Anda di halaman 1dari 11

Nama : Hernila

Nim : 043034283
Prodi : Akutansi Keuangan Publik – S1

TUGAS TUTORIAL KE-2


AKUNTANSI KECAMATAN DAN DESA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

1. Sebutkan dan jelaskan sistem perencanaan tata lahan dan tata ruang Kecamatan dan Desa!
Jawaban :
Sisitem perencanaan tata lahan dan tata ruang kecamatan dan desa terkait dengan 3 hal
sebagai berikut :
a. Individu dan Tujuan
Rencana untuk menggunankan sumber daya lahan/ruangan dibuat dimana –
mana. Di level individu, contohnya: pantai dan pemilik ternak memutuskan produk
yang ingin dimiliki, apakah untuk menambah atau mengurangi ukuran ternak dan
apakan untuk memagari lahan pandang rumput untuk menjaga pertumbuhan pekan
ternaka.
Perusahaan – perushaan besar berurusan dengan kayu dan energy serta
pihak berwinang yang terkait dengan pembangunan jalan atau konservasi alama
yang juga menentukan daerah yang ingin digunakan untuk pencapaian tujuan
perushaan. Selain itu, terdapat banyak rencana individu laian dengan barbagai
orang, kelompok, dan organisasi pada tingkat yang berbeda mengenai penggunaan
lahan di daerah pendesaan.
Persaingan kepentingan dalam penggunaan sumber daya lahan dapat
menimbulkan konflik social. Kepentingan petani dan penyewa berada pada posisi
yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan kepentingan perushaan –
perushaan besar atau pemerintah, selain itu, kepentingan publik seperti
perlindungan sumber daya tanah, diberikan perhatian terlalu sedikit dan berpihak
pada kepentingan jangka pendek dan individu – individu dalam membuat
keuntungan.
Pejabat negara, mengitervensi dalam banyak kasusu proyek kerja sama
pengembangan dengan tujuan mengatasi masalah ini. Kasus seperti intervensi,
terjadi sesuai dengan instruksi dari otoritas, sebagian besar dalam kerangka yang
jelas dan terbatas pada tingkat perencanaan tertentu dan substansi rencanan yang
berbeda. Akibatnya, hanya solusi parsial yang dicapai. Namun, jika Tugas-tugas
perencanaan yang berbeda (perencanaan pengunaan lahan, perencanaan lalulintas,
perencanaan regional) dan tingkat perencanaan (desa,kabupaten,regional,nasional)
dapat terintegritas kedalam sistem perencanaan secara keseluruhan, adalah lebih
mungkin bahwa keberlanjutan kesepakatan yang dicapai dibatasi kerangka kerja
(misalnya dalam perencanaan pengunaan lahan desa) yang dapat dijamin.
b. Sistem Perencanaan dalam Koteks Sosial dan Politik
Sistem perencanaan adalah ekspresi dari kondisi sosial dan politik dalam
hal ruang dan waktu. Sistem ini diyantakan melalui peraturan hukum (undang-
Undang perencanaa), Konvensi social, dan aturan. Selain perjanjian dikodifikasi
(hukum, peraturan adminitratif) ada yang telah disepakati secara lisan dalam bentuk
aturan-aturan tradisonal.
Sistem perencanaan berbeda dari satu negara ke negara. Sebuag difernsiasi
nyata dibuat kedalam 3 (tiga ) jenis yaitu: Sistem perencanaan terpusat,
desentralisasi, dan hetrogen. Sistem perencanaan terpusat ditandai dengan jelas dan
struktur direktif berorientasi top-down. Dalam proses ini, tugas tingkat adminitrasi
yang lebih rendah adalah untuk mengimpementasikan arahan dari pemerintah
pusat. Semua keputusan dibuat di tingkat tertinggi, dan pada saat yang sama juga
menetujui keputusan di semua tingkat. Masalah timbul sebagai akibat dari
kurangnya fleksibilitas dalam beradaptasi dengan kekhasan lokal.
Dalam sistem desentralisasi kekuasaan tertentu dan setidaknya otonomi
anggaran parsial ditranfer untuk menurunkan tingkat adminitrasi, dengan tujuan
menciptakan partisipatif struktur pengambilan keputusan. Dalam proses ini, upaya
yang sering dibuat secara regional dan lokal ke akun dengan menggunakan
peraturan khusus yang sesuai, kemudian mengintegrasikannya kedalam sistem
perencanaan secara keseluruhan.

