Anda di halaman 1dari 21

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN

Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah


Volume 3– Nomor 1, April 2018, (Hlm 24-42)

Available online at: http://e-journal.upstegal.ac.id/index.php/jip


Submission: 14-12-2017; Revision: 3-1-2018; Publish Date: 30-4-2018
DOI : 10.24905/jip.v3i1.831

Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Pemerintah Melalui Redesain


Proses Kebijakan

Lesmana Rian Andhika


Program Studi Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran.
Jl. Bukit Dago Utara No. 25 Bandung, 40135, Indonesia.
* Korespondensi Penulis. E-mail: lesmana15001@mail.unpad.ac.id, Telp: +6281617407407

Abstrak
Artikel penelitian ini menawarkan re-desain proses awal kebijakan tingkat lokal. Simulation
testing digunakan untuk melihat lebih jauh beberapa konsep yang dapat memengaruhi proses awal
kebijakan. Konsep tersebut adalah difusi kebijakan dan dynamic system model, konsep ini digali
melalui deduktif untuk mencari beberapa temuan literatur yang relevan dengan tema penelitian.
Metode yang digunakan model-building method, sebuah cara untuk merekonstruksi ulang teori
dengan cara membangun dari berbagai model. Model yang berasal dari teori, atau
menyederhanakan teori yang melibatkan konsep atau hubungan antara konsep internal. Hasil
penelitian ini mengungkapkan, meningkatnya atau menurunnya kepercayaan publik juga
dipengaruhi oleh kebijakan. Diperlukan cara yang dianggap baru karena probabilitasnya lebih
tinggi untuk menghasilkan kebijakan berkualitas dengan mensimulasikan berbagai konsep yang
dianggap dapat menerjemahkan berbagai fenomena masalah publik dalam bentuk kebijakan.
Disaat ketidakpercayaan publik meningkat, maka itu sebagai respon, dan peringatan kepada
pemerintah untuk lebih berupaya meningkatkan kepercayaan publik melalui kebijakan.
Kata kunci: Kepercayaan Publik, redesain, Proses Kebijakan

Increase Public Confidence in the Government Through Redesigning the Policy Process

Abstract
This research article aims re-design the initial process of local-level policy. Mode simulation
testing used to look beyond some concepts that can affect the initial policymaking process. The
concept is policy diffusion and dynamic system model this concept was dug through the deductive by
searching some of the scientific literature findings to the theme of research. The methods used to a
model-building method, a way to reconstruct the theory by means of re-establishing various models.
The model is derived from the theory, or simplify the concept or theory that involves the relationship
between the concept of an internal concept. The results of this study reveal, the rising or declining
public trust is also influenced by the policy. The new way is considered necessary due to the higher
probability to produce a quality policy with simulate various concepts that are considered can
translate a variety of phenomena in the form of public policy issues. When public distrust is
increasing, then that response, and a warning to the government to put more effort into improving
public trust through policy.
Keywords: Public Trust, redesign, Policymaking Process

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 25
Lesmana Rian Andhika

percayaan publik terhadap pemerintah


1. PENDAHULUAN
dari sudut pandang ilmu administrasi
Kepercayaan publik memberikan
publik dan kebijakan publik (Walle & Six,
pengaruh yang besar terhadap berbagai
2014). Perdebatan argumentasi
produk yang dihasilkan oleh pemerintah
konseptual tentang hubungan antara
dari produk kebijakan sampai dengan
kepercayaan dan kontrol sebagian besar
produk pelayanan. Tingkat kepercayaan
penulis dalam administrasi kebijakan
publik yang tinggi mengindikasikan
publik memberikan asumsi kehadiran
segala produk yang dihasilkan dapat
kontrol sama dengan ketidakpercayaan
diterima oleh masyarakat dengan
(Rosanvallon, 2008; Frederickson, et al.,
mematuhi segala kebijakan pemerintah.
2012). Kepercayaan dan ketidakpercaya-
Namun tidak secara otomatis
an memiliki asumsi dari sebuah sudut
kepercayaan publik akan meningkat
yang berlawanan, yang datang mungkin
dengan sendirinya, tetap ada konsekuensi
saja dalam waktu yang bersamaan. Ada
ketidakpercayaan publik terhadap
dua hal perbedaan pandangan antara
pemerintah. Hal yang dapat
kepercayaan dan ketidakpercayaan
menyebabkan tingkat kepercayaan publik
dalam administrasi publik dan ilmu
menurun dapat terjadi karena terdapat
politik, pertama perdebatan tentang
banyaknya kebijakan pemerintah daerah
perlunya kepercayaan dimana beberapa
yang tidak berkualitas. Mengindikasikan
orang berargumen kepercayaan warga itu
menghambat investasi, pembangunan
baik dan tidak percaya itu merusak.
sosial ekonomi, dan kebijakan itu
Kedua, sementara yang lain berpendapat
bertentangan dengan peraturan yang
bahwa ketidakpercayaan warga kepada
lebih tinggi. Kualitas pelayanan birokrasi
pemerintah itu rasional dan percaya
yang buruk, dan tidak ada keadilan
adalah hal yang naif (Hardin, 2002; Walle
penegakan hukum dari beberapa kasus
& Six, 2013).
yang telah diputus oleh pengadilan dan
Beberapa argumentasi dapat
seakan masyarakat percaya bahwa
ditelusuri bahwa kepercayaan publik
hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul
terhadap pemerintah merupakan cara
keatas.
yang efisien untuk menurunkan biaya
Menurunnya kepercayaan publik
transaksi dalam kegiatan sosial, ekonomi
kepada pemerintah semakin hari semakin
dan politik (Fukuyama, 1995). Umumnya
meningkat, meskipun bukti empiris
kepercayaan akan muncul akibat adanya
terbatas tentang menurunnya kepercaya-
interaksi interpersonal antara
an publik menjadi pembahasan politik
masyarakat dengan pemerintah atau
pada era tahun 1960an dan sampai pada
dengan organisasi. Ketika ada kebijakan
era ilmu politik kontemporer, perhatian
baru pemerintah yang diumumkan,
kepercayaan publik pada pemerintah juga
situasi ini juga menjadi sebab datangnya
meluas pada kajian administrasi publik
kepercayaan atau ketidakpercayaan
dan pelayanan publik (Walle, Roosbroek,
publik terhadap pemerintah. Tidak ada
& Bouckaert, 2008; Grimmelikhuijsen &
definisi yang mutlak untuk men-
Knies, 2015). Dari studi organisasi belum
definisikan kepercayaan publik namun,
diadopsi dalam penelitian tentang ke-
kepercayaan merupakan sebuah

