Anda di halaman 1dari 7

KLIPING MOBILITAS SOSIAL DAMPAK NEGATIF TENTANG

MENIMBULKAN KECEMASAN DAN KETEGANGAN

DI

OLEH :

ALYA SYAKIRA

CUT NURA LUTHFIA

NAFLA

PUTRI BALQIS

RIVA UL SADIA

TAHUN AJARAN

2021`/2022
MOBILITAS SOSIAL DAMPAK NEGATIF TENTANG MENIMBULKAN KECEMASAN
DAN KETEGANGAN

Pengertian Mobilotas Sosial 

 Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok
ke status sosial yang lain dalam masyarakat. Hasil perpindahan status sosialnya bisa menjadi
lebih tinggi, lebih rendah, bahkan tetap sederajat.

Kenapa hasil perpindahannya berbeda-beda? Sebab mobilitas sosial terbagi menjadi beberapa
bentuk. Terjadinya bentuk-bentuk itu tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dan
penghambat yang perlu kita ketahui. Lalu apa saja ya bentuk dan faktor mobilitas sosial? 

Bentuk Mobilitas Sosial

Pembagian bentuk mobilitas sosial didasarkan pada berpengaruh tidaknya hasil perpindahan
status sosial yang dialami dengan derajat sosial yang dimiliki. Secara umum bentuk mobilitas
sosial terbagi menjadi dua, yaitu vertikal dan horizontal.

1. Mobilitas Sosial Vertikal

Coba bayangkan kamu berada di bagian tengah sebuah garis vertikal. Ketika kamu berada di
posisi itu, kamu punya kesempatan buat naik ke atas atau turun ke bawah ‘kan? Begitu juga
dengan mobilitas vertikal yang dibedakan menjadi mobilitas sosial vertikal ke atas dan mobilitas
sosial vertikal ke bawah. Maksudnya, perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih
tinggi (naik) maupun lebih rendah (turun). Makanya, mobilitas vertikal adalah perpindahan
status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial lain yang tidak sederajat dari
sebelumnya.

2. Mobilitas Sosial Horizontal

Sekarang coba bayangkan kamu berada di tengah sebuah garis horizontal. Kalau kamu berada di
sana, mau kamu pindah ke kanan atau ke kiri, pasti kamu akan tetap di satu tempat yang sejajar
‘kan? begitulah mobilitas horizontal. Dalam mobilitas horizontal, perpindahan status sosial
yang dialami seseorang atau kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap
sejajar seperti sebelumnya.

Contohnya, seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit Bandung diharuskan pindah
tugas ke rumah sakit Jakarta. Pada kasus itu, dokter tersebut mengalami mobilitas horizontal,
yaitu perpindahan tempat kerja tetapi tidak mengubah status sosialnya sebagai dokter.
Penghasilannya tidak berubah dan jabatannya sebagai seorang dokter juga tidak berubah.

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Setelah mengetahui bentuk-bentuknya, kita juga perlu mengetahui faktor-fator yang mendorong
terjadinya mobilitas sosial. Ada beberapa faktor pendorong mobilitas sosial, yaitu:

1. Struktural

Faktor ini terkait dengan kesempatan seseorang untuk menempati sebuah kedudukan serta
kemudahan untuk memperolehnya. Kalau di Indonesia  struktur masyarakatnya sangat terbuka.
Jadi, kesempatan kamu untuk menempati berbagai jabatan yang tinggi, seperti manajer bahkan
presiden, menjadi lebih besar,  Namun, di Indonesia, ketersediaan lapangan pekerjaan dengan
jumlah penduduknya juga masih belum imbang,. Ini bisa menjadi penyebab individu atau
kelompok punya potensi mengalami mobilitas sosial yang turun.