c. Tingkat Perencanaan yang Berbeda dan Hubungan Vertikal – Horizontal


Perencanaan pengunaan lahan merupakan sebagai proses dalan
mengintegrasikan antarsektor agar tidak tumpeng tindih. Oleh karena itu,
perencanaan penatagunaan lahan tidak cocok untuk mencegahkan semua masalah
lokal, juga tidak dapat menggantikan perencanaan keseluruhan untuk suatu daerah.
Strategi teknis dasar dalam penatagunaan lahan adalah untuk merencanakan
pengunaan lahan sesui dengan kesesuaian dan berbagai kebutuhan di daerah untuk
dipertimbangkan.
Gubungan antara rencana penggunaan lahan du daerah yang berbeda serta
antara rencana penggunaan lahan dan daerah lain yang berhubungan dengan
rencana yang diperlukan baik secara horizontal (dari desa ke desa, kabupaten,
wilayah dang bangsa).
Kaitan antara vertical dan Horizontal antara rencana yang lebih efektif
terjadi jika ada berbagai titik kotak antara badan- badan perencanaan yang berbeda
(pemerintah, populasi, dan lain-lain). Arus informasi harus berjalan dalam dua arah.
Hal ini terutama diperlukan sejauh pertujaran antara tingkat perencanaan yang
bersangkutan. Berpikir dalam struktur hierarkis sering menghambat pertukaran
informasi bebas.
Pertanyaan sentral yang terkait dengan hubungan vertikal sebagai berikut:
1. Dalam hal apa dapat memberikan arahan strategis dari perecanaan yang
unggul pada sistem desentralisasi dimana disesuaikan dengan kondisi
lokal?
2. Sampai sejauh mana keputusan yang dibuat pada tingkat yang lebih
rendah memerlukan persetujuan dengan turunan berikutnya yang lebih
tinggi ?
3. Bagai mana keputusan yang dibuat di tingkat desa harus dilindungi
terhadap kepentingan pihak ketiga?

Kriteria penting dari perencanaan horizontal adalah sebagai berikut:

1. Mekanisme untuk menyelesaikan konflik antara lembaga sectoral,


misalnya, yang satu adlah sering lebih berpengarush daripada yang lain;
2. Pengikatan sifat kkerangka perencanaan yang sudah ada ( misalnya
perencanaan keseluruhan) dengan kerangka kerja perencanaan lainnya
(misalnya, perencanaan Sektoral).

