Nim : 043034283
Prodi : Akutansi Keuangan Publik – S1
1. Sebutkan dan jelaskan sistem perencanaan tata lahan dan tata ruang Kecamatan dan Desa!
Jawaban :
Sisitem perencanaan tata lahan dan tata ruang kecamatan dan desa terkait dengan 3 hal
sebagai berikut :
a. Individu dan Tujuan
Rencana untuk menggunankan sumber daya lahan/ruangan dibuat dimana –
mana. Di level individu, contohnya: pantai dan pemilik ternak memutuskan produk
yang ingin dimiliki, apakah untuk menambah atau mengurangi ukuran ternak dan
apakan untuk memagari lahan pandang rumput untuk menjaga pertumbuhan pekan
ternaka.
Perusahaan – perushaan besar berurusan dengan kayu dan energy serta
pihak berwinang yang terkait dengan pembangunan jalan atau konservasi alama
yang juga menentukan daerah yang ingin digunakan untuk pencapaian tujuan
perushaan. Selain itu, terdapat banyak rencana individu laian dengan barbagai
orang, kelompok, dan organisasi pada tingkat yang berbeda mengenai penggunaan
lahan di daerah pendesaan.
Persaingan kepentingan dalam penggunaan sumber daya lahan dapat
menimbulkan konflik social. Kepentingan petani dan penyewa berada pada posisi
yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan kepentingan perushaan –
perushaan besar atau pemerintah, selain itu, kepentingan publik seperti
perlindungan sumber daya tanah, diberikan perhatian terlalu sedikit dan berpihak
pada kepentingan jangka pendek dan individu – individu dalam membuat
keuntungan.
Pejabat negara, mengitervensi dalam banyak kasusu proyek kerja sama
pengembangan dengan tujuan mengatasi masalah ini. Kasus seperti intervensi,
terjadi sesuai dengan instruksi dari otoritas, sebagian besar dalam kerangka yang
jelas dan terbatas pada tingkat perencanaan tertentu dan substansi rencanan yang
berbeda. Akibatnya, hanya solusi parsial yang dicapai. Namun, jika Tugas-tugas
perencanaan yang berbeda (perencanaan pengunaan lahan, perencanaan lalulintas,
perencanaan regional) dan tingkat perencanaan (desa,kabupaten,regional,nasional)
dapat terintegritas kedalam sistem perencanaan secara keseluruhan, adalah lebih
mungkin bahwa keberlanjutan kesepakatan yang dicapai dibatasi kerangka kerja
(misalnya dalam perencanaan pengunaan lahan desa) yang dapat dijamin.
b. Sistem Perencanaan dalam Koteks Sosial dan Politik
Sistem perencanaan adalah ekspresi dari kondisi sosial dan politik dalam
hal ruang dan waktu. Sistem ini diyantakan melalui peraturan hukum (undang-
Undang perencanaa), Konvensi social, dan aturan. Selain perjanjian dikodifikasi
(hukum, peraturan adminitratif) ada yang telah disepakati secara lisan dalam bentuk
aturan-aturan tradisonal.
Sistem perencanaan berbeda dari satu negara ke negara. Sebuag difernsiasi
nyata dibuat kedalam 3 (tiga ) jenis yaitu: Sistem perencanaan terpusat,
desentralisasi, dan hetrogen. Sistem perencanaan terpusat ditandai dengan jelas dan
struktur direktif berorientasi top-down. Dalam proses ini, tugas tingkat adminitrasi
yang lebih rendah adalah untuk mengimpementasikan arahan dari pemerintah
pusat. Semua keputusan dibuat di tingkat tertinggi, dan pada saat yang sama juga
menetujui keputusan di semua tingkat. Masalah timbul sebagai akibat dari
kurangnya fleksibilitas dalam beradaptasi dengan kekhasan lokal.
Dalam sistem desentralisasi kekuasaan tertentu dan setidaknya otonomi
anggaran parsial ditranfer untuk menurunkan tingkat adminitrasi, dengan tujuan
menciptakan partisipatif struktur pengambilan keputusan. Dalam proses ini, upaya
yang sering dibuat secara regional dan lokal ke akun dengan menggunakan
peraturan khusus yang sesuai, kemudian mengintegrasikannya kedalam sistem
perencanaan secara keseluruhan.
Data dan informasi disusun dan sidajikan dalam bentuk peta,diagram, table
statistic, termkasuk gambar visual kondisi lingkungan kawasan yang menunjang
perencanaan detail tata ruang. Indentifikasi tersebut harus pula tampak secara jelas
dalam peta dilengkapi dengan wilayah adminitrasi hingga kebatas wilayah dan
daerah di jajarannya, baik diterapkan dalam peta dengan sekal 1:5.00 maupun
visualisasi digital (kamera,, handcam).