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 26
Lesmana Rian Andhika

karakteristik, sedangkan yang dirasakan (Aghion et al., 2010; Bovens & Hart,
dari kepercayaan itu sendiri menentukan 2016).
karakteristik yang dirasakan (Chanley, Memperkuat hasil studi di atas
Rudolph, & Rahn, 2000; Blind, 2006; beberapa fakta yang dapat diungkapkan
Grimmelikhuijsen & Knies, 2015). Secara dari laporan Kementrian Dalam Negeri
umum para peneliti mengunakan ada sekitar 3.143 peraturan yang
indikator untuk mengukur tingkat ke- dibatalkan, 1.765 Perda/Perkada yang
percayaan publik sebagai reaksi antara dicabut/direvisi Menteri Dalam Negeri,
data dan fakta mengapa publik percaya 111 Peraturan/Putusan Menteri Dalam
dan tidak percaya terhadap pemerintah. Negeri dicabut/direvisi Menteri Dalam
Indikator yang sering digunakan Negeri, dan 1.267 Perda/Perkada yang
diantanya Eurobarometer, Latin- dicabut/direvisi oleh Gubernur
barometro, BBC, Gallup International Asia (Kemendagri, 2016). Ombudsman
Barometer, UNPAN (United Nations in Republik Indonesia melaporkan, ada
Public Administration and Finance), UNDP 41,59 persen atau 2.853 laporan
(United Nations Development Program), mengeluhkan pelayanan publik di
World Economic Forum, World Values instansi pemerintah daerah dari total
Survey, Transparency International. 6.859 laporan secara nasional pada tahun
Beberapa studi telah membuktikan 2015 (Ombudsman, 2016).
kecenderungan tingkat kepercayan Intinya ada banyak konsekuensi
publik meningkat terhadap pemerintah yang dapat meningkatkan kepercayaan
dapat terjadi dari beberapa aktivitas dan ketidakpercayaan publik terhadap
pemerintah seperti tata kelola pemerintah. Kepercayaan publik ter-
pemerintah yang baik (Salminen & Ikola- hadap pemerintah diperlukan oleh rezim
Norrbacka, 2010; Cheung, 2013). Inisiasi penguasa sebagai bahan pertimbangan
Administrative reform (Cierco, 2013; Kim untuk merumuskan setiap kebijakan.
& Han, 2014), Desentralisasi (Kim, 2010; Apakah kebijakan yang langsung ber-
Tang & Huhe, 2014), kolaborasi dan sentuhan dengan masyarakat maupun
partisipasi masyarakat dalam aktivitas tidak, dan menjamin kepatuhan
pemerintah (Michels & Graaf, 2010; masyarakat terhadap kebijakan itu
Tholen, 2015). Namun dibeberapa sendiri tanpa paksaan. Ketika masyarakat
kondisi dapat meningkatkan ketidak- menarik dukungan kepada pemerintah
percayaan publik terhadap pemerintah. dan tingkat ketidakpercayaan meningkat
Seperti, pelayanan publik buruk maka rezim penguasa dapat untuk
diakibatkan oleh patologi birokrasi dipertanyakan (Blind, 2006; Walle & Six,
(Caiden, 1991; Walle & Bouckaert, 2003; 2014). Oleh sebab itu pemerintah
Hacek, Kukovic, & Brezovsek, 2013). memiliki cara tersendiri dari rezim
Sistem politik, demokrasi dan penegakan penguasa ke rezim penguasa selanjutnya
hukum yang buruk (Lindvall, 2011; untuk terus meningkatkan kepercayaan
Trägårdh, 2013; Lenard, 2015). Produk publik. Pasca reformasi Indonesia pada
kebijakan yang buruk dapat mem- tahun 1998 misalnya, diberlakukan
pengaruhi kehidupan masyarakat desentralisasi kekuasaan yang sebelum-
nya sentralisasi, pembentukan Komisi

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 27
Lesmana Rian Andhika

Pemberantasan Korupsi sebagai respon (preliminary research), bertujuan untuk


tinggi nya tindakan korupsi, reformasi mereduksi beberapa bukti tertulis yang
birokrasi sebagai upaya perubahan tata relevan agar dapat mengungkapkan dan
laksana kelembagaan dan sumberdaya membangun pendekatan yang dianggap
manusia. Namun sepertinya dari sisi bisa menawarkan cara lain tentang tema
produk kebijakan pemerintah belum penelitian. Metode yang digunakan
menunjukkan hasil yang signifikan untuk model-building method. Jaccard dan
meningkatkan kepercayaan publik ter- Jacoby (2010) berargumentasi, … building
hadap pemerintah terutama kebijakan a theory is choosing a phenomenon to
yang dihasilkan oleh Pemerintah Daerah, explain or a question/problem to address.
walaupun dibeberapa daerah menunjuk- Bertujuan untuk merekonstruksi ulang
kan tingkat kepercayaan publik teori dengan cara membangun dari
meningkat dengan kebijakan rezim berbagai model. Model yang berasal dari
penguasa lokal seperti program e- teori, atau menyederhanakan teori yang
government (Kota Surabaya), kebijakan melibatkan konsep atau hubungan antara
pariwisata (Nusa Tenggara Barat). konsep dari sebuah konsep internal,
Tujuan penelitian ini ingin meng- terlepas itu simbolis atau representatif.
eksplorasi lebih jauh bagaimana Sebelum membangun kontruksi teori,
meningkatkan kepercayaan publik ter- normanya adalah menggali lebih dalam
hadap pemerintah melalui proses terhadap berbagai literatur yang relevan.
kebijakan dari beberapa temuan konsep Penelitian ini dibangun secara
literatur yang ada. Walaupun ke- deduktif berdasarkan teori ke-percayaan
percayaan publik lebih banyak dihubung- publik dan proses kebijakan untuk
kan dengan proses politik, artikel mendesain ulang dan menawarkan
penelitian ini lebih berfokus kepada proses kebijakan dalam mode percobaan
mendesain ulang kepercayaan publik atau simulasi dalam menghasilkan
melalui proses kebijakan untuk meng- kebijakan yang berkualitas untuk
hasilkan kebijakan tingkat lokal yang meningkatkan kepercayaan publik ter-
berkualitas dari kajian ilmu administrasi hadap pemerintah. Komponen yang
publik. Kebijakan yang berkualitas men- disertakan dalam mendesain ulang
jadi salah satu cara untuk meningkat-kan proses kebijakan tergantung kepada
kepercayaan publik untuk menyikapi tujuan penelitian, peneliti meng-
beberapa pertanyaan penelitian, 1). kombinasikan dan dipertimbangkan
Faktor apa yang dapat menentukan ke- menggunakan gambar, garis hubungan
percayaan publik terhadap pemerintah; yang memengaruhi untuk menunjukkan
2). Bagaimana redesain proses kebijakan realitas alasan yang dapat disimpulkan.
untuk meningkatkan kepercayaan publik Mungkin saja banyak faktor yang dapat
terhadap pemerintah. terkait atau sebagian faktor penting yang
disertakan. Studi ini akan terus ber-
kembang dari disiplin ilmu yang lain
2. METODE
untuk melanjutkan penelitian empiris.
Artikel penelitian ini diklasifikasi-
Jaccard dan Jacoby (2010)
kan sebagai studi pendahuluan
memberikan strategi cara awal yang

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 28
Lesmana Rian Andhika

dapat ditempuh untuk membangun ulang nyelenggaraan negara, tidak stabilnya


teori tersebut adalah, 1). Choosing a sistem politik, krisis ekonomi, krisis
phenomenon to explain; 2). Identifying kepercayaan yang akan mengakibatkan
problem areas and questions to focus on is anarkisme (Reformasi Indonesia tahun
to use the framework of participatory 1998, Krisis Yunani tahun 2015).
action research; 3). Identify new problems Ketika terjadi ketidakpercayaan
to solve or new questions to answer; 4). masyarakat terhadap pemerintah, cara
Literature reviews. Dalam studi empiris yang lebih efisien melalui negosiasi
dapat dilanjutkan lebih jauh cara strategi tindakan sosial dan cara komunikasi
yang dipakai seperti, 1). Heuristic for (Marková & Gillespie, 2012; Fuoli &
generating ideas; 2). Idea generation and Paradis, 2014). Bentuk negosiasi yang
grounded/emergent theorizing; 3). menghasilkan jawaban atas ketidak-
Twenty-six heuristic; 4). Basic mental or percayaan masyarakat terhadap
biological processes. pemerintah, ketika negosiasi berhasil
akan mampu memberikan kondisi
pemerintahan yang lebih baik dalam
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menjalankan pembangunan nasional.
A. Ihktisar Teori Kepercayaan
Namun ketika pemerintah tidak mampu
Publik dan Proses Kebijakan
Teori Kepercayaan Publik lagi meningkatkan kepercayan publik,
Beberapa tahun terakhir istilah konsekuensinya masyarakat akan me-
percaya dan ketidakpercayaan terhadap lakukan berbagai protes. Untuk itu
pemerintah mamasuki imajinasi populer. pemerintah akan menggunakan segala
Imajinasi yang digambarkan dengan sumber daya termasuk berbohong
beberapa penolakan terhadap kebijakan menjadi alat negosiasi yang handal untuk
pemerintah. Penolakan tersebut dianggap merespon kembali apa yang dilakukan
wajar sebagai respon publik terhadap oleh masyarakat (Saz-Carranza & Serra,
berbagai kebijakan pemerintah. Negara 2009; Fähnrich, 2013).
akan menggunakan segala kemampuan Argumentasi lain juga dapat
dan sumberdaya yang dimiliki untuk dijumpai dari Bianco (1994:12) me-
memaksa atau tanpa paksaan kepada nyebut pentingnya kepercayaan publik,
masyarakat untuk percaya (Chen & Hua, the essence of democracy is that citizens
2015). Kepercayaan dan ketidakpercaya- control government by choosing
an adalah hal yang timbal balik seperti representatives and giving them the power
dua bilah mata uang yang berlawanan, to set public policy using majority rule.
ketika kepercayaan masyarakat tinggi Kepercayan publik juga mengambarkan
akan ditunjukkan oleh kemampuan bentuk yang berbeda antara pen-
negara dalam mensejahterakan rakyat- delegasian kekuasaan rakyat melalui
nya, namun ketika negara tidak mampu legislatif dan rasa percaya. Dibanyak
untuk mewujudkan kesejahteraan ber- argumen akademik mengungkapkan
bagai aksi protes akan mengalir deras dan kepercayaan merupakan bentuk
mengakibatkan masyarakat tidak percaya ekspektasi atau bentuk perilaku antara
terhadap rezim penguasa. Lebih jauh, seseorang dengan orang lain, seseorang
akan mengakibatkan kelumpuhan pe- dengan organisasi, seseorang dengan

