KELAS 6
SEMESTER 1
2023-2024
BAB I
ADZAN DAN IQOMAH
https://youtu.be/Q72IKH0_fpA?t=72
https://youtu.be/IN29ahq9Dxo?t=96
B. Lafadz adzan
C. Sejarah Adzan
“ketika kaum muslim datang ke Madinah, mereka berkumpul. Mereka memperkirakan waktu solat,
tetapi tidak ada seorangpun yang menyerukan Sholat. Oleh karena itu, pada suatu hari, mereka
membicarakannya. Sebagian diantara mereka berkata, “gunakanlah lonceng seperti orang-orang
Nasrani.” Sebagian lain berkata: “gunakanlah terompet seperti terompet orang Yahudi.” Lalu umar
berkata: “mengapa kalian tidak menyerukan seseorang untuk melakukan solat?” kemudian
Rasulullah SAW bersabda, “hai Bilal, berdiri dan serukanlah panggilan Sholat.
KEUTAMAAN ADZAN
E. Lafadz Iqomah
BAB II
Q.S AN NASHR
ِه ِإ
َذا َج اَء َنْص ُر الَّل َو اْلَفْتُح
Apabila telah datang pertolongan Allah 1
dan kemenangan.
Dan kamu lihat manusia masuk agama َأ الَّنا ْد ُلوَن يِف ِديِن الَّلِه 2
Allah dengan berbondong-bondong, َو َر ْيَت َس َي ُخ
َأْفَو اًج ا
maka bertasbihlah dengan memuji
َفَس ِّبْح َحِبْم ِد َر ِّبَك َو اْس َتْغِف ْر ُه ِإ ُهَّن
3
Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-
Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penerima tobat. َك اَن َتَّو اًبا
B. Asbabun Nuzul
Surat An Nasr adalah surat yang terakhir diturunkan kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Yakni setelah surat At Taubah. Menurut Ibnu Katsir, ia diturunkan di
Mina sewaktu Haji Wada’. Namun ada pula yang berpendapat diturunkan sebelum Fathu
Makkah.
Asbabun Nuzul Surat An Nasr ini terkait dengan dua hal. Pertama, ia mengabarkan
kemenangan dan masuk Islamnya orang-orang Arab berbondong-bondong. Kedua, ia
mengisyaratkan telah dekatnya ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa surat ini diturunkan pada pertengahan
hari-hari tasyrik. “Maka aku mengetahui bahwa hal ini merupakan al wada’ (perpisahan),”
kata Ibnu Umar.
Mengenai Asbabun Nuzul Surat An Nasr, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menjelaskan
bahwa setelah Allah menurunkan surat ini, Rasulullah memanggil Fatimah radhiyallahu
‘anha. Fatimah menangis saat Rasulullah mengabarkan bahwa ajalnya telah dekat. Lalu
Fatimah tersenyum karena Rasulullah bersabda:
“Jangan menangis, karena sesungguhnya engkau adalah keluargaku yang paling awal
menyusulku.” (HR. Ad Darimi dan Thabrani; hasan)
Terkait juga dengan asbabun nuzul surat An Nasr, Imam Bukhari meriwayatkan dari
Ibnu Abbas bahwa Umar bin Khattab menyertakan beliau dalam majelis para pahlawan
perang Badar. Sebagian pahlawan Badar keberatan Ibnu Abbas dimasukkan dalam majlis
itu.
Lalu Umar pun menguji mereka semua. “Apa pendapat kalian mengenai firman Allah idza
ja’a nashrullahi wal fath dalam surat An Nasr?”
“Allah memerintahkan kita untuk bertahmid dan beristighfar kepada-Nya jika Dia
menolong dan memberi kemenangan,” jawab salah seorang dari mereka. Yang lain diam,
tidak ada jawaban berbeda.