2. Individu

Kalau faktor ini  terkait dengan kualitas individu yang dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki orang tuanya. Jika seseorang
tidak puas dengan status sosial yang diwariskan, ia dapat berusaha untuk mencapai status sosial
yang lebih tinggi. Sampai saat ini, pendidikan masih dianggap sebagai social elevator atau
sarana yang dapat membuat orang menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan meningkatkan
status sosialnya di masyarakat.

3. Ekonomi

Jika situasi ekonomi dalam masyarakat cenderung baik maka mobilitas sosial pun dapat
terwujud. Kondisi ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal,
pendidikan, dan kesempatan lainnya. Tapi, kalau kondisi ekonominya buruk, masyarakat akan
memiliki pendapatan terbatas sehingga sulit untuk memenuhi seluruh kebutuhannya dan
mobilitas sosial tidak akan bisa terjadi.

4. Politik

Faktor yang satu ini sangat bergantung pada situasi politik suatu negara. Keadaan negara yang
tidak stabil akan memengaruhi kondisi keamanannya. Dengan begitu, ketersediaan dan
kemudahan dalam bekerja juga lebih baik sehingga masyarakat mampu melakukan mobilitas
sosialnya.

5. Kependudukan

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di Indonesia hampir selalu
bertambah dari waktu ke waktu. Pertambahan itu bisa mempersempit lahan pemukiman bahkan
meningkatkan kemiskinan. Masalah kependudukan seperti ini mendorong individu dan
pemerintah untuk mengarahkan masyarakat agar bermigrasi ke daerah lain sehingga mobilitas
sosial pun terjadi. 

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Selain faktor pendorong, ada juga faktor penghambat bagi mobilitas sosial. Jika faktor-faktor di
bawah ini masih ada maka akan sulit untuk masyarakat melakukan mobilitas sosial. Adapun
faktor penghambat dari mobilitas sosial, yaitu:

1. Kemiskinan

Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan kesulitan untuk mencapai status sosial tertentu.
Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Dengan pendidikan yang
rendah, kualitasnya sebagai sumber daya manusia pun juga menjadi rendah. Akibatnya,
kemampuannya untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan menjadi terbatas.

2. Diskriminasi

Diskriminasi adalah membedakan perlakuan terhadap sesama karena alasan beda bangsa, suku,
ras, agama, dan golongan.  Perlakuan membedakan seperti ini sangat tidak baik, selain dapat
mengakibatkan konflik, juga dapat menghambat mobilitas sosial.

3. Stereotip Gender 

Membeda-bedakan karakteristik serta posisi sosial laki-laki dan perempuan, seperti memiliki
pandangan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi daripada wanita juga bisa menghambat mobilitas
sosial. Misalnya, pandangan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi karena yang
bekerja adalah suami. Perilaku seperti itu dapat menghalangi prestasi dan kesempatan seseorang
untuk melakukan mobilitas agar status sosialnya meningkat.

Dampak Mobilitas Sosial

Kehidupan manusia sangat ditentukan oleh adanya strata atau status sosial, meskipun dari sisi
tingkat kebahagiaan tidak ditentukan oleh hal tersebut. Dalam mobilitasnya sebagai makhluk
sosial atau biasa disebut mobilitas sosial, manusia memiliki kemungkinan yang sangat besar
untuk berpindah baik secara horizontal maupun bertingkat. Dan dampak mobilitas sosial itu ada,
baik secara negatif maupun posisitf.

Secara umum, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai perpindahan status seseorang atau
kelompok di dalam suatu struktus sosial masyarakat. Dimana, perpindahan ini ditandai dengan 
terjadinya perubahan baik dalam perilaku atau interaksi seseorang baik secara pribadi maupun
kelompok.

Dalam proses mobilitas ini ada dampak yang ditimbulkan terhadap seseorang atau kelompok.
Dampak yang ditimbulkan dari mobilitas sosial ini dapat berupa dampak positif maupun negatif.