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 29
Lesmana Rian Andhika

pemerintah (Hardin, 2002; Kim, 2010; ketidakpastian berupa kebijakan


Lindvall, 2011; Walle & Six, 2014). Walle, dalam lingkungan ekonomi sosial
Roosbroek, dan Bouckaert, (2008); Walle dan politik (OECD, 2016).
dan Six (2014) mengidentifikasi ke- Sepertinya beberapa negara telah
percayaan dan ketidakpercayaan publik melakukan perlindungan terhadap
juga dikaji dari beberapa disiplin ilmu warga negara dengan berbagai
pengetahuan seperti psikologi, ekonomi, program misalnya pemerintah
sosiologi, ilmu politik, studi organisasi, Indonesia dengan program ekonomi
dan administrasi publik. Bagi studi ilmu seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat),
administrasi publik kepercayaan publik program sosial seperti KKS (Kartu
lebih kepada memberikan gambaran Keluarga Sejahtera), KIS (Kartu
tentang usaha pemerintah untuk Indonesia Sehat), KIP (Kartu
melakukan perubahan sebagai anti tesis Indonesia Pintar). Dibidang politik
dari berbagai masalah dalam aktivitas negara memberikan kebebasan
pemerintah (lihat lebih lanjut Caiden, berpendapat dimuka umum, ber-
1991). Sepertinya bagi negara ber- afiliasi dengan partai politik ter-
kembang kepercayaan publik di- tentu, pemilihan umum, pembentu-
manifestasikan dengan berbagai aktivitas kan partai lokal (Kasus Aceh).
pemerintah seperti reformasi birokrasi, Pembuatan kebijakan memerlukan
transparansi, akuntabiltas, partisipasi pengembangan visi jangka panjang
masyarakat, budaya politik, dan yang mencakup fungsi perencanaan
kepercayaan terhadap institusi dan peningkatan pemantuan secara
pemerintah (Kim, 2010; Walle & Six, berkala termasuk unit evaluasi
2014). khusus.
OECD (2016) memberikan kriteria, b. Responsiveness;
6 areas for government to win back trust, Kepercayaan pada pemerintah
seperti terlihat pada gambar 1: dapat bergantung pada pengalaman
warga saat menerima pelayanan
publik (OECD, 2016). Buruknya
pelayanan publik akan mendorong
pemerintah untuk melakukan
perubahan mendasar dan
komprehensif. Salah satu usaha
yang dapat ditempuh dengan
gerakan reformasi birokrasi
(administrative reform), dengan
melakukan perubahan dibidang
Gambar 1. organisasi, tata laksana, sumber
Trust Government daya manusia, pengawasan,
akuntabilitas, pelayan-an publik dan
a. Reliability; pola pikir, budaya kerja, dan
Pemerintah memiliki kewajiban perubahan terhadap peraturan
melindungi warga negara dari perundang-undangan. Di bawah

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 30
Lesmana Rian Andhika

kendala fiskal yang ketat dan nya akan menuai kritik dan bahkan
harapan yang terus meningkat, lebih jauh kebijakan itu akan diuji
pemerintah semakin terlibat dengan materi kembali, negara mem-
warga negara untuk memastikan fasilitasi hal itu dengan adanya
kualitas, daya tanggap dan pada Makkamah Konstitusi. Bagi
akhirnya mempercayai layanan pemerintah daerah kebijakan yang
publik. buruk diindikasikan bertentangan
c. Openness; dengan peraturan yang lebih tinggi,
Kebijakan pemerintah terbuka menghambat investasi,
(open government) yang menghambat pembangunan sosial,
berkonsentrasi pada keterlibatan budaya dan ekonomi masyarakat.
warga negara dan akses terhadap Sepertinya kebijakan yang buruk
informasi dapat membantu cenderung dihasilkan oleh sistem
meningkatkan ke-percayaan publik. politik yang tidak demokratis dalam
Pehaman tentang open government analisis kebijakan, sumber daya
tidak terlepas dari perjalan konsep manusia, dan proses pembelajaran
tata kelola pemerintahan yang baik kebijakan yang kurang (Autant-
(good governance). Pemerintah yang Bernard, Fadairo, & Massard, 2013;
membuka diri akan memberikan Bender, Keller, & Willing, 2014).
ruang terwujudnya prinsip-prinsip e. Integrity & Fairness;
transparansi, menghilangkan nilai- Integritas merupakan faktor yang
nilai komersialisasi pelayanan, dan sangat penting dalam menumbuh-
partisipasi warga negara (Attard, kan kepercayaan publik (OECD,
et.al, 2016). Tidak adanya 2016). Proses politik yang buruk,
transparansi dalam aktivitas intervensi politik secara berlebihan
pemerintah akan membuka pintu dalam birokrasi akan menimbulkan
yang lebar tindakan korupsi integritas yang rendah (Bozeman,
(Lindstedt & Naurin, 2010; 2000). Ketika birokrasi diintervensi
Peisakhin, 2012). oleh politik secara berlebihan akan
d. Better Regulation; mengarah kepada pemusatan ke-
Membangun, memelihara dan mem- kuasaan. Para elit politik mencoba
validasi kepercayaan merupakan untuk memengaruhi kegiatan
agenda permanen bagi banyak birokrasi untuk kepentingan politik,
Negara melalui penerapan praktek sisanya para aparatur birokrasi dan
peraturan yang baik (OECD, 2016). sumber daya menjadi eksploitasi
Kebijakan pemerintah atau kebijak- permainan para elit politik (Tolbert,
an baru yang akan diumumkan 2010).
pemerintah dapat meningkatkan f. Inclusive Policy Making.
dan menurunkan kepercayaan Prioritas bagi pemerintah adalah
publik terhadap pemerintah. Ketika membangun proses pembuatan
kebijakan pemerintah tidak me- kebijakan yang kondusif untuk
nunjukkan berpihak terhadap dipercaya (OECD, 2016). Meningkat-
publik, maka kebijakan itu seperti- kan komitmen untuk melindungi

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 31
Lesmana Rian Andhika

kepentingan publik dan menjamin problem identification and agenda setting,


proses pembuatan kebijakan yang formulation, adoption, implementation,
adil akan meningkatkan keputusan and evaluation. Walaupun pandangan lain
kebijakan, dibangun berdasarkan menyebut hal yang hampir serupa dari
keputusan yang tepat dengan tulisan klasik seperti Jenkins (1978),
menggunakan informasi yang andal Hogwood dan Gunn (1984). Proses
dan relevan. Anderson (2015) kebijakan juga diasumsikan sebagai
mengidentifikasi proses pembuatan proses diantara logika dan rasional,
kebijakan yang baik sebagai pola prosesnya lebih banyak didasari pada
aktivitas sekuensial yang berupa logika politik. Kebijakan akan muncul
problem identification and agenda sebagai respon dari berbagai masalah
setting, formulation, adoption, sosial yang besar (Smith & Larimer,
implementation, evaluation. Pem- 2009).
buatan kebijakan bersifat politis, Grindle (1980) memberikan analisis
dalam kerangka yang disederhana- terkait penyelidikannya terhadap proses
kan terbentuknya kebijakan dan kebijakan di negara-negara yang ia sebut
diimplementasikan dipandang sebagai dunia ketiga terkait dengan isi
sebagai hal yang politis karena kebijakan (content of policy) dan
melibatkan konflik dan perjuangan lingkungan implementasi (contex of
di antara individu dan kelompok, implementation) yang akan memengaruhi
pejabat dan agensi, dengan gagasan, proses kebijakan. Isi kebijakan dalam
kepentingan, nilai, dan informasi pandangan Grindle (1980) menyiratkan
mengenai isu-isu kebijakan publik. jenis manfaat kebijakan, perubahan
kebijakan, kedudukan pembuat ke-
Teori Proses Kebijakan bijakan, pelaksana program, dan
Teknik analisis kebijakan dalam sumberdaya yang dihasilkan dari
administrasi publik merupakan proses kebijakan itu sendiri. Lebih lanjut ia
menentukan berbagai kebijakan yang mengemukan jenis kebijakan yang dibuat
dimulai dari formulasi hingga evaluasi memiliki dampak yang cukup besar
kebijakan dengan serangkaian sasaran terhadap aktivitas politik yang
berdasarkan hubungan antara kebijakan dirangsang oleh proses pembuatan
dan tujuan. Analisis kebijakan lebih kebijakan. Unsur dari isi kebijakan itu
populer dilakukan pada sektor publik, akan mendorong pertimbangan dan
namun berlaku juga pada sektor yang lain kemampuan untuk melakukan
seperti sektor swasta (organisasi nirlaba, implementasi dari berbagai program
dan organisasi non-pemerintah “NGO”). kebijakan. Sementara itu lingkungan
Pada tahun 1960-an Amerika Serikat implementasi kebijakan (contex of
melakukan analisis kebijakan yang implementation) menyiratkan adanya
berakar pada analisis sistem. Kemudian aktor yang terlibat (kekuasaan,
pemikiran analisis kebijakan berkembang kepentingan, dan strategi), relasi antara
dari berbagai ahli dengan sudut pandang lembaga dan penguasa. Dalam pandangan
yang berbeda. Seperti, Anderson (2015) lain aktor kebijakan dibagi menjadi aktor
menyebut proses kebijakan didasari dari kebijakan “pemerintah” (instansi