“Tidak wahai Amirul Mukminin. Idza ja’a nashrullahi wal fath merupakan isyarat ajal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang Allah beritahukan kepada beliau. Datangnya
kemenangan dan fathu Makkah merupakan tanda ajal beliau.”
“Aku tidak mengetahui tafsir surat An Nasr ini melainkan apa yang kamu katakan,”
pungkas Umar.
1. Surat yang berkaitan dengan peristiwa Fathul Mekah (pembebasan Kota Mekah)
Fathul mekah terjadi pada tahun ke 8 hijriah, RAsulullah saw berangkat dari
madinah ke mekah dengan jumlah 10.000 kaum muslimin.
2. Melalui Surat ini juga Allah menjajikan bahwa manusia akan masuk agama islam
secara berbondong-bondong
3. Anjuran agar kepada kita agar kita selalu bertasbih kepada Allah swt dan memuji
Allah swt. Selalu bersyukur kepada Allah swt atas segala kenikmatan Allah swt
4. Anjuran selalu beristigfar kepada Allah swt
5. Yang terakhir kandungan dari Q.S An Nashr adalah Allah itu Maha Penerima Taubat
C. Menulis Al Qur’an
ِإ
َذا َج اَء َنْص ُر
1
Dari hadits diatas kita bisa mengambil beberapa hikmah beristinja dengan benar yaitu:
A. Dalil Berwudhu
Al-Qur’an surat Al-Maidah (5) ayat 6
اَي َأَهُّيا اِذَّل يَن آَمُنوا َذ ا ُقْمْمُت ىَل الَّص اَل ِة َفاْغِس ُلوا ُو ُج وَه ْمُك َو َأْيِد َيْمُك ىَل اْلَمَر اِف ِق َو اْم َس ُح وا
ِإ ِإ ِإ
ِبُر ُء وِس ْمُك َو َأْر ُج َلْمُك ىَل اْلَكْع َبِنْي ۚ َو ْن ُكْنْمُت ُج ُنًبا َفاَّط َّهُر واۚ َو ْن ُكْنْمُت َم ْر ٰىَض َأْو َعٰىَل َس َفٍر ْوَأ
ِع ِإ ِّن ِإ اَل ِم ْمُك ِم ْل ِإ
ِئ
َف َط َف
َج اَء َأَح ٌد ْن َن ا َغا ِط ْو َم ْس ُمُت ال َس اَء ْمَل ِجَتُد وا َم اًء َتَيَّمُم وا َص يًد ا ِّي ًبا اْم َس ُح وا
َف َأ
ِبُو ُج وِهْمُك َو َأْيِد يْمُك ِم ْنُهۚ َم ا ُيِر يُد اُهَّلل ِلَيْجَع َل َعَلْي ْمُك ِم ْن َح َر ٍج َو َٰل ِكْن ُيِر يُد ِلُيَط ِّهَر ْمُك َو ِلُيَّمِت ِنْع َم َتُه
َعَلْي ْمُك َلَع َّلْمُك َتْش ُكُر وَن
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki”
1. Islam
2. Baligh
3. Tidak berhadas besar
4. Menggunakan air yang suci dan mensucikan artinya air mutlak
5. Tidak ada sesuatu yang dapat menghalangi masuknya air ke kulit seperti Cat, atau
Oli.
Rukun Wudhu
C. Keutamaan Wudhu
Keutamaan seseorang melaksanakkan wudhu:
https://youtu.be/JYRgjENNkw8?t=187
Nabi Yusuf alaihissalam adalah putra dari Nabi Ya'kub dan Ribka. Nabi Yusuf adalah
cucu dari Ishaq, silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin Yaʿqub bin Ishaq bin Ibrahim bin
Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam
bin Nuh.
Nabi Yusuf mempunyai dua belas orang saudara, beliau merupakan anak ke tujuh. Di
antara kedua belas saudara Nabi Yusuf, hanya Bunyamin saudara sekandungnya, namun
ibu kandungnya wafat ketika ia berusia 12 tahun.