2. Sebutkan dan jelaskan siklus penyusunan dokumen tata ruang!


Jawban:
Secara sederhana tahapan siklus penyusunan dokumen tata ruang sebagai berikut:
1. Peroses Penyusunan rencana Tata Ruang
a. Persipan penyusunan rencana tata ruang
Tahapan awal penyusunan rencana tat ruang adalah mempersiapkan seluruh sember
daya dan sumber dana serta urgensi dari kegiatan rencana tata ruang bagi
pembanguana kecamatan dan desa. Beberapa kegiatan persiapan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Penetapan Lokal perencanaan. Kriteria lokal perencanaan mendasarkan
kepada arahan/program kegiatan yang telah dirumuskan dalam rencana tata ruang
dan tata wilayah, namun dapat pula didasarkan kepada urgensi/keterdesakan
penaganan kawasan tersebut.
2) Menyusun kerangka acuan kerja, dengan memberikan pesan kuat terhadap
arahan kebijakan dan strategi pembanguanan ruang, yaitu sebagai berikut:
a) Perumusan arahan pengembangan ruang, meliputi:
(1) Perumusan arahan pengembangan ruang diarahkan agar menjaga
keserasian dan keterpaduan antara dokumen perencanaan;
(2) Menjaga keserasian dan keterpaduan antara kegiatan sectoral;
(3) Pengembangan ruang diarahkan untuk mengendalikan serta perlindungan
ruang dan bagunan yang mempunyai nilai histori atau sejarah,
perlindungan setempat, dan lain-lain:
(4) Pengembangan ruang diarahkan untuk mendorong secara aktif peran
masyrakan dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pembangunan ruang;
(5) Pengembangan ruang diarahkan untun mendorong secara aktif peran
masyarakat dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pembangunan ruang.
b) Perumusan pengelolaan pembangunan ruang, meliputi:
(1) Membuat sumber dan pembiayaan kegiatan;
(2) Mobilisasi sumber daya manusia, dengan membentuk tim
penasihat/pengarah, tim teknis, tim supervise sesuai kebutuhan derah;
(3) Menyiapkan kelengkapan adminitrasi dan kontrak;
(4) Menyiapkan program kerja yang lebih rinci, sebgai arahan bagi pelaksana
untuk menyususn rencana.
b. Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh data dan inormasi tentang
kondisi awal kawasan perencanaan. Pengumpulan dan pengolahan data dapat dibagi
menjadi beberapa kegiatan berikut ini:
1) Mempersiapkan tenaga pelaksanaan servei, seperti kuesioner, checklist data, dan
peta dasar, sedangkan peralatan survey seperti alat tulis, alat hitung, pencatat
waktu, kendaraan bermotor, papan berjalan, dan lain-lain;
2) Metode dan program, menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan inventarisasi
sebagai berikut:
(a) Pengambilan data skunder yang berasal dari intansi pemerintah lembaga
formal dan informal , serta literaur;
(b) Pengambilan data primer yang berasal dari pejabat, tokoh masyarakat,
masyarakat umum, masyarakat profesi, dan lainnya dalam bentuk
wawancara, seminar, dan forum grip diskusi (FGD), serta pengunaan media
surat kabar atau elektronik (radio, koran, majalah, papan Pengumuman,
Ruang maket). Hasil informasi dapat berupa: kumpulan keinginan, masalah,
dan program pembanguanan.
(c) Identifikasi data lapangan, dengan melakukan pemotretan situasi dan kondisi
kegiatan fungsional di lokasi perencanaan.

Data dan informasi disusun dan sidajikan dalam bentuk peta,diagram, table
statistic, termkasuk gambar visual kondisi lingkungan kawasan yang menunjang
perencanaan detail tata ruang. Indentifikasi tersebut harus pula tampak secara jelas
dalam peta dilengkapi dengan wilayah adminitrasi hingga kebatas wilayah dan
daerah di jajarannya, baik diterapkan dalam peta dengan sekal 1:5.00 maupun
visualisasi digital (kamera,, handcam).

c. Pengelolahan dan analisis data


Pengelolaan data dapat dilakukan dengan elaborasi data. Lingkungan
pekerjaan elaborasi meliputi elaborasi:
1) Penduduk;
2) Kebutuhan sectoral
Elaborasi penduduk haus memperhitungkan kemampuan lokasi
perencanaan menampung penduduk dalam kawasan perencanaan yang
bersangkutan, dan terdistribusi menurut blok-blok perencanaan. Faktor- faktot lain
yang harus dipertimbangkan untuk elaborasi penduduk adalah:

1) Distribusi/kepadatan penduduk existing yang lebih terinci dalam belok-


blok perencanaan;
2) Pemanfaatan lahan dan kepadatan bagunan bukan perumahan yang
terinci dalam blok- blok perencanaan;
3) Rencana penggunaan lahan rencana tata ruang tata wilayah yang telah
diklasifikasi ke dalam rencana lebih rinci.

Analisis data dimaksudkan untuk mengkaji daya dukung dan daya tamping
lahan lokasu perencanaan terhadap sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebagai
hasil elaborasi rencana tata ruang tata wilayah. Analisi dikemukakan sehingga
dapat dirumuskan permasalhan- permasalahan yang lebih konkret dalam lokasi
perencanaan.

