Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MENGANALISIS PSIKOLOGI BENCANA

“MITIGASI BENCANA TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN BOLAANG


MONGONDOW TIMUR”

Sabrina Sabilla 2130306073

Dosen Pengampuh:

Abdul Aziz, M. Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR TA/


TP 2023

Judul :
“MITIGASI BENCANA TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN BOLAANG
MONGONDOW TIMUR”

Jurnal :

Wijarnako. T. 2022. Mitigasi bencana tsunami di wilayah pesisir kabupaten bolang mongondow
timur. Jurnal Spasial Vol. 9, No. 1

ANALISIS

Faktor bencana alam di Indonesia adalah karena faktor geologi dan hidrometeorologi,
salah satu bencana di Indonesia adalah, karena faktor geologi yaitu bencana tsunami, karena
Indonesia merupakan daerah yang berada pada “Fair Ring” atau Cincin Api dan juga merupakan
Pertemuan Tiga Lempeng Aktif Terbesar di dunia yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Australia
dan Lempeng Pasifik, dari ketiga lempeng tersebut saling bertabrakan, sehingga terbentuklah
gunung api dan gempa bumi juga dapat terjadi. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur adalah
salah satu wilayah di Indonesia yang berada di wilayah pesisir, Kabupaten ini hasil dari
pemekaran Kabupaten Bolaang Mongondow yang berada di Provinsi Sulawesi Utara, dengan
luas wilayah ± 901.12 km², dan memiliki 7 Kecamatan dengan jumlah Desa 81 dengan pusat
pelayanan kota terletak pada Kecamatan Tutuyan, daerah ini masih tergolong muda karena
didirikan pada tahun 2008, berdasarkan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2008 dan
diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 30 september 2008. Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur berbatasan langsung dengan empat Kabupaten dan satu Kota, serta
berbatasan langsung dengan laut Maluku, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur memiliki
kawasan yang rawan bencana yaitu kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan gerakan tanah,
kawasan rawan erosi dan abrasi, karena Kabupaten Bolaang Mongondow Timur berbatasan
langsung dengan laut Maluku.

Bencana alam tsunami adalah bencana alam yang disebabkan oleh gempa bumi di dasar
laut, letusan gunung berapi, longsor laut, atau tabrakan asteroid di lautan. Tsunami dapat
menghasilkan gelombang air besar yang bisa menyebabkan kerusakan parah di pesisir, termasuk
banjir, rusaknya properti, dan potensi kehilangan nyawa. Kewaspadaan dan perencanaan yang
baik sangat penting untuk mengurangi risiko akibat tsunami.
Tsunami memiliki potensi bahaya yang signifikan, termasuk:

1. Banjir Laut Besar: Tsunami dapat menciptakan gelombang laut besar yang dengan
cepat membanjiri pesisir, menyebabkan kerusakan parah pada bangunan dan
infrastruktur di daerah pantai.
2. Kehilangan Nyawa: Tsunami dapat mengakibatkan kehilangan nyawa yang signifikan
karena mereka bisa bergerak sangat cepat dan tanpa peringatan yang memadai.
3. Kerusakan Properti: Gelombang tsunami dapat merusak atau menghancurkan
bangunan, kendaraan, dan fasilitas pesisir lainnya, menyebabkan kerugian ekonomi
yang besar.
4. Kerusakan Lingkungan: Tsunami juga dapat merusak ekosistem pesisir, termasuk
hutan bakau, terumbu karang, dan kehidupan laut, yang memengaruhi lingkungan dan
mata pencaharian masyarakat lokal.
5. Tsunami Berlanjut: Tsunami kadang-kadang diikuti oleh gelombang tsunami
tambahan yang disebut "aftershock," yang dapat meningkatkan risiko bahaya dan
perusakan.
6. Perubahan Geografis: Tsunami dapat mengubah geografi pesisir dengan merendahkan
atau meninggikan permukaan tanah.
7. Pengungsi dan Kerugian Sosial: Tsunami seringkali mengakibatkan ribuan orang
menjadi pengungsi dan mengalami kerugian sosial seperti trauma psikologis dan
hilangnya mata pencaharian.
8. Kewaspadaan, perencanaan mitigasi, dan sistem peringatan dini adalah kunci untuk
mengurangi bahaya tsunami dan melindungi masyarakat di daerah-daerah yang
berisiko.

Saat terjadi tsunami, terdapat berbagai risiko yang dapat memengaruhi masyarakat dan
lingkungan di daerah pesisir. Beberapa risiko utama termasuk:

1. Kehilangan Nyawa: Tsunami dapat menyebabkan kematian dan cedera serius akibat
dampak fisik dari gelombang besar dan arus laut yang cepat.
2. Kerusakan Properti: Gelombang tsunami bisa merusak atau menghancurkan rumah,
bangunan komersial, kendaraan, dan fasilitas pesisir lainnya, mengakibatkan kerugian
ekonomi yang besar.
3. Banjir: Tsunami sering disertai dengan banjir yang membanjiri lahan pesisir dan
daerah pedalaman, merusak tanaman, tanah pertanian, dan infrastruktur.
4. Kerusakan Lingkungan: Tsunami dapat merusak ekosistem pesisir, seperti hutan
bakau, terumbu karang, dan habitat laut, yang memengaruhi lingkungan dan mata
pencaharian masyarakat lokal.
5. Tsunami Berlanjut: Tsunami kadang-kadang diikuti oleh gelombang tsunami
tambahan, yang dapat meningkatkan risiko bahaya dan perusakan lebih lanjut.
6. Perubahan Geografis: Tsunami dapat mengubah geografi pesisir dengan merendahkan
atau meninggikan permukaan tanah.
7. Kerugian Sosial: Tsunami dapat mengakibatkan pengungsi yang kehilangan tempat
tinggal mereka dan menghadapi kerugian sosial, termasuk trauma psikologis dan
hilangnya mata pencaharian.
8. Kerugian Ekonomi: Tsunami dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar
dalam bentuk biaya pemulihan, kerugian bisnis, dan hilangnya produksi pertanian dan
perikanan.
9. Kewaspadaan, perencanaan mitigasi, dan sistem peringatan dini adalah penting untuk
mengurangi risiko saat terjadinya tsunami dan melindungi masyarakat di daerah-
daerah yang berisiko.

Anda mungkin juga menyukai