Dampak Positif Mobilitas Sosial

Dampak positif dari mobilitas sosial merupakan dampak yang menguntungkan dan memberikan
manfaat bagi orang yang melakukan mobilitas sosial. Dampak positif mampu mendorong orang
untuk berkembang menjadi lebih baik. Ada beberapa contoh dampak positif dari mobilitas sosial
antara lain:

 Meningkatkan Integrasi Sosial

Integrasi sosial berarti proses penyesuaian diantara beberapa unsur yang berbeda di dalam suatu
kelompok sehingga menghasilkan pola kehidupan yang memiliki keserasian fungsi dan tujuan.
Mobilitas sosial yang terjadi di masyarakat menyebabkan berubahnya keadaan sosial, baik dari
gaya hidup maupun pola pikirnya.

 Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial


Dengan adanya mobilitas sosial, kehidupan seseorang akan berubah mengikuti status sosialnya.
Perubahan sosial dapat menjadi perubahan yang baik apabila diikuti dengan sumber daya
manusia yang berkualitas. Kondisi kehidupan seseorang yang mempunyai latar belakang
pendidikan yang bagus akan mempengaruhi pola pikir, gaya hidup serta mata pencehariannya.

 Mendorong Seseorang Untuk Lebih Maju

Dengan melihat orang lain yang melakukan mobilitas sosial, kita akan terdorong untuk lebih
maju dengan meningkatkan kemampuan agar dapat bersaing dengan orang lain.

 Meningkatkan Kesejahteraan Hidup

Indikator kesejahteraan menurut UU No 10 tahun 1992 “Jika dapat memenuhi kebutusan dasar
minimum, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan pengembangan”. Adapun kebutuhan dasar
minimum meliputi kebutuhan primer seperti makanan, pakaian serta tempat tinggal.

Kebutuhan psikologis meliputi agama dan hiburan. Sedangkan kebutuhan pengembangan


meliputi kesehatan dan pendidikan. Individu yang memiliki status sosial yang tinggi cenderung
mampu memenuhi ketiga kebutuhan tersebut, sehingga dapat dikatakan mampu mencapai
kesejahteraan hidup.

 Meningkatkan Kualitas Hidup

Jika telah mencapai kesejahteraan hidup, maka akan berusaha untuk meningkatkan kualitas
hidupnya. Contohnya, membeli kendaraan yang lebih bagus, memakan makanan yang bergizi,
dan memilih lembaga pendidikan dengan kualitas yang baik.

Dampak Negatif Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif. Dimana, dampak negatif yang bisa
ditimbulkan dari mobilitas sosial adalah sebagai berikut :

 Terjadinya Konflik

Konflik muncul akibat adanya penolakan terhadap mobilitas sosial yang terjadi pada orang lain.
Hal ini dapat diatasi jika kita introspeksi diri dengan kemampuan serta berusaha meningkatkan
kemampuan kita dengan bercermin dari prestasi orang lain. Jika kita tidak bisa menerima
pencapaian orang lain, maka akan lahir konflik yang merugikan bagi diri sendiri bahkan orang
lain.

 Gangguan Psikologis

Dalam hal ini, munculnya ketakutan dan kecemasan akibat melihat mobilitas sosial yang terjadi
pada orang lain secara berlarut-larut. Gangguan psikologis dapat membahayakan diri sendiri
serta membawa beberapa penyakit diri sendiri.

 Munculnya Keretakan Dalam Suatu Hubungan

Hubungan yang baik akan retak jika terdapat sikap iri atau sombong. Mobilitas sosial dapat
menyebabkan orang lain iri dan orang yang melakukan mobilitas sosial bersikap berbeda dari
biasanya atau pamer kepada orang lain karena prestasi yang telah diraihnya.

Referensi:

Sunarto, K.(1993) Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI.

Soyomukti, Nurani (2010) Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori, & Pendekatan Menuju
Analisis Masalah-masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-kajian Strategis. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media

Nathan Keirns, Eric Strayer, Heather Griffiths, (2012) Introduction to Sociology, (Houston:
Openstax College)

Anda mungkin juga menyukai