Anda di halaman 1dari 21

Intervention Focus

Oleh : Putri Handayani, SKM, MKKK


Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul

Program Kesehatan Pekerja


1 Pendidikan
2 Pengorganisasian
3 lingkungan
kesehatan pekerja dan keluarga

Dukungan Pendidikan dalam Program PK3


Pendidikan/pembelajaran merupakan hal penting dalam proses perubahan perilaku,
dengan menggunakan pendekatan jiwa dan pendidikan.

Mendukung
secara kondusif

Dukungan Pendidikan dalam Program PKP


Pendidikan/pembelajaran Penting

Proses

Perubahan perilaku

Pendekatan: Jiwa Pendidikan


Dukungan Pendidikan dalam Program PK3
• Pendidikan/pembelajaran dalam proses terkait perubahan perilaku adalah :
• Classical conditioning
• Operant conditioning
• Observatinal conditioning Kazdin, 1980

Classical Conditioning
• Pengkondisian klasik
• Pemberian stimulus
• Stimulus (S)
• Conditioned S (CS) Conditioned R (CR)
• Unconditioned S (UCS)Unconditioned R (UCR) Pavlov 1849-
1936pertamakali
Classical conditioning
 Program PK3 – Stimulus Respon
 Petunjuk, instruksi, peraturan-peraturan
 Poster, kampanye, penyuluhan
 Dilakukan terus menerus & konsisten  perilaku yang diharapkan

Operant Conditioning
• Pengkondisian operant
• Tingkah laku terbentuk konsekuen
• Perilaku positif/baik pujian/hadiah
• Perilaku negatif/tdk baik teguran/hukuman
• Program PK3
• Contoh ?

Bn Ce

Bn = Behavior normal
Ce = Contingent event
Ce meningkatkan frekuensi Bn
Prinsip contingency :
 Reinforcement
 Punishment
 Extinction

Observational Learning
• observasi
• Memperhatikan gaya/perilaku seseorang
• Program PK3
• Pimpinan memberikan contoh
• Pimpinan menjadi model
• Contoh?
Dukungan Pendidikan
 Menyediakan pengalaman belajar
 Classical condition (S = Stimuli)
 Operant condition (C = consequence)
 Modeling (obs) condition (M = model)
 Integrated condition (B = behavior)

Pengalaman Belajar

 Classical Conditioning (Pavlov, 1949 – 1936) Stimuli  perilaku otomatis


 Operant Conditioning Consequence 
perilaku
 Observational Conditioning Model/keteladanan 
perilaku
 Integrated
Behavior Model

Pemahaman aspek strategi dalam program promosi kesehatan di tempat


kerja, seperti, peningkatan kesadaran, perubahan perilaku, dan menciptakan
lingkungan yang mendukung perubahan merupakan hal penting.

Salah satu upaya untuk mengubah perilaku adalah melalui pemberian


pendidikan. Untuk itu, pada penelitian ini akan dijelaskan keterkaitan dukungan
pendidikan, sebagai salah satu strategi dalam program promosi kesehatan di
tempat kerja. Selain teori pendidikan, ada pula teori-teori strategi dalam rangka
perubahan perilaku kesehatan, yakni teori yang dikaitkan dengan awareness
(kesadaran) dalam program promosi kesehatan di tempat kerja, menjadi hal
yang sangat penting. Beberapa teori dan aplikasi yang mendukung awareness
sudah ada dan dipelajari sejak dahulu. Teori-teori dan metode dalam rangka
awareness, antara lain adalah: Social Learning Theory dan Health Belief Model.

Peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku dengan mengunakan


teori:

1. Health Belief Model


• Godfrey Hochbaum, Stephen Kegeles, Howard Laventhal, Irwin
Rosenstock (1950)  developed HBM
• Komponen HBM

• Perceived susceptibility

• Perceived severity

• Perceived benefits

• Perceived barriers

Berikut ini adalah contoh dari model yang digunakan untuk


meningkatkan kesadaran pekerja melalui perubahan perilaku.
Model tersebut selanjutnya dimodifikasi dan dikembangkan menjadi seperti pada
bagan berikut