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 32
Lesmana Rian Andhika

pemerintah “legislatif, eksekutif, mungkin memberikan distorsi terhadap


yudikatif”, kelompok kepentingan), dan beberapa nilai perspektif empiris, proses
aktor kebijakan “non pemerintah” seperti kebijakan dalam banyak hal merupakan
partai politik, warga negara proses evolusi yang berkesinambungan
(Rosenbloom, O'Leary, & Chanin, 2010). dimana titik awal yang realistis mungkin
Walaupun pandangan Grindle ini jauh tertinggal (Hill, 2005). Nilai dari
dalam studi implementasi kebijakan kebijakan terkait erat dengan nilai-nilai
diklasifikasikan pada Generasi II (1975- politik, namun secara konseptual berbeda
1980) atau “Building Model clasification” satu dengan yang lain. Nilai politik seperti
(lihat lebih lanjut O'Toole, 1986; demokrasi, kesetaraan, dan kebebasan.
Purwanto & Sulistyastuti, 2015). Nilai kebijakan dimanifestasikan sebagai
Keunikan model Grindle ini berada pada tindakan nyata dari pemerintah
pemahaman yang lebih mendalam terkadang berjalan lambat dan terkadang
terhadap kontek kebijakan yang terkait berjalan cepat dalam implementasinya
dengan kebijakan, implementator dan (O'Toole, 1986; Stewart, 2009; Gerston,
penerima implementasi kebijakan itu 2010).
sendiri. Bagi negara berkembang seperti
Indonesia model ini sering dikaji dan B. Faktor Penentu Percaya dan
menjadi wacana yang menarik untuk Tidak Percaya
dapat membawa perubahan dalam proses Berbagai literatur memberikan
kebijakan. Keadaan yang unik untuk keterangan, diarea mana kepercayaan
inisiatif kebijakan tertentu memengaruhi dan ketidakpercayaan publik diproduksi.
dinamika dan proses pengambilan Artikel penelitian ini akan meng-
keputusan, walaupun para pengambil eksplorasi area tersebut yang sering
keputusan tidak harus menentukan hasil dikaitkan dengan produksi kepercayaan
dari proses tersebut. Perubahan dalam dan ketidakpercayaan publik terhadap
proses kebijakan secara umum akan pemerintah (Bianco, 1994; Blind, 2006;
terjadi dan mengikuti reformasi disuatu Vincent, 2010; Walle & Six, 2014; Bovens
negara, jenis pejabat publik yang terlibat & Hart, 2016).
dalam pengambilan keputusan, tingkat
perubahan yang diperkenalkan, dan 1. Area Pemerintahan
waktu pengambilan keputusan (Grindle & Hampir di semua negara liberal dan
Thomas, 1989). demokratis menuliskan dalam
Pandangan post-modern memberi- konstitusinya tentang pengakuan
kan analisis lebih lanjut proses kebijakan pemerintah daerah (Constitutional
penting untuk mengetahui sejauhmana and Legal Status), pengaturan
wacana dan model sistem bergantung pemerintah lokal bukan hanya
kepada model proses kebijakan yang sebagai pengakuan dari konstitusi
demokratis dimana para politisi meng- namun lebih kepada pengakuan
ambil keputusan, aparatur birokrasi pemerintahan lokal sebagai bagian
senior akan membantu untuk me- yang menyeluruh dari sebuah
nerjemahkannya dalam berbagai sistem pemerintahan. Konsep dasar
kebijakan pemerintah. Kebijakan desentralisasi bercerita tentang

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 33
Lesmana Rian Andhika

bagaimana daerah dapat mengelola 2. Area Sistem Politik


dan lebih mudah untuk melakukan Ungkapan eufemisme menjadi
apapun, namun desentralisasi juga seolah-olah berbentuk klise seperti
memberikan ruang yang luas untuk perang adalah damai, kebebasan
melakukan korupsi (Tambulasi & adalah perbudakan dan ketidak-
Kayuni, 2007; Tang & Huhe, 2014). tahuan adalah kekuatan pada
Inisiasi desentralisasi merupakan akhirnya akan memicu kegaduhan
bentuk pelimpahan wewenang stabilitas politik antara beberapa
kepada daerah dan merupakan anti kelompok elit penguasa. Sistem
tesis dari sentralisasi. Secara politik yang baik dalam keadaan
sederhana dipahami bahwa konsep normal akan meningkatkan
desentralisasi merupakan pilihan investasi dan pertumbuhan
politik untuk menyelesaikan ekonomi. Sistem politik yang baik
masalah-masalah yang terjadi pada juga akan memengaruhi setiap
daerah, seperti pelayanan publik kebijakan yang dihasilkan. Setiap
yang kurang baik. (Shabbir & negara memiliki philosophy berbeda
Rondinelli, 2007; Holzhacker, dengan sistem politik yang mereka
Wittek, & Woltjer, 2016). Dengan anut. Secara ontologi penerapan
adanya desentralisasi tidak ada sistem politik yang dianut tidak
jaminan masalah dalam aktivitas terlepas dari sejarah sebuah negara.
pemerintah tidak terjadi lagi. Caiden Beberapa idiologi politik yang
(1991) mengidentifikasi ada sekitar mengajarkan beberapa hal yang
178 masalah dalam aktivitas berbeda seperti misalnya sistem
pemerintah yang sering disebut politik liberalism, conservatism,
sebagai patologi birokrasi yang socialism, anarchism, fascism,
dapat menurunkan kepercayaan feminism, ecologism, nationalism,
publik terhadap pemerintah. Untuk fundamentalism, icon and
menyelesaikan berbagai patologi iconoclasm (Vincent, 2010).
birokrasi itu muncul inisiasi tata Kepercayaan publik akan meningkat
kelola pemerintah untuk menjaga ketika sistem politik yang baik
kepercayaan publik seperti good menjadi cerminan kehidupan
governance, sound governance, berbangsa yang dapat mengatur
dynamic governance, open secara adil, dan demokrasi yang baik
government, sampai dengan inisiasi (Aghion, et.al, 2010; Lenard, 2015;
reformasi birokrasi (administrative Bovens & Hart, 2016).
reform) yang dituangkan dalam Konsekuensi dari area produksi
berbagai bentuk kebijakan kepercayaan dan ketidakpercayaan
pelayanan publik. Pelayanan publik publik di atas akan memberikan efek
yang baik dapat meningkatkan terhadap dua aspek yaitu pemerintah dan
kepercayaan publik terhadap masyarakat melalui berbagai produk
pemerintah (Walle & Bouckaert, kebijakan. Kebijakan yang berkualitas
2003; Salminen & Ikola-Norrbacka, dapat meningkatkan kepercayaan publik
2010; Tang & Huhe, 2014). terhadap pemerintah, (Kim, 2010; Wilkes,

