Anda di halaman 1dari 18

-

-
www.lib.umtas.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian

II.1.1Perilaku kekerasan

perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki

tujuan khusus, tapi lebih merujuk pada suatu perangkat perasaan-perasaan

tertentu yang biasanya disebut dengan perasaan marah (Dermawan dan

Rusdi 2013).

II.1.3 Etiologi

1. Faktor predisposisi

a. Faktor biologis

1) Neurologic faktor, beragam komponen dari sistem syaraf seperti

synap, neurotransmiterre, dendrite, axon terminallis mempunyai

peran memfasillitasi atau menghambat rangsangan dan pesan-pesan

yang akan mempengaruhi sifat agresif. Sistem limbik sangat terlibat

dalam menstimulus timbulnnya perilaku bermusuhan dan respons

agresif

2) Genetik faktor, adanya faktor gen yang diturunkan melalui orang tua,

menjadi potensi perilaku agresif.

3) Cyrcardian rhytm, memegang peranan pada individu. Menurut

penelitian pada jam-jam tertentu manusia mengalmi penningkatan

8
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022
-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
9

cortsiol terutama pada jam-jam sibuk seperti menjelang mauk kerja

dan menjelang berakhirnya pekerjaan sekitar jam 09.00 dan jam

13.00. pada jam tertentu orang lebih mudah terstimulasi untuk

bersikap agresif.

4) Bioschemistry faktor biokimia tubuh, seperti neurotransmitter di

otak (epinephrine, norephinephrine, asetikolin, dan serotonin) sangat

berperan dalam penyampaian informasi melalui sistem persyarafan

agresif dan tindakan kekerasan.

5) Brain area disorder, gangguan pada sistem limbik dan lobus

temporal, sindrom otak organik, tumor otak, trauma otak, penyakit

enseppalitis, epilepsi di temukan sangat berpengaruh terhadap

perilaku agresif dan tindakan kekerasan.

b. Faktor psikologis

a. Teori psikonalisa

Agresivitas dan kekerasan dapat di pengaruhi oleh riwayat tumbuh

kembang seseorang, teori ini menjelaskan bahwa adanya

ketidakpuasan fase oral antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak

mendapat kasih sayang dan pemenuhaan kebutuhan air susu yang

cukup cenderung mengembangkan sikap agresif dan bermusuhan

setelah dewasa sebagai konpensasi ktidakpuasannya. Tidak

terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak

berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang rendah

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
10

b. Imitation, modeling and information processing heory, menurut

teori ini perilaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan

yang mentolerir kekerasan.

c. Learning theory, menurut teori ini perilaku kekerasan merupakan

hasil belajar dari individu terhadap lingkungan terdekatnya, ia

mengamati bagaimana respon ibu saat marah

c. Faktor sosial budaya

a. Latar belakang budaya

1) Budaya permessive : kontrol sosial yang tidak pasti terhadap

perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku

kekerasan diterima

2) Agama dan keyakinan

a) Keluarga yang tidak solid antara nilai keyakinan dan

praktek, serta tidak kuat terhadap nilai-nilai baru yang

rusak.

b) Keyakinan yang salah terhadap nilai dan kepercayaan

tentang marah dalam kehidupan. Misal yakin bahwa

penyakit merupakan hukuman daru tuhan.

3) Keikutsertaan dalam politik

a) Terlibat dalam politik yang tidak sehat

b) Tidak siap menerima kekalahan dalam pertarungan politik.

4) Pengalaman sosial

a) Sering mengalami kritikan yang mengarah pada

penghinaan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
11

b) Khilangan sesuatu yang dicintai (orang atau pekerjaan)

c) Interaksi sosial yang provokatif

d) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna

e) Sulit memperhatikan hubungan interpersonal

5) Peran sosial

a) Jarang beradaptasi dan bersosialisasi

b) Perasaan tidak berarti dimasyarakat

c) Perubahan status dari mandiri ketergantungan (pada lansia)

d) Praduga negtaif

6) Adanya budaya atau norma yang menerima suatu ekspresi

marah

2. Faktor presipitasi

Yosep & Sutini (2014) mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat

mencetuskan perilaku kekerasan seringkali berkaitan dengan :

1. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau simbol

solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng

sekolah, perkelahian massal dan sebagainya.

2. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi

sosial ekonomi

3. Kesulitan dalam memngkomunikasikan sesuatu dalam keluarga

serta tidak membiasakan dialog untuk mengalihkan masalah

cenderung melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
12

4. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan

ketidakmampuan menempatkan dirinya sebagai seorang yang

dewasa.

5. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat

dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat

mennghadapi rasa frustasi

6. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,

perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap

perkembangan keluarga.

II.1.3 Tanda dan gejala

Menurut (Fitria, 2010) tandan dan gejala perilaku kekerasan antara lain :

1. Fisik : muka merah pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,

nafas pendek, keringat, sakit fisik, penyalahgunaan zat, dan tekanan

darah meningkat

2. Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara

dengan nada keras, kasar dan ketus.

3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain,

merusak lingkungan, amuk/agresif.

4. Emosi : tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah, dendam, dan

jengkel

5. Intelektual : mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, dan meremehkan

6. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan

humor

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
13

7. Spiritual : tidak bermoral, kreatifitas terhambat, kemahakuasa n,

kebenaran, diri atau kebijakan dan kebejatan

8. Perhatian : bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan sosial.

II.1.4 Mekanisme koping

Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme orang lain. Mekanisme koping

klien sehingga dapat membantu klien untuk menngembangkan mekanisme

koping yang konstruktif dalam mengekspresikan marahnya. Mekanisme

koping yanng umum digunakan adalah mekannisme pertahanan ego

menurut Yosep (2011), seperti :

1. Displacement

Melepaskan perasaan tertekannya bermusuhan pada objek yang begitu

seperti pad a mulanya yang membangkitkan emosi.

2. Proyeksi

Menyalahkan orag lain mengenai keinginan yang tidak baik

3. Depresi

Menekan perasaan orang lain yang menyakitkan atau konflik ingatan

dari kesadaran yang cenderung memperluas mekanisme ego lainnya.

4. Reaksi formasi

5. Pembentukan sikap kesadaran dan pola perilaku yang berlawanan

dengan apa yang benar-benar dilakukan orang lain.

II.1.5 Sumber koping

Menurut Yosep (2011) mengungkapkan bahwa sumber koping dibagai

menjadi 4 yang, yaitu sebagai berikut :

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
14

1. Personal ability meliputi, kemampuan untuk mencari informasi

terkait masalah, kemampuan mengungkapkan/konfrontasi perasaan

marah, tidak semangat untuk menyelesaikan masalah, kemampuan

mempertahankan hubungan iterpersonal, mempunyai pengetahuan

dalam pemecahan masalah secacra asertif, ntelegensi kurang dalam

menghadapi stresor, identitas ego tidak adekuat

2. Sosial support meliputi, dukungan dari keluarga dan masyarakat,

keterlibatan atau perkumpulan di masyarakat dan pertentangan nilai

budaya.

3. Material assets meliputi, penghasilan yang layak, tidak ada benda atau

barang yang biasa dijadikan asset, tidak mempunyai tabungan untuk

menngantisipasi hidup, tidak mampu menjangkau pelayanan

kesehatan.

4. Possitive belief meliputi, distress spiritua, adanya motivasi, penilaian

terhadap pelayanan kesehatan

II.1.6 Rentang respon

Rentang respon marah

Respon adaptif respon maladaptif

Asertif frustasi pasif agresif perilaku kekerasan

Gambar 1. Rentanng respon marah

Sumber : (Fitria, 2010)

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
15

a. Asertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai

perasaan orang lain, tanpa merendahkan harga diri oranglain.

b. Frutasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan

atau keinginan

c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mamapu

mengungkapkan perasaan yang dialami, sifat yang tidak berani

mengemukakan keinginan dan pendapat sendiri, tidak ingin

terjadi komplik karena takut akan tidak disukai atau menyakiti

perasaan orang lain

d. Agresif adalah sikap membela diri sendiri dengan cara

melanggar hak orang lain

e. Perilaku kekerasan adalah perilaku destruktif dan tidak

terkontrol disebut sebagai gaduh gelisah atau amuk

II.2 Asuhan keperawatan Perilaku Kekerasan

II.2.1 Pengkajian

1. Identitas

Meliputi data-data demografi seperti nama. Usia, pekerjaan, dan tempat

tinggal klien

2. Keluhan utama

Biasanya klien memukul anggota keluarga atau orang lain

3. Alasan masuk

Tanyakan pada klien atau keluarga :

1. Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah sakit?