PRECEDE-PROCEED Model

Precede-Proceed adalah suatu model evaluasi dan pengembangan program


berdasarkan pada keilmuan epidemiologi, sosial, ilmu perilaku dan penerapan prinsip
administratif, dan bidang pendidikan. Model menyatakan bahwa intervensi dirancang
untuk perilaku yang terkait dengan kesehatan yang mempunyai dampak yang terbesar
pada kualitas hidup populasi. Faktor Predisposing, reinforcing, dan enabling
menentukan ya atau tidaknya perorangan akan mengadopsi perilaku yang sehat.
Predisposer meliputi sikap, kepercayaan, dan pengetahuan yang memotivasi
orang-orang untuk bertindak. Reinforcer adalah pesan eksternal yang mempengaruhi
perubahan perilaku. Pesan ini boleh datang dari panutan, peran orang dewasa sebagai
model, atau media. Enabler adalah sumber daya, seperti penempatan dari suatu klinik
yang dekat di daerah itu, tersedia untuk memudahkan perubahan perilaku. Dalam model
ini, evaluasi adalah suatu komponen yang penting di sepanjang proses pengembangan
program. Kebutuhan akan kebijakan yang sesuai, peraturan, dan sistem juga
ditekankan.
Berikut ini kepanjangan dari model PRECEDE-PROCEED, yaitu:
P - Predisposing, R - Reinforcing and, E – Enabling, C - Constructs in, E -
Educational/Environmental, D - Diagnosis and, E – Evaluation
P - Policy, R - Regulatory, and O – Organizational, C - Constructs in, E - Educational
and, E – Environmental, D – Development.
7.3.1 Trans Theoretical Model

Komitmen dan Kebijakan

• Top Down (hindari)


• Paternalisme
• Elitisme
• Conflict of interests
• Pemaksaan terselubung
• Partisipasi arus bawah
• Panitia pengarah
• Tim penasehat
• Data progres, rahasia
• Keteladanan
Daftar Pustaka

O’Donnell, Michael. (1994). Health Promotion In The Workplace. 2nd Edition.


Canada : Delmar Publishers Ins.

Chenoweth DH. (2002). Evaluating Worksite Health Promotion . USA : Human


Kinetics.

Kurniawidjaja LM. (2012). Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. Jakarta: Depkes


RI

Kurniawidjaja LM, Martomulyono S, Modjo R. (2010). Aku Bisa Hidup Lebih


Sehat. Jakarta: UI PRESS
MODUL PROMOSI K3
(KMK364)

MODUL SESI 9
Intervensi Program 1

DISUSUN OLEH
PUTRI HANDAYANI, SKM, M.KKK

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2019
http://esaunggul.ac.id 0 / 11
PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menguraikan contoh program promosi kesehatan berupa program
kebugaran di tempat kerja.

B. Uraian dan Contoh

Menurut Montoye et.al. Aktivitas fisik merupakan kesatuan gambaran


dalam tiga dimensi yang terdiri dari lama (menit/jam), frekuensi (sekian
kali per minggu atau sekian kali per bulan) dan intensitas
(kekuatannya), misalnya rata- rata pengeluaran energi dalam kkal per
menit atau kJoule per jam (Montoye, 1996).

Pengukuran aktivitas fisik dapat dilakukan dengan bermacam-macam


cara. Ada yang menggunakan basis laboratorium, ada pula yang
berbasis pengukuran lapangan. Pada masing-masing cara tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada penelitian ini pengukuran
aktivitas fisik menggunakan tools/instrumen yang diambil dari Montoye
et al. tahun 1996. Dasar pemilihan penggunaan Kuesioner/interview,
sebagai berikut:

1. Valid untuk adult

2. Cukup valid untuk mengukur energi expenditure

3. Reliabilitas cukup/baik

4. Bisa untuk jumlah populasi yang kecil (< 50) dan besar (>50)

5. Biaya rendah/sedang

6. Butuh spesifik aktivitas, bagi peneliti

7. Bagi Subject tidak terlalu effort (moderate effort bagi subject)

http://esaunggul.ac.id 1 / 11
8. Subject acceptibility-nya baik

Dari sekian program promosi kesehatan yang sudah pernah dilakukan


di tempat kerja, intervensi yang diberikan pada program aktivitas fisik
akan memberikan dampak yang cukup signifikan pada kesehatan
seseorang. Hal tersebut dapat dilihat pada sejumlah penelitian yang
telah dilakukan berkaitkan dengan aktivitas fisik dengan hasil sebagai
berikut.