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 34
Lesmana Rian Andhika

2015; Oomselsat et al., 2016). Kedua tingkat lokal yang berkualitas, walaupun
aspek tersebut seperti dua arah yang masih banyak cara dalam aktivitas
saling membutuhkan seperti terdeskripsi pemerintah untuk meningkatkan ke-
pada Tabel 1: percayaan publik yang pernah
Yang patut diwaspadai ketika publik diungkapkan dari beberapa literatur
tidak percaya kepada pemerintah, kondisi seperti, reformasi birokrasi, inisiasi
ini akan dimanfaatkan oleh sekelompok inovasi dalam aktivitas pemerintah, tata
orang untuk kepentingan pribadi dan kelola pemerintah, anti korupsi, dan lain
kelompok (Fuoli & Paradis, 2014). sebagainya. Redesain proses awal
Sebagai contoh, buruknya tata kelola kebijakan ini akan mencoba memberikan
pemerintah akan berdampak pada pemikiran yang konstruktif untuk
terhambatnya pembangunan suatu menyikapi fenomena masalah yang
negara, membuka pintu korupsi, terdeskripsi dalam latar belakang
pelayanan publik yang buruk. Kondisi penelitian. Banyaknya kebijakan tingkat
seperti ini akan menarik negara maju lokal yang bermasalah menjadi indikasi
(negara donor) dengan alasan ingin adanya permasalahan yang serius untuk
membantu, namun perlu diperhatikan memroduksi kebijakan tingkat lokal yang
teori defedensi mengajarkan kita akan tidak bertentangan dengan aturan yang
ketergantungan kepada negara-negara lebih tinggi. Oleh sebab itu, peneliti
maju seolah menjadi rujukan utama mencoba mendesain ulang produksi
setiap langkah kebijakan yang mereka kebijakan tersebut dari komparasi
putuskan dan harus dilaksanakan konseptual teoritis yang relevan, dan juga
menjadi obyek trial and error policy. mencoba memberikan kontribusi
Tidak ada cara lain, mengikuti sebagai pengetahuan.
obyek pemasaran produk (kebijakan, Walaupun sepertinya berbagai
perdagangan) negara donor dan negara argumentasi konsep atau teori menyebut
penerima donor akan lebih kepada proses kebijakan tidak memiliki
negara konsumtif. Kita masih ingat keseragama definisi, namun secara umum
konsep Governance and Development, artikel penelitian ini menggunakan
berawal dari kasus sub-sahara Afrika pendekatan proses kebijakan dapat
pada tahun 1990-an, bahwa pemerintah diidentifikasi dari problem identification
adalah sumber kegagalan pembangunan. and agenda setting, formulation, adoption,
Oleh sebab itu Good governance adalah implementation, and evaluation
alat lembaga neoliberal (lembaga donor) (Anderson, 2015). Namun aktivitas yang
untuk melancarkan pembangunan normal ini sering tidak didukung oleh
kapitalisme dunia (Rindermann, Kodila- produksi kebijakan dengan kualitas yang
Tedika, & Christainsen, 2015). baik. Untuk memulai pemikiran re-desain
kepercayaan publik melalui proses
kebijakan yang berkualitas dapat dilihat
Redesain Proses Kebijakan
pada Gambar 2:
Proses kebijakan yang baik salah
Banyak cara yang dapat dilakukan
satu cara untuk meningkatkan kepercaya-
untuk memproduksi kebijakan yang
an publik dengan memroduksi kebijakan
berkualitas, ukuran kualitas kebijakan me

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 25
Lesmana Rian Andhika

Tabel 1.
Efek Percaya dan Tidak Percaya

Pemerintah Masyarakat
Percaya (Trust)
 Pemerintah lebih mudah untuk  Tingkat kebahagian hidup semakin tinggi
menjalankan fungsinya, kepercayaan pada suatu negara;
kepada institusi pemerintah akan sangat  Angka kemiskinan akan semakin
mudah menyukseskan kebijakan berkurang;
pemerintah;  Masyarakat lebih bermakna dimata
 Memberikan peluang investasi dari pihak pemerintah karena ikut berpartisipasi
asing, meningkatkan kepercayaan diri dari dalam pembangunan nasional;
investor dan konsumen;  Keterbukaan pemerintah akan
 Pemerintah lebih mudah untuk memudahkan masyarakat untuk
menjalankan pembagunan nasional melalui mengakses segala informasi tentang
program-program dan peraturan; program, regulasi, kebijakan pemerintah.
 Kesuksesan kebijakan publik yang luas
tergantung pada pola perilaku publik;
 Kepercayaan menjadi kunci aktivitas
ekonomi dan keuangan.
Tidak Percaya (Distrust)
 Investasi asing akan menurun sehubungan  Akan meningkatkan angka kemiskinan
dengan maraknya kasus korupsi, tidak karena pertumbuhan ekonomi terhambat;
adanya kepastian hukum, prosedur yang  Kualitas pelayanan publik yang buruk akan
panjang dan berbelit yang akan mengalihkan masyarakat untuk
memengaruhi pertumbuhan ekonomi; menggunakan pelayanan publik yang
 Stabilitas keamanan terganggu dengan isu disediakan oleh swasta.
terorisme, radikalisme.

Sumber: diolah dari data sekunder (2017)

Gambar 2.
Redesain Model Proses Kebijakan (simulation testing)

-nunjukkan adanya interaksi kausalitas Difusi Kebijakan


antara beberapa cara atau model yang Aktivitas pembuatan kebijakan
memengaruhi proses kebijakan seperti dapat terjadi melalui berbagai pilihan
difusi kebijakan dan dynamic system yang sering dikaitkan dengan difusi.
model. Difusi kebijakan dipengaruhi oleh pilihan

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 26
Lesmana Rian Andhika

kebijakan tertentu dalam waktu dan praktisi agar kebijakan yang dihasilkan
tempat yang berbeda. Makna yang berkualitas (Shipan & Volden, 2008,
tersirat, mengindikasikan bentuk difusi 2012; Meseguer & Gilardi, 2009;
kebijakan merupakan pilihan kebijakan Maggetti & Gilardi, 2015; Gilardi, 2016).
yang diambil (diadopsi) terhadap Studi kelayakan sering dianggap hanya
kebijakan yang sukses di tempat yang melihat dan menyerap, namun difusi
berlainan untuk dianalisis dan dipelajari kebijakan bukanlah seperti itu. Difusi
oleh orang, institusi di tempat yang kebijakan tidak bisa dilakukan hanya
berbeda. Dengan desentralisasi, untuk melihat dan menyerap kebijakan
pemerintah daerah lebih terbuka untuk yang sukses pada daerah tertentu, tapi
merangsang inovasi dan difusi kebijakan ada kausalitas yang harus dipenuhi.
dalam praktek yang nyata. Kausalitas itu dapat memengaruhi difusi
Walker (1969) menyebut diffusion kebijakan seperti, budaya daerah yang
theory suggests that policy-making sama, kedekatan goegrafis memberikan
activity at the state level may occur either tingkat keberhasil-an difusi semakin
through internal processes or by building tinggi. Kualitas sumberdaya manusia
on what has occurred in other states. legislatif dan eksekutif akan berdampak
Boushey (2010) memberikan kepada analisis adopsi kebijakan, situasi
argumentasi, the process of public policy politik yang kondusif menjadi awal
diffusion can be gained by integrating kerjasama antara legislatif dan eksekutif
research on innovation diffusion with untuk perencanaan difusi kebijakan.
studies of agenda setting in political Disisi lain ada efek difusi yang berbeda
decision making. Pandangan ini merujuk untuk adopsi kebijakan, bahwa proses
kepada proses politik untuk amandemen kebijakan, adopsi kebijkan
pengambilan keputusan sebuah memerlukan legislatif yang lebih
kebijakan. Konsepsi difusi kebijakan juga profesional, dan pengetahuan yang
dapat dijumpai dari pandangan Braun cukup untuk mengubah dan
dan Gilardi (2006); Maggetti dan Gilardi memengaruhi proses adopsi (Baybeck,
(2015); Gilardi (2016) memberikan Berry, & Siegel, 2011; Fay & Wenger,
pengertian difusi kebijakan adalah 2015).
process whereby policy choices in one unit
are influenced by policy choices in other Dynamic System Model
units. Disisi lain difusi kebijakan Model ini kurang terungkap
dianggap sebagai concerns the spread of melalui studi dalam negeri yang dapat
policies from government to government ditelusuri dari berbagai literatur ilmiah
(Volden, Ting, & Carpenter, 2008; Shipan yang dipublikasikan, namun model ini
& Volden, 2008; Nicholson-Crotty & telah digunakan untuk mendapatkan
Carley, 2016). berbagai opsi kebijakan pada negara-
Sebelum kebijakan dirumuskan negara maju, sebagian negara
perlu dipertimbangkan melakukan studi berkembang, dan sering digunakan
kelayakan terhadap sebuah kebijakan untuk proses kebijakan diberbagai
yang akan diputuskan, pernyataan ini sektor dengan mem-pertimbangkan
juga direkomendasikan oleh beberapa kausalitas diantara beberapa