Ayahnya berkata, "Hai anakku, jangan kamu ceritakan mimpi itu kepada saudara-
saudaramu, sebab akan menimbulkan kedengkian di hati mereka sehingga mereka
tergoda oleh setan untuk mengatur siasat mencelakakanmu. Mereka akan membuat tipu
daya dan berbuat makar terhadapmu. Sesungguhnya setan adalah musuh manusia yang
sangat nyata.
Nabi Yusuf as juga merupakan anak yang paling disayangi Yaqub, sehingga saudaranya
merasa cemburu dan mereka merencanakan suatu rencana untuk membuang Yusuf.
Saudara-saudara Nabi Yusuf alaihissalam meminta izin pada Nabi Yaqub as untuk
membawa Nabi Yusuf as pergi bersama mereka, dan mereka diizinkan. Dalam perjalanan,
Yusuf dimasukkan ke dalam sumur dan ditinggal pergi oleh saudara-saudaranya. Sehingga
kemudian segerombolan kafilah yang sedang dalam perjalanan ke Mesir melewati sumur
tersebut. Mereka berhenti untuk mengambil air, namun bukan air yang mereka dapatkan,
melainkan pemuda tampan yang keluar dari sumur.
Nabi Yusuf Difitnah dan Dipenjara Nabi Yusuf pun dibawa dibawa oleh mereka ke Mesir
untuk dijadikan budak. Nabi Yusuf kemudian menjadi pelayan di rumah Raja Al Aziz
hingga beberapa tahun kemudian.
Mentakwilkan Mimpi Raja
Kisah Nabi Yusuf as Menakwilkan Mimpi Raja Dalam Kisah Nabi Yusuf as selanjutnya
diceritakan bahwa di dalam penjara, mereka mengetahui bahwa Yusuf memiliki kejujuran
yang tinggi dan dapat menafsirkan mimpi
Nabi Yusuf kemudian meminta mereka membawakan bajunya kepada ayahnya dan
mengusapkan pada wajah ayahnya untuk memulihkan penglihatannya dan juga
memerintahkan mereka untuk membawa orangtua dan keluarga mereka ke Mesir.
Setelah tiba di Mesir, orang tua dan saudara-saudaranya bersujud untuk
menghormatinya. Nabi Yusuf kemudian mengingatkan akan mimpinya pada masa muda
yang ditafsirkan oleh ayahnya; sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya
و ُد َأِقي وا الَّصالَة آُتوا الَّز َك اَة ا َق ِّد وا أل ُفِس ُك ِم ٍرْي ِجَت
ُه َو َم ُت ُم ْن ْم ْن َخ َو َو ُم
ِعْنَد الَّلِه ِإَّن الَّل َمِبا ُلوَن ِص
َه َتْع َم َب ٌري
Artinya “Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
َأِقِم الَّصالَة ِلُد ُلوِك الَّش ْم ِس ِإىَل َغَس ِق الَّلْيِل َو ُقْر آَن اْلَف ْج ِر ِإَّن ُقْر آَن
اْلَف ْج ِر َك اَن َم ْش ُه وًدا
Artinya : “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam
dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat).
Anak-anak yang bapak cintai di bawah ini bapak sedikit tuliskan tentang pentingnya
Sholat bagi kita :