1. Aktivitas fisik berhubungan dengan salah satu faktor risiko


penyakit kardiovaskular, yaitu hipertensi.
2. Aktivitas fisik berhubungan dengan penurunan berat badan pada
orang dewasa, merupakan studi epidemiologi selama 12 tahun di
Connecticut, dengan n=2.812.
3. Aktivitas fisik berkaitan dengan obesitas dan insidens diabetes
melitus tipe 2, studi longitudinal pada pria dan wanita di Amerika,
China dan Finlandia.
4. Total aktivitas fisik ternyata dapat menurunkan risiko Ca prostat,
studi kasus-kontrol (population based study) di Kanada.(16)
5. Aktivitas fisik juga dapat menurunkan risiko kanker paru (lung
cancer) di Canada, studi kasus-kontrol dengan jumlah kasus
2.128 dan 3.206 kontrol.
6. Inaktivitas fisik juga merupakan salah satu faktor yang
diidentifikasi merupakan faktor risiko yang paling konsisten untuk
terjadinya kanker Colorectal, hubungan antara aktivitas fisik dan
kanker kolon didapatkan pada studi kasus-kontrol yang
dipadankan (matched) di Utah dan Nothern California.

http://esaunggul.ac.id 2 / 11
Berikut ini adalah bagan spectrum dari aktivitas fisik. Aktivitas fisik sendiri terbagi
atas beberapa bagian, di antaranya active occupation, active living, play, active
recreation, dan sp Salah satu bagian atau bentuk dari aktivias fisik adalah olahraga.

Istilah-Istilah Olahraga
1. Olahraga
aktivitas fisik dengan tujuan tertentu, misalnya menurunkan berat badan
2. Olahraga tepat dan benar
olahraga yang mengacu pada prinsip-prinsip olahraga tertentu: spesifik,
progresif, F.I.D.T
3. Sehat
tidak menderita penyakit tertentu baik fisik dan psikis serta tetap produktif
4. Kebugaran:
kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasa
lelah dan masih mempunyai kemampuan untuk melakukan kegiatan
tambahan seperti berolahraga dan rekreasi. Terdiri atas:
a. daya tahan jantung-pernafasan
b. daya tahan otot
http://esaunggul.ac.id 3 / 11
c. kekuatan otot
d. fleksibilitas
e. komposisi tubuh

Manfaat olahraga yang tepat dan benar,antara lain:


- Meningkatkan daya tahan jantung-pernafasan (stamina)
- Menurunkan berat badan
- Mengurangi lemak tubuh
- Mengurangi resiko terkena penyakit
- Meningkatkan fungsi sel saraf/otak
- Memberikan rasa bahagia
- Mengurangi stres
- Meningkatkan sistem imunitas tubuh
Memilih Olahraga
Bergantung kepada:
- Tujuan berolahraga
- Usia
- Status kesehatan (penyakit yang diderita)
- Jenis pekerjaan
- Mengacu pada prinsip olahraga
- Tingkat kebugaran
Prinsip Olahraga
Olahraga, berdasarkan proses pembentukan energi yang digunakan, t.d:
1. Olahraga aerobik
- metabolisme  memerlukan oksigen
- untuk jantung-pernafasan
- dalam rentang waktu lebih lama
- intensitas ringan
2. Olahraga anerobik
- untuk meningkatkan kekuatan otot dan power
- intensitas ringan hingga berat

http://esaunggul.ac.id 4 / 11
Olahraga tepat dan benar: terukur, teratur, terkendali dan
berkesinambungan
 Olahraga terukur: olahraga yang dapat diukur dengan mengacu pada
kaidah olahraga baku, dengan parameter/indikator sehingga dapat
disesuaikan berdasarkan kebutuhan
 Olahraga teratur: olahraga dilakukan secara teratur pada waktu
tertentu
 Olahraga terkendali: olahraga mengikuti prinsip tertentu sehingga
dapat dikendalikan sesuai kemampuan tubuh. Bila berlebihan beresiko
 Olahraga berkesinambungan: olahraga yang dilakukan terus menerus
sepanjang hidup hingga usia lanjut

Acuan Olahraga
F I D T
* FREKUENSI (F)
* INTENSITAS (I)
* DURASI (D)
* TIPE/JENIS (T)
Prinsip lain:
Spesifik dan Progresif, Pemanasan, Latihan inti, Pendinginan dan
Peregangan
Acuan Olahraga (Kaidah) * F : 3 - 6X/ minggu
NORMAL * I : 55% - 85% DNM
* D : 30 – 60 menit
* T : aerobik atau latihan beban

FREKUENSI OLAHRAGA
Bergantung kepada tujuan:
3 X/Week: memberi hasil positif
5 X/Week: menurunkan berat badan

http://esaunggul.ac.id 5 / 11
INTENSITAS OLAHRAGA
Bergantung pada usia, tingkat kebugaran, dll  RINGAN, SEDANG, &
BERAT Denyut Nadi maksimal: (DNM)  Beban  220 – UMUR
Target Heart Rate (THR)  55% - 85% DNM