Analisis data dimaksudkan untuk mengkaji daya dukung dan daya tamping
lahan lokasu perencanaan terhadap sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebagai
hasil elaborasi rencana tata ruang tata wilayah. Analisi dikemukakan sehingga
dapat dirumuskan permasalhan- permasalahan yang lebih konkret dalam lokasi
perencanaan.
3. Sebutkan dan jelaskan sistem dokumen perencanaan tata Kecamatan dan Desa!
Jawaban:
Sistem Perencanaa tata Kecamatan dan desa adalah sebagai berikut:
1. Dokumen Tata Ruang
Tata ruang dikenal sebagai wujud struktur ruang dan pola ruang sendangkan
setruktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan srana yang berfungsi senagai pendukung kegiatan social ekonomi masyarakat yang
secara hierarkis memiliki hubungan funsional. Pola ruang adalah ditribusi peruntukan
ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untu fungsi budi daya sehingga yang disebut dengan tencana tata ruang
adalah hasil perencanaan tata ruang. (peraturan pemerintah No 15Tahun 2010 tentang
penyelenggaraan penataan Tata Ruang).
Dokumen perencanaan tata ruang, penetapan peraturan zonasi kabupaten/kota
dapat ditetapkan secara bersam dengan penetapan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota atau dengan rencana rinsi tat ruang kabupaten/kota yang merupakan
lampiran tidak terpisahkan dari dokumen rencana tat ruang tersebut. Penetapan peraturan
zonasi kabupaten/kota secara terpisah dengan penetapan rencana tat ruang wilayah
kabuapten/kota atau rencana rinci tata ruang kabupaten/kota merupakan kelengkapan
dokumen rencana tata ruang tersebut.
a. Rencana tata ruang wilayah
Pengertian rencana tata ruang pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang
dilakukan agar interaksi manusi/mahluk hidup dalam aktivitas social ekonomi dan
aktivitas lainnya dengan lingkungannya dapat berkjalan serasi, selaras dan simbangan
untuk tercapainya kesejahteraan manusi/nahkuk hidup serta kelestarian lingkungan dan
keberlanjutan pembangunan (development sustainability) . produk rencana tata rung
secara garis besar pada umumnya terdiri atas rencana tata ruang wilayah nasional,
rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
untuk wilayah admintrasi yang berhierarki, serta rencana tata ruang kawasan
fungsional.
1) Kebijakan Penataan Ruang
Euang mendukung penertian sebagai wadah yang meliputi ruangan daratan,
ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempatmanusia
dan maklih hidup lainnya melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan
hidupnya.
Dalam rangka menerapkan penataan ruangan untu, pada akhirnya mewujudkan
pengembangan wilayah seperti yang diharapkan, maka terdapat paradigm yang
harus dikembangkan sebagai berikut:
a) Otonomi daerh, mengatur kewenagan pemerintah daerah dalam
pembangunan globalisasi;
b) Pembangunan wilayah tidak terlepas dari pembanguanan dunia, investor
akan menanamkan modalnya si daerah yang memeiliki kondisi politik yang
stabil dan didukung sumber daya yang memadai
c) Pemberdayaan masyarakat;
d) Pendekatan pemberdayaan masyarakt merupakan tuntutan yang jarus
dipenuhi good governance.
e) Iklim dankinerjayang baik dalam pembangunan perlu dijalankan
karakteristuknya adalam partisipasi masyrakat, transparansi, responsive,
dan akuntabilitas.
2) Rencana Struktur Ruang Wilayah
Struktur ruang adalah susunan pusat – pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan saran yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan social
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsionla.
Muatan rencana struktur ruang terdiri dari berikut:
a. Rencana Persebaran Penduduk ;
b. Struktur Ruang ;
c. Rencana Blok;
d. Rencana Skal Pelayabab Kegiatan;
e. Rencana Sistem Jaringan
3) Rencana Pola Ruang Wilayah
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungus budi daya. Sedangkan, rencana pola runag wilayah adalah rencana
distribusu peruntujan ruang wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk
fungsi lindug dan budu daya yang diruju sampai dengan akhir masa berlakunya
rencana tata ruang dan tata wilayah yang memberikan gambaran pemanfaatan
ruang suatu wilayah segingga 20 (dua puluh) tahun mendatang.
Rencana pola ruang wilayah merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Rencana pola ruang wilayah berfungsi sebagai berikut:
a) Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan social ekonomi
masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah;
b) Mengatur kesimbangan dan keserasian peruntungan ruang;
c) Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menegah 5
(Lima) tahun untuk 20 (dua Puluh) tahun;
d) Sebagai dasar pemberiam ijin pemanfaatan ruang pada wilayah.