Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status
sosial yang lain dalam masyarakat. Hasil perpindahan status sosialnya bisa menjadi lebih tinggi, lebih
rendah, bahkan tetap sederajat.
Maksudnya, perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi
(naik) maupun lebih rendah (turun). Makanya, mobilitas vertikal adalah
perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status
sosial lain yang tidak sederajat dari sebelumnya.
Sekarang coba bayangkan kamu berada di tengah sebuah garis horizontal deh.
Kalau kamu berada di sana, mau kamu pindah ke kanan kek atau ke kiri kek,
pasti kamu akan tetap di satu tempat yang sejajar ‘kan? Nah, kayak begitulah
mobilitas horizontal. Dalam mobilitas horizontal, perpindahan status sosial
yang dialami seseorang atau kelompok tidak akan mengubah derajat
sosialnya atau akan tetap sejajar seperti sebelumnya.
Contohnya, seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit Bandung
diharuskan pindah tugas ke rumah sakit Jakarta. Pada kasus itu, dokter
tersebut mengalami mobilitas horizontal, yaitu perpindahan tempat kerja
tetapi tidak mengubah status sosialnya sebagai dokter. Penghasilannya tidak
berubah dan jabatannya sebagai seorang dokter juga tidak berubah.
3. Mobilitas Sosial Antargenerasi
Nah, mobilitas sosial antargenerasi bisa naik dan turun. Artinya, tiap generasi
dalam satu kelompok bisa punya kedudukan yang semakin tinggi atau rendah
di masyarakat.
Bagaimana jika perpindahan kedudukan sosial ini dialami oleh generasi yang
sama? Itu lah yang dinamakan mobilitas sosial intragenerasi. Menurut
definisinya, mobilitas sosial intragenerasi adalah perpindahan kedudukan
sosial yang terjadi pada generasi yang sama. Oke, supaya kamu semakin ada
bayangan, masuk ke contoh kasus saja, ya.