Muatan analisis, meliputi

1) Analisis Struktur Ruangan


Komponen analisisnya, meliputi:
a) Analisis penduduk;
b) Analisis fungsi ruang;
c) Analisis sistem jaringan pergerakan.
2) Analisis peruntukan Blok
Komponen analisisnya, meliputi;
a) Pembagian blok;
b) Peruntukan lahan.
3) Analisis Fasilitas Umum
Komponen analsisnya, meliputi
a) Fasilitas social dan umum, meliputi pengembangan kebutuhan fasilitas;
b) Fasilitas ekonomi, meliputi pengembangan kebutuhan dafilitas ekonomi;
c) Fasilitas budaya, melipiti pengembangan kebutuhan fasilitas budaya yang
dikaitkan dengan seni budaya masyarakat dan cegar budaya, serta
peningkatan bersejarah;
d) Flora dan tata hijau, yaitu meneliti kebutuhan ruangan flora dan tata hujau
dengan memperhatikan daya dukung penduduk, potensi lahan, tingkat pilusi
kawasan dan gangguan lingkungan, tingkat kepadatan bangunanm, serta
kemungkinan cara pengadaan, pemanfaatan dan pengelolaannya,
kebutuhan ruang flora dan tata hujau menurut tingkat dan fungsi pelayanan.
e) Ruang terbuka nonhijay, yaitu menelitu kebutuhan ruang terbuka nonhijau
dengan memperhatikan daya dukung penduduk, potensi lahan, penggunaan
lahan sekitar, tingkat kepadatan bagunan, serta kemungkinan cara
pengadaan, pemanfaatan dan pengelolaannya, kebutuhan ruang terbuka
nonhijau menurut tingkat dan fungsi pelayanan.
4) Analisis prasarana tranportasi
Komponen analisisnya, meliputi angkutan:
a) Jalan raya;
b) Kereta api;
c) Air
d) Udara.
5) Analisis Utilitas Umum
Komponen analisisnya, meliputi:
a) Air minum;
b) Drainase;
c) Air limbah;
d) Persampahan;
e) Kelistrikan;
f) Telekomunikasi;
g) Gas
6) Analisis amplop ruang
Komponen analisisnya, meliputi:
a) Intensi pemanfaatan ruang;
b) Tata massa bagunan,
7) analisis kelembagaan dan peran serta masyarakat
komponen analisisnya, meliputi:
a) indetifikasi aspirasi dan analisi permasalahan;
b) analisisi perilaku lingkungan untuk masyarakat perkotaan dan perdesaan
yang memiliki kultur dan tingkat pendidikan yang berbeda;
c) analisis perilaku kelembagaan, perlu dianalisis substansi tugas dan
tanggung jawab;
d) analisis metide dan sistem, perlu dianalisis alat dan perlengkapan termaksuk
pendanaan bila diperlakukan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab.
d. Perumusan konsepsi rencana tata ruang
Konsep rencana disusun berdasarkan hasil analisis masalh dan potensi
kawasan, termaksut unit- unit lingkungannya, sehingga menghasilkan suatu
hipotensi awal. Hipotensi awal dirumuskan berdasarkan kemungkinan deviasi hasil
prediksi/proyeksi, pengaruh ekonomi makro, kebijakan-kebijakan pemerintah, dan
ketidakpastian yang dianggap akan mempengaruhi struktur dan peruntukan ruang
di masa mendatang.
Tuuan taha ini adalah menghasilkan ruang hidup yang fleksibel dan
dinamis, dengan tetap mempertahankan karakter kawasan, dengan cara:
1) Mengarahkan penyusunan karakter dan tema kawasan rencana;
2) Mengarahkan intervensi model rencangan lingkungan agar lebih terukur dan
teratah;
3) Memadukan komponen – komponen rencana yang berpengaruh;
4) Pada akhirm untuk dapat mengarahnak output rencana, sesuai dengan visi serta
karakter kawasan yang hendak dibentuk.