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
16

2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini?

3. Bagaimana hasilnya?

4. Psikososial :

a. Aspek biologis

Respon fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi

terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat,

tackikardi, muka merah. Pupil melebar, pengeluaran urine meningkat.

Ada gejala yang sama denga kecemasan seperti meningkatnnya

kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal,

tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang

dikeluarkan saat marah bertambah.

b. Aspek emosional

individu yang marah tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel,

frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermmusuhan

dan sakit hati, mentyalahkan dan menuntut.

c. Aspek intelektual

Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses

intelektual, peran pasca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan

lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai

suatu pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien marah,

mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses,

diklarifikasi dan diintegrasikan.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
17

d. Aspek sosial

Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan

ketergantungan. Emosi marah sering merangsang kemarahan orang lain.

Klien sering kali menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah

laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan

mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan disertai suara keras.

Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri

dari orang lain, menolak mengikuti aturan.

e. Aspek spiritual

Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individiu

dengan lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki

dapat menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan amoral

dan rasa tidak berdosa .

II.2.2 Diagnosa keperawatan

a. Perilaku Kekerasan

DS : klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin

membunuh, ingin membakar atau mengacak-ngacak lingkungannnya.

DO : klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang,

melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.

b. Gangguan konsep diri (HDR)

DS : klien merasa tidak mampu, malu, merendahkan dirinya,

menyalahkan dirinya degan masalah yang terjadi padanya.

DO: terlihat tidak menerima keadaanya.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
18

II.2.3 Intervensi keperawatan

Gambar 2. Intervensi keperawatan

KRITERIA
INTERVENSI
NO DX KEP TUJUAN
EVALUASI

1. Perilaku TUM : Setelah dilakukan ...x -Beri salam/panggil


kekerasan 20 menit interaksi nama pasien
-pasien dapat diharapkan klien -sebut nama
melanjtkan menunjukan tanda- perawat sambil
hubungan peran tanda : salaman
sesuai tanggung -pasien mau -jelaskan maksud
jawab. membalas salam hubungan interaksi
-pasien mau jabatan -beri rasa nyaman
TUK :
-pasien menyebutkan dan sikap empatis
-pasien dapat nama -lakukan kontrak
membina -pasien ada kontak singkat tapi sering
hubungan saling mata
percaya -pasien tahu nama
perawat
-pasien menyediakan
waktu untuk kontrak
TUK : -pasien dapat -beri kesempatan
-pasien dapat mengungkapkan untuk
mengidentifikasi perasaanya mengungkapkan
penyebab -pasien dapat prasaannya
marah/amuk menyebutkan -bantu pasien untuk
perasaan mengungkapkan
marah/jengkel marah atau jengkel

TUK : -pasien dapat -anjurkan pasien


-pasien dapat mengungkapkan menungkapkan
mengidentifikasi perasaan saat perasaan saat
tanda marah marah/jengkel marah/jengkel
-pasien dapat -observasi tanda
menyimpulkan tanda- perilaku kekerasan
tanda jengkel/kesal pada pasien

TUK : -pasien -anjurkan pasien


-pasien dapat mengungkapkan mengungkapkan
mengungkapkan marah yang biasa marah yang biasa
perilaku marah dilakukan dilakukan, -bantu
yang sering -pasien dapat bermin pasien bermain
dilakukan peran dengan perilaku peran sesuai
marah yang dilakukan perilaku kekerasan
yang biasa
dilakukan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
19

-pasien dapat -bicarakan dengan


mengetahui cara cara itu bisa
marah yang dilakukan menyelesaikan
-menyelesaikan masalah.
masalah atau tidak
TUK : -pasien dapat -bicarakan
-pasien dapat menjelaskan akibat akibat/kerugian cara
mengidentifikasi dari cara yang yang dilakukan
akibat perilaku digunakan -bersam pasien
kekerasan menyimpulkan cara
yang digunakan
pasien
-tanyakan pasien
apakah mau tahu
cara marah yang
sehat

TUK : -pasien dapat -tanyakan pada


-pasien melakukan brespon pasien apakah
mengidentifikasi terhadap kemarahan pasien mau tahu
cara construksi secara konstruktif cara baru yang sehta
dalam berespon -beri pujian jika
terhadap perilaku pasien mengetahui
kekerasan cara lain yang sehat
-disusikan cara
marah yang sehat
dengan pasien
-oukul bantal untuk
melampiaskan
marah
-tarik nafas dalam
-mengatakn kepada
teman saat ingin
marah
-anjurkan pasien
shoat atau beroda

TUK ; -pasien dapat -pasien dapat


-pasien dapat mendemonstrasikan memilih cara yang
mendemonstrasik cara mengontrol paling tepat
an cara perilaku kekerasan -pasien dapat
mengontrol marah a).tarik nafas dalam mengidentifiksi
b).Mengatakan secara manfaat yang
langsung tana terpilih
menyakiti -bantu pasien
c).dengansholat/berd menstimulasi cara
oa tersebut
-beri reinforcement
positif atas
keberhasilan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
20

-anjurkan pasien
menggunakan cara
yang telah
Dipelajari

2. Harga diri TUM : -ekspresi wajah -bina hubungan


rendah (HDR) -pasien dapat bersahabat, saling percaya
mengontrol menunjukan rasa dengan
perilaku senang, ada kontak mengungkapkan
kekerasan pada sat mata, mau berjabat prinsip komunikasi
berhhubungan tangan, mau terapeutik, sapa
dengan orang lain menyebutkan nama, pasien denngan
TUK : mau menjawab salam, ramah, baik verbal
-pasien dapat klen mau duduk maupun non verbal
membina berdampingan degan -perkenalkan diri
hubungan saling perawat, mau dengan sopan
percaya mengutarakan -tanyakan nama
masalah yang lengkap pasien dan
dihadapi nama panggilan
disukai pasien
-jelaskan tujuan
pertemuan
-jujur dan menepati
janji
Tunjukan sikap
empati dan
meberima pasien
apa adanya
-beri perhatian
kepada pasien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
pasien

TUK : -daftar kemampuan -diskusikan


-pasien dapat yang dimliki pasien di kemampuan dan
mengidentifikasi rumah saki. Rumah. aspek positif yanng
kemampuan dan Sekolah dan tmpat dimiliki, buat
aspek positif yang kerja. daftarnya
dimiliki -setiap bertemu
-daftar positif pasien dihindarkan
keluarga pasien dari memberi
perilaku negatif
-daftar lingkungan
-utamakan memberi
pasien
pujian yang realistis
pada kemampuan
dan aspek positif
pasien

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
21

TUK : pasien menilai -diskusikan dengan


-pasien dapat kemampuan yang pasien kemapuan
menilai digunakan yang masih dapat
kemampuan yang digunakan selama
digunakan -pasien memiliki sakit
kemampuan yanng -diskusikan
dapat digunakan kemampuan yang
dirumah dapat dilanjutkan
pengguna di rumah
sakit
-berikn pujian

TUK : -pasien menilai -meminta pasien


-pasien dapat kemampuan yang untuk memilih satu
menetapkan dan akan dilatih kegiatan yang mau
merencanakan -pasien mencob dilakukan di rumah
kegiatan sesuai jjadwal susunan sakit
dengan jadwal harian -bantu pasien
kemampuan yang - melakukan jika
dimiliki perlu bericontoh
-beri pujian atas
keberhasilan pasien
-dikusi kaji jadwal
kegitan jadwal
harian atas kegiatan
yanng telah dilatih
Catatan : ulangi
utuk kemampuan
lain sampai semua
selesai

TUK: -pasien melakukan -beri kesempatan


-pasien dapat kegiatan yang telah pada klien untuk
melakukan dilatih (mandiri, emncoba kegiatan
kegiatan sesuai dengan bantuan atau yang telah
kondisi sakit dari tergantung) direncanakan
kemampuannya -pasien mampu -beri pujian atas
melakukan beberapa keberhasilan pasien
kegiatan secra -diskusikan
mandiri kemungkinan
penaksiran dirumah

TUK ; -keluarga meberi -beripendidikan


-pasien dapat dukungan dan pujian kesehatan pada
memanfaatkan -keluarga memahami kekuarga tentanng
system pendukung jadwal kegiatan cara merawat pasien
yang ada harian pasien dengan harga diri
rendah
-bantu keluarga
memberikan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
22

dukkungan selma
pasien dirawat
-bantu keluarg
menyiapkan
lingkungan
ddirumah
-jelaskan cara
pelaksanaan jadwal
kegiatan pasien di
rumah
-anjurkan memberi
pujian pada pasien
setiap berhasil.

