Laprak Geogas Revisi
Laprak Geogas Revisi
NUR IHSAN
D111 23 1032
GOWA
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayat-Nya, laporan praktikum ini dapat diselesaikan. Laporan ini
disusun sebagai tugas mata kuliah Geologi Dasar dengan judul " Pengenalan
Mineral".
Nur Ihsan
i
DAFTAR ISI
DAFRAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
BAB V ................................................................................................................... 28
PENUTUP ............................................................................................................ 28
ii
5.2.2 Saran untuk asisten ............................................................................... 28
LAMPIRAN ......................................................................................................... 31
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
1
1.2 Tujuan Praktikum
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mineral
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai
atom-atom yang tersusun secara teratur (Setiawan, 2023).
Saat ini telah dikenal lebih dari 2000 mineral. Sebagian merupakan mineral-
mineral utama yang dikelompokkan sebagai Mineral Pembentuk Batuan. Mineral-
mineral tersebut terutama mengandung unsur-unsur yang menempati bagian
terbesar di bumi, antara lain unsur Oksigen (O), Silikon (Si), Aluminium (AL), Besi
(Fe), Kalsium (Ca), Sodium (Na),Potasium (K) dan Magnesium (Mg) (Setiawan,
2023).
3
1. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral
saat terkena cahaya (Sapiie, 2006). Kilap ini secara garis besar dapat
dibedakanmenjadi jenis:
a. Kilap Logam (metallic luster ): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau
kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam yaitu
Gelena,Pirit, Magnetit, Kalkopirit, Grafit, Hematit, dll.
e) Kilap mutiara (pearly luster) kilat seperti lemak atau sabun, misalnya
padaserpentin, opal dan nepelin.
f) Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,
bouxitdan limoni
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu
dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun
kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan
yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo, 1994) .
4
2. Kekerasan
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C
3. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral
dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi
kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih
5
susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada
beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
4. Cerat
Cerat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping
porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan
tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda.
Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya
berubah-ubah.
Contohnya :
a. Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini
dapat dapat Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat
porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
6
b. Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin
akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
c. Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
d. Biotite : Ceratnya tidak berwarna
e. Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral
(Sapiie, 2006).
5. Belahan
6. Pecahan
7
e. Hackly: Permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh:
Emas dan Perak (Danisworo, 1994)
7. Massa jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara
yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral
tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang
lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam
keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang
volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. (Danisworo, 1994).
8. Bentuk
9. Tenancity
a. Rapuh yaitu sifat mineral yang mudah hancur tetapi dapat dipotong-potong.
b. Mudah ditempa yaitu sifat mineral yang dapat ditempa menjadi lapisan tipis.
c. Dapat dirilis atau sectile adalah sifat mineral yang dapat diiris dengan pisau.
8
d. Fleksibel adalah sifat mineral yang lentur dan dapat dibengkokan tanpa
menjadi patah dan sesudah bengkok dapat kembali lagi seperti semula.
e. Elastis adalah sifat yang dimiliki oleh mineral yang tersusun atas
lapisanlapisan tipis sehingga dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan
kembali seperti semula bila penekanan dihentikan.
Sumber daya mineral adalah semua cadangan bahan galian yang didapatkan dari
dalam bumi dan dapat dimanfaatkan untuk manusia1. Sumber daya mineral
memiliki banyak kegunaan, antara lain, sebagai bahan bakar (minyak bumi, gas
alam, batu bara, dan uranium), sebagai bahan baku industri (bijih besi, tembaga,
nikel, belerang, fosfat, dan grafit), sebagai bahan hias (emas, perak, intan, dan
permata), sebagai bahan gizi (kalsium, fosfor, magnesium, belerang, natrium, zat
besi, dan tembaga) dan lain sebagainya (Etika, 2023)
9
BAB III ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Alat uji kekerasan (Kawat tembaga, Kaca, Paku, Pisau Baja dan Kikir Baja)
10
gambar 3. 2 kaca
gambar 3. 3 paku
11
gambar 3. 4 pisau baja
2. Lup geologi
12
gambar 3. 6 lup geologi
3. Magnet
Berfungsi untuk mengetes kemagnetan mineral
gambar 3. 7 magnet
13
4. HCl 0,5 M 30 ml
gambar 3. 8 HCl
5. Penggaris
gambar 3. 9 penggaris
6. Tissue (Perkelompok)
14
Berfungsi untuk membersihkan sampel
gambar 3. 10 tissue
15
gambar 3. 11 buku rock and minerals
16
gambar 3. 12 alat tulis
17
gambar 3. 13 kertas patron
gambar 3. 14 HVS
18
3.2 Prosedur Praktikum
19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Melalui percobaan dengan 5 jenis mineral yang berbeda (ST-1 sampai ST-5)
didapatkan hasil yang berbeda beda, yaitu sebagai berikut:
20
2. Stasiun 02 (Granit)
Gambar 4. 2 granit
Pada stasiun 2, sampel batuan adalah granit, yang mana granit ini
terdiri atas mineral kuarsa dan biotit sebagai penyusunnya. Biotit memiliki
komposisi kimia K(Mg,Fe2+)3[AlSi3O10(OH,f)2], dengan warna segar
hitam dengan warna lapuk coklat kuning, kilap berupa kaca (vitreous),
belahannya sempurna, pecahan berupa choncoidal, ceratnya kuning, emas,
abu-abu. Memiliki derajat kekerasan 2,5, sehingga untuk menggoresnya
bisa dengan kuku. Bersifat diamagnetik, tidak bereaksi dengan asam,
tenacity-nya rapuh. Biotit dapat terbentuk pada kondisi metamorfik ketika
batu lempung terkena pamas dan tekanan hingga membentuk sekiss dan
gneiss. Biotit digunakan dalam pembuatan perangkat yang diperlukan
dalam pembuatan kapal dan pembuatan pesawat terbang.
