas, dan memperbaiki
kinerja keuangan secara keseluruhan. Implementasi reorganisasi finansial dapat melibatkan
negosiasi dengan kreditor, pengurangan biaya, dan penjualan aset.

Proses implementasi reorganisasi dapat bervariasi tergantung pada jenis reorganisasi


yang diterapkan. Namun, proses umumnya melibatkan evaluasi keadaan saat ini, identifikasi
masalah dan peluang, perencanaan perubahan, dan implementasi perubahan tersebut. Perusahaan
harus mempertimbangkan dampak reorganisasi terhadap karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis,
serta memastikan bahwa komunikasi yang jelas dan terbuka dilakukan sepanjang proses. Selain
itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan dampak hukum dan regulasi terkait reorganisasi.

9
3.5 Pengukuran Efektivitas Re-Organisasi
Mengukur efektivitas reorganisasi dalam mengatasi kegagalan perusahaan dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Menetapkan tujuan reorganisasi: Tujuan harus jelas dan spesifik, seperti meningkatkan
efisiensi, mengurangi biaya, atau meningkatkan kinerja.

2. Mengukur hasil: Hasil reorganisasi harus diukur dengan membandingkan kinerja perusahaan
sebelum dan setelah reorganisasi. Indikator kinerja seperti laba, pendapatan, dan produktivitas
dapat digunakan untuk mengukur efektivitas reorganisasi.

3. Menganalisis faktor penyebab kegagalan: Jika reorganisasi tidak berhasil, maka perlu
dianalisis faktor-faktor penyebab kegagalan. Analisis ini dapat melibatkan wawancara dengan
karyawan, analisis data kinerja, dan penilaian situasi bisnis yang ada.

4. Menentukan strategi perbaikan: Setelah faktor penyebab kegagalan diidentifikasi, strategi


perbaikan yang tepat harus ditentukan. Ini dapat melibatkan perubahan dalam struktur organisasi,
perubahan dalam strategi bisnis, atau perubahan dalam cara kerja.

5. Mengukur efektivitas strategi perbaikan: Setelah strategi perbaikan diterapkan, kinerja


perusahaan harus diukur kembali untuk memastikan efektivitasnya. Jika perbaikan berhasil,
maka perusahaan dapat melanjutkan dengan strategi tersebut. Jika tidak, maka perlu dilakukan
evaluasi kembali dan mungkin diperlukan perbaikan lebih lanjut.

Dalam mengatasi kegagalan perusahaan, reorganisasi bukanlah satu-satunya strategi yang


dapat dilakukan. Perusahaan juga dapat melakukan evaluasi bisnis secara menyeluruh,
melakukan perubahan strategi, melakukan perubahan dalam manajemen atau karyawan, dan lain-
lain. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki rencana cadangan yang dapat diambil jika
reorganisasi tidak berhasil. Hal ini dapat mencakup identifikasi kemungkinan strategi perbaikan
alternatif dan persiapan sumber daya yang diperlukan untuk menerapkannya

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Makalah yang berjudul "Kegagalan Perusahaan dan Reorganisasi", dapat
disimpulkan bahwa kegagalan perusahaan adalah suatu kondisi di mana perusahaan tidak lagi
dapat memenuhi kewajiban keuangannya dan harus mengajukan kebangkrutan. Kegagalan
perusahaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah manajemen, keuangan, dan
ekonomi makro. Reorganisasi adalah suatu proses restrukturisasi perusahaan yang dilakukan
untuk mengatasi kegagalan dan memperbaiki kinerja perusahaan. Reorganisasi dapat dilakukan
melalui beberapa cara, seperti pengurangan karyawan, penjualan aset, restrukturisasi utang, dan
perubahan manajemen.

4.2 Saran
1. Perusahaan sebaiknya memiliki sistem manajemen yang kuat dan transparan untuk
mencegah kegagalan perusahaan. Manajemen perusahaan harus dapat mengidentifikasi masalah
yang muncul dan segera menyelesaikannya sebelum masalah tersebut menjadi lebih besar.

2. Perusahaan yang mengalami kegagalan harus segera mengambil tindakan untuk


memperbaiki kinerja perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
reorganisasi. Namun, reorganisasi harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan analisis
yang matang untuk menghindari kegagalan yang lebih besar.

3. Penting bagi perusahaan untuk menjaga hubungan yang baik dengan karyawan,
investor, dan mitra bisnis. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam mengatasi kegagalan dan
menjaga keberlangsungan bisnis.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai