PENDAHULUAN
1
Yatim,Badri.Historiografi Islam, Jakarta:Logos Wacana Ilmu,1997,hlm.1.
2
Lubis, Nina Herlina.Historiografi Barat, Bandung:Satya Historika,2000,hlm.11.
3
Op.Cit Badri Yatim, hlm.6.
4
Op.cit, Nina Herlina Lubis, hlm.11.
1
yang sangat pesat. Dimana ditemukan metode baru dalam penulisan yang sudah lebih
modern. Dimana tokoh Leopold Von Ranke telah memberikan kontribusi yang besar
karena dia di juluki sebagai “Bapak historiografi modern” atau dengan kata lain sebagai
pengasas era baru pensejarahan modern di dunia Barat. 5 Yang mana akan dijelaskan lebih
lanjut dalam pembahasan berikutnya.
BAB II
5
M. Ibrahim Yusuf, Sejarah Dan Pensejarahan Ketokohan Dan Karya (Malaysia: Dewan Bahasa dan pustaka
Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur, 1988), hlm. 276
2
PEMBAHASAN
3
pertengahan. Pada hakekatnya “ Sejarah Dunia” yang di maksud itu merupakan sejarah
Eropa dalam jangka waktu yang telah di ungkapkan sebelumnya oleh sejarawan yang
lain, namun demikian penulisannya yang berjumlah 9 jilid itu, telah memenuhi cita-
citanya sejak muda, yaitu untuk menuliskan sejarah dunia. Ranke sendiri menganggap
bahwa karyanya yang terakhir ini merupakan karyanya yang terbesar. Leopold von
Ranke meninggal di Berlin pada tanggal 23 Mei 1886 dalam usia 91 tahun.10
2.2 Karya, Konsep Pemikiran, dan Kontribusi Leopold Von Ranke dalam
Historiografi Barat
A. Karya Leopold von Ranke
Seorang sejarawan dikatakan sejarawan sejati manakala dia banyak menulis
karya dalam bidang sejarah untuk dijadikan bahan referensi dan transfer ilmu
pengetahuan melalui membaca karyanya. Begitu juga dengan Leopold von Ranke,
ia telah menghasikan banyak karya tulisan yang seakan-akan tidak ada putusnya
hingga akhir hayatnya.
Diperkirakan, ia telah menghasilkan karya sebanyak 63 jilid dalam
penulisan sejarah. Salah satu karyanya yang terpenting ialah tulisan pertamanya
yang berjudul Histories of the Latin and Tentonic Nations 1494-1514 yang
berhasil ditulis di Frankfurt dan diterbitkan pada tahun 1824. Kemudian di ikuti
dengan karya-karya lainya, diantara pada pertengahan tahun 1830-1840 an, ia
telah menghasilkan dua penulisan dalam beberapa jilid yang dianggapnya sebagai
karya-karya terbaik.
Adapun karya-karya Leopold von Ranke diantaranya sebagai berikut:
1. The Histories of the Latin and Teutonic Nations (1824)
2. The Serbian Revolution (1929),
3. The History of the Popes (vol. I, 1834, Vol. 2 dan 3, 1836),
4. German History in the Age of Reformation (6 vol., 1839-1847),
5. French History, Especially in the Sixteenth and Seventeenth Centuries (5
vol., 1852-1861)
6. History of England, Principally in the Seventeenth Century (6 vol., 1859-
1868)
10
Lubis, Nina Herlina.Historiografi Barat, Bandung:Satya Historika,2000,hlm.94.
4
7. Nine Books of Prussian History (1847-1848), yang lima tahun kemudian
dikembangkan menjadi Twelve Books on Prussian History, sebuah sejarah
dunia yang belum sempat ia selesaikan Weltgeschichte (9 vol., 1881-
1889).11
Dari hal-hal menarik yang ia pelajari, ia menyimpulkan bahwa studi sejarah
tentang asal-usul orang-orang atau institusi-institusi menghasilkan pengetahuan
yang lebih cemerlang dan lebih lengkap dari pada studi yang lain. Oleh karena itu
Ranke lebih menekankan sejarah politik dalam setiap karyanya. Oleh karena itu,
kebanyakan karya-karya Ranke, lebih menekankan bidang sejarah politik dan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan diplomatik. Ini bukan
berarti bahwa peristiwa-peristiwa lain yang “bukan politik”, bukan bagian dari
peristiwa sejarah. Semua peristiwa tersebut adalah peristiwa sejarah tetapi bagian
dari politik dan kegiatan berpolitik yang lebig bersejarah. Penekanan dalam
bidang sejarah politik juga berimbas pada minat serta anutan politiknya. Pada
dasarnya Ranke adalah seorang yang bersikap konservatif dari pada segi politik,
serta berkeyakinan bahwa negaralah yang memegang tampuk kekuasaan dan
bukanlah rakyat. Baginya kekuasaan negara haruslah berada dalam tangan
beberapa pemimpin yang mempunyai kemampuan memimpin serta mempunyai
akhlak yang mulia. Namun demikian, perlu diingat bahwa Ranke bukanlah ahli
politik maupun diplomat professional. Ia adalah ahli akademik yang kritis dan
melihat perkembangan politik yang berlaku di Eropa sebagai fenomena yang
mengancam kestabilan serta tradisi masyarakat Eropa itu sendiri.12
11
J. M. Romein (diterjemahkan oleh: Nur Toegiman). Aera Eropa Peradaban Eropa Sebagai Suatu
Penyimpangan dari Pola Umum. Bandung: Ganacu, 1956.
12
M. Ibrahim Yusuf, Sejarah dan Pensejarahan, hlm. 281-284.
5
suatu sistem filsafat dengan manusia yang sedang berpikir, dalam pusatnya atau
dalam filsafat sejarah disebut aliran sejarah ilmiah. 13 Leopold Von Ranke dikenal
sebagai bapak ilmu sejarah modern. Ia merupakan pelopor madzhab sejarah
ilmiah.14
Dari pandangan tersebutlah maka menjadi titik awal pola pokir Ranke
dalam penulisan sejarah. Pada awalnya, Ranke melihat penulisan sejarah pada
abad 17 dan 18 mengalami subjektivitas yang menonjol dalam penulisan sejarah.
Selain masalah subjektivitas, juga berkembangnya penulisan sejarah yang
menekankan nilai estetika. Maka dari itu Ranke tidak sependapat dengan hal
tersebut karena menurutnya sejarah bukanlah seni karena penulisan seni dengan
sejarah itu berbeda khusunya dengan karya sastra. Selain itu juga, penulisan
sejarah itu harus melalui penyellidikan secara kritis terhadap sumber-sumber yang
akan di gunakan untuk mewujudkan kebenaran sejarah. Disamping menekankan
kepentingan dokumen sebagai sumber sejarah, ia juga menekankan perlunya
sejarawan bersikap kritis terhadap jenis-jenis dokumen yang digunakan dalam
penyelidikan. Konsep sejarahnya yang seperti itu, telah menyebabkan berlakunya
pembentukan konsep sejarah yang dikenal sebagai sejarah yang saintifik. Sejarah
yang saintifik sama artinya dengan sejarah itu seratus persen objektif, bahwa
kebenaran boleh dibuktikan secara saintifik dan objektif.15
Oleh karena itu, dari sikapnya yang kritis terhadap penulisan sejarah
tersebut, ia dikenal sebagai Bapak Sejarah Kritis Modern. 16 Karena bagi Ranke,
tujuan yang paling utama mengkaji sejarah adalah untuk mewujudkan suatu
peristiwa yang dikaji itu seperti fakta aslinya, atau sejarah yang ditulis itu
haruslah sebagaimana peristiwa itu terjadi didasarkan pada sumber-sumber yang
ada, seperti sebenarnya yang telah berlaku (wei es eigentlich gewe sen), dan
bukan demi tujuan-tujuan yang tinggi seperti untuk mengadili masa lalu atau
kepentingan zaman-zaman yang akan datang. Ungkapan wei es eigentlich gewe
sen tersebut, dianggap sebagai tonggak pensejarahan Ranke.
13
Tamburaka, Rustam.e,Pengantar Sejarah, Teori Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Flsafat dan Iptek, Jakarta:
Rineka Cipta,1999.h.153
14
Tamburaka, hal.153
15
Ibid,hlm.286-290.
16
Agus Supriyono, Diktat Historiografi Eropa Barat Kuno, Abad Tengah dan Modern (Jurusan Sejarah, fakultas
Sastra Universitas Diponegoro Semarang).
