Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MEI WATI ZEGA

JURUSAN : PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

M.K, : HUKUM DAN ADMINISTRASI PERENCANAAN

Untuk mengerjakan Tugas 1 Hukum dan Administrasi Perencanaan silahkan saudara


mahasiswa mempelajari Sesi 1, 2, 3. Tugas ini berhubungan dengan Modul 1, 2, 3, dan
4. Tugas dikerjakan pada format MS. Word/PDF maksimal 2 halaman. Tugas dikerjakan
selama 2 minggu. Tugas di-upload di tempat yang telah disediakan. Tugas TIDAK
DAPAT dikumpulkan ke email tutor.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Pada dasarnya di dunia ini terdapat dua sistem perencanaan, yaitu Regulatory System
(Zoning System) dan Discretionary System (Development Control System), jelaskan
perbedaan kedua sistem perencanaan tersebut!
2. Carilah contoh kasus yang menggambarkan konflik dalam pembangunan wilayah dan
kota, sertakan sumber bila anda mengutip contoh kasus dari sumber lain!
3. Jelaskan secara ringkas aspek-aspek yang harus dianalisis dalam penyusunan RTRW!

Catatan : Dalam pencegahan penyebaran Covid 19 diharapkan para mahasiswa surfing data
sekunder baik artikel/jurnal terkait atau data pendukung lain dari web portal.

Jawab

1. Perbedaan kedua sistem perencanaan Regulatory System (Zoning System) dan


Discretionary System (Development Control System) :
Sistem perencanaan khususnya diindonesia adalah suatu praktek atau bentuk kinerja
untuk menciptakan sebuah rencana pembangunan bagi suatu wilayah untuk
dikembangkan. Sistem perencanan umumnya kita kenal dengan dua sistem yaitu :
a. Regulator sistem(Zoning System)
Regulator Sistem merupakan sistem perencanaan yang banyak dianut di kota-kota
di Amerika Utara dan Perancis, sedangkan sistem pengendalian pembangunan
(development control system) atau discretionary system merupakan sistem
perencanaan yang dipergunakan di Inggris.
b. Discretionary System (Development Control System)
Yaitu mengatur kegiatan pembangunan yang meliputi pelaksanaan kegiatan
pendirian bangunan, perekayasaan, pertambangan maupun kegiatan serupa
lainnya dan atau mengadakan perubahan penggunaan pada bangunan atau lahan
tertentu sehingga memungkinkan tetap melaksanakan pembangunan sebelum
terdapat dokumen rencana. Pada sistem ini proses pengambilan keputusan dapat
didasarkan pada pertimbangan (advis planning) lembaga perencanaan yang
berwenang untuk masing-masing proposal pembangunan yang diajukan,
kemudian tidak semua jenis rencana tata ruang di tetapkan menjadi produk hukum
atau peraturan (PP dan Perda).
Jadi perbedaan kedua sistem pereencanaan tersebut yaitu :
Sistem perencanaan zona(zoning sistem) pembagian lingkungan kota dalam zona-
zona dan menetapkan aturan pemanfaatan ruang berbasis zona (zoning regulation)
dan pengendalian pemanfaatan ruang yang berbeda-beda. Sedangkan
Discretionary System (Development Control System) pemanfaatan ruang
didasarkan pada kepastian hukum yaitu berupa peraturan zoning, kemudian semua
jenis rencana tata ruang ditetapkan atau disahkan menjadi produk hukum.

2. Carilah contoh kasus yang menggambarkan konflik dalam pembangunan wilayah dan
kota, sertakan sumber bila anda mengutip contoh kasus dari sumber lain!
Salah satu contoh nyatanya adalah saat ini Indonesia sedang dalam masa transisi
sistem perencanaan tata ruang (spasial), dimana landasan hukum sebelumnya yaitu
UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang dianggap tidak lagi relevan dengan
perubahan baru pada sistem kelembagaan dan desentralisasi pembangunan, sejak
bergulirnya era otonomi daerah di tahun 2001. Terbitnya UU No. 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang, memberikan implikasi banyak perubahan pada aspek hukum
dan administrasi perencanaan. Begitu pula dalam perencanaan pembangunan (a-
spasial), dikarenakan terbitnya UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), dimana sebelumnya mekanisme perencanaan dan
pengendalian pembangunan nasional dan daerah mengacu pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 9 tahun 1982 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan dan
Pengendalian Pembangunan di Daerah atau yang dikenal dengan P5D.
Contoh lain yaitu :
Rencana reklamasi waterfront city di Banten, pengembangan pabrik tekstil dan
konflik kehutanan yang melibatkan perusahaan minyak dan gas di provinsi Riau, dan
lain-lain.
Permasalahan yang paling urgent sekarang adalah bagaiman koordinasi, pengendalian
dan pengawasan rencana tata ruang wilayah nasional (RTRWN), 34 rencana tata
ruang provinsi (RTRP), dan 500-an rencana tata ruang wilayah (RTRW Kota/Kab)
dan lebih dari 4.000-an rencana detail tata ruang (RDTR) Kecamatan dan Kawasan
Khusus.

3. Jelaskan secara ringkas aspek-aspek yang harus dianalisis dalam penyusunan RTRW
Aspek-aspek yang akan dianalisis, meliputi kebijakan pembangunan, kependudukan,
fisik/lingkungan dan sumber daya alam, sumber daya buatan (SDB), ekonomi, sosial
budaya, penggunaan lahan, kelembagaan, dan pendanaan pembangunan yang data dan
informasinya telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya.
dengan memperhatikan kebijakan pembangunan wilayah melalui analisis terhadap
kondisi sekarang, kecenderungan di masa depan serta kebutuhan ruang untuk
memenuhi tuntutan pembangunan dan perkembangan kota.
Berikut beberapa data yang perlu dianalisis yaitu :
a) Perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan
ruang kota
b) Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kota
c) Keselarasan aspirasi pembangunan kota
d) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
e) Rencana pembangunan jangka panjang daerah
f) Rencana tata ruang wilayah kota yang berbatasan
g) Rencana tata ruang kawasan strategis kota.

Anda mungkin juga menyukai