DURASI OLAHRAGA
30 - 60 MENIT
< 30 MIN: Kurang bermanfaat
> 60 MIN: Mudah cedera

TIPE/JENIS OLAHRAGA
1. EROBIK (endurans): Jalan, lari, bersepeda, renang dll
2. LATIHAN BEBAN (R.TRAINING): Dumble, Circuit

TUJUAN JENIS
1. Meningkatkan kemampuan
jantung-pernafasan  Erobik

2. Meningkatkan kekuatan
dan tonus otot  Lat.Beban

3. Menurunkan berat badan  Erobik, Teratur


Ringan,Sedang Waktu:
>30 Menit
Prinsip-prinsip Olahraga
Spesifik: olahraga disesuaikan dengan tujuan,
misalnya: usia lanjut, perhatikan kondisi dan
kesehatan tubuh
Progresif: intensitas olahraga disesuaikan dengan kemajuan
yang sudah dicapai setelah berolahraga sekian
lama (tingkatkan bertahap)

http://esaunggul.ac.id 6 / 11
JANGAN LUPA!
1. Pemanasan
2. Latihan Inti
3. Pendinginan
4. Peregangan

Waspadai ! Evaluasi ! SELAMA OLAHRAGA


- Denyut Nadi
- Tekanan Darah
- Keluhan-keluhan

SECARA BERKALA
- Pemeriksaan Kesehatan
- Pemeriksaan Kebugaran

KIAT-KIAT BEROLAHRAGA
 Sesuaikan kemampuan tubuh
 Tidak berolahraga saat sakit
 Tidak berolahraga setiap hari
 Minum yang cukup, olahraga 2-3 jam setelah makan
 Ganti pakaian basah
 Keluhan jangan diabaikan
 Berpenyakit, periksakan ke dokter
 Lakukan pemeriksaan kesehatan/kebugaran sebelum
berolahraga dan berkala/teratur
 Pilih olahraga yang tepat dan serasi bila ada penyakit
 Ikuti tahap-tahap saat berolahraga
 Pilhlah pelatih yang mengetahui olahraga yang tepat dan benar

http://esaunggul.ac.id 7 / 11
Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi/kalori:
Kebutuhan kalori seseorang untuk mencapai atau mempertahankan berat
badan ideal, bergantung kepada:
- Usia
- Jenis kelamin
- Pekerjaan
- Dll

Ditentukan oleh:
1. Laju Metabolisme Istirahat (BMR)
2. Masa tertentu (pertumbuhan, kehamilan dll)
Aktivitas fisik

Cara lain:
- Kurus : 2300 – 2500 kalori
- Normal: 1700 – 2100 kalori
- Gemuk: 1300 – 1500 kalori

10.5 Komposisi Kalori


Untuk orang Indonesia, adalah:
 60 – 70 % karbohidrat
 10 – 15% protein
 20 - 25% lemak

Berat Badan
Berat Badan Idaman:
90% x (TB dalam cm – 100) x 1kg
Pria: < 160 cm; perempuan: < 150 cm, di modifikasi menjadi

http://esaunggul.ac.id 8 / 11
Berat Badan Ideal:
(Tb dalam cm – 100) x 1kg

Energi Seimbang
Agar tubuh sehat, berat badan tidak lebih, tidak mudah terkena
penyakit degeneratif.
Energi Masuk = Energi Keluar
Energi Keluar: energi yang digunakan untuk berbagai aktivitas fisik.

Cara Menentukan Kebutuhan Kalori Seimbang?


1. Tentukan kebutuhan energi dasar
2. Hitung jumlah energi
sesuai aktivitas fisik

Selanjutnya:
Tentukan komposisi kebutuhan bahan makanan (karbohidrat,
lemak dan protein) perhari
Untuk detailnya: Tanyakan ke ahli gizi anda

http://esaunggul.ac.id 9 / 11
1. Buku Referensi

a. O’Donnell, Michael. (1994). Health Promotion In The Workplace. 2 nd


Edition. Canada : Delmar Publishers Ins.
b. Chenoweth DH. (2002). Evaluating Worksite Health Promotion. USA :
Human Kinetics.
c. Kurniawidjaja LM. (2012). Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. Jakarta:
Depkes RI
d. Kurniawidjaja LM, Martomulyono S, Modjo R. (2010). Aku Bisa Hidup
Lebih Sehat. Jakarta: UI PRESS

http://esaunggul.ac.id 10 /
11

Anda mungkin juga menyukai