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 27
Lesmana Rian Andhika

kemungkinan yang mem-pengaruhi. situasi dinamis yang menunjukkan


Model ini juga bukanlah sesuatu yang potensi pengembangan perencanaan
baru ratusan jurnal ilmiah, dan puluhan kebijakan tingkat lanjut untuk mewakili
buku ilmiah dari luar negeri dan menganalisis dinamika perubahan
mengungkapkan pengunaan model ini yang menyebabkan kebijakan baik atau
dalam proses awal kebijakan. tidak.
Istilah dinamis mengacu pada Beberapa pengunaan model
fenomena yang menghasilkan pola dinamis dalam kebijakan dapat
perubahan, karakteristik, pada satu ditelusuri dari beberapa studi yang
waktu saling terkait dengan yang ada di pernah dilakukan. Kiani dan
waktu lain. Istilah ini hampir sama Pourfakhraei (2010) mengungkapkan,
dengan time-evolution atau pattern of diantara tiga strategi yang dinamis
change. Sistem dinamis adalah sebuah antara conter effect, umpan balik, dan
model dalam ilmu matematika. Biasanya sistem penawaran dan pembelian akan
digunakan dalam menganalisis konsep mempertimbangkan sektor ekonomi dan
engineering disciplines, seperti electrical, sektor lain dari berbagai kemungkinan
mechanical, civil, dan chemical pengaruh terhadap kebijakan energi
engineering dan berkembang untuk (kasus negara Iran). Sayyadi dan Awasthi
menganalisis berbagai model (2016) mengusulkan model dynamic
pendekatan dalam studi ekonomi, system model dalam mengevaluasi
demografi, dan sosial. Namun banyak kebijakan transportasi untuk
sistem dinamis dapat dipahami dan perencanaan sistem transportasi
dianalisis secara intuitif, tanpa berkelanjutan dangan memperhatikan
menggunakan matematika dan tanpa kausalitas antara sistem transportasi,
pengembangan teori dinamika umum hubungan yang saling memengaruhi, dan
(Luenberger, 1979; Rowell & Wormley, evolusi perilaku masyarakat yang terus
1997). Hampir semua fenomena yang berubah (kasus yang umum terjadi di
diamati dalam kehidupan kita sehari- setiap negara).
hari atau dalam penelitian ilmiah Dynamic System Model dapat
memiliki aspek dinamis yang penting. membangun hubungan kausalitas yang
Contoh studi kebijakan, merupakan diperlukan dalam proses awal kebijakan,
seperangkat aturan yang ada dalam dan juga mencakup semua entitas
pemerintah, sektor bisnis, maupun hubungan utama efek kausalitas. Model
organisasi non pemerintah. Kebijakan ini juga sebagai alat mendukung setiap
tidak hanya bercerita tentang cara keputusan praktis yang memungkinkan
perumusan, pelaksanaan dan evaluasi, untuk menguji efektivitas berbagai
yang terpenting kebijakan tersebut akan skenario kebijakan (Rashedi & Hegazy,
menimbulkan berbagai implikasi, 2015; Bérard, Cloutier, & Cassivi, 2016).
kausalitas, memberikan perubahan pada Duggan (2016) menyebut, the model
stuktur organisasi, ekonomi, building process focuses on a part of
pengembangan sosial budaya dan reality that needs to be understood and
berbagai area. Implikasi ini yang managed, and creates an external and
seharusnya dapat dipahami sebagai explicit representation, in the form of a

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 28
Lesmana Rian Andhika

model, of this reality. Disisi lain indikasikan tingkat ketidakpercayaan


penggunaan dynamic system model publik mulai meningkat.
sebagai petunjuk untuk pengembangan Salah satu penyebab yang dapat
kebijakan (Coyle, 1996). Petunjuk itu meningkatkan atau menurunkan ke-
diterjemahkan dalam berbagai aktivitas percayaan publik terhadap pemerintah
memahami komponen kebijakan itu berupa produk kebijakan yang
seperti struktur kebijakan. Struktur dihasilkan cenderung bertentangan
kebijakan merujuk kepada sesuatu yang dengan aturan yang lebih tinggi dan juga
disusun dengan pola tertentu. Struktur kebijakan itu sering tidak berkualitas
yang tekandung dalam setiap kebijakan terutama kebijak-an yang dihasilkan
memiliki aspek filosofis, nilai, norma, oleh Pemerintah Daerah. Proses
pengaruh (lihat lebih lanjut Kay, 2006). kebijakan tingkat lokal mengisyaratkan
Oleh sebab itu penggunaan perubahan dalam berbagai bentuk
dynamic system model akan lebih penawaran model yang dianggap lebih
mungkin terjadi untuk menghasilkan baik. Berbagai model tersebut bukanlah
kebijakan yang berkualitas, dengan sesuatu yang absolut tetapi bersifat
mempertimbangkan efek dari kebijakan dimanis yang dapat berubah sesuai
itu sendiri terhadap berbagai aktivitas dengan tujuan, kondisi dan kemampuan
disektor lain. Pada tahap perumusan antara legislatif dan eksekutif. Artikel
kebijakan model ini akan penelitian ini menawar-kan pengaruh
mengidentifikasi kausalitas dari terhadap proses awal kebijakan untuk
berbagai sektor/konsep, teori/disiplin mendapatkan kebijakan yang berkualitas
ilmu yang mungkin akan memengaruhi diantara difusi kebijakan dan dynamic
secara signifikan. system model dalam mode simulasi
percobaan. Ketika kebijakan baru akan
diumumkan maka kepercayaan dan
4. SIMPULAN DAN SARAN
ketidakpercayaan publik memberi-kan
Simpulan
respon terhadap kebijakan itu sendiri.
Banyak penyebab mengapa publik Argumentasi ini juga didukung oleh
(warga negara) cenderung percaya berbagai argumentasi dari beberapa
ataupun tidak percaya terhadap praktisi kebijakan publik.
pemerintah. Kasus-kasus penyimpangan
Ketika publik telah percaya
yang terjadi memberikan gambaran
terhadap pemerintah maka yang terjadi
betapa buruknya integritas para
adalah negara lebih leluasa menjalankan
penyelenggara negara, tata kelola dan
setiap kegiatan negara dalam bentuk
pelayanan publik yang buruk. Oleh sebab
program-program pemerintah, investasi
itu berbagai upaya dilakukan pemerintah
akan tumbuh subur yang akan
untuk lebih meningkatkan kepercayaan
meningkatkan prekonomian
publik dengan berbagai inisiasi seperti
masyarakat, dan dengan mudah negara
reformasi birokrasi, pembentukan
dapat mensejahterakan warga
lembaga anti rasuah, dan inisiasi
negaranya. Stabilitas politik akan
lainnnya. Ketika masyarakat melakukan
menghasilkan berbagai implikasi
respon terhadap pemerintah meng-
kebijakan yang berpihak kepada

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 29
Lesmana Rian Andhika

kepentingan umum yang juga akan Economics, 125(3), 1015-1049.