1. Ibadah Sholat adalah sarana untuk kita bisa berkomunikasi dengan Allah swt.
2. Dengan Ibadah sholat kita akan mendapatkan Rahmat Allah
3. Ibadah Sholat adalah kunci masuk Surga
B. Praktek Sholat dengan tertib
Mereka bermuamalah buruk dengan manusia, menipu dalam melakukan jual beli dan
mengurangi takaran dan timbangan. Maka Allah mengutus kepada mereka seorang rasul
dari kalangan mereka bernama Nabi Syu’aib ‘alaihissalam. Beliau mengajak mereka
beribadah kepada Allah dan tidak berbuat syirik, melarang mereka mengurangi takaran
dan timbangan serta melarang melakukan pembajakan, dan melarang berbuat buruk
lainnya. Nabi Syu’ab ‘alaihissalam berkata kepada mereka, “Wahai kaumku! Sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka
sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
muka bumi setelah Allah memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
betul-betul orang-orang yang beriman.— Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan
dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan
menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok…dst.” (QS. Al A’raaf: 85)
Kemudian Nabi Syu’aib membantah mereka dengan kalimat yang halus sambil mengajak
mereka kepada yang haq, “Wahai kaumku! Bagaimana pendapatmu jika aku mempunyai
bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari-Nya rezeki yang baik
(patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu
(dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan)
perbaikan selama aku masih sanggup. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan
(pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku
kembali.” (QS. Huud: 88)
Seperti itulah Nabi Syu’aib ‘alaihissalam, Beliau berdakwah dengan argumentasi yang
kuat, sehingga Beliau disebut Khathibul Anbiya’ (Ahli Pidato dari kalangan para nabi).
Selanjutnya, Beliau berkata kepada mereka menakut-nakuti mereka dengan adzab Allah
dan mengajak mereka kembali kepada Allah, “Wahai kaumku, janganlah pertentangan
antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa adzab
seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Luth
tidak (pula) jauh (zaman dan tempatnya) dari kamu.—Dan mohonlah ampun kepada
Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang
lagi Maha Pengasih.” (QS. Huud: 89-90)
Maka mereka mengancam akan menghukum Beliau, mereka berkata, “Wahai Syu’aib! Kami
tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-
benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidak karena keluargamu
tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamu pun bukanlah seorang yang kuat di sisi
kami.” (QS. Huud: 91)
Selanjutnya, Nabi Syu’aib menakut-nakuti mereka dengan adzab Allah jika mereka tetap
di atas kesesatan dan kemaksiatan mereka, tetapi kaumnya malah menjawab ancaman itu
dengan mengancam Beliau dan memberikan pilihan, “Mengikuti agama mereka atau pergi
meninggalkan kota mereka bersama orang-orang yang beriman yang mengikutinya.”
Namun Nabi Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamanya tetap teguh di atas
keimanan mereka dan menyerahkan urusan mereka kepada Allah. Maka kaumnya menuduh
Beliau sebagai pesihir dan pendusta (QS. Asy Syu’araa: 185-186) dan mengolok-olok
adzab yang beliau ancamkan, bahkan meminta disegerakan adzab. Para pemuka mereka
juga berkata kepada yang lain, “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu’aib, tentu kamu
menjadi orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raaf: 90)
Hingga akhirnya Nabi Syu’aib ‘alaihissalam berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhan Kami,
berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq (adil) dan Engkaulah pemberi
keputusan yang sebaik-baiknya.” (QS. Al A’raaf: 89)
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh Nabi syu’aib ‘alaihissalam agar keluar dari
kota itu bersama orang-orang yang beriman karena adzab akan turun menimpa kaumnya,
selanjutnya Allah mengirimkan kepada mereka cuaca yang begitu panas yang membuat
tanaman kering, sumur kering, dan susu hewan habis, maka orang-orang pun keluar
mencari kesejukan, lalu mereka menemukan awan hitam yang sebelumnya mereka kira
sebagai hujan dan rahmat, sehingga mereka berkumpul di bawahnya, kemudian
ditimpakan kepada mereka bunga api yang membakar dan api yang bergejolak sehingga
membakar mereka semua, bumi pun berguncang dan mereka ditimpa suara yang
mengguntur yang mencabut nyawa mereka sehingga mereka menjadi jasad-jasad yang
mati bergelimpangan. Setelah kejadian itu, Nabi Syu’aib meninggalkan mereka sambil
berkata, “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-
amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan
bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?”