Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nazwa (27)

Kelas : XII MIPA A

Memori

Hai nama saya Nazwa, anak keempat dari lima bersaudara, dan umur kita hanya selisih 2 tahun
dari satu ke yang lainnya. Saya lahir di Serang pada tanggal 17 Oktober 2003 yang sekarang berumur 17
tahun. Saat ini saya tinggal di Jakarta Timur tepatnya di Ciracas bersama dengan keluarga.

Saya memiliki pengalaman atau memori yang sangat indah pada saat saya masih TK tahun 2009
yang tidak bisa saya lupakan sampai sekarang. Pada saat itu saya masih menjadi bungsu, adik saya
belum lahir ke dunia. Saya merasa sangat senang karena kedua orang tua saya memiliki perhatian lebih
kepada saya. Saat itu ayah saya bekerja di kantor Notaris dan ibu saya adalah seorang Ibu Rumah
Tangga. Kakak saya pun masih kecil, karena umurnya tidak jauh dari saya, jadi saya menganggapnya
seperti teman sepantaran.

TK saya dulu sangat aktif dalam hal ikut serta kegiatan lomba antar TK se – DKI Jakarta di Taman
Mini Indonesia Indah (TMII). Baik itu lomba akademik maupun non akademik semua diikuti oleh TK saya.
Selama saya TK, saya memliki banyak pengalaman karena sering ikut lomba. Lomba yang saya ikuti pada
saat TK adalah lomba mewarnai, lomba bernyanyi, lomba menghafal hadist, lomba membaca puisi dan
masih banyak lagi yang lainnya.

Pengalaman yang tidak bisa saya lupakan adalah ketika lomba membaca puisi se – DKI Jakarta.
Saat itu hanya saya yang dipilih oleh kepala TK yang untuk mewakili TK kami. Karena dulu masih kecil,
saya tidak mengerti apa – apa dan hanya meng-iyakan saja tawaran dari kepala TK untuk mengikuti
lomba itu.

Sebenarnya dulu saya tidak memiliki bakat dalam membaca puisi, namun kedua orang tua saya
meyakinkan dan mau membantu saya untuk belajar membaca puisi yang baik dan benar, supaya pada
saat lomba bisa menang. Kepala TK hanya memberikan waktu seminggu untuk belajar membaca puisi,
dan setelah itu langsung dikirim untuk lomba.

Dalam waktu seminggu yang menurut saya sangat cepat, itu akan membuat sulit diri saya sendiri
karena akan tergesa – gesa dalam mempelajarinya. Saya sangat kesulitan karena itu berat untuk saya
terima. Setiap hari setelah pulang TK langsung latihan membaca puisi, tidak ada waktu untuk bermain
dalam seminggu full. Hanya membaca puisi saja yang ada di otak saya. Pada suatu saat, karena saya
sangat lelah dalam belajar membaca puisi, saya nangis di depan mamah saya dan meminta untuk
mengundurkan diri tidak jadi mengikuti lomba itu.

Namun mamah saya semangat dalam membimbing saya. Mamah saya mengajarkan bagaimana
cara membaca puisi yang baik dan benar, bagaimana notasi yang digunakan, tinggi rendah nya suatu
kata – kata yang akan diucapkan. Mamah saya tidak berhenti memberi saya semangat setiap latihan.
Hingga pada saat hari H lomba, saya sangat senang karena ternyata saya mendapat juara
meskipun tidak juara 1. Saya mendapat juara harapan 1. Dan saya berhasil menduduki peringkat
keempat dari 70 peserta se – DKI Jakarta.

Saya mendapat banyak hadiah dan pujian dari orang tua serta guru – guru. Saya senang karena
usaha saya selama ini tidak sia – sia, saya merasa bangga kepada diri saya sendiri. Dan saya sangat
berterimakasih kepada mamah saya yang sangat baik kepada saya, mau membimbing saya dengan
sabar.

Sampai sekarang saya tidak akan melupakan pengalaman itu, bahkan saya jadikan sebagai
pelajaran di kehidupan saya sehari – hari serta motivasi bagi diri saya sendiri. Bahwa sebenarnya kita
bisa jika kita mau berusaha, dan selalu ingat kata pepatah bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati
usaha.

Anda mungkin juga menyukai