e. Penyusunan rencangan peraturan perundang – undang tentang rencana tata


ruang
Pengelompokan materi yang diatur sebagai berikut:
1) Karakter/ciri khas kawasan, yaitu tema gambaran spesifik karakter kawasan di
masa mendatang yang akan dicapai sebagai hasil akhir perencanaan;
2) Konsep struktur ruang kawasan, yaitu suatu gagasan perencanaan dasar pada
skala makro sebagai intervensi untuk mengintegrasikan seluruh komponen
perancangan kawasanyang ada, menurut fungsi dan peran bagian- bagian blok
rencana.
3) Konsep peruntukan lahan dan unit- unit kegiatan , yaitu suatu gagasan
perancangan dasa pada skala mokro sebagai intervensi dalam pembagian suatu
kawasan perencanaan menjadi blok, subblok atau unit lingkungan pengembangan
dan telah menunjukan fungsi-fungsi pemanfaatan lahan (peruntukan, intensitas
dan skala pelayanan)
4) Konsep program penaganan pembanguanan kawasan, yaitu gagasan penaganan
dan pengaturan ruang kawasan menjadi aturan dasar dan aturan ajuan sehingga
strategi dan program pembangunannya dapat lebih terarah dan terukur sesuai
fungus ruang yang telah ditetapkan.
2. Pelibatan peran Masyarakat dalam Perumusan Konsepsi Rencana tata Ruang
Manfaat pelibatan peran masyarakat dalam perumusan konsep tata ruang adlah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan hak, kewajiban,
dan perannya dalam peroses peruntukan dan pembangunan ruang, sengingga
tumbuh rasa memiliki dan tanggung jawab yang kuat terhadap hasil- hasilnya;
b. Meningkatkan hasil guba penataan dan pembangunan kawasan serta
lingkungan, karena adanya kepercayaan public terhadap perencanaan tat ruang
itu sendri;
c. Meningkatkan kepastian hukum dlam berinvestasi pada kawasan perencanaan.
3. Pembahasan Rencangan Rencana Tata Ruang oleh Pemangku Kepentingan
Pembahasan rancanan Peraturan Daerah (Perda) dimaksudkan untuk mewujudkan
singkronisasi dan harmonisasi atas rancangan tata ruang agar tidak bertantangan dengan
rencana tata ruang wilayah lain. Adapun sasaran pembahasan rancangan rencana tat
ruang meliputi:
a. Kepatuhan dalam proses penyususnan, penetapan, dan perubahan rancangan tata
ruang;
b. Subtansi teknis rancangan dokumen tata ruang.

Pembahasan rancangan tata ruang dilakukan bersama pihak- pihak yang


berkepentingan di tingkat kecamatan dan desa seperti apparat pemerintahan, legislative
desa, kelompok pemuda, kelompok perempuan lembaga swadaya masyarakat, tokoh
masyarak, dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