21
3. Stasiun 0-3 (Kuarsa)
Gambar 4. 3 Kuarsa
22
4. Stasiun 04 (Pyrite)
Gambar 4. 4 Pyrite
23
5. Stasiun 05 (Galena)
Gambar 4. 5 Galena
24
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum, dapat diketahui bahwa mineral adalah benda alam padat
yang terbentuk secara alami dari proses geologi dan memiliki komposisi kimia
dan struktur kristal yang tetap atau berubah-ubah dalam batas-batas tertentu.
Mineral memiliki sifat fisik yang dapat diamati dan diukur, seperti warna, kilap,
belahan, pecahan, cerat, kekerasan, sifat kemagnetan, reaksi dengan asam, dan
sifat dalam.
Dari kelima contoh mineral yang dideskripsikan, dapat dilihat bahwa warna
segar dan warna lapuk berbeda-beda tergantung pada jenis mineral. Warna segar
adalah warna asli dari mineral yang belum terpengaruh oleh faktor luar,
sedangkan warna lapuk adalah warna yang timbul akibat proses pelapukan atau
oksidasi. Misalnya, mineral nikel garnerit memiliki warna segar hijau atau biru,
tetapi warna lapuknya cokelat atau hitam. Mineral granit memiliki warna segar
abu-abu atau hitam, tetapi warna lapuknya abu-abu pudar atau hitam.
25
belahan sempurna, yaitu nikel garnerit dan galena. Sisanya tidak memiliki
belahan.
Cerat adalah sifat fisik yang menunjukkan warna bubuk yang dihasilkan
ketika mineral digores pada permukaan keras. Cerat dapat berbeda dengan
warna segar atau lapuk mineral. Misalnya, mineral pyrite memiliki warna segar
kuning keemasan dan warna lapuk hitam kecoklatan, tetapi ceratnya coklat
kehitaman. Mineral kuarsas memiliki warna segar putih dan warna lapuk kuning
kecoklatan, tetapi ceratnya putih.
26
magnet). Dari kelima contoh mineral yang dideskripsikan, hanya satu mineral
yang memiliki sifat kemagnetan paramagnetik, yaitu pyrite. Sisanya memiliki
sifat kemagnetan diamagnetik.
Sifat dalam atau tenancity adalah sifat fisik yang menunjukkan bagaimana
mineral bertahan terhadap tekanan atau benturan. Sifat dalam mineral dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti rapuh (mineral mudah pecah atau
hancur), kuat (mineral sulit pecah atau hancur), lentur (mineral dapat
dibengkokkan tanpa pecah), atau elastis (mineral dapat kembali ke bentuk
semula setelah dibengkokkan). Dari kelima contoh mineral yang
dideskripsikan, tiga mineral memiliki sifat dalam rapuh, yaitu nikel garnerit,
kuarsas, dan galena. Satu mineral memiliki sifat dalam kuat, yaitu granit. Satu
mineral memiliki sifat dalam mudah dibentuk, yaitu pyrite.
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan kali ini, kita dapat mendeskripsikan
5 contoh mineral yaitu garnerit, granit, kuarsas, pyrite, dan galena berdasarkan
sifat fisiknya, seperti warna, kilap, belahan, pecahan, cerat, kekerasan, sifat
kemagnetan, reaksi dengan asam, dan tenancity. Selain itu, kita dapaat
mengetahui komposisi kimia dan struktur kristalnya. Juga dapat diketahui
kegunaan dan keterdapatan dari kelima mineral tersebut.
5.2 Saran
28
5.2.3. Saran untuk diri sendiri
29
DAFTAR PUSTAKA
Etika, N. M. (2023, Maret 15). Fungsi Mineral untuk Tubuh dan Ragam
Sumbernya. Diambil kembali dari Hellosehat:
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/jenis-dan-fungsi-mineral/
Noor. (2014). Pengantar geologi. Dalam D. Noor, Pengantar Geologi (hal. 1).
Yogyakarta: Deepublish.
Novita, C. (2021, April 25). Pengertian Mineral: Sifat Fisik & Perannya dalam
Pembentukan Batu. Diambil kembali dari Tirto.id:
https://tirto.id/pengertian-mineral-sifat-fisik-perannya-dalam-
pembentukan-batu-gdKX
30
LAMPIRAN
31
DESKRIPSI MINERAL
Belahan : 3 arah
Pecahan : Hackly
Kekerasan : 5-5, 6
Komposisi Kimia : Ni
32
DESKRIPSI MINERAL
Pecahan : Choncodial
Cerat : putih
Kekerasan : 6,5-7
33
: ST-03
: Putih
: Kuning kecoklatan
Pecahan : Choncodial
Cerat : Putih
Kekerasan : 6,5-7
34
: ST-04
: Kuning keemasan
: Hitam kecoklatan
Choncoidal
Kekerasan : 6-6,5
35
: ST-05
: Kuning keemasan
: Hitam kecoklatan
Pecahan : Rata
Cerat : Abu-abu
Kekerasan : 2,5
Komposisi Kimia : Pb
36
37