menjaga stabilitas negara secara umum. doi:10.3386/w14648
Anderson, J. E. (2015). Public
Saran Policymaking: An Introduction
Saran yang dapat diusulkan sebagai (8th ed.). Stamford, CT: Cengage
inti sari untuk memberikan kontribusi Learning.
Attard, J., Orlandi, F., Scerri, S., & Auer, S.
pemikiran lebih lanjut adalah pertama
(2015). A Systematic Review of
area pemerintah, melakukan berbagai Open Government Data
bentuk inovasi kebijakan berkualitas Initiatives. Government
dengan cara melakukan simulation Information Quarterly, 32(4), 399-
testing model dalam proses awal 418.
kebijakan. Kedua area sistem politik, doi:10.1016/j.giq.2015.07.006
kondisi politik yang stabil akan Autant-Bernard, C., Fadairo, M., &
Massard, N. (2013). Knowledge
cenderung menghasilkan berbagai
Diffusion and Innovation Policies
produk kebijakan yang berkualitas, Within The European Regions:
berimplikasi terhadap aktivitas Challenges Based on Recent
pemerintah untuk menjalankan setiap Emperical Evidence. Research
program. Ketiga, kepercayaan publik Policy, 42(1), 196-210.
yang meningkat akan memudahkan doi:10.1016/j.respol.2012.07.00
pemerintah untuk perencanaan dan 9
Baybeck, B., Berry, W. D., & Siegel, D. A.
pembangunan nasional berkelanjutan,
(2011). A Strategic Theory of
ketidakpercayaan publik adalah hal yang Policy Diffusion via
biasa terjadi sebagai respon terhadap Intergovernmental Competition.
berbagai aktivitas pemerintah. Ketidak- The Journal of Politics, 73(1), 232-
percayaan ini menjadi peringatan 247.
kepada pemerintah untuk lebih doi:10.1017/S00223816100009
88
berupaya mencari cara meningkatkan
Bender, K., Keller, S., & Willing, H. (2014).
kepercayaan publik melalui kebijakan The Role of International Policy
pro rakyat. Akhirnya saran untuk peneliti Transfer and Diffusion for Policy
lain, agar dapat menggungkapkan model Change in Social Protection-A
yang berbeda dalam mendesain ulang Review of the State of the Art.
proses awal kebijakan tingkat lokal, agar International Policy Learning and
diketahui ragam bentuk model yang Policy Change: Scientific Inputs for
the Dialogue on Social Protection
dapat dijadikan pilihan dan diadopsi
with Global Partners (pp. 1-18).
untuk memroduksi kebijakan yang Bonn: Deutsche Gesellschaft für
berkualitas dari sudut pandang, dan Internationale Zusammenarbeit
mungkin saja dari disiplin ilmu yang (GIZ) GmbH and Bonn-Rhein-Sieg
berbeda. University of Applied Sciences /
International Centre for
Sustainable Development (IZNE).
5. DAFTAR PUSTAKA Bérard, C., Cloutier, L. M., & Cassivi, L.
(2016). The Effects of Using
Aghion, P., Algan, Y., Cahuc, P., & Shleifer, System Dynamics-Based Decision
A. (2010). Regulation and Support Models: Testing Policy-
Distrust. The Quarterly Journal of

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 30
Lesmana Rian Andhika

Makers’ Boundaries in a Complex Chen, W. Y., & Hua, J. (2015). Citizens'


Situation. Journal of Decision Distrust of Government and Their
Systems, 26(1), 45-63. Protest Responses in a Contingent
doi:10.1080/12460125.2016.120 Valuation Study of Urban Heritage
4212 Trees in Guangzhou, China.
Bianco, W. T. (1994). Trust: Journal of Environmental
Representatives and Constituents. Management, 155, 40-48.
Michigan: The University of doi:10.1016/j.jenvman.2015.03.0
Michigan Press. 02
Blind, P. K. (2006). Building Trust in Cheung, A. B. (2013). Public Governance
Government int the Twenty-Firts Reform in Hong Kong: Rebuilding
Century: Review of Literature and Trust and Governability.
Emerging Issues. 7th Global International Journal of Public
Forum on Reinventing Government Sector Management, 26(5), 421-
Building Trust in Government (pp. 436. doi:10.1108/IJPSM-05-
1-31). Vienna: United Nations. 2013-0070
Boushey, G. (2010). Policy Diffusion Cierco, T. (2013). Public administration
Dynamics in America. New York, reform in Macedonia. Communist
NY: Cambridge University Press. and Post-Communist Studies,
Bovens, M., & Hart, P. (2016). Revisiting 46(4), 481-491.
the Study of Policy Failures. doi:10.1016/j.postcomstud.2013.
Journal of European Public Policy, 08.002
23(5), 653-666. Coyle, R. (1996). System Dynamics
doi:10.1080/13501763.2015.112 Modelling: A Practical Approach.
7273 New York: Springer-
Bozeman, B. (2000). Bureaucracy and Science+Business Media.
Red Tape. New Jersey: Prentice Duggan, J. (2016). System Dynamics
Hall. Modeling with R. Switzerland :
Braun, D., & Gilardi, F. (2006). Taking Springer International Publishing.
'Galton's Problem Seriously: Fähnrich, B. (2013). Integrating Concepts
Towards Theory of Policy of International Governmental
Diffusion. Journal of Theoretical Communication A Framework for
Politics, 18(3), 298-322. Further Research. Studies in
doi:10.1177/095162980606435 Communication Sciences, 13(1),
1 15-23.
Caiden, G. E. (1991). What Really Is doi:10.1016/j.scoms.2013.01.001
Public Maladministration? Public Fay, D. L., & Wenger, J. B. (2015). The
Administration Review, 51(6), Political Structure of Policy
486-493. Diffusion. The Policy Studies
Caiden, G. E. (2009). Administrative Journal, 44(3), 349-365.
Reform. Chicago: Aldine doi:10.1111/psj.12122
Transaction. Frederickson, et al. (2012). The Public
Chanley, V. A., Rudolph, T. J., & Rahn, W. Administration Theory Primer.
H. (2000). The Origins and Boulder: Westview Press.
Consequences of Public Trust in Fukuyama, F. (1995). Trust: The Social
Government. Public Opinion Virtues and the Creation of
Quarterly, 64(3), 239-256. Prosperity. New York, NY: Free
doi:10.1086/317987 Press.

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 31
Lesmana Rian Andhika

Fuoli, M., & Paradis, C. (2014). A Model of Governance in Indonesia.


Trust-Repair Discourse. Journal of Switzerland: Springer
Pragmatics, 74, 52-69. International Publishing AG.
doi:10.1016/j.pragma.2014.09.0 Jaccard, J., & Jacoby, J. (2010). Theory
01 Construction and Model-Building
Gerston, L. N. (2010). Public Policy Skills: A Practical Guide for Social
Making Process and Principles Scientists. New York, NY: Guilford
(3rd ed.). New York: M.E. Sharpe. Press.
Gilardi, F. (2016). Four Ways We Can Kay, A. (2006). The Dynamics of Public
Improve Policy Diffusion Policy: Theory and Evidence.
Research. State Politics & Policy Cheltenham: Edward Elgar.
Quarterly, 16(1), 8-21. Kementrian Dalam Negeri. (2016, Juni
doi:10.1177/153244001560876 21). Unggah 3.143 Perda,
1 Mendagri Berterimakasih ke
Grindle, M. S. (1980). Politics and Policy Semua Pihak. Retrieved from
Implementation in the Third Kementrian Dalam Negeri :
World. New Jersey: Princeton http://www.kemendagri.go.id/n
University Press. ews/2016/06/21/unggah-3143-
Grindle, M. S., & Thomas, J. W. (1989). perda-mendagri-berterimakasih-
Policy Makers, Policy Choices, and ke-semua-pihak
Policy Outcomes: The Political Kiani, B., & Pourfakhraei, M. A. (2010). A
Economy of Reform in Developing System Dynamic Model for
Countries. Policy Science, 22(3-4), Production and Consumption
213-248. Policy in Iran Oil and Gas Sector.
doi:10.1007/BF00136320 Energy Policy, 38(12), 7764-7774.
Grimmelikhuijsen, S., & Knies, E. (2015). doi:10.1016/j.enpol.2010.08.036
Validating a Scale for Citizen Trust Kim, S. (2010). Public Trust in
in Government Organizations. Government in Japan and South
International Review of Korea: Does the Rise of Critical
Administrative Science, 0(0), 1-19. Citizens Matter? Public
doi:10.1177/002085231558595 Administration Review, 70(5),
0 801-810. doi:10.1111/j.1540-
Hacek, M., Kukovic, S., & Brezovsek, M. 6210.2010.02207.x
(2013). Problems of Corruption Kim, S., & Han, C. (2014). Administrative
and Distrust in Political and Reform in South Korea: New
Administrative Institutions in Public Management and the
Slovenia. Communist and Post- Bureaucracy. International
Communist Studies, 46(2), 255- Review of Administrative Science,
261. 0(0), 1-19.
doi:10.1016/j.postcomstud.2013. doi:10.1177/002085231455803
03.004 4
Hardin, R. (2002). Trust and Lenard, P. T. (2015). The Political
Trustworthiness. New York: Philosophy of Trust and Distrust
Russell Sage Foundation. in Democracies and Beyond. The
Hill, M. (2005). The Public Policy Process Monist, 98(4), 353–359.
(4th ed.). Essex: Pearson doi:10.1093/monist/onv017
Education. Lindstedt, C., & Naurin, D. (2010).
Holzhacker, R. L., Wittek, R., & Woltjer, J. Transparency is not Enough:
(2016). Decentralization and Making Transparency Effective in

