Anda di halaman 1dari 8

HUKUM TATA NEGARA ADAT

Sistem Pemerintahan
Kerajaan Sriwijaya

Aulia Safitri, Hasianna Amoretta, dan Shalomitha Christy Puni


Latar Belakang
Kerajaan Sriwijaya diprediksi berdiri pada abad ke-6 Masehi berdasarkan perjalanan seorang
biksu, I Tzing. Sriwijaya berkembang di paruh ke-2 abad ke-7 Masehi dan menjadi kerajaan

India tertua ketiga setelah Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan Kutai Kuno di Kalimantan
Timur

Dua buah karya milik I-Tzing, Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan dan Ta-Tang His-yu Chiu-fa Kao-
seng Chuan, menjelaskan letak dan keadaan Sriwijaya yang berletak di muara sungai yang
besar.

Salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya di tepi Sungai Musi adalah pecahan prasasti yang

memiliki keterangan mengenai “perdatuan” yang artinya istana raja.

Keberadaan Sriwijaya di jalur perdagangan membuat Sriwijaya menjadi tempat yang strategis

untuk menjual berbagai hasil alam.


Sistem Pemerintahan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh Raja


Anak-anak Raja memiliki kekuasaan di daerah-daerah
Kerajaan Sriwijaya dapat dibilang Kedatuan Sriwijaya yang dapat
diartikan kumpulan para datu
Ada tingkatan struktur birokrasi Kerajaan Sriwijaya.
Mempunyai struktur birokrasi yang unik karena sangat
memerhatikan pelaksanaan aturan yang menjamin ketenangan
dalam wilayah Kerajaan Sriwijaya
Sumber Hukum dan
Kekuasaan Sriwijaya
Dalam sistem pemerintahan Sriwijaya menerapkan aturan-aturan yang tidakmenghendaki
kebebasan bertindak yang terlalu besar bagi para penguasa daerahnya, dengan
memunculkan kutukan dan sumpah yang tertuang di dalam prasastinya.
Adapun prasasti yang ditemukan mengenai kerajaan Sriwijaya antara
lain yaitu:
a. Prasasti tertua yang ditemukan terdapat di daerah Kedudukan Bukit dekat
palembang, angka tahunnya 604 S atau 682 M.
b. Prasasti Talang Tuo dari sebelah barat kota Palembang sekarang, prasasti ini terdiri
dari 14 baris berangka tahun 606 S. Isinya tentang perintah dari Dapunta hyang Sri
Jayanasa untuk membuat taman Sri Ksetra yang berisi segala macam tumbuhan dan
buah-buahan buat kemakmuran semua makhluk (Poerbatjaraka, 1952 : 35-38).
Sumber Hukum dan
Kekuasaan Sriwijaya

c. Prasasti Telaga Batu dekat Palembang, prasasti ini dihiasi dengan tujuh kepala ular
kobra berbentuk pipih dengan mahkota berbentuk permata bulat, leher yang
mengembang dengan hiasan kalung, prasasti ini berisi 28 baris dalam kondisi aus dan
beberapa huruf tidak terbaca.
d. Di Pulau Bangka bagian barat, prasasti ini mungkin dibawa dari luar pulau karena
melihat jenis batu yang diipakai tidak dijumpai di pulau bangka. Jumlah barisnya 10 baris
dan berangka tahun 608 S.
Hukum-hukum di kerajaan Sriwijaya beberapa
bersumber dari prasasti-prasasti yaitu:
1. Prasasti Raja Sanjaya (732 M), berisi tentang
bidang perekonomian dan pertambangan
2. Prasasti Raja Dewa Simha (760 M), berisi
tentang kepercayaan dan kekayaan masyarakat
kerajaan Sriwijaya.
3. Prasasti Raja Tulodong (784 M), berisi tentang
problematika pertanahan dan pengairan
4. Prasasti Bulai dari Rakai Garung (860 M),
berisi tentang masalah atau perkara perdata.
5. Prasasti Kurunan (885 M), berisi tentang
mekanisme jual beli tanah dan hutang piutang
6. Prasasti Pereng (863 M), berisi tentang
mekanisme penganugrahan tanah untuk
keperluan keagamaan.
Kesimpulan
Dalam menjalankan Pemerintahannya Sriwijaya
menggunakan hukum adat sebagai pedoman. Kerajaan
Sriwijaya dipimpin oleh seorang raja, tetapi Kerajaan
Sriwijaya memiliki pejabat yang memimpin daerah-
daerah, yaitu anak-anak dari Raja atau disebut juga
sebagai Datu. Datu memiliki kekuasaan eksekutif dan
yudikatif untuk mengeksekusi pemerintahan yang
dikepalainya. Di bawah Datu ada Parvvanda yang
memiliki kekuasaan bidang ketentaraan atau militer. Di
bawah Parvvanda,terdapat jabatan-jabatan yang
mengurus internal Kerajaan Sriwijaya yang dapat
dikatakan sebagai menteri yang ahli dalam bidangnya.
Terdapat juga jabatan yang lebih rendah lagi, yaitu
seperti koordinator perdagangan dan pertukangan,
jaksa, menteri yang bukan kerabat dari bangsawan, dan
para profesional.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai