Anda di halaman 1dari 2

Cerebral Palsy

Epidemiologi
Berdasarkan studi berbasis populasi di seluruh di dunia dilaporkan bahwa prevalensi palsi
serebral diperkirakan sekitar 1.5 – 4 kasus setiap 1000 kelahiran atau anak-anak dari rentang usia
tertentu. Secara keseluruhan prevalensi kelahiran dengan palsi serebral diperkirakan 2 kasus
setiap 1000 kelahiran hidup.1
Berdasarkan studi populasi di yang dilakukan oleh National Survey of Children’s Health
(NSCH) pada 2012-2013 dan studi National Health Interview Survey (NHIS) diketahui bahwa
prevalensi usia palsi serebral yang sering dilaporkan adalah usia 2-17 tahun. Penelitian yang
dilakukan oleh NSCH menunjukkan bahwa prevalensi palsi serebral didapatkan 2.6 kasus setiap
1000 kelahiran hidup dan menurut NHIS didapatkan 2.9 kasus setiap kelahiran hidup.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Australian Cerebral Palsy Register, didapatkan data
dari 1993 sampai 2006 bahwa prevalensi palsi serebral adalah 2.1 setiap 1000 kelahiran hidup
dengan prevalensi tinggi pada bayi dengan berat badan rendah. Secara keseluruhan, tingkat
kejadian palsi serebral relatif stabil disebabkan karena peningkatan dalam perawatan kebidanan
dan bayi baru lahir.1

Komplikasi dan Prognosis


Menurut Lundy dkk (2009) prognosis anak palsi serebral tergantung pada umur dan
tingkat kemampuan pasien pada saat diagnosis ditegakkan. Anak tidak dapat duduk sampai umur
4 tahun, maka hampir 99% dapat dipastikan anak tidak akan dapat berdiri atau berjalan. Anak
tidak dapat mengontrol kepala sampai umur 1 tahun, biasanya tidak akan dapat berdiri atau
berjalan dengan sempurna. Anak dapat duduk pada umur 2 tahun, maka hampir 100% anak akan
dapat duduk dan berjalan nantinya. Prognosis paling baik pada derajat fungsional ringan.
Prognosis bertambah berat apabila disertai retardasi mental, bangkitan kejang, gangguan
penglihatan dan pendengaran.
Kesembuhan—dalam arti regenerasi otak yang sesungguhnya—tidak pernah terjadi pada
palsi serebral. Namun, akan terjadi perbaikan sesuai dengan tingkat maturitas otak yang sehat
sebagai kompensasinya. Pada pengamatan jangka panjang, terdapat tendensi perbaikan fungsi
koordinasi dan fungsi motoric mengikuti bertambahnya umur anak yang mendapat stimulasi
dengan baik.
Prognosis anak palsi serebral juga dapat dinilai berdasarkan keberhasilan terapi.
Pengukuran keberhasilan terapi palsi serebral dapat dinilai dengan menurunnya tingkat
keparahan penyakit berdasarkan GMFCS RE.2

Kesimpulan
Palsi serebral merupakan kelainan motorik yang tidak progresif dan sering ditemui pada
anak-anak. Penyebabnya bisa herediter, prenatal, perinatal dan pascanatal. Gejala klinisnya
bervariasi: ada yang spastik, athetoid, rigid, ataksia, hypotonia, atau campuran. Ditinjau dari
beratnya penyakit, terdapat kelainan mulai dari yang ringan sampai yang berat. Penyakit ini
sering pula disertai oleh retardasi mental, gangguan bicara, gangguan penglihatan, pendengaran,
atau kejang-kejang. Diagnosis didasarkan pada kombinasi berbagai gejala dan anamnesis yang
cermat. Penetalaksanaan memerlukan kerjasama multidisiplin. Prognosis tergantung pada berat
ringannya kelainan dan terapi yang diberikan.2

DAFTAR PUSTAKA
1. Stavsky M, Mor O, Mastrolia SA, Greenbaum S, Than NG, Erez O. Cerebral palsy-trends
in epidemiology and recent development in prenatal mechanisms of disease, treatment,
and prevention. Front Pediatr. 2017;5(February):1–10.
2. Hendy, Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. 2014;527–53.

Anda mungkin juga menyukai