3. Sebutkan dan jelaskan sistem dokumen perencanaan tata Kecamatan dan Desa!
Jawaban:
Sistem Perencanaa tata Kecamatan dan desa adalah sebagai berikut:
1. Dokumen Tata Ruang
Tata ruang dikenal sebagai wujud struktur ruang dan pola ruang sendangkan
setruktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan srana yang berfungsi senagai pendukung kegiatan social ekonomi masyarakat yang
secara hierarkis memiliki hubungan funsional. Pola ruang adalah ditribusi peruntukan
ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untu fungsi budi daya sehingga yang disebut dengan tencana tata ruang
adalah hasil perencanaan tata ruang. (peraturan pemerintah No 15Tahun 2010 tentang
penyelenggaraan penataan Tata Ruang).
Dokumen perencanaan tata ruang, penetapan peraturan zonasi kabupaten/kota
dapat ditetapkan secara bersam dengan penetapan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota atau dengan rencana rinsi tat ruang kabupaten/kota yang merupakan
lampiran tidak terpisahkan dari dokumen rencana tat ruang tersebut. Penetapan peraturan
zonasi kabupaten/kota secara terpisah dengan penetapan rencana tat ruang wilayah
kabuapten/kota atau rencana rinci tata ruang kabupaten/kota merupakan kelengkapan
dokumen rencana tata ruang tersebut.
a. Rencana tata ruang wilayah
Pengertian rencana tata ruang pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang
dilakukan agar interaksi manusi/mahluk hidup dalam aktivitas social ekonomi dan
aktivitas lainnya dengan lingkungannya dapat berkjalan serasi, selaras dan simbangan
untuk tercapainya kesejahteraan manusi/nahkuk hidup serta kelestarian lingkungan dan
keberlanjutan pembangunan (development sustainability) . produk rencana tata rung
secara garis besar pada umumnya terdiri atas rencana tata ruang wilayah nasional,
rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
untuk wilayah admintrasi yang berhierarki, serta rencana tata ruang kawasan
fungsional.
1) Kebijakan Penataan Ruang
Euang mendukung penertian sebagai wadah yang meliputi ruangan daratan,
ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempatmanusia
dan maklih hidup lainnya melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan
hidupnya.
Dalam rangka menerapkan penataan ruangan untu, pada akhirnya mewujudkan
pengembangan wilayah seperti yang diharapkan, maka terdapat paradigm yang
harus dikembangkan sebagai berikut:
a) Otonomi daerh, mengatur kewenagan pemerintah daerah dalam
pembangunan globalisasi;
b) Pembangunan wilayah tidak terlepas dari pembanguanan dunia, investor
akan menanamkan modalnya si daerah yang memeiliki kondisi politik yang
stabil dan didukung sumber daya yang memadai
c) Pemberdayaan masyarakat;
d) Pendekatan pemberdayaan masyarakt merupakan tuntutan yang jarus
dipenuhi good governance.
e) Iklim dankinerjayang baik dalam pembangunan perlu dijalankan
karakteristuknya adalam partisipasi masyrakat, transparansi, responsive,
dan akuntabilitas.
2) Rencana Struktur Ruang Wilayah
Struktur ruang adalah susunan pusat – pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan saran yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan social
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsionla.
Muatan rencana struktur ruang terdiri dari berikut:
a. Rencana Persebaran Penduduk ;
b. Struktur Ruang ;
c. Rencana Blok;
d. Rencana Skal Pelayabab Kegiatan;
e. Rencana Sistem Jaringan
3) Rencana Pola Ruang Wilayah
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungus budi daya. Sedangkan, rencana pola runag wilayah adalah rencana
distribusu peruntujan ruang wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk
fungsi lindug dan budu daya yang diruju sampai dengan akhir masa berlakunya
rencana tata ruang dan tata wilayah yang memberikan gambaran pemanfaatan
ruang suatu wilayah segingga 20 (dua puluh) tahun mendatang.
Rencana pola ruang wilayah merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Rencana pola ruang wilayah berfungsi sebagai berikut:
a) Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan social ekonomi
masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah;
b) Mengatur kesimbangan dan keserasian peruntungan ruang;
c) Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menegah 5
(Lima) tahun untuk 20 (dua Puluh) tahun;
d) Sebagai dasar pemberiam ijin pemanfaatan ruang pada wilayah.

Rincian pola ruang wilayah dirumuskan berdasarkan :

a) Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah;


b) Daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup wilayah;
c) Kebutuhan ruang untuk mengembangkan kegiatan social ekonimi dan
lingkungan;
d) Ketentuan peraturan perundang- undang terkait.
4. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Pemanfaatan ruang merupakan wujud operasionalisasi rencana tat ruang atau
pelaksanaan pembangunan oleh berbagai sektor yang mengisi funsi- fungsi ruang. Arahan
pemanfaatan ruang wilayah merupakan upaya perwujudan rencana tat ruang yang
dijabarkan ked lam indikasi program utama penataan/pengembangan kota dalam jangka
waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan 20 (dua pulu) tahun.
Arahan pemanfaatan ruang wilayah berfungsi sebagai berikut:
a) Acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman
penataan/pengembangan kota;
b) Arahan untuk sektor dalam penyususnan program;
c) Dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka lima tahunan
d) Dasar estimasi penyusunan program tahunan untuk setiap jangka waktu lima
tahun ;
e) Acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi

Arahan pemanfaatan ruang wilayah disusun berdasarkan:

a) Rencana stuktur ruang dan pola ruang;


b) Ketersediaan sember daya dan sumber dana pembangunan;
c) Kesepakatan para pemangkku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan;
d) Prioritas pengembangan wilayah kota dan penahapan rencana pelaksanaan
program sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang.

Arahan pemanfaatan ruang wilayag disususun dengan kriteria:

a) Mendukung perwujudan rencana struktur ruang, pola ruangm dan


pengembangan kawasan straegis;
b) Mendukung program utama penataan ruang wilayah nasional dan provinsi;
c) Realitis, obyektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
perencanaan;
d) Konsisten dan kesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam
jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan;
e) Singkronoosasi antarprogram harus terjadi dalam satu kerangka proram terpadu
pengembangan wilayah.

Anda mungkin juga menyukai