6
Cara pandang dalam mengembangkan historiografi modern tersebut tidak
terlepas dari pendahulunya seperti, Jean Mabilon. Dimana Mabilon membuat
formulasi kritik eksternal (yaitu sumber untuk menentukan otentitas sebuah
sumber) yang mana hal tersebut mampu dikembangkan lebih lanjut oleh Ranke
menjadi kritik eksternal dan kritik internal yang berguna untuk menguji
kredibilitas sebuah sumber.17Dengan kedua langkah kritik tersebut seorang
sejarawan akan mempelajari sumber-sumber sejarah serta mampu
mengujinya18 agar bisa menentukan keaslian ataupun keshahihan suatu sumber
sejarah.19 Hal tersebutlah yang menjadi sumbangan terbesar Leopold von Ranke
untuk perkembangan ilmu sejarah.20
Konsep pemikirannya yang kritis tersebut terlihat dari karya pertamanya
yaitu Histories of the Latin and Tentonic. Karena kekritisannya itulah maka ia
dikenal sebagai Bapak Historisisme. Yang mana memberikan pandangan bahwa
sejarah bukan hanya sebagai deret kejadian yang statis, melainkan sebagai
perubahan-perubahan (dinamisasi) yang ada sangkut-pautnya antara peristiwa
yang satu dengan peristiwa yang lain.21
17
Nina Herliana Lubis, Historiografi Barat,(bandung:Satya Historika,2008), hlm.92.
18
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah ( Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2007), hlm. 68.
19
Hasan Usman, Metode Penelitian Sejarah ( Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana Depag, 1986 ), hlm.78.
20
Op.cit, Nina Herliana Lubis,hlm.92.
21
Romein J.M. Aera Eropa peradaban Eropa sebagai penyimpangan dari pola umum (diterjemahkan oleh:
NoerToegiman), (Bandung: Ganacu, 1956), hlm. 116
7
mengandung peristiwa-peristiwa Wei Es Eigentlich Gewesen (seperti sebenarnya
berlaku).22
22
M. Ibrahim Yusuf, Sejarah Dan Pensejarahan Ketokohan Dan Karya (Malaysia: Dewan Bahasa dan pustaka
Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur, 1988), hlm. 287.
8
4. Terlalu gairahnya untuk menuliskan sejarah Luther, keluarga Hohenzollern
dari Prussia.23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
Ibid, hlm.293-296.
9
Leopold von Ranke adalah sejarawan beradarah Jerman. Lahir 21 Desember 1795
di Wiche Jerman. Dia adalah keturunan para pembesar pendeta dan ahli hukum. Meski
pada awalnya ia melanjutkan pendidikan dalam studi Filologi naskah-naskah klasik,
namun hal tersebut mengantarkannya dalam ketertarikannya dalam ilmu sejarah.
Pada perkembangan selanjutnya, Leopold van Ranke dikenal sebagai Bapak
Historisisme, atau Bapak sejarah Kritis. Karena pemikirannya yang sangat kritis dalam
masalah penulisan sejarah. Menurutnya, seorang sejarawan itu dalam menulis sejarah
harus memilih dan memilah sumber yang akan dijadikan sebagai referensi harus sesuai
keaslian dan keontetikannya. Maka dari itu dari pandangannya itulah ia melahirkan
formulasi baru dalam ilmu sejarah yaitu munculnya gagasan tentang keharusan
sejarawan melakukan kritik eksterenal dan kritik internal dalam menyeleksi sumber
sejarah.
Hal itulah yang menjadi kontribusi yang sangat besar dari Leopold von Ranke
dalam perkembangan ilmu sejarah. Meski dalam perkembangan selanjutnya, pemikiran
dan cara pandangnya tersebuuta banyak menuai kritik dari berbagai kalangan.
DAFTAR PUSTAKA
10
Abdurrahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Lubis, Nina Herlina. 2000. Historiografi Barat, Bandung:Satya Historika.
Romein, J. M. 1956. (diterjemahkan oleh: Nur Toegiman). Aera Eropa Peradaban Eropa
Sebagai Suatu Penyimpangan dari Pola Umum. Bandung: Ganacu.
Rustam.e, Tamburaka, 1999. Pengantar Sejarah, Teori Teori Filsafat Sejarah, Sejarah
Flsafat dan Iptek, Jakarta: Rineka Cipta.
Supriyono, Agus. Diktat Historiografi Eropa Barat Kuno, Abad Tengah dan Modern
(Jurusan Sejarah, fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang).
The Encyclopedia Americana, 1982, Connecticut: Glolier Incorporated.
Usman, Hasan. 1986. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Proyek Pembinaan Prasaran
DEPAG.
www.age-of-the-sage.org/history/historian
Yatim,Badri. 1997. Historiografi Islam, Jakarta:Logos Wacana Ilmu.
Yusuf, M. Ibrahim, 1988. Sejarah Dan Pensejarahan Ketokohan Dan Karya, Malaysia:
Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur.
11