Sumber : (Yosep, Iyus 2009)

II.3 Assertive training

II.3.1 Pengertian

Corey (2009) Assertive Training (latihan asertif) merupakan

penerapanlatihan tingkah laku dengan sasaran membantu individu

individu dalam mengembangkan cara cara berhubungan yang lebih

langsung dalam situasi interpersonal. Fokusnya adalah mempraktekan

melalui permainan peran, kecakapan kecapakan bergaul yang baru

diperoleh sehingga individu diharapkan mampu mengatasi

ketakmemadaianya dan belajar mengungkapkan perasaan perasaan dan

pikiran pikiran mereka secara terbuka disertai keyakinan bahwa mereka

berhak untuk menunjukan reaksi reaksi yang terbuka.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
23

II.3.2 Tujuan Assertive Training

Fauzan (2010) terdapat beberapa tujuan Assertive Training yaitu :

a. Mengajarkan individu untuk menyatakan diri meraka dalam suatu

cara sehingga memantulkan kepekaan kepada perasaan dan hak hak

orang lain

b. Meningkatkan keterampilan behavioralnya sehingga mereka bisa

menentukan pilihan apakah pada situasi tertentu perlu berperilaku

seperti apa yang diinginkan atau tidak

c. Mengajarkan kepada indiviu untuk mengungkapkan diri dengan cara

dengan sedemikian rupa sehingga terepleksi kepekaannya terhadap

perasaan dan hak orang lain

d. Meningkatkan kemampuan individu untuk menyatakan dan

mengekpresikan dirinya dengan enak dalam berbagai situsi sosial

e. Menghindari kesalahpahaman dari pihak lawan komunikasi

II.3.3 Manfaat Assertive Training

Corey (2009) manfaat latihan asertif yaitu membantu bagi orang orang

yang:

a. Tidak mampu mengungkapkan kemarahan dan perasaan tersinggung

b. Menunjukan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong

orang lain untuk mendahuluinya

c. Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak

d. Mengalami kesulitan untuk mengungkapkan afeksi dan respon

respon positif

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
24

lainnya tidak merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan dan

pikiran pikiran sendiri.

II.3.4 Tahap pelaksanaan Assertive Training

Fauzan L (2010) meringkas beberapa jenis prosedur latihan asertif, yakni

1. Identifikasi terhadap keadaan khusus yang menimbulkan persoalan

pada klien

2. Memeriksan apa yang dilakukan atau dipikirkan klien pada situasi

tersebut pada tahap ini akan diberikan juga materi tentang perbedaan

perilaku agresif, asertif, pasif

3. Dipilih sesuatu situasi khusus dimana klien melakukan permainan

peran (roleplay) sesuatu dengan apa yang dia perlihatkan

4. Diantara waktu-waktu pertemuan konselor menyuruh klien melatih

dalam imajinasinya, respon yang cocok pada beberapa keadaan.

5. Konselor harus menentukan apakah klien sudah mampu

memberikan respon yang sesuai dari diri sendiri secara efektif

terhadap keadaan baru, baik dari laporan langsung yang diberikan

maupun dari keteranngan orang lain yang mengetahui keadaan

pasien atau klien.

Pelaksanaan assertive training yang dikembangkan dan

diterapkan oleh mahasiswa spesialis keperawatan jiwa (2009) :

a. Sesi satu : meningkatkan adaptasi klien mengkomunikasikan

perasaan, pikiran dan kebutuhan terhadap situasi ( cara meminta

yang baik dan benar )

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
25

b. Sesi dua : perubahan asertif ( cara meolak yang baik terhadap

permintaan yang tidak logis )

c. Sesi tiga : perubahan asertif ( cara mengekspresikan hal yang

disukai dan yang tidak disukai secara asertif )

d. Sesi empat : mempertahankan perubahan asertif

Evaluasi assertive training dilakukan pada tiap sesi untuk

menilai kemampuan klien sesuai tujuan masing-masing sesi evaluasi

kemampuan klien pada tiap sesi didokumentasikan oleh perawat,

jika dari hasil evaluasi dan dokumentasi, klien mampu

menyelesaikan satu sesi, maka akan dilanjutkan dengan sesi

selanjutnnya.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2022


-
-

Anda mungkin juga menyukai