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 32
Lesmana Rian Andhika

Reducing Corruption. OECD. (2016, 12 12). Trust in


International Political Science Government. Retrieved from
Review, 31(3), 301-322. OECD:
doi:10.1177/019251211037760 http://www.oecd.org/gov/trust-
2 in-government.htm
Lindvall, J. (2011). The Political Ombudsman Republik Indonesia. (2016).
Foundations of Trust and Laporan Tahunan 2015. Jakarta:
Distrust: Reforms and Protests in Ombudsman Republik Indonesia.
France. West European Politics, Oomsels, et al. (2016). Functions and
34(2), 296-316. Dysfunctions of
doi:10.1080/01402382.2011.546 Interorganizational Trust and
575 Distrust in the Public Sector.
Luenberger, D. G. (1979). Introduction to Administration & Society, 1-29.
Dynamic System: Theory, Models doi:10.1177/009539971666797
and Applications. New York: John 3
Wiley & Sons. O'Toole, L. J. (1986). Policy
Maggetti, M., & Gilardi, F. (2015). Recommendations for Multi-
Problems (and Solutions) in the Actor Implementation: An
Measurement of Policy Diffusion Assessment of the Field. Journal of
Mechanisms. Journal of Public Public Policy, 6(2), 181-210.
Policy, 00(0), 1-21. doi:10.1017/S0143814X000064
doi:10.1017/S0143814X140003 86
5X Peisakhin, L. (2012). Transparency and
Marková, I., & Gillespie, A. (2012). Trust Corruption: Evidence From India.
and Conflict: Representation, The Journal of Law & Economics,
Culture and Dialogue. East Sussex: 55(1), 129-149.
Routledge. doi:10.1086/663727
Meseguer, C., & Gilardi, F. (2009). What is Purwanto, E. A., & Sulistyastuti, D. R.
New in the Study of Policy (2015). Implementasi Kebijakan
Diffusion? Review of International Publik; Konsep dan Aplikasinya di
Political Economy, 16(3), 527-543. Indonesia (2nd ed.). Yogyakarta:
doi:10.1080/096922908024092 Gava Media.
36 Rashedi, R., & Hegazy, T. (2015).
Michels, A., & Graaf, L. D. (2010). Strategic Policy Analysis for
Examining Citizen Participation: Infrastructure Rehabilitation
Local Participatory Policy Making Using System Dynamics. Structure
and Democracy. Local and Infrastructure Engineering,
Government Studies, 36(4), 477- 12(6), 667-681.
491. doi:10.1080/15732479.2015.103
doi:10.1080/03003930.2010.494 8723
101 Rindermann, H., Kodila-Tedika, O., &
Nicholson-Crotty, S., & Carley, S. (2016). Christainsen, G. (2015). Cognitive
Effectiveness, Implementation, Capital, Good Governance, and the
and Policy Diffusion: Or “Can We Wealth of Nations. Intelligence, 51,
Make That Work for Us?”. State 98-108.
Politics & Policy Quarterly, 16(1), doi:10.1016/j.intell.2015.06.002
78-97. Rosanvallon, P. (2008). Counter
doi:10.1177/153244001558876 Democracy: Politics in an Age
4

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 33
Lesmana Rian Andhika

Distrust. New York: Cambridge Shipan, C. R., & Volden, C. (2012). Policy
University Press. Diffusion: Seven Lessons for
Rosenbloom, D. H., O'Leary, R., & Chanin, Scholars and Practitioners. Public
J. (2010). Public Administration Administration Review, 72(6),
and Law (3rd ed.). Boca Raton, FL: 788-796. doi:10.111/j.1540-
CRC Press. 6210.2012.02610.x.
Rowell, D., & Wormley, D. N. (1997). Smith, K. B., & Larimer, C. W. (2009). The
System Dynamics: An Introdustion. Public Policy Theory Primer.
Upper Saddle River, NJ: Prentice- Boulder, CO: Westview Press.
Hall. Stewart, J. (2009). Public Policy Values.
Salminen, A., & Ikola-Norrbacka, R. Hampshire: Palgrave Macmillan.
(2010). Trust, Good Governance Tambulasi, R. I., & Kayuni, H. M. (2007).
and Unethical Actions in Finnish Decentralization Opening a New
Public Administration. Window for Corruption: An
International Journal of Public Accountability Assessment of
Sector Management, 23(7), 647- Malawi’s Four Years of
668. Democratic Local Governance.
doi:10.1108/095135510110789 Journal of Asian and African
05 Studies, 42(2), 163-183.
Sayyadi, R., & Awasthi, A. (2016). A doi:10.1177/002190960707486
System Dynamics Based 6
Simulation Model to Evaluate Tang, M., & Huhe, N. (2014). The Variant
Regulatory Policies for Effect of Decentralization on
Sustainable Transportation Trust in National and Local
Planning. International Journal of Governments in Asia. Political
Modelling and Simulation, 37(1), Studies, 64(1), 216-234.
25-35. doi:10.1111/1467-9248.12177
doi:10.1080/02286203.2016.121 Tholen, B. (2015). Citizen Participation
9806 and Bureaucratization: the
Saz-Carranza, A., & Serra, A. (2009). Participatory Turn Seen Through
Institutional Sources of Distrust a Weberian Lens. International
in Government Contracting. Review of Administrative Sciences,
Public Management Review, 11(3), 0(0), 1-19.
263-279. doi:10.1177/002085231454815
doi:10.1080/147190309027982 2
06 Tolbert, P. S. (2010, May 04). Robert
Shabbir, C. C., & Rondinelli, D. A. (2007). Michels and the Iron Law of
Decentralization Governance Oligarchy. Retrieved from Cornell
Emerging Concept and Practice. University, ILR School:
Washington DC: Brooking http://digitalcommons.ilr.cornell
Institute Press. .edu/articles/397/
Shipan, C. R., & Volden, C. (2008). The Trägårdh, L. (2013). Commentary: The
Mechanisms of Policy Diffusion. Politics of Distrust. Journal of Civil
American Journal of Political Society, 9(1), 100-104.
Science, 52(4), 840-857. Retrieved doi:10.1080/17448689.2013.784
from 503
http://www.jstor.org/stable/251 Vincent, A. (2010). Modern Political
93853 Ideologies (3rd ed.). West Sussex:
Wiley-Blackwell.

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)


Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah,
Vol. 3 (1), April 2018 - 34
Lesmana Rian Andhika

Volden, C., Ting, M. M., & Carpenter, D. P. PROFIL SINGKAT


(2008). A Formal Model of Lesmana Rian Andhika, lahir di
Learning and Policy Diffusion. The
Aceh Tenggara, 23 Agustus 1981.
American Political Science Review,
102(3), 319-332. Retrieved from Menamatkan pendidikan S1 Ilmu
http://www.jstor.org/stable/276 Ekonomi Manajemen di STIE Harapan
44523 Medan pada tahun 2005 dan
Walker, J. L. (1969). The Diffusion of menyelesaikan pendidikan Magister
Innovations Among The American Administrasi Publik di Universitas
States. American Political Science Pasundan (UNPAS) Bandung pada tahun
Review, 63(3), 880-899. Retrieved
2012. Saat ini aktif menjalani tugas
from
http://www.jstor.org/stable/195 belajar pada FISIP Program Doktor Ilmu
4434 Administrasi Konsentrasi Administrasi
Walle, S. V., & Bouckaert, G. (2003). Publik Universitas Padjadjaran (UNPAD)
Public Service Performance and Bandung dari tahun 2015-sekarang.
Trust in Government: The
Problem of Causality.
International Journal of Public
Administration, 26(8-9), 891-913.
doi:10.1081/PAD-120019352
Walle, S. V., & Six, F. (2014). Trust and
Distrust as Distinct Concepts:
Why Studying Distrust in
Institutions is Important. Journal
of Comparative Policy Analysis:
Research and Practice, 16(2), 158-
174. doi:
10.1080/13876988.2013.785146
Walle, S. V., Roosbroek, S. V., & Bouckaert,
G. (2008). Trust in the Public
Sector: Is There Any Evidence for
a Long-Term Decline?
International Review of
Administrative Science, 74(1), 47-
64.
doi:10.1177/002085230708573
3
Wilkes, R. (2015). We Trust in
Government, Just Not in Yours:
Race, Partisanship, and Political
Trust, 1958–2012. Social Science
Research, 49(1), 356-371.
doi:10.1016/j.ssresearch.2014.0
8.008

Copyright © 2018, JIP, ISSN: 2503-4685 (Print), ISSN: 2528-0724 (Online)

Anda mungkin juga menyukai